PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w81_No40 hlm. 1-5
  • Berpegang Teguh pada ”Injil”!

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Berpegang Teguh pada ”Injil”!
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 40)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • HARAPAN KEBANGKITAN
  • KEBANGKITAN SURGAWI
  • ”TIAP-TIAP ORANG MENURUT URUTANNYA”
  • SUATU KELOMPOK YANG DIPERKENAN
  • SANGAT PENTING
  • Kebangkitan​—Ajaran yang Mempengaruhi Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
  • Kerajaan dan Harapan Kebangkitan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1982 (No. 48)
  • Kebangkitan—Pasti Akan Terjadi!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2020
  • Harapan Kebangkitan Memiliki Kuasa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 40)
w81_No40 hlm. 1-5

Berpegang Teguh pada ”Injil”!

”Kamu teguh berpegang padanya, . . . kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.”—1 Kor. 15:2.

1. Mengapa Paulus bergairah membuktikan adanya kebangkitan?

RASUL Paulus mengakhiri suratnya yang pertama kepada orang-orang di Korintus dengan sebuah diskusi yang bagus sekali mengenai kebangkitan. Mengapa ia begitu bergairah membuktikan adanya kebangkitan? Karena memang cocok untuk keadaan pada waktu itu. Orang-orang Kristen di Korintus dilingkungi oleh dunia yang tamak dan imoral, dan beberapa orang bahkan telah jatuh ke dalam jerat-jerat Setan. Paulus tidak ingin saudara-saudara yang dikasihinya ”sia-sia saja menjadi percaya”, karena hal itu berarti kebinasaan bagi mereka. Sebaliknya ia ingin agar mereka berpegang teguh kepada ”Injil [kabar baik, NW]” yang ia beritakan kepada mereka.

2. (a) Mengapa kita sekarang harus bekerja keras demi ”Injil” itu? (b) Bagaimanakah kebangkitan itu dikaitkan dengan ”Injil” itu?

2 Demikian pula sekarang, kita hidup dalam suatu dunia yang tidak mengenal Allah. Karena itu, kita yang ”menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup” harus bekerja keras seraya berjuang demi ”Injil” itu. (1 Tim. 4:10) ”Injil” ini sekarang berpusat pada berdirinya kerajaan ”Tuhan kita [Yehuwa] dan Dia yang diurapiNya”. Adalah melalui kebangkitan Yesus Kristus beserta 144.000 rekan raja memperoleh kerajaan tersebut, Gunung Sion. Juga melalui kebangkitan sebagian besar umat manusia akan memperoleh wilayah Kerajaan itu di bumi. (Why. 11:15; 14:1; 20:12) Karena itu kebangkitan menjadi suatu pokok yang menonjol dari ”Injil” itu.

HARAPAN KEBANGKITAN

3. Cara bagaimana ajaran kebangkitan bertentangan dengan ajaran jiwa yang tidak berkematian?

3 Jadi, apakah harapan kebangkitan ini? Harapan ini bukanlah sesuatu yang didasarkan atas anggapan bahwa jiwa itu tidak berkematian, sebagaimana diajarkan oleh imperium agama palsu sedunia, baik di dalam maupun di luar Susunan Kristen. Tidak, melainkan suatu harapan bagi jiwa-jiwa yang berkematian! Kata ”kebangkitan” (bahasa Yunani, an·asʹtas·is) muncul kira-kira 40 kali di Alkitab Yunani Kristen dan artinya bangun lagi kepada kehidupan. Supaya bangkit lagi kepada kehidupan, seseorang harus mati dulu, karena kehidupan adalah lawan dari kematian.—Ul. 30:19, 20; Yes. 38:17-19.

4. Apa yang menunjukkan bahwa orang Yahudi dahulu kala tidak percaya akan jiwa manusia yang tidak berkematian melainkan percaya akan suatu kebangkitan di bumi?

4 Di Alkitab Ibrani, tidak terdapat ajaran tentang jiwa manusia yang tidak berkematian. Gagasan itu sama sekali asing bagi orang-orang Yahudi. Namun, ada banyak petunjuk bahwa orang-orang ini percaya akan suatu kebangkitan di bumi. Nampaknya itulah sebabnya mengapa mereka mengira bahwa Yesus boleh jadi ’Yohanes Pembaptis, Elia, Yeremia atau salah seorang dari para nabi yang dibangkitkan’.—Mat. 16:14.

5. Sesuai dengan maksud tujuan Allah, harapan apakah yang dinantikan oleh Abraham dan hamba-hamba Allah lainnya di jaman purbakala?

5 Setelah melukiskan haluan yang setia dari Habel, Henokh, Nuh dan isi rumah Abraham, rasul Paulus memberitahukan kita, ”Dalam iman mereka semua ini telah mati sebagai orang-orang yang tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, tetapi yang hanya dari jauh melihatnya dan melambai-lambai kepadanya dan yang mengakui, bahwa mereka adalah orang asing dan pendatang di bumi ini.” Mereka menantikan suatu kebangkitan, yang akan terjadi di bumi di bawah pemerintahan dari ”kota yang mempunyai dasar”—kerajaan Allah di bawah Mesias. Ketika Abraham yang setia diuji sehubungan dengan mempersembahkan Ishak, ia ”berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati”. Abraham juga percaya akan janji Allah kepadanya bahwa ”oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat”. Masuk akal bahwa bagian terbesar dari bangsa-bangsa itu perlu dibangkitkan supaya dapat menikmati berkat-berkat tersebut melalui ”benih” itu.—Kej. 22:18; Ibr. 11:4-19.

6. Apa yang ditunjukkan oleh kata-kata Ayub dan putra-putra Korah mengenai kebangkitan?

6 Belakangan, Ayub yang tetap setia itu mengajukan pertanyaan, ”Kalau manusia mati, dapatkah ia hidup lagi?” Ayub percaya bahwa memang bisa. Dan ia memperlihatkan iman tersebut dengan memohon kepada Allah agar menyembunyikannya dalam Sheol (kuburan umum dari umat manusia) serta mengingatnya setelah suatu waktu berlalu. (Ayb. 14:13-15) Di Mazmur 45:17, putra-putra Korah menubuatkan bahwa Mesias akan memiliki ”anak-anak” yang akan ia angkat sebagai ”pembesar di seluruh bumi” (NW), selama pemerintahannya seribu tahun. ”Anak-anak” ini termasuk ”para bapa leluhur” yang layak di jamannya yang kepada mereka ia akan menjadi seorang bapa, dengan membangkitkan mereka dari kematian.—Mat. 1:1-16; Luk. 3:23-38.

7. (a) Bagaimanakah tulisan para nabi mendukung harapan akan suatu kebangkitan di bumi? (b) Mengapa kebangkitan Daniel dan orang-orang lain akan menjadi ”kebangkitan yang lebih baik”?

7 Para nabi yang terilham juga menyebutkan tentang suatu kebangkitan, yang mereka tahu akan terjadi di bumi. (Yes. 25:8; 26:19; Hos. 13:14) Menjelang kematiannya, Daniel yang sudah lanjut usia menerima janji, ”Engkau akan beristirahat, dan akan bangkit untuk mendapat bagianmu pada kesudahan zaman.” (Dan. 12:13) Daniel, yang ”karena iman . . . [bahkan] menutup mulut singa-singa”, mengharapkan ”kebangkitan yang lebih baik”. Ini merupakan suatu kebangkitan kepada kehidupan di bawah kerajaan Allah yang telah berdiri, yang berbeda dengan apa yang pernah dilakukan oleh Elia, Elisa, Yesus dan para rasul ketika membangkitkan orang-orang mati yang belakangan mati lagi.—Ibr. 11:33, 35.

8. Pandangan kebangkitan apakah dimiliki oleh utusan dari Yohanes dan Marta?

8 Setelah Yesus memulai pelayanannya, Yohanes Pembaptis yang dipenjara, mengirimkan utusan untuk menanyakan apakah Yesus sungguh-sungguh Sang Mesias. Sesudah melakukan lagi penyembuhan-penyembuhan mujizat, Yesus memberitahukan mereka, ”Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” (Luk. 7:19-23) Jadi, Yesus bukan hanya membuktikan bahwa ia adalah Sang Mesias, tetapi juga sedang membina iman terhadap apa yang akan ia laksanakan melalui kerajaannya, bahkan sampai membangkitkan orang mati. Orang-orang itu mengerti bahwa hal ini akan terjadi di bumi. Demikian pula halnya Marta, ketika belakangan ia berkata kepada Yesus tentang kematian Lazarus, ”Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman.”—Yoh. 11:24.

KEBANGKITAN SURGAWI

9. Bagaimanakah Lazarus dapat menerima harapan kebangkitan surgawi?

9 Seandainya Yesus tidak membangkitkan Lazarus pada waktu itu, harapannya memang untuk dibangkitkan di bumi. Namun Yesus mengadakan mujizat tersebut, dengan menghidupkan kembali Lazarus dari kematian untuk sementara. Tak diragukan lagi, Lazarus hidup melewati hari Pentakosta, tahun 33 M., dan ini berarti ia menerima perkenan tambahan dari Tuhannya, karena pada hari Pentakosta itu ia diperanakkan dengan roh Allah untuk hidup di surga, dengan prospek kebangkitan surgawi di hadapannya. Bagaimana kesempatan ini terbuka?

10. Pandangan keliru apa timbul di jaman Paulus, tetapi bagaimanakah ia membuktikan hal itu salah?

10 Dalam suratnya yang pertama kepada orang-orang Kristen di Korintus, rasul Paulus membahas soal kebangkitan. Beberapa orang di sidang mempersoalkan bahwa ”tidak ada kebangkitan orang mati”. Rupanya mereka telah menerima pandangan bahwa orang-orang Kristen yang hidup telah mengalami semacam ”kebangkitan” rohani, dan bisa jadi ada yang memadukan hal ini dengan filsafat Plato tentang jiwa yang tidak berkematian. Apapun perincian dari pandangan mereka yang keliru, Paulus melihat perlunya untuk menyadarkan mereka dengan memberikan uraian yang bagus sekali demi membela ajaran yang benar mengenai kebangkitan, dengan menandaskan bahwa ”oleh Injil itu kamu diselamatkan”.—1 Kor. 15:1, 2, 12.

11. Bagaimanakah ”Injil” itu mempunyai hubungan dengan harapan kebangkitan?

11 Apakah ”Injil” ini? Ini mengisahkan tentang Kristus. Paulus memasukkan di antara hal-hal ”yang sangat penting” kenyataan bahwa Kristus telah mati, dikuburkan, bangkit dan menampakkan diri, pertama kepada Kefas (Petrus), selanjutnya dalam berbagai kesempatan kepada lebih dari 500 orang, dan akhirnya kepada Paulus sendiri. Memang, Kristus telah dibangkitkan dalam roh! (1 Ptr. 3:18) Sebagaimana Paulus tandaskan dua kali, peristiwa-peristiwa yang menggemparkan ini, ”sesuai dengan Kitab Suci”, yang meneguhkan segala sesuatu yang telah dinubuatkan oleh firman Yehuwa tentang Mesias. Iman kita tidak akan sia-sia jika tidak terpancang dengan kuat pada fakta adanya kebangkitan Yesus Kristus.—1 Kor. 15:3-8, 17.

”TIAP-TIAP ORANG MENURUT URUTANNYA”

12. Cara bagaimana Kristus menjadi ”buah sulung”?

12 Selanjutnya, rasul itu menghubungkan kebangkitan dengan maksud tujuan dari Kerajaan Yehuwa. Dengan yakin Paulus menyatakan, ”Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung [buah sulung, NW] dari orang-orang yang telah meninggal.” Jika Kristus sebagai buah sulung, maka tentu ada orang-orang lain juga yang dibangkitkan, ”tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya”. Mereka itu harus menunggu sampai ’kedatangan [kehadiran, NW]’ Kristus dalam kuasa Kerajaan, pada saat sang penebus, Yesus Kristus, mulai ’menghidupkan’ orang-orang yang ”sedang mati” atau yang telah mati karena dosa warisan dari Adam.—1 Kor. 15:20-23, Kingdom Interlinear.

13. Bagaimanakah kebangkitan itu berlangsung menurut ”urutannya”?

13 Setelah Kristus, ’menurut urutan mereka’ akan dibangkitkan ke-144.000 sesama waris Kerajaan yang terurap, yang telah mengikuti jejak Kristus sampai mati. Kebangkitan ini mulai ”pada waktu kedatanganNya [selama kehadirannya, NW] [bahasa Yunani, parousía]”, yang dimulai dalam tahun 1914 yang bersejarah itu. Suatu golongan kecil dari ”saudara-saudara” rohani Kristus yang masih tinggal tetap melayani di bumi, dan mereka juga akan dibangkitkan dalam ’urutan’ ini, ”dalam sekejap mata” pada waktu mereka mati sebagai manusia. Maka seluruh ”Israel [rohani] milik Allah” akan dihimpunkan ke kerajaan surga.—1 Kor. 15:22, 23, 50-52; Ibr. 2:10-13; Why. 7:4-8; Gal. 6:16.

14. Bagaimanakah Paulus menggambarkan kebangkitan surgawi?

14 Rasul Paulus dengan indah melukiskan tentang kematian dan kebangkitan dari orang-orang Kristen yang diperanakkan dengan roh. Ia melakukan hal ini dengan perbandingan dari kematian sebiji gandum atau biji lain, yang kemudian mengeluarkan tunas dari tanaman yang baru. Ya, tubuh ”ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan” sebagai suatu tubuh rohani yang mulia yang ’memakai rupa dari Adam yang terakhir’—Tuhan Yesus Kristus.—1 Kor. 15:35-49.

15. Di mana ”kebangkitan yang lebih baik” berlangsung, dan siapakah siapakah yang termasuk di dalamnya?

15 Tetapi, apakah ke-144.001, termasuk Kristus, satu-satunya golongan yang dibangkitkan menurut urutan yang benar? Sama sekali tidak! Karena menurut Ibrani 11:40 kebangkitan mereka adalah kepada ”sesuatu yang lebih baik”, suatu tingkat hidup rohani di surga. Ini lebih baik dari pada apa? Ya, lebih baik dari pada tingkat hidup yang dicapai dalam kebangkitan yang terjadi dalam urutan berikutnya! Dalam kebangkitan yang disebutkan belakangan, harus termasuk orang-orang yang akan menjadi ”pembesar” [NW] di seluruh bumi”, dan yang selayaknya akan berada di antara mereka yang pertama dibangkitkan di bumi setelah kemenangan yang menentukan dari Yehuwa dalam perang Armagedon. Dengan demikian mereka dapat menerima tugas-tugas yang diberikan kepada mereka di ”bumi yang baru”—masyarakat teokratis dari umat Allah dalam bumi yang telah dibersihkan. Kebangkitan mereka disebut ”kebangkitan yang lebih baik”, karena berlangsung di bawah kerajaan Allah, dengan harapan hidup kekal bagi orang-orang yang dibangkitkan. Dalam kelompok ini kita berharap menemukan orang-orang Kristen yang berbakti dan setia yang dewasa ini memiliki harapan di bumi dan yang karena berbagai sebab mati sebelum kedatangan ”bumi yang baru”.—Yes. 32:1; Why. 16:14, 16; 21:1, 3, 4.

SUATU KELOMPOK YANG DIPERKENAN

16. Kelompok lain manakah yang menikmati perkenan khusus, dan mereka ikut dalam hak-hak kehormatan apakah?

16 Namun, ada satu kelompok yang secara khusus diperkenan. Siapakah gerangan mereka ini? Mereka adalah ”kumpulan besar” yang diuraikan oleh rasul Yohanes dengan beberapa perincian di Wahyu 7:9-17. Harapan mereka ialah hidup kekal di ”bumi yang baru”. Sebagai suatu kelompok mereka melewati ’sengsara besar’ tanpa pernah harus mati. Alangkah mulianya hak kehormatan yang dinikmati orang-orang ini sebagai hasil karena ”mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba”! Pada penutup yang sangat penting dari ”hari-hari terakhir” ini, manakala suatu kesaksian yang menyolok harus diberikan kepada bangsa-bangsa dan orang-orang di bumi, ”kumpulan besar” ini, yang sekarang berjumlah lebih dari 2.300.000, terlihat melaksanakan ”dinas suci” tersebut di halaman bumi dari penyelenggaraan ibadat Yehuwa. ”Kumpulan besar” ini tidak mengalami ”panas terik” dan hukuman ilahi. Mengapa? ”Sebab Anak Domba [Yesus Kristus] yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka.”

17. (a) Sukacita apa yang dinantikan ”kumpulan besar”? (b) Bagaimanakah mujizat kebangkitan akan berlangsung sampai kepada bagian yang terakhir?

17 ”Kumpulan besar” pasti bersukacita seraya mereka memasuki bumi yang dibersihkan dan menyambut orang-orang setia yang dibangkitkan. Kemudian, juga pada waktu yang Allah tentukan dan sesuai dengan penyelenggaraan menurut urutan, bermilyar-milyar dari umat manusia yang ada dalam ”kuburan” atau ”makam peringatan” (NW) akan muncul di bumi melalui suatu kebangkitan umum. (Yoh. 5:28, 29; Why. 20:12) Seraya masyarakat ”bumi yang baru” mulai berfungsi, dan Kristus bersama rekan-rekan penguasa menggunakan manfaat dari korban tebusannya dalam menyembuhkan umat manusia serta mengangkat mereka kepada kesempurnaan pikiran dan tubuh, alangkah banyaknya sukacita di antara keluarga-keluarga umat manusia yang dipersatukan dan berbahagia itu!—Yes. 65:17, 18; 2 Ptr. 3:13.

18. Bagaimanakah maksud tujuan Allah yang mulia terhadap bumi kita akan sampai kepada penggenapan yang sepenuhnya?

18 Seribu tahun akan berlalu seperti satu hari saja, setidaknya dari sudut pandangan Yehuwa. (2 Ptr. 3:8) Bumi akan dipenuhi dengan manusia yang sempurna, tepat sebagaimana Yehuwa maksudkan ketika Ia mula-mula menciptakan manusia, kira-kira 7.000 tahun sebelumnya. ”Hari” istirahatNya yang 7.000 tahun itu akan berakhir dan tidak akan sia-sia karena maksud tujuanNya yang mulia terhadap bumi kita akan terpenuhi. Nah, bagaimana selanjutnya?

19. Apa yang terjadi setelah ”musuh yang terakhir” dilenyapkan?

19 Rasul Paul memberitahukan kita, ”Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia [Kristus] menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan [yang melawan]. Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuhNya di bawah kakiNya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut . . . maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diriNya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawahNya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.” (1 Kor. 15:24-28) Setan kemudian akan dilepaskan, sebagaimana diuraikan di Wahyu 20:7-10, guna menguji integritas umat manusia yang sempurna secara perseorangan. Lalu ia dan siapa saja yang mengikutinya, akan dilemparkan ke dalam ”laut api”, yang berarti pembinasaan kekal.

20. Harapan mulia apakah yang akan dihadapi umat manusia seraya hari istirahat Allah berakhir?

20 Dengan berakhirnya hari ketika Allah ”berhenti dari segala pekerjaan” sehubungan dengan penciptaan di bumi, Ia pasti akan mulai melaksanakan pekerjaan-pekerjaan baru yang akan terus disingkapkan dalam masa yang kekal. Tidak pernah akan ada lagi saat-saat yang membosankan karena penduduk bumi yang berbahagia selalu bersukacita dalam kesegaran tenaga muda, ikut serta melakukan kegiatan apa saja yang ditugaskan kepada mereka oleh Allah yang mempunyai maksud tujuan.—Kej. 2:3; Yes. 66:22.

SANGAT PENTING

21. Bagaimanakah kita dapat menarik manfaat dari pembahasan Paulus di 1 Korintus 15?

21 Kita harus ”teguh berpegang pada Injil”, yang mencakup harapannya untuk kebangkitan, karena kebangkitan sangat penting bagi semua hamba Allah. Pria-pria dan wanita-wanita yang setia dari jaman dulu percaya akan suatu kebangkitan di bumi, dan mereka menantikannya. (Ibr. 11:13-16) Yesus Kristus telah dibangkitkan sebagai ’buah sulung’ dari kebangkitan, sebagaimana telah dibuktikan oleh ratusan saksi-mata. Orang-orang Kristen yang terurap dan diperanakkan dengan roh, telah ’mengabarkan di seluruh alam di bawah langit’, baik di jaman rasul maupun di jaman modern, sehingga ”Injil” sehubungan dengan kebangkitan tersebar di seluruh dunia. (Kol. 1:23) Dan seraya kaum terurap yang masih ada menyelesaikan bagian mereka di bumi guna menerima imbalan di surga, suatu ”kumpulan besar” yang juga menaruh harapan hidup kekal di bumi, telah menyambut dan mengumumkan berita tentang ”Injil” Kerajaan.—Mat. 24:14.

22. Nasihat penutup apakah yang Paulus berikan dalam suratnya, dan mengapa kita mempunyai banyak alasan untuk mengikutinya?

22 Betapa besar hak kehormatan yang diberikan kepada seluruh kelompok ini karena mereka mencapai tujuan mereka, tiap orang menurut gilirannya, atau urutannya! Memang, kita dewasa ini mempunyai banyak alasan untuk mengikuti nasihat Paulus selanjutnya, ”Berjaga-jagalah! Berdirilah dengan teguh dalam iman! Bersikaplah sebagai laki-laki! Dan tetap kuat!” (1 Kor. 16:13) Dengan demikian kita akan menjadi orang-orang percaya untuk tujuan yang baik.

Dapatkah saudara menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut?

◼ Apa yang menunjukkan bahwa pria-pria dan wanita-wanita yang beriman di jaman dulu mengharapkan suatu kebangkitan di bumi?

◼ Setelah Kristus sebagai ”buah sulung”, berapa banyak orang-orang lain, ”tiap-tiap orang menurut urutannya”, yang ikut dalam kebangkitan surgawi?

◼ Kapan dan untuk kelompok-kelompok mana kebangkitan di bumi berlangsung?

◼ Bagaimanakah satu kelompok mendapat perkenan khusus untuk memperoleh kehidupan di bumi tanpa mengalami kebangkitan?

◼ Apa yang kita semua harus lakukan supaya tidak ’sia-sia saja menjadi percaya’?

[Blurb di hlm. 1]

SUATU IMPERIUM AGAMA PALSU SEDUNIA MEMUSATKAN HARAPANNYA PADA AJARAN DARI PLATO BAHWA SEMUA JIWA TIDAK BERKEMATIAN

[Blurb di hlm. 2]

KEKRISTENAN SEJATI BERPEGANG PADA HARAPAN YANG BERDASARKAN ALKITAB MENGENAI KEBANGKITAN JIWA-JIWA YANG TIDAK SADAR DARI KUBURAN

[Gambar di hlm. 1]

’Kabar kesukaan’ berpusat pada Kerajaan Allah di bawah Kristus, harapan untuk memulihkan firdaus di bumi kita

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan