PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w81_No40 hlm. 5-10
  • Bergairah untuk ”Pekerjaan Tuhan”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bergairah untuk ”Pekerjaan Tuhan”
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 40)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • DIKUATKAN OLEH HARAPAN KEBANGKITAN
  • ”BERDIRILAH TEGUH”
  • ”JANGAN GOYAH”
  • ”GIATLAH SELALU DALAM PEKERJAAN TUHAN”
  • Berpegang Teguh pada ”Injil”!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 40)
  • Harapan Kebangkitan Memiliki Kuasa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
  • ”Orang Mati Akan Dibangkitkan”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • Kebangkitan​—Ajaran yang Mempengaruhi Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 40)
w81_No40 hlm. 5-10

Bergairah untuk ”Pekerjaan Tuhan”

”Berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!”—1 Kor. 15:58.

1. Mengapa harapan kebangkitan seharusnya mempunyai arti yang sungguh bagi kita semua?

HARAPAN kebangkitan mestinya selalu menjadi suatu pendorong yang kuat bagi kita masing-masing, karena musuh kita yakni maut pada suatu saat akan mempengaruhi kehidupan kita baik secara langsung atau tidak langsung. Apabila orang-orang yang kita kasihi meninggal, kita dapat merenungkan maksud tujuan Yehuwa yang mulia, supaya kita ”jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan”. Kita dapat memiliki iman bahwa orang mati akan bangkit lagi, sebagaimana Yesus telah bangkit dari kematian. (1 Tes. 4:13, 14) Selain itu, kita memiliki harapan yang pasti bahwa andai kata kita sendiri meninggal, Yehuwa akan mengingat kita dalam kebangkitan, asalkan kita setia memenuhi pembaktian kita kepadaNya.—Yoh. 5:28, 29; 6:40.

2. Mengingat Pengkhotbah 9:11, bagaimana seharusnya sikap kita terhadap kehidupan?

2 Seraya ”hari-hari terakhir” bergerak dengan cepat menuju akhirnya, banyak di antara kita berharap untuk hidup terus melewati ’sengsara besar’ tanpa mengalami kematian. (Mat. 24:21; 2 Tim. 3:1) Namun, bahkan orang-orang yang tangkas, kuat, berhikmat dan berpengertian—”waktu dan kejadian yang tidak terduga menimpa mereka semua”. Penyakit, kecelakaan atau musibah yang tidak diduga mungkin menimpa kita. Dalam keadaan semacam itu, betapa bijaksananya kalau kita telah menggunakan diri dalam dinas Yehuwa dengan sepenuh hati, jiwa, pikiran dan tenaga kita! Karena dengan demikian kita pasti memperoleh perkenanNya dan turut dibangkitkan. Selain itu, sikap kita yang memelihara integritas akan menjadi suatu anjuran dan berkat bagi orang-orang lain yang telah mengamati dan mendengarkan kita, sehingga mereka juga dapat diselamatkan melalui harapan kebangkitan.—Pkh. 9:11, NW; Mrk. 12:30; 1 Tim. 4:15, 16.

DIKUATKAN OLEH HARAPAN KEBANGKITAN

3. (a) Pada sasaran apakah mata kita hendaknya ditujukan, dan mengapa? (b) Cara bagaimanakah hendaknya harapan kebangkitan menguatkan orang-orang Kristen, baik dari golongan terurap maupun ”kumpulan besar”?

3 Rasul Paulus berkata, ”Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.” Iman dan pengabaran kita kan menjadi tidak berguna. Tetapi, mata kita dengan mantap tertuju pada sasaran hidup yang pasti dalam orde baru Yehuwa—entah kita mencapainya dengan selamat melewati Harmagedon, atau, seperti yang akan dialami oleh beberapa orang kelak, melalui kebangkitan tahap awal dari kematian. Pada jamannya, Paulus sedang berbicara kepada orang-orang Kristen yang telah diurapi oleh roh Allah, dan yang dituntut menjalani suatu baptisan maut, sama seperti yang Yesus alami selama tiga setengah tahun sampai ia dihukum mati di Kalvari. Maka Paulus mengajukan pertanyaan, ”Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal [mengapa mereka dibaptis dengan tujuan demikian, NW]?” Ya, harapan kebangkitan menguatkan orang-orang Kristen tersebut, membuat mereka sanggup menanggung banyak ujian, dan hal ini dapat menguatkan orang-orang Kristen sekarang, apakah harapan mereka untuk hidup kekal di kerajaan surga atau—bagi sejumlah besar orang—untuk hidup di kawasan bumi dari kerajaan tersebut.—1 Kor. 15:13-19, 29.

4. Karena alasan-alasan apakah hendaknya kita menghindari pencemaran oleh filsafat orang-orang Epikuros?

4 Ketika menulis mengenai keadaan di jamannya, Paulus selanjutnya berkata, ”Dan kami juga—mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut. Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar. Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku? Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka ’marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.’” Pada waktu memberitakan ”Injil” yang dipusatkan pada kebangkitan Kristus, Paulus mengalami banyak bahaya dan penindasan, tetapi dengan melakukan hal ini ia telah mendapat perlindungan dan berkat Allah. Jika kebangkitan itu suatu cerita bohong belaka, maka kesemuanya ini akan menjadi sia-sia. Dalam hal ini, seperti ahli-ahli filsafat Epikuros serta pengikut-pengikut mereka, Paulus dan saudara-saudaranya di Korintus bisa saja mengikuti hati mereka untuk bersenang-senang.—1 Kor. 15:30-32.

5. (a) Seberapa nyatakah harapan kebangkitan itu bagi kita? (b) Contoh-contoh bagus manakah yang kita miliki di jaman modern seraya kita menjadikan Kerajaan itu sasaran kita?

5 Namun, harapan kebangkitan dan kerajaan Mesias sungguh-sungguh ada. Keduanya berkaitan dengan maksud tujuan yang kekal dari Allah. Sebagaimana umat Kristen di jaman para rasul dikuatkan oleh harapan itu, demikian pula halnya sekarang. Sejarah modern dari Saksi-Saksi Yehuwa diwarnai dengan teladan dari ribuan orang Kristen yang telah menghadapi maut tanpa gentar, karena mengetahui bahwa kesetiaan mereka menjamin bagi mereka suatu kebangkitan tahap awal ke dalam ”langit yang baru” ataupun ”bumi yang baru”. Ada ratusan Saksi yang dipancung, ditembak, dibiarkan kelaparan atau dipukul sampai mati di kamp-kamp konsentrasi Hitler yang beragama Katolik. Baru-baru ini, banyak yang telah bertahan menghadapi bahaya-bahaya serta penindasan di beberapa negeri sosialis dan di negeri-negeri yang baru berkembang. Namun keyakinan mereka selalu didasarkan pada kerajaan Allah yang mendatang. Inilah yang menjadi tujuan mereka, entah dicapai dengan selamat melewati ’sengsara besar’ ataupun melalui kebangkitan. Itulah yang seharusnya menjadi tujuan kita masing-masing sekarang!—Why. 21:1-4.

6. Teladan apakah dari Afrika memberi anjuran kepada para pengawas untuk menggunakan diri tanpa rasa takut?

6 Ambillah sebagai contoh negeri Zimbabwe di Afrika, yang telah bertahun-tahun diobrak-abrik oleh sengketa sipil. Saksi-Saksi Yehuwa menonjol karena kenetralan mereka dan karena mereka terus memberitakan Kerajaan selama masa kekerasan itu. (Yoh. 17:16) Terutama berbahaya bagi pengawas keliling untuk tetap mengadakan kunjungan-kunjungan pembinaan ke sidang-sidang. Namun mereka tidak berhenti, dengan mempertaruhkan nyawa mereka. Kadang-kadang saudara-saudara yang setia ini ditangkap sewaktu dalam perjalanan dari satu sidang ke sidang berikutnya. Mereka dituduh sebagai orang asing dan mata-mata di daerah itu dan hidup mereka terancam. Seorang pengawas keliling dibunuh dan mayatnya ditinggalkan tergeletak di samping sepedanya sebagai suatu peringatan bagi orang-orang yang lewat. Namun, para pengawas keliling lainnya tetap dalam dinas mereka tanpa gentar, sampai tiba saat-saat yang melegakan mereka dari bahaya semacam itu. Andai kata kita harus mengalami keadaan-keadaan serupa, semoga kita juga berani dalam meneruskan ’dinas suci’ kita kepada Allah!—Luk. 12:4-7; Rm. 12:1, 2.

7. Bagaimanakah saudara-saudara di El Salvador telah diberkati karena berpegang teguh pada harapan mereka?

7 Dewasa ini, keadaan krisis yang sama terdapat di El Salvador, yang sedang dilanda oleh pergolakan sipil. Lagi-lagi, Saksi-Saksi Yehuwa betul-betul netral terhadap kekerasan. Walaupun demikian, beberapa dari mereka telah terbunuh dalam tembak-menembak. Namun para penatua yang setia tetap melayani sidang-sidang dan kelompok-kelompok terpencil, menguatkan dan membinanya. (Bandingkan dengan Yesaya 32:1, 2.) Beberapa dari mereka dengan cara luar biasa telah terhindar dari maut, tetapi mereka memutuskan untuk tetap giat dalam pekerjaan mengajar dan menggembalakan, sekalipun terus mempertaruhkan nyawa mereka. (1 Ptr. 5:1-4) Sidang-sidang mengadakan perhimpunan mereka sebelum jam malam dan Yehuwa secara limpah memberkati mereka dengan 22 persen kenaikan penyiar selama tahun 1981. Ke-8.242 penyiar Kerajaan ini memimpin 13.948 pelajaran Alkitab rumahan dengan orang-orang yang baru berminat menjelang penutup tahun dinas. Betapa Allah kita secara menakjubkan memberkati semua orang yang terus maju tanpa gentar, walaupun ”setiap saat . . . dalam bahaya”!

8, 9. (a) Bagaimanakah beberapa orang di negeri-negeri yang makmur telah tersesat? (b) Bagaimana hendaknya sikap kita, dan mengapa?

8 Namun, beberapa orang di negeri-negeri yang lebih makmur dan nampaknya ”aman” telah tersesat ke suatu cara hidup yang berbahaya secara rohani. Mereka berpikir bahwa mereka dapat bergaul erat dengan dunia dan bersenang-senang menurut gaya orang Epikuros, tetapi bersamaan waktu seolah-olah sebelah kaki tetap dalam organisasi Allah. Mereka mungkin telah dipengaruhi oleh pergaulan-pergaulan yang tidak sehat dengan orang-orang murtad, sehingga makin pudar penghargaan akan hak kehormatan mereka untuk dinas Kerajaan yang tetap tentu dan bergairah. Alangkah bodohnya! Paulus berkata dengan terus terang kepada semua orang seperti itu, ”Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Kebiasaan-kebiasaan teokratis yang berguna untuk menghadiri perhimpunan dan melayani Allah mudah sekali diganti dengan kegemaran akan kesenangan-kesenangan yang berasal dari dunia yang memberontak. Bayangan orde baru Allah memudar, demikian pula harapan kebangkitan. Hal serupa terjadi atas Himeneus, Aleksander dan Filetus di jaman Paulus. Dan, sayang sekali, hal semacam itu juga terjadi atas beberapa orang dewasa ini.—1 Kor. 15:33; 1 Tim. 1:18-20; 2 Tim. 2:15-19.

9 Memalukan bagi siapa saja, yang justru pada saat-saat terakhir ini, memisahkan diri dari dukungan sepenuh hati kepada organisasi Yehuwa serta pelayananNya! Sistem dunia sekarang sedang terhuyung-huyung mendekati kehancuran. Hanya dengan berdiri teguh di dalam ”Injil”, dengan ”teguh berpegang padanya”, kita ”diselamatkan”. Penting sekali agar kita terus dan semakin bertambah dalam pengetahuan tentang Allah. Paulus dengan tepat berbicara kepada orang-orang yang telah gagal dalam hal ini, dengan berkata, ”Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.”—1 Kor. 15:1, 2, 34.

”BERDIRILAH TEGUH”

10. (a) Sikap apa yang dimiliki Paulus maupun golongan ”hamba” modern terhadap ’saudara-saudara yang kekasih’? (b) Bagaimana Ayat Tahunan 1982 cocok dalam hal ini?

10 Paulus mengakhiri pembahasannya dalam mendukung harapan kebangkitan yang menakjubkan itu dengan nada yang hangat dan mengimbau. Ia berkata, ”Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih.” Ia ingin agar saudara-saudara rohaninya mencapai sasaran mereka. Demikian pula dewasa ini, ”hamba yang setia dan bijaksana” sangat menaruh perhatian akan kesejahteraan rohani dari jutaan orang di seluruh dunia, yang berminat kepada kerajaan Yehuwa yang akan datang. Golongan ”hamba” ini ingin melihat seluruh ”kumpulan besar” memenuhi syarat untuk hidup dalam kawasan bumi dari kerajaan. Untuk itu ”kumpulan besar” ”mencuci jubah mereka” dan melayani Allah sehingga tanpa cela ”keluar dari kesusahan yang besar”. (Mat. 24:45-47; Why. 7:9, 14) Cara bagaimana sasaran itu dapat dicapai? Dengan bergairah ikut dalam pekerjaan Yesus Kristus Tuhan [Pemimpin] kita. Paulus menunjukkan hal itu, dalam kata-kata berikut, yang menjadi Ayat Tahunan dari Saksi-Saksi Yehuwa untuk tahun 1982:

”Berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!”—1 Kor. 15:58.

11. Apa artinya ”berdirilah teguh”?

11 Keteguhan merupakan sifat penting bagi orang-orang yang ingin ’berhasil’ masuk orde baru Yehuwa. Menjadi teguh berarti tetap, kokoh, tak tergoyahkan. Itulah macam iman yang harus kita miliki, suatu harapan yang pasti akan hal-hal yang tidak nampak yang masih harus terjadi, tetapi yang, melalui pelajaran Alkitab, telah menjadi nyata kepada kita seolah-olah hal-hal itu betul-betul sudah terjadi.—Ibr. 11:1.

12. Apakah alasan-alasan kita untuk tidak goyah dalam pelayanan kita?

12 Kita tahu bahwa Kerajaan Mesias sudah dekat, karena telah didirikan pada tahun 1914. Kita telah melihat ”tanda” dari ”kehadiran” Kristus dalam kemuliaan Kerajaan di tengah peristiwa-peristiwa yang kacau di bumi pada ”hari-hari terakhir” ini. Kita telah mengamati bimbingan malaikat atas umat Allah seraya mereka mengabar dengan semangat penginjilan ”di seluruh dunia [bumi yang berpenduduk, NW]”, dan secara aksara jutaan orang menaruh perhatian kepada ”Injil” itu. Tekanan-tekanan dari dunia Setan pasti akan semakin bertambah, namun apakah hal ini merupakan alasan untuk goyah dalam ’dinas suci’ kita, yaitu pelayanan kita yang berharga kepada Yang Berdaulat atas hidup kita, Allah Yehuwa? Tentu tidak!—Mat. 24:3-14; 25:31-34; Why. 7:15; 14:6, 7.

”JANGAN GOYAH”

13. Bagaimana kita seperti Ayub dapat menunjukkan diri ”tidak goyah”?

13 Paulus mendorong kita agar ”jangan goyah”. Pada dasarnya ini serupa dengan menjadi teguh. Maksudnya ialah bahwa dalam memelihara perintah-perintah Allah, ketulusan hati kita mestinya tidak pernah goyah. Itulah sikap Ayub, teladan dalam memelihara ketulusan hati, yang berkata mengenai Allah dan Hakimnya, ”Seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas.” Dapatkah kita menyatakan keyakinan yang semacam itu? Kita dapat, jika kita sanggup berkata mengenai Yehuwa seperti yang Ayub katakan, ”Kakiku tetap mengikuti jejakNya, aku menuruti jalanNya dan tidak menyimpang. Perintah dari bibirNya tidak kulanggar, dalam sanubariku [lebih daripada apa yang ditetapkan, NW] kusimpan ucapan mulutNya.” (Ayb. 23:10-12) Bila kita, seperti Ayub, berusaha bahkan melebihi apa yang dijadwalkan untuk perhimpunan-perhimpunan kita yang tetap, secara mendalam menyelidiki publikasi-publikasi Lembaga Menara Pengawal untuk memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang penggunaan Firman Allah di jaman modern ini, maka kita pasti akan ditolong untuk tetap teguh, tidak goyah dalam kebenaran.

14. (a) Bagaimanakah Menara Pengawal tidak henti-hentinya memberikan terang kepada orang-orang yang tulus hati dan dengan hasil apa? (b) Peringatan apa telah dikumandangkannya dan bagaimana banyak orang telah menyambutnya?

14 Sekarang selama lebih dari 100 tahun, The Watchtower Announcing Jehovah’s Kingdom dengan tidak henti-hentinya telah membina suatu batang-tubuh kebenaran sehubungan dengan tebusan Yesus, harapan kebangkitan dan kerajaan Allah kita yang mendatang. Melalui halaman-halamannya, ia telah menjadikan Alkitab hidup dalam pikiran dan hati dari jutaan orang yang jujur. Ia telah menolong orang-orang ini untuk memahami kesalahan-kesalahan dalam ajaran agama-agama Susunan Kristen dan tentu saja dalam seluruh imperium agama palsu—”Babel Besar”. Ia telah menarik perhatian kepada kerobohan rohani dari ”Babel Besar” dan telah menyerukan perintah nubuat malaikat, ”Pergilah kamu, hai umatKu, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.” (Why. 17:1, 5, 15, 18; 18:2, 4) Banyak orang telah dibantu untuk benar-benar melakukan hal itu, dan menjadi pendukung-pendukung yang setia bagi kerajaan Mesias Yehuwa.

15, 16. (a) Apa yang tidak dihargai oleh beberapa orang? (b) Siapakah ”hamba” yang disebut di Matius 24:46? (c) Sehubungan dengan ”hamba” itu, kapan dan bagaimana dijelaskan bahwa Allah hanya menggunakan satu saluran untuk menyebarkan kebenaran?

15 Namun, selalu saja ada beberapa orang yang sebaliknya dari pada tetap tidak goyah dalam mendukung Kerajaan itu, justru mau kembali kepada kepercayaan-kepercayaan dan cara-cara agama palsu. Orang-orang ini tidak menghargai bahwa sang Majikan, Yesus Kristus, sedang menggunakan badan terlantik yang terdiri dari para pengikutnya di bumi sebagai ”hamba yang setia dan bijaksana” dalam menyalurkan makanan rohani.—Mat. 24:45-47.

16 Untuk pertama kali dalam tahun 1895 beberapa rekan dari Zion’s Watch Tower menyarankan agar majalah ini dikenali sebagai ”budak itu”. (Mat. 24:46, Bode) Musuh-musuh melancarkan perlawanan keras terhadap pandangan rekan-rekan ini, sehingga The Watch Tower, 1 Oktober 1909, perlu menulis hal berikut ini:

”Rekan-rekan kami mengambil pendirian yang teguh bahwa ayat Alkitab ini menunjukkan bahwa pada akhir abad Penginjilan ini, Pemimpin itu tidak akan menggunakan banyak saluran untuk menyebarkan Kebenaran, tetapi hanya satu saluran . . . Mereka percaya bahwa mereka semua menerima pengetahuan tentang Kebenaran Yang Sekarang langsung dari publikasi-publikasi Lembaga Alkitab dan Risalat Menara Pengawal, atau secara tidak langsung melalui orang-orang yang telah menerima penjelasan melalui saluran ini. Selaras dengan itu mereka dengan senang hati bekerja sama dengan ’rekan-rekan sesama hamba’ dalam pekerjaan Lembaga, percaya bahwa dengan cara itu mereka sedang mengikuti petunjuk-petunjuk Allah, serta instruksi-instruksi dari Firman Ilahi.”

17. (a) Bagaimanakah dulu dan sekarang beberapa orang telah mencoba mencemarkan kebenaran? (b) Mengapa kita seharusnya berbahagia untuk tetap ’tidak goyah’ dalam persekutuan dengan ”hamba” itu?

17 Selanjutnya, mengenai musuh-musuh kebenaran itu, The Watch Tower berkata,

”Mereka berusaha memalingkan pikiran dari orang-orang yang telah menerima terang itu ke jurusan lain dengan mengatakan kepada mereka bahwa ’masing-masing harus menggali’ permata Kebenaran Ilahi untuk diri sendiri; bahwa publikasi-publikasi Lembaga hanya memberikan mereka suatu permulaan yang kemudian haru mereka perbaiki, sehingga ajaran-ajaran hanya menjadi latar belakang. ’Rekan-rekan hamba’ yang tidak loyal ini lebih jauh menyebutkan adanya bahaya bahwa Lembaga akan disembah dan guna menghindari hal seperti itu, sungguh-sungguh perlu untuk menghentikannya atau meninggalkannya. Mereka mengatakan, ’Marilah kita mempelajari Alkitab tetapi jangan menggunakan publikasi-publikasi Lembaga!”

Hal itu ditulis 72 tahun yang lalu dan sampai sekarang masih ada beberapa orang yang berusaha mencemarkan batang-tubuh kebenaran yang Yehuwa bangun secara progresif, dengan menggunakan satu-satunya saluran yang Ia miliki. Seraya terang kebenaran semakin bercahaya, sepatutnyalah kita senang untuk tetap ”tidak tergoncangkan” dalam persekutuan kita dengan ”hamba yang setia” dari sang Majikan itu!—Kol. 1:21-23.

”GIATLAH SELALU DALAM PEKERJAAN TUHAN”

18. (a) Apakah resepnya supaya tetap sehat secara rohani dan bagaimana Amsal menunjukkan hal ini? (b) Apakah beberapa cara untuk ”giat . . . selalu dalam dalam pekerjaan Tuhan”?

18 Ya, ”giat” bukan dalam ’urusan kita sendiri’, melainkan dalam pekerjaan Tuhan Yesus Kristus [Pemimpin] kita. Di dalamnya terdapat resep untuk tetap sehat secara rohani. Kemalasan rohani dapat menyebabkan kebimbangan. Hal itu dapat menimbulkan bencana, seperti ditunjukkan oleh Amsal 19:15, ”Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar.” Dalam hal kemalasan rohani yang terus-menerus, akibatnya adalah kelaparan dan kematian rohani. Maka, marilah kita sibuk—secara tetap tentu melakukan kesaksian umum (bahkan di daerah-daerah yang tidak menyambut), memberikan kesaksian tak resmi pada tiap kesempatan, mengadakan kunjungan-kunjungan kembali kepada orang-orang yang bersifat domba serta memimpin pelajaran-pelajaran Alkitab rumahan dengan mereka secara teratur dengan menggunakan salah satu publikasi Lembaga. Beberapa orang dari kita mungkin sanggup melayani sebagai ”perintis-perintis”, atau pemberita-pemberita Kerajaan sepenuh waktu dalam pekerjaan Tuhan Yesus, yang sesungguhnya menjadi ”perintis” dari iman kita.—Ibr. 12:2, Moffatt; Yes. 6:8-10.

19. Semangat apa yang kita semua dapat perlihatkan, tetapi bagaimana beberapa orang bisa lebih giat dalam pekerjaan ini?

19 Apakah kita terdaftar sebagai perintis-perintis atau tidak, kita semua dapat melaksanakan ’dinas suci’ kita dengan sukacita, dengan semangat perintis yang sejati. Hasilnya, mungkin banyak dari kita yang dapat ”merintis ekstra” sewaktu-waktu, dan jika keriangan yang diperoleh dari kegiatan ini dapat menganjurkan beberapa orang dari kita untuk menjadi perintis-perintis tetap, alangkah lebih banyak lagi yang akan menjadi bagian kita dalam ”pekerjaan Tuhan”!—Rm. 12:1, 2.

20. (a) Kita mendapat hak kehormatan menjadi rekan-rekan sekerja bagi siapa? (b) Dengan keyakinan apakah kita mestinya terus maju menuju sasaran itu? (c) Akhirnya, kata-kata Paulus mana yang hendaknya ingin kita jadikan sebagai kata-kata kita dan mengapa?

20 Pekerjaan Tuhan Yesus ini, yakni mengikuti jejak kakinya, adalah juga ”pekerjaan Yehuwa”. (1 Kor. 16:10, NW; Yoh. 5:17) Betapa besar hak kehormatan kita untuk menjadi rekan sekerja dari Yehuwa Tuhan Yang Berdaulat, Tuhan Yesus Kristus dan para malaikat surgawi pada ”akhir jaman”! (1 Kor. 3:9; Mat. 25:31-33; 28:19, 20) Karena kita tahu bahwa ”dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payah [kita] tidak sia-sia”. Apakah kita mencapai Orde Baru melalui kebangkitan atau hidup terus melewati ’sengsara besar’, semoga kita dapat berkata seperti rasul Paulus yang setia, 1 Korintus 15:57, ”Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita”! Ya, kemenangan atas maut, yang menuntun kepada berkat-berkat mulia dari kehidupan yang kekal!

Apakah saudara memahami pokok-pokok ini?

◼ Mengapa perlu agar kita senantiasa menaruh perhatian sepenuhnya akan harapan kebangkitan

◼ Anjuran apakah yang disediakan oleh harapan kebangkitan bagi saudara-saudara kita yang harus menghadapi maut tiap hari

◼ Mengapa orang-orang yang bergaul dengan orang-orang yang ragu-ragu atau pemikir-pemikir yang murtad seharusnya ’menjadi malu’

◼ Mengapa sifat teguh penting supaya ’berhasil’ masuk dalam orde baru Yehuwa

◼ Betapa berartikah pernyataan yang dibuat tentang ”satu saluran” dalam ”Menara Pengawal” lebih dari 70 tahun yang lalu

◼ Bagaimanakah pekerjaan merintis atau jika tidak memungkinkan, ’selalu giat dalam pekerjaan Tuhan’ dapat menjadi perlindungan bagi kita

[Gambar di hlm. 6]

Beberapa pengawas yang tak kenal gentar melayani ”setiap saat . . . dalam bahaya”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan