PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w87_s-42 hlm. 7-12
  • ”Kuduslah Kamu, . . . ”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Kuduslah Kamu, . . . ”
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-42)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Allah yang Kudus, Penyembah-Penyembah yang Kudus
  • ’Hukum Taurat Itu Kudus, Benar dan Baik’
  • ”Perintah [Yehuwa] Itu Murni”
  • Bersih dalam Dunia yang Najis
  • Menyempurnakan Kekudusan dalam Takut akan Allah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
  • Dibersihkan sebagai Umat untuk Pekerjaan Baik
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
  • ”Kudus, Kudus, Kuduslah Yehuwa”
    Mendekatlah kepada Yehuwa
  • ”Kalian Harus Kudus”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2021
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-42)
w87_s-42 hlm. 7-12

”Kuduslah Kamu, . . . ”

”Hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”—1 PETRUS 1:15, 16.

1, 2. (a) Peringatan apa yang dipertunjukkan pada serban imam besar, dan apa tujuannya? (b) Mengapa kata-kata peringatan akan kekudusan Yehuwa tepat dewasa ini? (c) Nasihat apa yang Petrus berikan mengenai kekudusan?

”KUDUS bagi [Yehuwa].” Kata-kata yang menggugah hati ini dipertunjukkan untuk dilihat oleh semua orang, dengan diukir pada lempengan emas murni yang diikatkan pada serban yang dikenakan oleh imam besar Israel. (Keluaran 28:36-38) Kata-kata itu menjadi tanda istimewa yang mengingatkan bahwa tidak seperti bangsa-bangsa kafir yang menyembah ilah-ilah yang najis, Israel menyembah Allah yang bersih dan kudus.

2 Jika saudara sudah menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa, apakah saudara menghargai betapa murni, bersih, kudus, dan benar Allah yang saudara sembah? Kebenaran dasar sedemikian mungkin nampaknya tidak perlu diingatkan. Bagaimanapun juga, sebagai umat Yehuwa, kita telah diberkati dengan pengertian akan ”perkara Allah yang dalam-dalam”—nubuat-nubuat Alkitab yang rumit, penerapan prinsip-prinsip Alkitab, doktrin-doktrin Alkitab. (1 Korintus 2:10, Bode; bandingkan Daniel 12:4.) Namun, ternyata beberapa orang kurang menunjukkan penghargaan yang sepenuh hati terhadap kekudusan Yehuwa. Mengapa? Karena setiap tahun ribuan orang jatuh ke dalam bentuk-bentuk perbuatan imoralitas. Ribuan orang lain lagi mengundang malapetaka dengan melakukan perbuatan-perbuatan yang hampir-hampir melanggar hukum Alkitab. Jelas, ada yang tidak memahami seriusnya kata-kata di 1 Petrus 1:15, 16, ”Hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”

Allah yang Kudus, Penyembah-Penyembah yang Kudus

3. Apa yang dinyatakan oleh nyanyian Musa tentang Yehuwa?

3 ’Seseorang yang tidak sempurna—kudus? Tidak mungkin!’ saudara mungkin akan berkata. Tetapi, pikirkan latar belakang dari nasihat Petrus. Sang rasul di sini mengutip kata-kata yang mula-mula ditujukan kepada Israel tidak lama setelah mereka keluar dari Mesir. Melalui pembebasan mujizat ini, Yehuwa telah nyata sebagai Pembebas, Penggenap dari janji-janji, ”pahlawan perang”. (Keluaran 3:14-17; 15:3) Dalam nyanyian untuk merayakan bencana yang menimpa orang-orang Mesir di Laut Merah, Musa sekarang menyingkapkan suatu segi lain lagi dari Yehuwa, ”Siapakah yang seperti Engkau, di antara para allah, ya [Yehuwa]; siapakah seperti Engkau, mulia karena [”perkasa dalam”, NW] kekudusanMu.” (Keluaran 15:11) Inilah catatan pertama yang menyebutkan bahwa kekudusan adalah milik Yehuwa.

4. (a) Dalam hal apa Yehuwa ’perkasa dalam kekudusan’? (b) Bagaimana Yehuwa dengan demikian bertentangan dengan ilah-ilah Kanaan?

4 Kata-kata Ibrani dan Yunani yang diterjemahkan ”kudus” dalam Alkitab menyatakan gagasan ’cemerlang, baru, segar, tidak bernoda, dan bersih’. Jadi Musa menggambarkan Yehuwa sebagai bersih dalam tingkat paling unggul, tidak bercela sedikit pun, tanpa kecurangan, sama sekali tidak pernah akan menyetujui kenajisan. (Habakuk 1:13) Yehuwa dengan menonjol sekali bertentangan dengan ilah-ilah dari negeri yang tidak lama lagi akan ditempati orang Israel—Kanaan. Dokumen-dokumen yang digali di Ras Shamra, sebuah kota di sebelah utara pantai Siria, memberikan gambaran sekilas, namun jelas sekali, tentang kuil orang Kanaan. Naskah-naskah ini menggambarkan ilah-ilah yang, menurut buku The Canaanites (Orang-Orang Kanaan) dari John Gray, ”suka berkelahi, dengki, suka membalas dendam, penuh hawa nafsu”.

5, 6. (a) Bagaimana menyembah ilah-ilah yang keji mempengaruhi orang-orang Kanaan? (b) Bagaimana menyembah Allah yang kudus mempengaruhi orang-orang Israel?

5 Maka dapat diperkirakan, kebudayaan Kanaan mencerminkan ilah-ilah keji yang mereka sembah. The Religion of the People of Israel (Agama dari Bangsa Israel) menjelaskan, ”Tindakan meniru ilah-ilah itu dianggap sebagai dinas kepada ilah tersebut. . . . [Dewi seks] Asetart mempunyai sejumlah pelayan pria dan wanita yang digambarkan sebagai orang-orang yang telah dibaktikan . . . Mereka membaktikan diri kepada dinasnya dengan melacur.” Sarjana William F. Albright menambahkan, ”Tetapi, yang paling buruk, segi erotis dari kepercayaan agama mereka pasti telah tenggelam ke dalam jurang kebobrokan sosial yang benar-benar sangat mesum.” Ibadat kepada ”tiang-tiang suci” lambang alat kelamin pria, pengorbanan anak-anak, ilmu gaib, menyihir dengan mantera-mantera, persetubuhan antara saudara-saudara kandung, homoseks, dan persetubuhan dengan binatang—semua ini menjadi ’cara hidup orang-orang’ (NW) di negeri Kanaan.—Keluaran 34:13; Imamat 18:2-25; Ulangan 18:9-12.

6 Yehuwa, sebaliknya, ’perkasa dalam kekudusan’. Ia tidak dapat menyetujui kebobrokan demikian dalam diri penyembahNya. (Mazmur 15) Jadi, tidak seperti ilah-ilah Kanaan yang hina, Yehuwa meninggikan derajat umatNya. Ketika mengucapkan kata-kata yang belakangan dikutip Petrus, Yehuwa berulang kali menasihati, ”Haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus.”—Imamat 11:44; 19:2; 20:26.

’Hukum Taurat Itu Kudus, Benar dan Baik’

7, 8. (a) Bagaimana orang Israel dapat ’menjadi kudus’? (b) Pertentangkan Hukum Taurat Yehuwa dengan Hukum Hamurabi dari Babel.

7 ’Menjadi Kudus’ tidak berarti sempurna atau berlaku pura-pura saleh; ini berarti mentaati suatu kaidah hukum yang luas yang diberikan kepada Israel melalui Musa. (Keluaran 19:5, 6) Dibandingkan hukum nasional lain manapun, Taurat Allah dapat digambarkan sebagai ”kudus, benar dan baik”.—Roma 7:12.

8 Memang, Hukum Hamurabi dari Babel, yang dikatakan mendahului Hukum Musa, mengatur sejumlah pokok yang sama. Beberapa dari peraturan-peraturannya, seperti misalnya hukum tentang ”mata ganti mata” atau ganti rugi, serupa dengan prinsip-prinsip Hukum Musa. Maka para kritikus mengatakan bahwa Musa hanya meminjam hukum-hukumnya dari kaidah hukum Hamurabi. Tetapi, kaidah hukum Hamurabi tidak berbuat lebih banyak selain dari mengagungkan Hamurabi dan melayani kepentingan politiknya. Hukum Allah diberikan kepada Israel ’supaya senantiasa baik keadaan mereka dan supaya mereka dapat tetap hidup’. (Ulangan 6:24) Juga tidak ada banyak bukti bahwa kaidah hukum Hamurabi pernah bersifat mengikat secara hukum di Babel, karena hal itu hanya ”bantuan hukum bagi orang-orang yang mencari nasihat”. (The New Encyclopædia Britannica, edisi 1985, Jilid 21, halaman 921) Tetapi, Taurat Musa bersifat mengikat dan berisi hukuman yang adil bagi mereka yang tidak taat. Dan yang terakhir, kaidah hukum Hamurabi memusatkan perhatian pada cara berurusan dengan mereka yang berbuat salah; hanya 5 dari ke-280 peraturannya merupakan larangan langsung. Tetapi, tujuan dari Taurat Allah ialah untuk mencegah, bukan menghukum perbuatan salah.

9. Apa pengaruh dari Hukum Musa atas kehidupan orang-orang Yahudi?

9 Karena Taurat Musa ”kudus, benar dan baik”, hukum tersebut mempunyai pengaruh yang kuat atas kehidupan pribadi orang-orang Yahudi. Hukum tersebut mengatur ibadat mereka, mengatur diadakannya Sabat untuk berhenti dari pekerjaan, mengendalikan sistem ekonomi bangsa itu, menguraikan beberapa tuntutan berkenaan pakaian, dan memberikan bimbingan yang berfaedah dalam soal-soal pantangan makanan, kegiatan seks, dan kebiasaan dalam kebersihan. Bahkan fungsi-fungsi tubuh yang normal diperhatikan dengan saksama oleh Taurat Musa.

”Perintah [Yehuwa] Itu Murni”

10. (a) Mengapa Taurat membahas begitu banyak bidang kehidupan? (b) Bagaimana Taurat memajukan kebersihan fisik dan kesehatan yang baik? (Termasuk catatan kaki.)

10 Peraturan-peraturan yang sedemikian terinci yang mencakup kehidupan sehari-hari mempunyai tujuan mulia: untuk membuat orang Israel bersih—secara fisik, rohani, mental, dan moral. Misalnya, peraturan-peraturan yang menuntut agar mereka membasuh tubuh, menimbun tinja mereka, mengkarantina orang yang dijangkiti penyakit menular, dan menghindari makanan tertentu semuanya memajukan kesehatan dan kebersihan fisik.a—Keluaran 30:18-20; Imamat, pasal 11; 13:4, 5, 21, 26; 15:16-18, 21-23; Ulangan 23:12-14.

11. Apa artinya jika seseorang najis untuk upacara?

11 Namun, kesehatan yang baik dan kebersihan sebenarnya hanya masalah sekunder dibanding dengan kebersihan rohani. Itulah sebabnya seseorang yang mungkin makan salah satu makanan yang dilarang, mengadakan hubungan seks, atau menyentuh mayat, juga dianggap najis untuk upacara ibadat. (Imamat, pasal 11, 15; Bilangan, pasal 19) Jadi orang yang najis tersebut tidak boleh ambil bagian dalam ibadat—dalam beberapa keadaan dapat dihukum mati! (Imamat 15:31; 22:3-8) Namun apa hubungan larangan sedemikian dengan kebersihan rohani?

12. Bagaimana peraturan-peraturan tentang kebersihan untuk upacara memajukan kebersihan rohani?

12 Ibadat kafir dicirikan dengan pelacuran, penyembahan orang mati, dan pesta-pora. Tetapi The International Standard Bible Encyclopedia menyatakan, ”Perbuatan seks apapun tidak diijinkan sebagai sarana untuk menyembah Yahweh. Maka, semua kegiatan sedemikian dalam hal ini membuat seseorang menjadi najis. . . . Di Israel orang mati mendapat respek yang sepatutnya tetapi sama sekali tidak dipuja secara berlebih-lebihan atau menjadi obyek penyembahan. . . . Selanjutnya ikut serta dalam pesta-pesta dari bangsa-bangsa tetangga yang kafir, termasuk perjamuan makan, adalah hal yang mustahil bagi seorang Israel, karena makanan mereka najis.” Jadi peraturan-peraturan dari hukum Taurat merupakan ”tembok” pemisah dari unsur-unsur yang tidak bersih secara agama.—Efesus 2:14.

13. Bagaimana Hukum Taurat memajukan kebersihan mental?

13 Hukum Taurat juga dirancang untuk menjaga kebersihan mental orang-orang Israel. Ketetapan-ketetapannya berkenaan hubungan seks dalam perkawinan, misalnya, dimaksudkan untuk meninggikan jalan pikiran manusia. (Imamat 15:16-33) Orang Israel belajar mengendalikan diri dalam soal seks, tidak menyerah kepada nafsu yang tidak terkendali seperti orang Kanaan. Taurat bahkan mengajar para penganutnya untuk mengendalikan perasaan dan keinginan mereka, dan mengutuk pikiran yang tamak.—Keluaran 20:17.

14. Bagaimana Hukum Allah unik dalam hal memajukan kebersihan moral?

14 Namun, yang paling menonjol dari semua, ialah ditandaskannya kebersihan moral dalam hukum Taurat. Memang, kaidah hukum Hamurabi juga mengutuk perbuatan salah seperti perzinahan. Tetapi, sebuah artikel dalam The Biblical Archaeologist (Ahli Purbakala Alkitab) menyatakan, ”Berbeda dengan orang-orang Babel dan Asyur yang menganggap perzinahan hanya sebagai kejahatan terhadap hak milik suami, hukum dalam Perjanjian Lama menganggap perzinahan juga sebagai kejahatan yang serius terhadap moralitas.”

15. (a) Gambarkan bagaimana seorang Israel mungkin harus berusaha cukup keras untuk tetap bersih. (b) Bagaimana orang-orang Israel mendapat faedah dari usaha sedemikian?

15 Maka, betapa benar kata-kata pemazmur, ”Perintah [Yehuwa] itu murni, membuat mata bercahaya.” (Mazmur 19:9) Memang, kadang-kadang untuk tetap bersih dituntut banyak usaha. Wanita yang baru menjadi ibu, hanya beberapa minggu setelah kelahiran anaknya harus pergi ke Yerusalem untuk melaksanakan prosedur pentahiran. (Imamat 12:1-8; Lukas 2:22-24) Pria-pria dan wanita-wanita yang sudah menikah harus membersihkan diri untuk upacara setelah mengadakan persetubuhan, maupun juga dalam keadaan-keadaan lain yang ada kaitannya. (Imamat 15:16, 18; Ulangan 23:9-14; 2 Samuel 11:11-13) Jika mereka sungguh-sungguh mentaati hukum Taurat dan menjaga diri tetap bersih, mereka akan ’mendapat faedah’—secara fisik, mental, moral dan rohani. (Yesaya 48:17) Selain itu, pentingnya dan seriusnya menjaga diri tetap bersih ditanamkan dengan teguh kepada mereka. Yang terutama, usaha yang sungguh-sungguh untuk memelihara kekudusan akan menghasilkan perkenan Allah atas mereka.

Bersih dalam Dunia yang Najis

16, 17. (a) Sejauh mana orang-orang Kristen dewasa ini dituntut untuk tetap bersih? (b) Mengapa menjaga diri tetap bersih begitu sulit dewasa ini? (c) Bagaimana tokoh-tokoh terkemuka gagal sebagai panutan?

16 Sekarang kita dapat lebih menghargai kata-kata Petrus kepada orang-orang Kristen, ”Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”—1 Petrus 1:14-16.

17 Harus diakui, ini tidak mudah. Ke manapun kita mengarahkan mata, kita melihat orang-orang mempraktekkan tipu daya, ketidakjujuran, imoralitas seks. The New York Times melaporkan, ”Orang-orang Amerika makin banyak yang memilih untuk hidup bersama sebelum menikah.” Bahkan orang-orang yang terkemuka memberikan contoh-contoh yang buruk. Beberapa dari orang-orang yang paling populer di dunia dewasa ini dalam bidang sport, politik, dan hiburan terang-terangan mempraktekkan bentuk-bentuk kenajisan. ”Benar-benar sangat mengecewakan,” keluh seorang penggemar olahraga, ”untuk mempunyai kepercayaan dalam diri seseorang sebagai panutan tetapi ternyata kehidupan mereka tercela.” Apa problemnya? Beberapa atlet populer mengaku telah menggunakan narkotika. Betapa sering pribadi-pribadi yang dijunjung tinggi sebagai idola menempuh kehidupan najis, ya, bahkan mesum, sebagai pezinah, melakukan percabulan, homoseks, Lesbian, pencuri, pemeras, dan pecandu narkotika! Mereka mungkin kelihatan bersih secara fisik, tetapi mulut mereka dipenuhi bahasa kotor. Mereka mungkin bahkan senang mencemoohkan sopan-santun umum, dengan membual tentang petualangan imoral mereka.

18. Bagaimana banyak orang yang menempuh kehidupan yang najis ’menuai apa yang mereka tabur’?

18 Namun, kata-kata Alkitab tidak mudah dikesampingkan begitu saja, ”Allah tiada boleh diolok-olokkan [”Allah tidak bisa dipermainkan”, BIS]; karena barang yang ditabur orang, itu juga akan dituainya. Karena barang siapa menabur di dalam hawa nafsunya itu akan menuai kebinasaan daripada hawa nafsunya.” (Galatia 6:7, Bode) Tingkah laku yang cabul sering menimbulkan penyakit, atau bahkan kematian sebelum waktunya, karena penyakit seperti misalnya sifilis, gonorrhea, dan AIDS, beberapa dari penyakit-penyakit yang paling menonjol. Tidak seimbang secara mental dan emosi, depresi, dan bahkan bunuh diri juga kadang-kadang merupakan akibat dari gaya hidup dengan kebebasan seks. Jadi walaupun orang-orang yang melakukan praktek-praktek yang imoral itu mungkin akan tertawa mengejek orang-orang yang berusaha menjaga diri bersih, gelak tawa mereka akan berhenti seraya para pengejek itu mulai ’menuai apa yang mereka tabur’.—Bandingkan Roma 1:24-27.

19, 20. Bagaimana kaum pendeta Susunan Kristen membuktikan diri najis secara agama dan moral?

19 Kita juga hidup dalam suatu dunia yang najis secara agama. Kaum pendeta mungkin mengenakan pakaian yang indah, bersih, tetapi mengajarkan praktek-praktek dan doktrin-doktrin Babel yang tidak bersih, seperti misalnya penyembahan berhala, Tritunggal, api neraka, jiwa manusia yang tidak berkematian, dan api penyucian. Mereka sama seperti para pemimpin agama mengenai siapa Yesus mengatakan, ”Celakalah kamu, hal ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.”—Matius 23:27, 28.

20 Kaum pendeta bahkan membiarkan kenajisan di tengah-tengah kawanan mereka. Pribadi-pribadi yang dikenal imoral dan najis—mereka yang mempraktekkan percabulan, para pezinah, pelaku-pelaku homoseks—diijinkan untuk tetap mempunyai kedudukan yang baik. Mengenai ini, Newsweek melaporkan, ”Ahli ilmu jiwa Richard Sipe dari Maryland, bekas pendeta, menyimpulkan bahwa kira-kira 20 persen dari ke-57.000 imam Katolik A.S. adalah pelaku homoseks . . . Kalangan terapis lain menganggap angka yang benar sekarang mungkin lebih mendekati 40 persen.” Ahli teologia Katolik John J. McNeill (seorang homoseks yang diakui), dengan terang-terangan membenarkan homoseksualitas, ”Kasih antara dua orang lesbian atau dua pelaku homoseks, asalkan ini kasih manusiawi yang membangun, tidak berdosa dan juga tidak menjauhkan dua kekasih itu dari rencana Allah, melainkan dapat merupakan kasih yang suci.”—The Christian Century (Abad Kristen).

21. Bagaimana peringatan ”Kudus bagi [Yehuwa]” tepat bagi kita dewasa ini?

21 Maka peringatan yang dipertunjukkan pada serban imam besar lebih tepat lagi sekarang daripada sebelumnya, ”Kudus bagi [Yehuwa].” (Keluaran 28:36) Yehuwa meminta, ya, menuntut, agar kita tetap bersih dalam segala hal! Tetapi bagaimana seseorang dapat melakukan itu? Bidang-bidang apa yang mungkin perlu mendapat perhatian khusus? Artikel berikut akan membahas pertanyaan-pertanyaan ini.

[Catatan Kaki]

a Hal-hal tersebut tidak ada dalam kaidah hukum Hamurabi; juga tidak ditemukan adanya hukum mengenai kebersihan yang serupa di kalangan orang-orang Mesir purba, meskipun mereka mempraktekkan bentuk pengobatan yang relatif sudah maju. Buku Ancient Egypt (Mesir Purba) mengatakan, ”Mantera-mantera dan resep-resep ilmu gaib dengan bebas diselingi [dalam naskah-naskah pengobatan Mesir] dengan resep-resep obat yang rasional.” Tetapi, Taurat Allah, tidak mengandung unsur-unsur tambahan yang mengandung spiritisme melainkan benar-benar baik secara ilmiah. Baru pada jaman modern, misalnya, dokter-dokter melihat perlunya mencuci tangan setelah menyentuh mayat, sesuatu yang dituntut oleh Hukum Musa ribuan tahun yang lalu!—Bilangan pasal 19.

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Ulangan

◻ Bagaimana Yehuwa ’perkasa dalam kekudusan’, dan apa artinya ini bagi para penyembahNya?

◻ Bagaimana Taurat Musa berbeda dari hukum-hukum semua bangsa lain?

◻ Bagaimana Hukum Musa memajukan kebersihan fisik, rohani, mental dan moral?

◻ Bagaimana banyak orang yang menempuh kehidupan yang najis ’menuai apa yang mereka tabur’?

[Gambar di hlm. 8]

Penyembahan kepada ilah-ilah yang keji mengakibatkan kebobrokan bagi orang-orang Kanaan

[Keterangan]

Courtesy of the British Museum, London

[Gambar di hlm. 9]

Kaidah Hukum Hamurabi menghasilkan ketertiban di wilayah itu dan mengagungkan sang raja, tetapi hal itu tidak mendatangkan kekudusan kepada orang-orang Babel

[Keterangan]

Louvre Museum, Paris

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan