PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w92 1/8 hlm. 13-18
  • Bagaimana Saudara Berlari dalam Perlombaan untuk Kehidupan?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Saudara Berlari dalam Perlombaan untuk Kehidupan?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Perlombaan untuk Kehidupan
  • Latihlah Pengendalian Diri dalam Segala Hal
  • Berlari ’Tidak Tanpa Tujuan’
  • Saudara Dapat Bertekun sampai ke Akhir
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • ”Larilah Sedemikian Rupa”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
  • Teruslah ”Berlari Sampai Garis Finis”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2020
  • Berlari dengan Tekun dalam Perlombaan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
w92 1/8 hlm. 13-18

Bagaimana Saudara Berlari dalam Perlombaan untuk Kehidupan?

”Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!”—1 KORINTUS 9:24.

1. Dengan apa Alkitab menyamakan haluan Kristen kita?

ALKITAB menyamakan upaya kita mencari kehidupan kekal dengan perlombaan. Menjelang akhir kehidupannya, rasul Paulus berkata tentang dirinya sendiri, ”Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” Ia mendesak rekan-rekan Kristennya untuk melakukan hal yang sama ketika ia berkata, ”Marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”—2 Timotius 4:7; Ibrani 12:1.

2. Start yang menganjurkan apa kita lihat dalam perlombaan untuk kehidupan?

2 Perbandingan tersebut cocok karena perlombaan terdiri dari start, suatu jarak tertentu, dan garis finis atau tujuan. Demikian pula halnya dengan proses kemajuan rohani kita ke arah kehidupan. Sebagaimana telah kita lihat, setiap tahun ratusan ribu orang mulai dengan baik dalam perlombaan untuk kehidupan. Contohnya, dalam lima tahun terakhir, ada 1.336.429 orang yang secara resmi telah mulai dalam perlombaan dengan membaktikan diri dan dibaptis dalam air. Awal yang penuh semangat tersebut sangat menganjurkan. Namun, yang penting adalah untuk tetap berada dalam perlombaan sampai garis finis tercapai. Apakah saudara melakukan hal ini?

Perlombaan untuk Kehidupan

3, 4. (a) Bagaimana Paulus memperlihatkan pentingnya mempertahankan kecepatan dalam perlombaan tersebut? (b) Bagaimana beberapa orang telah gagal mengikuti nasihat Paulus?

3 Untuk menekankan pentingnya tetap berada dalam perlombaan tersebut, Paulus mengingatkan, ”Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!”—1 Korintus 9:24.

4 Benar, dalam pertandingan zaman dulu, hanya satu orang yang dapat memperoleh hadiah. Namun, dalam perlombaan untuk kehidupan, semua orang dapat memenuhi syarat untuk memperoleh hadiahnya. Yang diperlukan hanyalah tetap berada dalam lintasan sampai akhir! Sungguh menggembirakan, banyak orang telah berlari dengan tekun hingga akhir hidup mereka, sebagaimana halnya Paulus. Dan jutaan masih terus berlari. Namun, beberapa telah gagal untuk mendesak maju atau membuat kemajuan ke arah garis finis. Sebaliknya, mereka membiarkan perkara-perkara lain menghalangi mereka sehingga jatuh dan meninggalkan perlombaan atau didiskualifikasi (dikeluarkan dari perlombaan) dengan berbagai cara. (Galatia 5:7) Hal ini seharusnya memberi kita semua alasan untuk memeriksa cara kita berlari dalam perlombaan untuk kehidupan.

5. Apakah Paulus sedang membandingkan perlombaan untuk kehidupan dengan suatu kompetisi? Jelaskan.

5 Mungkin pertanyaan yang perlu diajukan: Apa yang ada dalam pikiran Paulus ketika ia berkata bahwa ”satu orang saja yang mendapat hadiah”? Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ia tidak memaksudkan bahwa di antara semua yang ikut dalam pertandingan untuk kehidupan, hanya satu orang yang akan menerima imbalan berupa kehidupan kekal. Tentu tidak mungkin demikian halnya, karena berulang kali ia membuat jelas bahwa adalah kehendak Allah agar semua manusia diselamatkan. (Roma 5:18; 1 Timotius 2:3, 4; 4:10; Titus 2:11) Tidak, ia tidak memaksudkan bahwa perlombaan untuk kehidupan merupakan kompetisi yang setiap partisipan berupaya mengalahkan semua yang lain. Orang-orang Korintus tahu benar bahwa semangat kompetisi seperti itu ada di antara para kontestan pada Pertandingan di Tanah Genting Korintus (Isthmian Games), yang dikatakan bahkan lebih bergengsi pada masa itu daripada Pertandingan Olimpiade. Dengan demikian, apa yang dimaksud oleh Paulus?

6. Apa yang disingkapkan oleh konteks sehubungan dengan pembicaraan Paulus tentang si pelari dan perlombaan?

6 Ketika menyebutkan ilustrasi tentang si pelari, Paulus terutama sedang membahas prospeknya sendiri akan keselamatan. Dalam ayat-ayat sebelumnya, ia melukiskan bagaimana ia telah bekerja keras dan mengeksploitasi atau mengerahkan diri dalam banyak cara. (1 Korintus 9:19-22) Kemudian, dalam ayat 23, ia berkata, ”Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.” Ia menyadari bahwa keselamatannya tidak terjamin hanya karena ia telah dipilih untuk menjadi seorang rasul atau karena ia telah bertahun-tahun mengabar kepada orang-orang lain. Agar dapat ikut menikmati berkat dari kabar baik, ia harus terus berupaya sekuat tenaga demi kepentingan kabar baik. Ia perlu berlari dengan tekad bulat untuk menang, mengeksploitasi diri dengan cara yang sama gigihnya, seolah-olah ia berlari dalam perlombaan pada Pertandingan di Tanah Genting Korintus, yang ”hanya satu orang mendapat hadiah”.—1 Korintus 9:24a.

7. Apa yang dibutuhkan untuk ’lari begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya’?

7 Ada banyak yang dapat kita pelajari dari hal ini. Meskipun semua orang yang turut serta dalam perlombaan ini ingin menang, hanya orang-orang yang bertekad bulat untuk menang memiliki prospek untuk mencapainya. Karena itu, kita tidak boleh merasa puas diri hanya karena kita telah ikut dalam perlombaan tersebut. Kita tidak boleh merasa bahwa segala sesuatu baik-baik saja karena kita berada ’dalam kebenaran’. Kita dapat saja mengaku diri sebagai kristiani, tetapi apakah kita memiliki bukti bahwa kita adalah umat kristiani? Misalnya, apakah kita melakukan perkara-perkara yang kita tahu umat kristiani perlu lakukan—menghadiri perhimpunan Kristen, ambil bagian dalam dinas pengabaran, dan sebagainya. Jika memang demikian, hal tersebut patut dipujikan, dan kita perlu berupaya keras mempertahankan kebiasaan yang sangat baik itu. Namun, apakah mungkin kita memperoleh lebih banyak manfaat dari apa yang kita lakukan? Misalnya, apakah kita selalu melakukan persiapan untuk menyumbangkan sesuatu di perhimpunan dengan memberi komentar? Apakah kita berupaya menerapkan dalam kehidupan pribadi kita apa yang kita pelajari? Apakah kita memberi perhatian kepada peningkatan keterampilan kita sehingga kita dapat memberikan kesaksian yang saksama meskipun ada rintangan-rintangan dalam pengabaran? Apakah kita bersedia menerima tantangan untuk mengunjungi kembali orang-orang yang berminat dan memimpin pengajaran Alkitab di rumah? ”Larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!” desak Paulus.—1 Korintus 9:24b.

Latihlah Pengendalian Diri dalam Segala Hal

8. Apa yang mungkin telah menyebabkan Paulus mendesak rekan-rekan Kristennya untuk ’menguasai diri dalam segala hal’?

8 Dalam masa hidupnya, Paulus telah melihat banyak orang yang menjadi lamban, hanyut, atau berhenti dalam perlombaan untuk kehidupan. (1 Timotius 1:19, 20; Ibrani 2:1) Itu sebabnya, ia berulang kali mengingatkan rekan-rekan Kristennya bahwa mereka berada dalam perlombaan yang berat serta tidak ada hentinya. (Efesus 6:12; 1 Timotius 6:12) Ia melanjutkan ilustrasi tentang seorang pelari dengan berkata, ”Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal.” (1 Korintus 9:25a) Ketika mengatakan hal ini, Paulus sedang menyinggung tentang suatu hal yang telah dikenal baik oleh umat kristiani di Korintus, yakni, pelatihan yang keras yang diikuti oleh para peserta Pertandingan Tanah Genting.

9, 10. (a) Bagaimana satu sumber menggambarkan para kontestan dalam Pertandingan Tanah Genting Korintus? (b) Apa yang khususnya patut diperhatikan dari gambaran tersebut?

9 Berikut ini, sebuah gambaran yang sangat jelas tentang seorang peserta perlombaan dalam pelatihan:

”Dengan senang dan tanpa menggerutu, ia menundukkan diri kepada peraturan serta larangan dalam pelatihannya selama 10 bulan, yang tanpa hal-hal tersebut, ia lebih baik tidak ikut berlomba. . . . Ia merasa bangga harus menderita kesulitan-kesulitan yang tidak berarti, dan kelelahan, serta kehidupan serba kekurangan, dan menganggapnya sebagai sesuatu yang patut dibanggakan, untuk dengan cermat menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dalam tingkat sekecil pun dapat mengurangi harapannya untuk menang. Ia melihat orang-orang lain menyerah kepada nafsu makan, beristirahat sementara ia terengah-engah kehabisan tenaga, menikmati mandi, menikmati kehidupan dengan bersenang-senang; namun ia sama sekali tidak merasa iri karena hatinya benar-benar terpaut pada hadiah tersebut, dan pelatihan yang keras mutlak perlu. Ia tahu bahwa harapannya akan pupus jika pada suatu waktu atau kesempatan, ia mengendurkan disiplin yang keras tersebut.”—The Expositor’s Bible, Jilid V, halaman 674.

10 Yang menarik perhatian adalah pengamatan bahwa seseorang yang berada di bawah pelatihan ”menganggapnya sebagai sesuatu yang patut dibanggakan” untuk mengikuti kebiasaan yang keras dari penyangkalan diri. Bahkan, ia ”sama sekali tidak merasa iri” atas kemudahan serta kenyamanan yang ia lihat dinikmati orang-orang lain. Dapatkah kita belajar sesuatu dari hal ini? Ya, tentu.

11. Pandangan salah apa perlu kita hindari seraya kita ikut serta dalam perlombaan untuk kehidupan?

11 Ingat kata-kata Yesus bahwa ”lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya”. (Matius 7:13, 14) Seraya saudara berupaya melewati ’jalan yang sempit’ apakah saudara iri terhadap kebebasan serta kemudahan yang tampaknya dinikmati orang-orang yang berada di jalan lain? Apakah saudara merasa rugi tidak menikmati beberapa hal yang orang lain lakukan, yang tampaknya tidak begitu buruk? Sangat mudah bagi kita untuk merasa demikian jika kita gagal mengingat alasan kita mengambil haluan ini. ”Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi,” kata Paulus.—1 Korintus 9:25b.

12. Mengapa dapat dikatakan bahwa kemuliaan serta ketenaran yang dikejar orang-orang adalah seperti mahkota yang dapat rusak yang diberikan pada Pertandingan Tanah Genting di Korintus?

12 Pemenang pada Pertandingan Tanah Genting Korintus menerima sebuah karangan bunga dari pohon pinus dari Tanah Genting atau tanaman sejenisnya, yang mungkin akan layu dalam beberapa hari atau minggu. Tentu, bukanlah untuk karangan bunga yang dapat musnah ini para atlet berlomba, melainkan untuk kemuliaan, kehormatan, serta ketenaran yang menyertainya. Suatu sumber berkata bahwa jika sang pemenang pulang, ia disambut sebagai seorang pahlawan penakluk. Sering kali, tembok-tembok kota diruntuhkan agar arak-arakan sang pemenang dapat lewat, dan patung-patung didirikan untuk menghormatinya. Namun, meskipun semua hal ini, kemuliaannya masih dapat musnah. Dewasa ini, hanya sedikit orang yang memiliki gambaran siapa para pahlawan itu, dan kebanyakan orang benar-benar tidak peduli. Orang-orang yang mengorbankan waktu, energi, kesehatan, dan bahkan kebahagiaan keluarga mereka untuk mendapatkan kekuasaan, ketenaran, serta kekayaan dunia, tetapi tidak kaya di hadapan Allah, akan menyadari bahwa ”mahkota” materialistik mereka, sebagaimana kehidupan mereka, akan berlalu.—Matius 6:19, 20; Lukas 12:16-21.

13. Bagaimana haluan hidup orang yang berada dalam perlombaan untuk kehidupan berbeda dengan haluan hidup seorang atlet?

13 Para peserta dalam pertandingan atletik bisa jadi bersedia menerima persyaratan yang ketat dari pelatihan, seperti yang telah dijelaskan di atas, tetapi hanya untuk suatu waktu tertentu. Begitu pertandingan usai, mereka kembali kepada cara hidup yang biasa. Mungkin mereka akan berlatih dari waktu ke waktu untuk mempertahankan keterampilan mereka, tetapi mereka tidak lagi mengikuti haluan yang sama dari penyangkalan diri yang keras, setidak-tidaknya sampai menjelang pertandingan berikutnya. Tidak demikian halnya dengan orang-orang yang berada dalam perlombaan untuk kehidupan. Bagi mereka, pelatihan dan penyangkalan diri ini harus menjadi cara hidup.—1 Timotius 6:6-8.

14, 15. Mengapa seorang kontestan dalam perlombaan untuk kehidupan perlu senantiasa mempraktikkan pengendalian diri?

14 ”Setiap orang yang mau mengikut Aku,” kata Kristus Yesus kepada suatu kumpulan dari murid-muridnya serta orang-orang lain, ”ia harus menyangkal dirinya, (atau, ”ia harus berkata, ’Tidak’ kepada dirinya,” Charles B. Williams) memikul tiang siksaannya dan terus mengikut aku.” (Markus 8:34, NW) Ketika kita menerima undangan ini, kita harus siap untuk ”terus” melakukannya, bukan karena ada manfaat khusus dalam penyangkalan diri, tetapi karena satu perbuatan yang tidak bijaksana, satu kali hilang pertimbangan yang baik, dapat menghilangkan segala hal yang telah dibangun, bahkan membahayakan kesejahteraan kekal kita. Kemajuan rohani biasanya dibuat dengan kecepatan yang agak lambat, tetapi betapa cepatnya kemajuan tersebut hilang jika kita tidak berjaga-jaga!

15 Selanjutnya, Paulus mendesak kita untuk mempraktikkan pengendalian diri ”dalam segala hal”, yaitu, kita perlu melakukannya senantiasa dalam segala aspek kehidupan. Hal ini masuk akal karena jika seorang yang masih dilatih terlalu mengikuti hawa nafsu atau hidup secara amoral, apa gunanya segala kesusahan serta kelelahan fisik yang ia derita? Demikian pula halnya dengan perlombaan kita untuk kehidupan, kita harus melatih pengendalian diri dalam segala hal. Seseorang mungkin dapat mengendalikan dirinya dalam hal-hal seperti pemabukan dan perbuatan yang amoral, tetapi nilai dari hal-hal tersebut berkurang jika ia sombong dan suka bertengkar. Atau bagaimana jika ia panjang sabar dan baik hati terhadap orang-orang lain, tetapi menyimpan dosa yang tersembunyi dalam kehidupan pribadinya? Agar pengendalian diri dapat bermanfaat sepenuhnya, hal tersebut perlu dipraktikkan ”dalam segala hal”.—Bandingkan Yakobus 2:10, 11.

Berlari ’Tidak Tanpa Tujuan’

16. Apa artinya berlari ’tidak tanpa tujuan’?

16 Dengan memandang upaya-upaya keras yang dibutuhkan agar berhasil dalam perlombaan untuk kehidupan, Paulus selanjutnya berkata, ”Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.” (1 Korintus 9:26) Kata ”tanpa tujuan” secara harfiah berarti ”tidak jelas” (Kingdom Interlinear), ”tidak diamati, tidak ditandai” (Lange’s Commentary). Maka, berlari ’tidak tanpa tujuan’ berarti bahwa bagi setiap pengamat seharusnya menjadi sangat jelas ke arah mana sang pelari menuju. The Anchor Bible menerjemahkannya sebagai ”bukan pada jalur yang zig-zag”. Jika saudara melihat jejak-jejak kaki yang maju mundur di pantai, kadang kala berputar-putar, kadang-kadang bahkan mundur, saudara mungkin sama sekali tidak berpikir orang tersebut berlari, apalagi bahwa ia memiliki ide apa pun tentang arah tujuannya. Tetapi, jika saudara melihat seperangkat jejak kaki yang membentuk garis lurus yang panjang, setiap jejak berada di depan jejak sebelumnya dan semuanya dengan jarak yang sama, saudara akan merasa yakin bahwa jejak-jejak kaki tersebut berasal dari orang yang tahu persis arah tujuannya.

17. (a) Bagaimana Paulus memperlihatkan ia berlari ’tidak tanpa tujuan’? (b) Bagaimana kita dapat meniru Paulus sehubungan dengan hal ini?

17 Kehidupan Paulus dengan jelas memperlihatkan bahwa ia berlari ’tidak tanpa tujuan’. Ia memiliki cukup bukti untuk menunjukkan bahwa ia seorang pelayan Kristen dan seorang rasul. Ia hanya memiliki satu tujuan, dan sepanjang hidupnya, ia mengerahkan diri dengan penuh semangat untuk memperolehnya. Ia tidak pernah disimpangkan oleh ketenaran, kekuasaan, kekayaan, atau kenyamanan, meskipun ia bisa saja memperolehnya. (Kisah 20:24; 1 Korintus 9:2; 2 Korintus 3:2, 3; Filipi 3:8, 13, 14) Seraya saudara meninjau kembali haluan yang saudara telah tempuh, jalur macam apa yang saudara lihat? Sebuah garis lurus dengan arah yang jelas atau sebuah garis yang berputar-putar tanpa tujuan? Apakah ada bukti bahwa saudara berlomba dalam perlombaan untuk kehidupan? Ingat, kita berada dalam perlombaan ini, bukan seolah-olah hanya untuk mengikutinya tanpa semangat, sebagaimana apa adanya, tetapi untuk mencapai garis finis.

18. (a) Apa yang dapat disamakan dengan ”memukul angin” di pihak kita? (b) Mengapa itu merupakan haluan yang berbahaya untuk diikuti?

18 Paulus membuat gambaran yang sejajar dengan perlombaan atletik lain, dengan berkata selanjutnya, ”Aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul [”yang memukul angin”, NW].” (1 Korintus 9:26b) Dalam perlombaan kita untuk kehidupan, kita mempunyai banyak musuh, termasuk Setan, dunia ini, serta ketidaksempurnaan kita sendiri. Seperti seorang petinju zaman dulu, kita harus dapat mengalahkannya dengan pukulan-pukulan yang tepat sasaran. Syukur, Allah Yehuwa melatih kita dan membantu kita dalam pertarungan ini. Ia menyediakan bimbingan dalam Firman-Nya, dalam publikasi-publikasi yang berdasarkan Alkitab, dan dalam perhimpunan-perhimpunan Kristen. Namun, jika kita membaca Alkitab dan publikasi-publikasi serta pergi ke perhimpunan-perhimpunan tetapi tidak mempraktikkan apa yang kita pelajari, tidakkah kita menyia-nyiakan upaya kita, ”memukul angin”? Berlaku demikian akan menempatkan kita pada posisi yang sangat berbahaya. Kita merasa sedang bertarung dan dengan demikian memiliki perasaan aman yang palsu, tetapi kita tidak mengalahkan musuh-musuh kita. Itulah sebabnya sang murid Yakobus memperingatkan, ”Hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.” Sama seperti ”memukul angin” tidak akan melumpuhkan musuh-musuh kita, demikian pula dengan menjadi ”pendengar saja” tidak menjamin kita sedang melakukan kehendak Allah.—Yakobus 1:22; 1 Samuel 15:22; Matius 7:24, 25.

19. Bagaimana kita dapat memastikan agar kita dengan cara apa pun dianggap layak?

19 Akhirnya, Paulus memberi tahu kita rahasia keberhasilannya, ”Aku melatih [”memukul”, NW] tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” (1 Korintus 9:27) Seperti Paulus, kita pun perlu menguasai tubuh kita yang tidak sempurna sebaliknya daripada membiarkannya menjadi majikan kita. Kita perlu mencabut ke luar kecenderungan, keinginan, serta hasrat-hasrat daging. (Roma 8:5-8; Yakobus 1:14, 15) Melakukan hal tersebut bisa jadi menyakitkan, karena kata yang diterjemahkan sebagai ”melatih” secara harfiah berarti ’memukul di bawah mata’ (Kingdom Interlinear). Namun, bukankah lebih baik, seolah-olah mengalami mata yang biru karena dipukul, dan hidup daripada menyerah kepada keinginan-keinginan daging lalu mati?—Bandingkan Matius 5:28, 29; 18:9; 1 Yohanes 2:15-17.

20. Mengapa sekarang khususnya mendesak untuk memeriksa cara kita berlari dalam perlombaan untuk kehidupan?

20 Dewasa ini, kita sedang mendekati garis finis dari perlombaan tersebut. Waktu untuk penyerahan hadiah sudah di ambang pintu. Bagi kaum kristiani terurap, hadiahnya berupa ”panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus”. (Filipi 3:14) Bagi orang-orang dari kumpulan besar, kehidupan kekal di bumi firdaus. Karena begitu banyak yang dipertaruhkan, marilah kita menetapkan hati, seperti halnya Paulus, agar kita ’jangan ditolak’. Marilah kita masing-masing mencamkan dalam hati perintah untuk, ”Larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!”—1 Korintus 9:24, 27.

Apakah Saudara Ingat?

◻ Mengapa cocok untuk membandingkan kehidupan seorang kristiani dengan suatu perlombaan?

◻ Bagaimana perlombaan untuk kehidupan berbeda dari perlombaan lari?

◻ Mengapa kita perlu senantiasa mempraktikkan pengendalian diri dan ”dalam segala hal”?

◻ Bagaimana seseorang berlari ’tidak tanpa tujuan’?

◻ Mengapa berbahaya untuk sekadar ”memukul angin”?

[Gambar di hlm. 16]

Karangan bunga sang pemenang, seperti halnya kemuliaan dan ketenaran, dapat hilang

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan