-
Memperoleh Manfaat dari ’Satu Pengantara Antara Allah dan Manusia’Menara Pengawal—1981 (No. 34) | Menara Pengawal—1981 (No. 34)
-
-
14. Apa yang dikatakan Paulus kepada para penatua di Efesus mengenai pengabarannya tentang pertobatan kepada Allah, dan untuk kepentingan apa ia kini melayani sebagai pelayan?
14 Lebih dari 20 tahun setelahnya, Paulus masih bertindak sebagai rasul untuk bangsa-bangsa dan sedang menyelesaikan perjalanan utusan injilnya yang ketiga. Dalam perjalanannya kembali ke Yerusalem ia singgah di Miletus dan berbicara kepada penatua-penatua dari sidang di Efesus, Asia Kecil. Ia mengatakan kepada mereka bagaimana ia telah bekerja, dengan berkata, ”Aku senantiasa bersaksi [memberikan kesaksian dengan saksama, NW] kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani, supaya mereka bertobat kepada Allah dan percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus. Tetapi sekarang sebagai tawanan Roh aku pergi ke Yerusalem dan aku tidak tahu apa yang akan terjadi atas diriku di situ.” (Kis. 20:21, 22) Ia tidak lagi melayani sebagai orang Farisi demi perjanjian Taurat Musa yang lama, tetapi, seperti yang ditulisnya dalam 2 Korintus 3:5, 6, ”kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah. Ialah membuat kami juga sanggup menjadi pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang tidak terdiri dari hukum yang tertulis, tetapi dari Roh, sebab hukum yang tertulis mematikan, tetapi Roh menghidupkan”.
15. Ketika berbicara tentang ”pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru”, siapakah yang oleh Paulus diikutsertakan dalam kata ganti ”kami”, dan apakah mereka merupakan bagian dari Dewan Pengantara antara Allah dan manusia?
15 Siapakah yang dimaksudkan rasul itu di sini dengan kata ganti ”kami”? Dalam kata pembukaan dari suratnya ia mengidentifisir untuk kita siapa yang termasuk dalam ”kami”, dengan mengatakan, ”Paulus, yang oleh kehendak Allah menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Timotius saudara kita, kepada jemaat Allah di Korintus.” (2 Kor. 1:1) Jadi, baik Paulus maupun Timotius adalah ”pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, . . . dari Roh”. Dengan pernyataan ini Paulus tidak memaksudkan bahwa dia dan Timotius menjadi suatu Dewan Pengantara, menjadi pengantara bersama Yesus. Tidak, karena mereka sendiri hanyalah orang-orang Israel rohani demi siapa Yesus melayani sebagai Pengantara Allah. Hanya Yesus sendiri adalah ”Pengantara perjanjian baru”.—Ibr. 12:24.
-
-
Memperoleh Manfaat dari ’Satu Pengantara Antara Allah dan Manusia’Menara Pengawal—1981 (No. 34) | Menara Pengawal—1981 (No. 34)
-
-
21. (a) Surat Paulus kepada Timotius merupakan persoalan tentang pelayan apa, yang menulis kepada pelayan lain manakah? (b) Berapa lama perjanjian itu berlangsung, dan peranan apa yang dimainkan ”tebusan bagi semua manusia” dalam hubungan ini?
21 Paulus menulis selaras dengan fakta-fakta dari Kekristenan abad pertama. Pada waktu itu perjanjian baru tersebut sudah mulai berjalan. Ke dalamnyalah ”manusia” dari segala bangsa, orang-orang Yahudi, Samaria, orang-orang Kafir yang tidak bersunat, telah dibawa, setelah mereka dijadikan bagian dari Israel rohani. Yesus Kristus adalah pengantara dari perjanjian baru itu. Surat Paulus kepada Timotius mengenai hal ini adalah persoalan seorang ’pelayan dari suatu perjanjian baru’ yang lain. Perjanjian baru antara ”Allah, Juruselamat kita’, dan Israel rohani tetap berlaku selama masih ada orang-orang Israel rohani yang dalam daging sebagai ”manusia” di bumi ini. Jadi perjanjian itu berlaku dewasa ini. ”Tebusan bagi semua manusia” dari Yesus menaruh dasar bagi pria dan wanita dari segala golongan untuk menjadi Israel rohani dan dibawa ke dalam perjanjian baru yang ”pengantara”nya adalah Kristus Yesus.
22. (a) Bagaimana terbukti bahwa perjanjian baru ini sedang mendekati akhirnya, dan bilamanakah kedudukan Kristus sebagai pengantara berakhir? (b) Mengapa orang-orang Israel rohani yang dimuliakan tidak membutuhkan seorang pengantara, dan dalam kedudukan apa mereka akan bertindak pada waktu itu?
22 Masih ada lebih dari 9.000 orang yang mengaku Israel rohani dalam perjanjian baru. Seperti Paulus dan Timotius, mereka adalah ”pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru”. (2 Kor. 3:6; 1:1) Rupanya perjanjian baru itu sudah mendekati masa berlakunya untuk menghasilkan 144.000 orang Israel rohani yang diperkenan Allah karena bergabung dengan Yesus Kristus dalam kerajaan surgawi, pemerintahan yang ideal bagi umat manusia. Pada waktu orang terakhir dari Israel rohani yang diperkenan ini tidak lagi menjadi ”manusia” dengan kematiannya di bumi, dan dibangkitkan untuk mendapat bagian dalam kerajaan surgawi, maka kedudukan Yesus Kristus sebagai pengantara juga akan berakhir. Keadaan mereka secara jasmani dengan dosa warisan, yang menuntut adanya seorang pengantara untuk bertindak antara mereka dan Allah yang kudus, akan ditinggalkan. Seperti malaikat-malaikat yang suci di surga, orang-orang Israel rohani yang dimuliakan ini tidak membutuhkan pengantara antara mereka dan Allah Yehuwa. (Why. 22:3, 4) Di bawah Yesus Kristus mereka akan melayani sebagai raja-raja, imam-imam dan rekan-rekan hakim atas seluruh dunia umat manusia.—Why. 7:4-8; 14:1-3; 20:4, 6; Luk. 22:28-30.
-