Buku Alkitab Nomor 13—1 Tawarikh
Penulis: Ezra
Tempat Penulisan: Yerusalem (?)
Selesai Ditulis: ± 460 S.M.
Masa yang Ditinjau: Setelah 1 Tawarikh 9:44: 1077–1037 S.M.
1. Dalam cara apa saja Satu Tawarikh merupakan bagian yang penting dan bermanfaat dari catatan ilahi?
APAKAH buku Satu Tawarikh tidak lebih dari serangkaian daftar keturunan yang membosankan? Apakah buku ini hanya sekedar pengulangan dari buku Samuel dan buku Raja-Raja? Sama sekali tidak! Ini merupakan bagian dari catatan ilahi yang memberi penyuluhan dan yang penting—penting pada zaman penulisannya dalam mengorganisasi kembali bangsa Israel serta ibadatnya, dan penting serta bermanfaat dalam memperlihatkan pola ibadat kepada Allah untuk zaman-zaman yang kemudian, termasuk zaman kita sekarang. Buku Satu Tawarikh memuat beberapa dari kata-kata pujian kepada Yehuwa yang paling indah yang terdapat dalam seluruh Alkitab. Di dalamnya terdapat gambaran pendahuluan yang menakjubkan mengenai Kerajaan Yehuwa yang adil-benar, dan hendaknya ini dipelajari dan diambil manfaatnya oleh semua orang yang mengharapkan Kerajaan itu. Kedua buku Tawarikh sangat dihargai sepanjang sejarah oleh orang Yahudi maupun umat Kristiani. Penerjemah Alkitab, Jerome, mempunyai penilaian yang begitu tinggi mengenai buku Satu dan Dua Tawarikh sehingga ia menganggapnya ”ringkasan dari Perjanjian Lama” dan menegaskan bahwa ”buku-buku itu begitu penting, sehingga orang yang menganggap telah mengenal tulisan-tulisan suci, namun tidak mengetahui isi buku-buku ini, hanya menipu diri saja.”a
2. Mengapa buku Tawarikh ditulis?
2 Kedua buku Tawarikh pada mulanya merupakan satu buku, atau gulungan, yang belakangan dibagi dua agar mudah digunakan. Untuk apa buku Tawarikh ditulis? Pertimbangkanlah latarnya. Pengasingan di negeri Babel telah berakhir kira-kira 77 tahun sebelumnya. Orang Yahudi mendiami kembali negeri mereka. Namun, di bait yang dibangun kembali di Yerusalem terdapat kecenderungan yang berbahaya untuk menyimpang dari ibadat Yehuwa. Ezra diberi wewenang oleh raja Persia untuk mengangkat hakim-hakim dan guru-guru yang akan mengajarkan hukum-hukum Allah (dan hukum-hukum raja) serta memperindah rumah Yehuwa. Daftar silsilah yang saksama dibutuhkan untuk menjamin bahwa hanya orang-orang yang berhak yang melayani sebagai imam dan juga untuk menetapkan warisan suku, dari mana golongan imam mendapat tunjangannya. Mengingat nubuat-nubuat Yehuwa mengenai Kerajaan, juga penting untuk mempunyai catatan yang jelas dan dapat diandalkan tentang garis keturunan dari Yehuda dan dari Daud.
3. (a) Ezra ingin menanamkan apa dalam diri orang Yahudi? (b) Mengapa ia menonjolkan sejarah Yehuda, dan bagaimana ia menandaskan pentingnya ibadat yang murni?
3 Ezra sungguh-sungguh ingin menyadarkan orang Yahudi yang telah kembali ke negeri mereka dari keadaan yang lesu dan menanamkan dalam diri mereka kenyataan bahwa mereka benar-benar ahli waris dari kemurahan Yehuwa yang telah diikat dalam perjanjian. Maka, dalam buku Tawarikh, Ia menaruh di hadapan mereka kisah yang lengkap tentang sejarah bangsa Israel dan asal usul umat manusia, menelusuri kembali sampai kepada manusia pertama, Adam. Karena kerajaan Daud merupakan pokok perhatian utama, ia menonjolkan sejarah Yehuda, dan hampir mengabaikan seluruh catatan kerajaan sepuluh suku yang sama sekali tidak dapat dipulihkan lagi. Ia menggambarkan raja-raja Yehuda yang paling besar sedang sibuk membangun atau memperbaiki bait dan memimpin ibadat kepada Allah dengan bergairah. Ia menyebutkan dosa-dosa agama yang akhirnya mengakibatkan kejatuhan kerajaan itu, seraya menandaskan janji-janji Allah mengenai pemulihan. Ia menandaskan pentingnya ibadat yang murni dengan menarik perhatian kepada banyak rincian berkenaan bait, imam-imamnya, kaum Lewi, para biduan yang ahli, dan sebagainya. Pasti sangat menganjurkan bagi orang Israel untuk memiliki catatan sejarah yang menandaskan alasan kembalinya mereka dari pengasingan—pemulihan ibadat Yehuwa di Yerusalem.
4. Bukti-bukti apa yang membenarkan bahwa Ezra-lah penulis buku Tawarikh?
4 Apa buktinya bahwa Ezra yang menulis buku Tawarikh? Kedua ayat terakhir dari buku Dua Tawarikh sama dengan kedua ayat pertama dari buku Ezra, dan buku Dua Tawarikh berakhir di tengah-tengah sebuah kalimat yang kemudian diselesaikan di Ezra 1:3. Jadi penulis buku Tawarikh pasti juga penulis buku Ezra. Hal ini lebih jauh terbukti dalam hal gaya tulisan, bahasa, susunan kata, dan ejaan buku Tawarikh yang sama dengan buku Ezra. Beberapa dari ungkapan-ungkapan yang terdapat dalam kedua buku ini tidak ada dalam buku-buku Alkitab yang lain. Ezra, yang menulis buku Ezra, pasti juga telah menulis buku Tawarikh. Tradisi orang Yahudi mendukung kesimpulan ini.
5. Bagaimanakah Ezra memenuhi syarat dari segi rohani dan duniawi?
5 Tidak ada orang yang lebih memenuhi syarat daripada Ezra untuk menyusun catatan sejarah yang asli dan saksama ini. ”Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat [Yehuwa] dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel.” (Ezr. 7:10) Yehuwa membantunya dengan roh suci. Penguasa dunia Persia mengakui hikmat Allah dalam diri Ezra dan mempercayakan kekuasaan sipil yang besar dalam distrik hukum Yehuda. (Ezra 7:12-26) Karena diperlengkapi wewenang ilahi dan wewenang raja, Ezra dapat menyusun catatan-catatannya dari dokumen-dokumen terbaik yang tersedia.
6. Mengapa kita dapat yakin akan kebenaran buku Tawarikh?
6 Ezra seorang ahli riset yang luar biasa. Ia menyelidiki catatan-catatan yang lebih tua dari sejarah Yahudi yang telah disusun oleh nabi-nabi yang dapat dipercaya yang menulis peristiwa-peristiwa pada zaman mereka dan yang disusun oleh pencatat-pencatat resmi dan penyimpan arsip rakyat. Beberapa dari tulisan yang diperiksanya merupakan dokumen negara dari Israel dan Yehuda, catatan-catatan mengenai silsilah keturunan, karya sejarah yang ditulis oleh para nabi, dan dokumen-dokumen yang dimiliki oleh suku-suku atau kepala-kepala keluarga. Ezra mengutip dari sekurang-kurangnya 20 sumber keterangan.b Dengan kutipan-kutipan yang terinci ini, secara jujur Ezra memberikan kesempatan kepada orang-orang sezamannya untuk memeriksa sumber-sumber bahannya jika mereka ingin melakukannya, dan ini menambah bobot kepada argumen mengenai dapat dipercayanya dan autentisitas tulisannya. Kita dewasa ini dapat mempunyai keyakinan akan kebenaran buku Tawarikh sama seperti orang Yahudi pada zaman Ezra mempunyai keyakinan demikian.
7. Kapankah buku Tawarikh ditulis, siapa yang menganggapnya autentik, dan jangka waktu manakah yang ditinjaunya?
7 Karena Ezra ”berangkat pulang dari Babel” pada tahun ketujuh dari raja Persia Artahsasta Longimanus, yaitu pada tahun 468 S.M., dan Ezra tidak menulis mengenai kedatangan yang penting dari Nehemia pada tahun 455 S.M., maka buku Tawarikh pasti telah selesai ditulis antara kedua tanggal tersebut, boleh jadi kira-kira pada tahun 460 S.M., di Yerusalem. (Ezr. 7:1-7; Neh. 2:1-18) Orang Yahudi pada zaman Ezra mengakui buku Tawarikh sebagai bagian yang asli dari ’segenap Alkitab yang terilham oleh Allah dan bermanfaat.’ Mereka menyebutnya Div·rehʹ Hai·ya·mimʹ, yang artinya ”Hal Ikhwal Zaman,” atau sejarah tentang zaman atau masa. Kira-kira 200 tahun kemudian, para penerjemah Septuagint Yunani juga memasukkan buku Tawarikh sebagai bagian kanon Alkitab. Mereka membagi buku ini menjadi dua bagian, dan karena mengira bahwa buku ini merupakan pelengkap untuk buku Samuel dan buku Raja-Raja atau untuk seluruh Alkitab pada waktu itu, mereka menamakannya Pa·ra·lei·po·meʹnon, artinya ”Hal-Hal yang Dilewatkan (Tidak Diceritakan; Dihapus).” Meskipun nama ini sebetulnya tidak begitu tepat, tindakan mereka memperlihatkan bahwa mereka menganggap buku Tawarikh sebagai Kitab Suci yang autentik dan terilham. Pada waktu menyusun terjemahan Vulgate Latin, Jerome menyatakan: ”Mungkin lebih berarti jika kita menyebut [buku-buku itu] Khro·ni·konʹ dari seluruh sejarah ilahi.” Rupanya dari kata inilah Alkitab bahasa Inggris memakai nama ”Chronicles” untuk buku ini (Alkitab Indonesia: ”Tawarikh”). Tawarikh adalah sebuah catatan tentang peristiwa-peristiwa dalam urutan kejadiannya. Sesudah menyebutkan silsilah keturunan, buku Satu Tawarikh khusus membicarakan zaman Raja Daud, dari tahun 1077 S.M. sampai waktu kematiannya.
ISI BUKU SATU TAWARIKH
8. Buku Satu Tawarikh terbagi dalam dua bagian mana?
8 Buku Satu Tawarikh ini secara wajar dapat dibagi dalam dua bagian: 9 pasal pertama, yang khusus memuat silsilah, dan 20 pasal terakhir, yang menuturkan peristiwa-peristiwa selama 40 tahun sejak kematian Saul sampai akhir pemerintahan Daud.
9. Mengapa tidak ada alasan untuk mendukung terlambatnya waktu bagi penulisan buku Tawarikh?
9 Silsilah (1:1–9:44). Pasal-pasal ini mendaftarkan silsilah dari Adam sampai garis keturunan Zerubabel. (1:1; 3:19-24) Banyak terjemahan mengacu garis keturunan Zerubabel sampai keturunan kesepuluh. Karena ia kembali ke Yerusalem pada tahun 537 S.M., tidak cukup waktu bagi begitu banyak keturunan untuk dilahirkan sebelum tahun 460 S.M., ketika Ezra rupanya selesai menulis. Meskipun demikian, naskah Ibrani tidak lengkap pada bagian ini, dan tidak dapat ditentukan bagaimana hubungan keluarga dengan Zerubabel dari kebanyakan orang yang didaftar itu. Maka, tidak ada alasan untuk mendukung tanggal yang lebih kemudian bagi penulisan Satu Tawarikh, seperti yang dilakukan beberapa orang.
10. (a) Mula-mula daftar keturunan mana yang diberikan? (b) Pada permulaan pasal dua, garis keturunan mana yang secara logis diikuti? (c) Daftar lain mana juga diberikan, dan ini berakhir dengan apa?
10 Mula-mula disebutkan sepuluh keturunan dari Adam sampai Nuh, lalu sepuluh keturunan sampai Abraham. Putra-putra Abraham dan keturunan mereka; anak cucu dari Esau dan dari Seir, yang berdiam di daerah Pegunungan Seir; dan raja-raja pertama dari Edom didaftarkan. Akan tetapi, mulai pasal dua, catatan lebih mengutamakan keturunan dari Israel, atau Yakub, dari siapa silsilah mula-mula ditelusuri melalui Yehuda dan kemudian sepuluh keturunan sampai kepada Daud. (2:1-14) Daftar juga dibuat untuk suku-suku yang lain, khususnya suku Lewi dan para imam besar, dan berakhir dengan daftar keturunan suku Benyamin. Kisah sejarah ini dalam arti yang ketat kemudian dimulai dengan diperkenalkannya Raja Saul, dari suku Benyamin. Kadang-kadang kelihatan seolah-olah ada pertentangan antara daftar keturunan dari Ezra dengan bagian-bagian Alkitab yang lain. Tetapi, hendaknya diingat bahwa orang-orang tertentu juga dikenal dengan nama lain dan perubahan bahasa serta berlalunya waktu dapat mengubah ejaan dari nama-nama tertentu. Penyelidikan yang saksama menghapus sebagian besar dari kesulitan-kesulitan ini.
11. Berikan contoh mengenai keterangan-keterangan lain yang bermanfaat, yang disisipkan dalam daftar keturunan itu.
11 Di sana sini Ezra menyisipkan daftar keturunannya dengan beberapa keterangan sejarah dan letak geografis dengan tujuan menjelaskan dan memberikan data penting untuk diingat. Misalnya, ketika membuat daftar keturunan Ruben, Ezra menambahkan penjelasan yang penting: ”Anak-anak Ruben, anak sulung Israel. Dialah anak sulung, tetapi karena ia telah melanggar kesucian petiduran ayahnya, maka hak kesulungannya diberikan kepada keturunan dari Yusuf, anak Israel juga, sekalipun [”sehingga,” NW] tidak tercatat dalam silsilah sebagai anak sulung. Memang Yehudalah yang melebihi saudara-saudaranya, bahkan salah seorang dari antaranya menjadi raja, tetapi hak sulung itu ada pada Yusuf.” (5:1, 2) Banyak hal dijelaskan dalam beberapa kata ini. Selain itu, hanya dari buku Tawarikh kita tahu bahwa Yoab, Amasa, dan Abisai semuanya adalah kemenakan Daud, yang membantu kita mengerti berbagai peristiwa yang menyangkut mereka.—2:16, 17.
12. Dalam keadaan bagaimana Saul mati?
12 Ketidaksetiaan Saul menyebabkan kematiannya (10:1-14). Kisahnya dimulai dengan serangan orang Filistin di medan peperangan di Gunung Gilboa. Tiga dari putra-putra Saul, termasuk Yonatan, gugur di situ. Saul terluka. Karena tidak mau jatuh ke tangan musuh, ia mendesak pembawa senjatanya: ”Hunuslah pedangmu dan tikamlah aku, supaya jangan datang orang-orang yang tidak bersunat ini memperlakukan aku sebagai permainan.” Ketika pembawa senjatanya menolak untuk melakukan ini, Saul bunuh diri. Demikianlah Saul mati karena bertindak ”tidak setia terhadap [Yehuwa], oleh karena ia tidak berpegang pada firman [Yehuwa], dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah, dan tidak meminta petunjuk [Yehuwa].” (10:4, 13, 14) Yehuwa menyerahkan kerajaan itu kepada Daud.
13. Bagaimana Daud mencapai sukses dalam kerajaan tersebut?
13 Daud diteguhkan dalam kerajaan (11:1–12:40). Pada waktunya ke-12 suku bergabung dengan Daud di Hebron dan mengurapi dia sebagai raja atas seluruh Israel. Ia berhasil merebut Sion dan ”makin lama makin besarlah kuasa Daud, sebab [Yehuwa yang berbala tentara, NW] menyertainya.” (11:9) Orang-orang yang gagah perkasa diangkat untuk mengepalai bala tentara, dan dengan perantaraan mereka, Yehuwa memberikan ”kemenangan yang besar.” (11:14) Daud mendapat dukungan yang terpadu dari para pejuang yang dengan segenap hati bersepakat untuk menjadikan dia raja mereka. Maka orang-orang di negeri Israel berpesta dan bersukacita.
14. Bagaimana nasib Daud dalam peperangan melawan orang Filistin, dan peristiwa yang membangkitkan iman mana menghasilkan nyanyian yang penuh keriangan?
14 Daud dan tabut Yehuwa (13:1–16:36). Daud menghubungi para pemimpin nasional, dan mereka setuju untuk memindahkan Tabut ke Yerusalem dari Kiryat-Yearim, tempat Tabut tersebut berada selama kira-kira 70 tahun. Di tengah jalan, Uza mati karena dengan tidak hormat mengabaikan petunjuk Allah, dan Tabut itu dibiarkan untuk beberapa waktu di rumah Obed-Edom. (Bil. 4:15) Orang Filistin mulai menyerang lagi, tetapi Daud menumpas mereka dua kali, di Baal-Perasim dan di Gibeon. Atas petunjuk Daud, orang Lewi kemudian mengikuti tata cara teokratis dalam memindahkan Tabut dengan selamat ke Yerusalem. Di sana Tabut itu diletakkan dalam sebuah tenda yang dipasang Daud untuk itu, diiringi tari-tarian dan sukaria. Korban dipersembahkan dan mereka menyanyi. Daud sendiri mempersembahkan nyanyian syukur kepada Yehuwa untuk peristiwa itu. Klimaksnya yang agung diserukan dalam tema: ”Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah orang berkata di antara bangsa-bangsa: ’Yehuwa telah menjadi Raja!’” (1 Taw. 16:31, NW) Betapa menggetarkan hati dan meneguhkan iman peristiwa tersebut! Belakangan, nyanyian Daud ini disesuaikan sebagai dasar untuk nyanyian-nyanyian baru, antara lain Mazmur 96. Nyanyian yang lain terdapat dalam ke-15 ayat pertama dari Mazmur 105.
15. Dengan janji yang menakjubkan mana Yehuwa menjawab keinginan Daud untuk membangun rumah untuk ibadat yang bersatu padu?
15 Daud dan rumah Yehuwa (16:37–17:27). Kemudian suatu penyelenggaraan yang lain dari biasa berlaku di Israel. Tabut perjanjian berada dalam sebuah kemah di Yerusalem, dijaga oleh Asaf dan saudara-saudaranya, sedangkan beberapa kilometer di sebelah barat laut Yerusalem di Gibeon, imam besar Zadok dan saudara-saudaranya mempersembahkan korban-korban yang ditugaskan di tabernakel. Karena Daud selalu mengingat untuk menjunjung tinggi dan mempersatukan ibadat Yehuwa, ia menyatakan keinginannya untuk membangun sebuah rumah untuk tabut perjanjian Yehuwa. Namun Yehuwa menyatakan bahwa bukan Daud melainkan putranya yang akan membangun sebuah rumah bagi Dia dan bahwa Ia akan ”mengokohkan takhtanya untuk selama-lamanya,” memperlihatkan kasih kemurahan seperti seorang bapa terhadap seorang putra. (17:11-13) Janji Yehuwa yang menakjubkan ini—perjanjian mengenai kerajaan yang kekal—menggugah hati Daud. Perasaan syukurnya melimpah dalam permohonan agar nama Yehuwa ”menjadi teguh dan besar untuk selama-lamanya” dan agar berkat-Nya dicurahkan atas rumah tangga Daud.—17:24.
16. Yehuwa menepati janji apa melalui Daud, tetapi bagaimana Daud berdosa?
16 Penaklukan-penaklukan Daud (18:1–21:17). Dengan perantaraan Daud, Yehuwa sekarang memenuhi janji-Nya untuk memberikan seluruh Negeri Perjanjian kepada benih Abraham. (18:3) Dalam serangkaian aksi militer yang cepat, Yehuwa memberikan ”kemenangan kepada Daud” ke manapun ia pergi. (18:6) Dengan kemenangan-kemenangan yang gemilang, Daud menaklukkan orang Filistin, menjatuhkan orang Moab, mengalahkan orang Zoba, memaksa orang Siria membayar upeti, dan menaklukkan Edom dan Amon maupun Amalek. Akan tetapi, Setan membujuk Daud untuk mengadakan sensus di negeri Israel dan karena itu ia berdosa. Yehuwa mendatangkan bala sampar sebagai hukuman tetapi dengan berbelaskasihan mengakhiri malapetaka itu di tempat pengirikan Ornan, setelah 70.000 orang mati.
17. Persiapan apa yang diadakan Daud untuk membangun rumah Yehuwa, dan bagaimana Ia memberi semangat kepada Salomo?
17 Persiapan Daud untuk bait (21:18–22:19). Daud menerima pesan dari malaikat dengan perantaraan Gad ”untuk mendirikan mezbah bagi [Yehuwa] di tempat pengirikan Ornan, orang Yebus itu.” (21:18) Sesudah membeli tanah itu dari Ornan, Daud dengan taat mempersembahkan korban-korban di sana dan berseru kepada Yehuwa, yang kemudian menjawab dia ”dengan menurunkan api dari langit ke atas mezbah korban bakaran itu.” (21:26) Daud menarik kesimpulan bahwa Yehuwa ingin agar rumah-Nya dibangun di situ, dan ia mulai menyediakan dan mengumpulkan bahan-bahan bangunan, katanya: ”Salomo, anakku, masih muda dan kurang berpengalaman, dan rumah yang harus didirikannya bagi [Yehuwa] haruslah luar biasa besarnya sehingga menjadi kenamaan dan termasyhur di segala negeri; sebab itu baiklah aku mengadakan persediaan baginya!” (22:5) Ia menjelaskan kepada Salomo bahwa Yehuwa tidak mengizinkan dia untuk membangun rumah tersebut, karena ia seorang prajurit dan telah menumpahkan darah. Ia menasihati putranya agar tabah dan kuat dalam pekerjaan ini, dengan berkata: ”Mulailah bekerja! [Yehuwa] kiranya menyertai engkau!”—22:16.
18. Untuk maksud apa suatu sensus diadakan?
18 Daud mengorganisasi bagi ibadat Yehuwa (23:1–29:30). Suatu sensus diadakan, kali ini selaras dengan kehendak Allah, untuk mengorganisasi kembali dinas para imam dan kaum Lewi. Dinas pelayanan kaum Lewi diuraikan di sini dengan lebih terinci daripada bagian lain manapun dalam Alkitab. Kemudian pembagian tugas dari pegawai-pegawai raja digariskan.
19. Dengan kata-kata apa Daud memberikan tugas kepada Salomo, rancangan apa yang ia sediakan, dan teladan bagus apa yang ia berikan?
19 Menjelang akhir pemerintahannya yang luar biasa, Daud mengumpulkan wakil-wakil seluruh bangsa, ”jemaah [Yehuwa].” (28:8) Raja berdiri. ”Dengarlah, hai saudara-saudaraku dan bangsaku!” Kemudian ia berbicara kepada mereka mengenai keinginan hatinya, yakni ’rumah dari Allah yang sejati.’ Disaksikan mereka semua, ia memberikan tugas kepada Salomo: ”Dan engkau, anakku Salomo, kenallah Allahnya ayahmu dan beribadahlah kepadaNya dengan tulus ikhlas [”sepenuh hati,” NW] dan dengan rela hati, sebab [Yehuwa] menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita. Jika engkau mencari Dia, maka Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi jika engkau meninggalkan Dia maka Ia akan membuang engkau untuk selamanya. Camkanlah sekarang, sebab [Yehuwa] telah memilih engkau untuk mendirikan sebuah rumah menjadi tempat kudus. Kuatkanlah hatimu dan lakukanlah itu.” (28:2, 9, 10, 12) Ia memberikan kepada Salomo yang masih muda rancangan pembangunan yang terinci yang diterima melalui ilham dari Yehuwa, dan memberikan sumbangan yang sangat besar dari kekayaan pribadinya untuk pekerjaan pembangunan—3.000 talenta emas dan 7.000 talenta perak, yang telah disimpannya untuk maksud tersebut. Karena melihat teladan yang begitu bagus, para pangeran dan rakyat memberi tanggapan dengan menyumbangkan emas sebanyak 5.000 talenta dan 10.000 dirham dan perak sebanyak 10.000 talenta, serta banyak besi dan tembaga.c (29:3-7) Rakyat bersukaria atas hak istimewa ini.
20. Klimaks yang agung apa diserukan dalam doa Daud yang terakhir?
20 Daud kemudian memuji Yehuwa dalam doa, mengakui bahwa seluruh persembahan yang limpah ini sebenarnya datang dari tangan-Nya dan memohon agar berkat-Nya terus dicurahkan atas rakyat dan atas Salomo. Doa Daud yang terakhir ini mencapai puncak keindahan pada waktu ia menyanjung kerajaan Yehuwa dan nama-Nya yang mulia: ”Terpujilah Engkau, ya [Yehuwa], Allahnya bapa kami Israel, dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Ya [Yehuwa], punyaMulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya [Yehuwa], punyaMulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari padaMu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tanganMulah kekuatan dan kejayaan; dalam tanganMulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya. Sekarang, ya Allah kami, kami bersyukur kepadaMu dan memuji namaMu yang agung itu.”—29:10-13.
21. Dengan nada yang mulia manakah buku Satu Tawarikh ditutup?
21 Salomo diurapi untuk kedua kalinya dan mulai duduk di atas ”takhta Yehuwa” (NW) menggantikan Daud yang sudah lanjut usia. Sesudah memerintah selama 40 tahun, Daud meninggal dalam ’umur yang lanjut, penuh kekayaan dan kemuliaan.’ (29:23, 28) Ezra kemudian menutup buku Satu Tawarikh dengan nada yang mulia, menandaskan keunggulan kerajaan Daud di atas segala kerajaan dari bangsa-bangsa lain.
MENGAPA BERMANFAAT
22. Bagaimana orang Israel sesama bangsa Ezra mendapat anjuran dari Satu Tawarikh?
22 Orang Israel sesama bangsa dari Ezra mendapat banyak manfaat dari bukunya. Sejarah yang padat dengan pandangannya yang segar dan optimis, membuat mereka menghargai kemurahan Yehuwa yang penuh kasih terhadap mereka demi loyalitas-Nya kepada perjanjian Kerajaan dengan Raja Daud dan demi kepentingan nama-Nya sendiri. Karena mendapat anjuran, mereka dapat melakukan ibadat murni kepada Yehuwa dengan gairah yang diperbarui. Silsilah meneguhkan keyakinan mereka akan imamat yang dilaksanakan di bait yang telah dibangun kembali.
23. Bagaimana Matius, Lukas, dan Stefanus memanfaatkan buku Satu Tawarikh?
23 Buku Satu Tawarikh juga besar manfaatnya bagi sidang Kristen yang mula-mula. Matius dan Lukas dapat menggunakan silsilah dari buku ini untuk menetapkan dengan jelas bahwa Kristus Yesus adalah ”putera Daud” dan sang Mesias dengan hak yang sah. (Mat. 1:1-16; Luk. 3:23-38) Ketika menutup kesaksiannya yang terakhir, Stefanus berbicara mengenai permohonan Daud untuk mendirikan sebuah rumah bagi Yehuwa dan mengenai Salomo yang melaksanakan pembangunan itu. Kemudian ia memperlihatkan bahwa ”Yang Mahatinggi tidak diam di dalam apa yang dibuat oleh tangan manusia,” dan dengan demikian menunjukkan bahwa bait di zaman Salomo menggambarkan perkara-perkara surgawi yang jauh lebih mulia.—Kis. 7:45-50.
24. Apa yang dapat kita tiru dewasa ini dari teladan Daud yang bagus itu?
24 Bagaimana halnya dengan umat Kristiani sejati dewasa ini? Buku Satu Tawarikh seharusnya membina dan menggairahkan iman kita. Ada banyak perkara yang dapat kita tiru dari teladan Daud yang bagus. Betapa berbeda ia dari Saul yang tidak setia, karena ia selalu bertanya kepada Yehuwa! (1 Taw. 10:13, 14; 14:13, 14; 17:16; 22:17-19) Dalam membawa tabut Yehuwa ke Yerusalem, dalam mazmur pujiannya, dalam hal ia mengorganisasi kaum Lewi untuk dinas mereka, dan dalam permohonannya untuk membangun sebuah rumah yang indah bagi Yehuwa, Daud menunjukkan bahwa Yehuwa dan ibadat-Nya merupakan hal pertama dalam pikirannya. (16:23-29) Ia tidak suka mengeluh. Ia tidak mencari hak-hak istimewa bagi diri sendiri tetapi hanya melakukan kehendak Yehuwa. Maka, ketika Yehuwa menugaskan pembangunan dari rumah tersebut kepada putranya, dengan segenap hati ia memberikan instruksi kepada putranya dan memberikan waktu, tenaga, dan kekayaannya dalam mempersiapkan pekerjaan yang akan dimulai setelah kematiannya. (29:3, 9) Sungguh suatu teladan pengabdian yang bagus!—Ibr. 11:32.
25. Satu Tawarikh hendaknya menimbulkan dalam diri kita penghargaan yang bagaimana akan nama dan Kerajaan Yehuwa?
25 Dan perhatikan pasal-pasal penutup dari buku ini yang merupakan puncak. Bahasa yang mengagumkan yang digunakan Daud untuk memuji Yehuwa dan menyanjung ’nama-Nya yang agung,’ hendaknya membangkitkan dalam diri kita penghargaan yang penuh keriangan akan hak istimewa kita dewasa ini untuk memasyhurkan kemuliaan Yehuwa dan Kerajaan-Nya di bawah Kristus. (1 Taw. 29:10-13) Semoga iman dan keriangan kita senantiasa seperti iman dan keriangan Daud seraya kita menyatakan syukur untuk Kerajaan Yehuwa yang kekal dengan mencurahkan diri kita dalam pelayanan-Nya. (17:16-27) Ya, buku Satu Tawarikh membuat tema Alkitab berkenaan Kerajaan Yehuwa dengan perantaraan Benih-Nya bercahaya dengan lebih indah lagi, dan membuat kita menantikan penyingkapan selanjutnya yang mendebarkan dari maksud-tujuan Yehuwa.
[Catatan Kaki]
a Clarke’s Commentary, Jil. II, halaman 574.