PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w86_s-28 hlm. 30-32
  • Ia Lebih Mentaati Allah Sebagai Penguasa Dari Pada Manusia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Ia Lebih Mentaati Allah Sebagai Penguasa Dari Pada Manusia
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-28)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Asal Mula Ajaran Alkitab dari Hus
  • Kesaksian Di Hadapan Konsili di Konstansa
  • Apa yang Telah Dicapai oleh Hus
  • Bagaimana Alkitab Tersedia bagi Kita​—Bagian Kedua
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Reformasi—Pencarian Menempuh Arah Baru
    Pencarian Manusia akan Allah
  • Alkitab—Buku Berisi Fakta dan Nubuat
    Pelayanan Kerajaan Kita—2009
  • Martin Luther—Sang Pria dan Warisannya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2003
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-28)
w86_s-28 hlm. 30-32

Ia Lebih Mentaati Allah Sebagai Penguasa Dari Pada Manusia

”Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”

KIRA-KIRA 2.000 tahun yang lalu, kata-kata yang berani ini bergema di balai Sanhedrin di Yerusalem. Sekelompok orang Kristen abad pertama ditanyai oleh imam besar Yahudi. Mereka ditangkap di bait ketika sedang mengajar sekumpulan orang banyak. Malaikat Yehuwa telah memerintahkan mereka untuk pergi ke sana dan memberitakan Firman Allah. Imam-imam telah memberitahu mereka agar tidak melakukan hal itu. Siapa yang akan saudara taati dalam keadaan sedemikian? Orang-orang Kristen tersebut tidak merasa bimbang. Mereka akan lebih mentaati Allah sebagai penguasa dari pada manusia.—Kisah 5:17-32.

Selama berabad-abad yang telah berlalu sejak waktu itu, orang-orang lain mengikuti teladan mereka yang berani apabila para pemimpin agama itu sendiri, seperti imam-imam Yahudi pada abad pertama, tidak mau mendengar kebenaran dan berusaha mencegah orang-orang lain untuk mendengarkannya. (Matius 23:13) Pada awal abad ke-15, John Husa (1371-1415) mengemukakan kata-kata yang sama itu ketika ia diperintahkan untuk tidak mengabar di tempat kelahirannya, Bohemia (bagian dari Cekoslowakia modern). Ia mengakui wewenang tertinggi dari Allah dan FirmanNya pada suatu masa di mana paus dan gereja dianggap yang paling tinggi oleh hampir semua orang lain. Bagaimana ia sampai mengambil sikap ini?

Asal Mula Ajaran Alkitab dari Hus

John Hus dibesarkan oleh ibunya, seorang janda dan petani; jadi untuk mendapat pendidikan tinggi merupakan perjuangan. Ia sering harus bernyanyi di gereja-gereja untuk mencari nafkah. Meskipun ia tidak pandai sekali atau sangat menonjol, ia berhasil mendapat pendidikan tinggi di Universitas Praha dan akhirnya naik menjadi rektor universitas tersebut.

Pada waktu itu, ada banyak pertikaian di universitas antara orang-orang Jerman dan orang-orang Ceko. Hus menjadi pendukung dari perjuangan orang-orang Ceko, dan pengaruhnya bertambah besar ketika ia menjadi penginjil yang lebih kuat kedudukannya. Untuk beberapa waktu, timbul keresahan dan pembicaraan atas banyak penyelewengan yang menyangkut Gereja Katolik Roma, dan hal ini diperbesar dengan menyebarnya tulisan-tulisan dari tokoh reformasi Inggris John Wycliffe. Gerakan Bohemia tidak timbul karena adanya kejadian-kejadian di Inggris; tetapi, hal itu berlangsung pada waktu yang bersamaan. John Hus ternyata tertarik pada tulisan-tulisan Wycliffe, terutama karya On Truth of Holy Scripture (Mengenai Kebenaran Alkitab), yang ia peroleh pada tahun 1407.

Tetapi, ia ditentang oleh Uskup Agung Zbynek dari Praha, yang merasa tersinggung dengan penginjilan Hus dan pada tahun 1410 di depan umum membakar banyak dari tulisan-tulisan Wycliffe. Setelah itu Zbynek melarang semua kegiatan penginjilan kecuali dalam gereja-gereja yang diakui, yang tidak termasuk Kapel Betlehem yang diketuai oleh Hus sendiri. Hus tidak mau mentaati larangan uskup agung, dan mengatakan bahwa ia harus ”lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia dalam hal-hal yang perlu untuk keselamatan.” Ia naik banding kepada paus, dan sesudah itu uskup agung mengucilkan dia. Tetapi Hus tidak goyah, karena ia mendapati bahwa pengertiannya yang lebih dalam telah mempertajam hati nuraninya dan membuatnya lebih peka kepada ajaran-ajaran Alkitab. Ia mengatakan dengan jelas, ”Manusia bisa berdusta, tetapi Allah tidak,” meniru kata-kata rasul Paulus kepada orang Roma. (Roma 3:4) Raja Wenceslas membela gerakan reformasi Hus. Akhirnya Zbynek lari dari negeri itu, dan tidak lama kemudian meninggal.

Perlawanan terhadap Hus timbul lagi ketika ia mengutuk suatu usaha melawan raja dari Napoli dan menyingkapkan penjualan surat-surat indulgensi untuk hal itu, dengan demikian mengganggu penghasilan para imam. Surat indulgensi memungkinkan seseorang untuk mendapat pengampunan dari hukuman sementara dengan membayar uang. Untuk tidak menimbulkan problem atas kota Praha, Hus pergi dan diasingkan sementara waktu di negeri itu. Di sana, pada tahun 1413, ia menulis buku On Simony (Mengenai Penyuapan Imam-Imam), ia menyingkapkan cinta uang dari para pendeta dan dukungan yang diberikan kepada mereka oleh para pejabat duniawi. Sekali lagi, Hus mendapatkan wewenang untuk bertindak dari Firman Allah, dengan mengatakan, ”Setiap orang Kristen yang setia harus memperhatikan benar agar tidak melakukan apapun yang bertentangan dengan Alkitab.”

Hus juga menulis sebuah risalat berjudul De Ecclesia (Mengenai Gereja). Di dalamnya ia menyatakan sejumlah masalah, dan salah satu di antaranya berbunyi, ”Bahwa Petrus tidak pernah, dan bukan kepala dari Gereja.” Ia mendapati bahwa ayat-ayat kunci di Matius 16:15-18 dengan jelas meneguhkan Yesus Kristus sebagai dasar dan kepala dari gereja, yaitu seluruh badan dari orang-orang percaya yang dipanggil. Jadi hukum Kristus yang terdapat dalam Firman Allah itulah yang unggul dan bukan peraturan dari paus. Sebaliknya, kepausan berasal dari kekuasaan imperium Roma.

Kesaksian Di Hadapan Konsili di Konstansa

Gereja Katolik tidak dapat bersabar lagi terhadap penyingkapan-penyingkapan yang dilakukan oleh Hus dan memanggilnya untuk mempertanggungjawabkan pandangan-pandangannya di hadapan Konsili di Konstansa, yang diadakan dari tahun 1414 sampai 1418 dekat Danau Konstansa.b Ia dijebak untuk hadir oleh saudara raja, Kaisar Sigismund, dengan janji akan mendapat jaminan keselamatan, yang ternyata palsu. Tidak lama setelah ia tiba ia ditangkap, namun ia tetap menolak wewenang dari paus dan juga konsili itu.

Ketika konsili menuntut agar Hus menarik kembali gagasan dan ajaran-ajarannya, ia menjawab bahwa ia akan melakukannya dengan senang hati jika ia terbukti salah berdasarkan Alkitab, sesuai dengan 2 Timotius 3:14-16. Hus merasa bahwa hati nuraninya akan selalu mencelanya jika ia membuat pernyataan penarikan kembali yang ditulis dengan kata-kata yang mempunyai dua mengatakan, ”Keinginan saya selalu ialah agar suatu doktrin yang lebih baik dibuktikan kepada saya berdasarkan Alkitab, dan baru setelah itu saya akan rela mengakui kesalahan saya.” Meskipun ia menantang agar anggota yang paling rendah dari konsili memperlihatkan kesalahannya langsung dari Firman Allah, ia dihukum sebagai orang murtad yang keras kepala dan dikirim kembali ke penjara tanpa sesuatu pun dibahas dari Alkitab.

Pada tanggal 6 Juli 1415, Hus secara resmi dihukum di katedral Konstansa. Ia tidak diijinkan untuk menjawab ketika tuduhan-tuduhan atasnya dibacakan. Kemudian jabatannya sebagai imam dicabut di hadapan umum, sedangkan tulisan-tulisannya dibakar di halaman gereja. Ia digiring ke suatu ladang di pinggir kota dan di sana dibakar hidup-hidup pada sebuah tiang. Abunya dikumpulkan dan dibuang ke Sungai Rein untuk mencegah agar tidak ada yang menyimpan peninggalan-peninggalan dari martir ini. Karena hubungannya yang erat dengan John Wycliffe, konsili itu juga menghukum tokoh reformasi itu—yang sudah meninggal—dengan memerintahkan agar jenazahnya dibakar habis dan abunya dibuang ke Sungai Swift di Inggris. Belakangan, pengikut Hus yang paling terkemuka, Jerome dari Praha, juga dibakar pada tiang.

Apa yang Telah Dicapai oleh Hus

Pada abad itu, Hus salah satu dari orang-orang pertama yang berani menentang paus dan juga konsili, dan sebaliknya menerima wewenang tertinggi dari Alkitab. Dengan demikian ia membangkitkan gerakan hak-hak azasi pribadi, untuk kebebasan hati nurani dan kebebasan berbicara.

Lebih dari seratus tahun kemudian, Martin Luther di Jerman dituduh mengulangi kesalahan dari Wycliffe dan Hus. Pasti, Luther mempunyai pandangan dasar yang sama seperti Hus ketika ia mengatakan, ”Kecuali jika saya dihukum oleh Alkitab dan alasan yang jelas—saya tidak menerima wewenang dari paus-paus dan konsili-konsili, karena mereka saling bertentangan—hati nurani saya patuh kepada Firman Allah.” Mungkin itulah sebabnya ia mengatakan, ”Tanpa kita sadari, kita semua adalah pengikut-pengikut Hus.”

Hus, Wycliffe, dan Luther benar-benar telah membangkitkan kembali banyak dari ajaran-ajaran orang Kristen yang mula-mula. Tentu, mereka tidak melaksanakan hal tersebut sepenuhnya karena pada jaman tersebut tidak mudah untuk menyingkapkan masa kegelapan. Namun, mereka semua menyetujui satu hal yang penting: Firman Allah harus didahulukan, tidak soal apa pendapat manusia. Orang Kristen yang pertama berpegang kepada sudut pandangan yang terang, yang sama ini, karena mereka telah diajar oleh sang Majikan, Yesus Kristus sendiri.—Yohanes 17:17; 18:37.

Dewasa ini, orang Kristen harus mengambil pendirian yang sama. Kita mempunyai banyak keuntungan dibanding dengan orang-orang pada abad-abad permulaan tersebut. Pertama, Alkitab tersedia dengan bebas dan dalam banyak bahasa. Kedua, pada hari-hari terakhir ini roh suci orang yang mau menerima telah dibimbing kepada satu pengertian yang lebih luas tentang Alkitab. Apakah saudara sudah menerima pengertian ini? Jika demikian, saudara tidak akan ragu-ragu untuk menganut prinsip yang dengan tegas ditiru oleh John Hus. Dewasa ini, sejumlah besar dari orang-orang, seperti belum pernah terjadi dalam sejarah, hidup selaras dengan kata-kata dari rasul-rasul, ”Kita harus lebih taat kepada Allah dari pada kepada manusia.”—Kisah 5:29.

[Catatan Kaki]

a Kadang-kadang dieja Huss.

b Konsili ialah suatu pertemuan dari uskup-uskup dan para pemimpin lain dari Gereja Katolik untuk membahas dan menyampaikan keputusan-keputusan mengenai doktrin, disiplin, dan soal-soal lain. Sejumlah konsili sedemikian sepanjang sejarah diakui oleh Gereja Roma Katolik.

[Gambar di hlm. 30]

John Hus

[Gambar di hlm. 32]

Alkitab-Alkitab dalam bahasa Cekoslowakia, seperti edisi tahun 1579 yang diperlihatkan di atas, ditentukan harganya oleh para kolektor dewasa ini. John Hus dibakar di tiang siksaan karena ia menghargai apa yang dikatakan Alkitab lebih dari pada perkataan manusia

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan