Pasal 22
Ibadat Sejati—Satu Cara Hidup
1. Harapan apa yang kini terbentang di hadapan kita, tetapi apa yang harus kita lakukan untuk meraihnya?
DI HADAPAN saudara terbentang harapan untuk hidup kekal di bawah kerajaan Allah. Sebagaimana telah saudara ketahui, harapan ini dengan teguh didasarkan pada kebenaran Firman Allah sendiri. Saudara bisa meraihnya jika saudara benar-benar mengasihi Allah dan beribadat kepadaNya dengan “hidup dalam kebenaran.”—2 Yohanes 1-4.
2. Dengan istilah apa ibadat sejati disebut di antara umat Kristen abad pertama? Mengapa?
2 Ibadat sejati bukan hanya sekedar mengetahui kebenaran. Bukan sekedar berbicara dan memasyhurkan kebenaran kepada orang-orang lain, tetapi juga percaya dan bertindak menurut kebenaran, “hidup dalam kebenaran,” dengan mempraktekkannya dalam hidup sehari-hari. (Yakobus 1:22-25) Ibadat sejati begitu mempengaruhi hidup sehari-hari umat Kristen abad-abad permulaan sehingga ibadat itu dikenal sebagai Jalan” dan “Jalan Kebenaran.” (Kisah 9:2; 2 Petrus 2:2) Inilah “jalan” hidup yang ditandai oleh Allah bagi semua penyembah sejati seraya mereka berusaha mendapatkan hidup yang kekal.
3. Mengapa kita harus menerapkan kebenaran Firman Allah dalam setiap kegiatan hidup?
3 Jadi, ibadat kita kepada Allah Yehuwa tidak dapat dipisahkan dari segi-segi lain dalam hidup kita. Malah, kita harus menerapkan kebenaran FirmanNya dalam setiap kegiatan hidup. “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” (1 Korintus 10:31; lihat juga Kolose 3:17.) Setiap tindakan kita harus selaras dengan kebenaran Firman Allah, sehingga membawa kemuliaan bagi Allah. Ini justru demi kebahagiaan kita yang kekal. Prinsip-prinsip yang adil dari FirmanNya tidak berubah menurut keadaan setempat dan keadaan pribadi seseorang. Prinsip-prinsip itu selalu bekerja, selalu benar.—Mazmur 119:142.
4. Apa yang termasuk dalam kepribadian yang baru?
4 Jika saudara benar-benar mengamalkan ibadat sejati, apa artinya bagi saudara sekarang? Ini akan membuat segenap hidup saudara selaras dengan cara Allah, FirmanNya menyatakan: “Kamu, berhubung dengan kehidupan kamu yang dahulu, harus meninggalkan manusia lama, . . . supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.” (Efesus 4:22-24) Mengenakan kepribadian baru berarti membuang perkataan yang tidak senonoh dan dusta untuk diganti dengan bahasa yang bersih dan jujur. Ini berarti mengganti pemabukan dan percabulan dengan tingkah laku yang lurus dan sopan. Ini berarti memupuk keikhlasan dan murah hati, bukan ketamakan.—Kolose 3:5-10.
5. Dapatkah kita mengamalkan sifat-sifat yang saleh setiap saat? Bagaimana caranya?
5 Betapa menyegarkan apabila sifat-sifat yang saleh nampak dalam pergaulan sehari-hari dengan orang-orang lain—dengan anggota-anggota keluarga, rekan-rekan bisnis, kenalan yang akrab dan orang-orang yang tidak dikenal! (Kolose 3:12-14, 18-23) Tetapi, apakah saudara pikir sukar untuk membuat perubahan ini dan mempertahankannya setiap hari? Dengan pertolongan roh Allah saudara dapat melakukannya. Melalui ibadat sejati, saudara dapat menghasilkan buah-buah yang menakjubkan dari roh Allah dalam hidup saudara.—Galatia 5:19-24.
6. (a) Bagaimana ibadat sejati mempengaruhi keputusan-keputusan yang kita ambil? (b) Jelaskan bagaimana ibadat sejati mempengaruhi pekerjaan dan rekreasi seorang Kristen.
6 Apabila ibadat sejati menjadi cara hidup saudara, ia selalu menjadi penuntun saudara. Sewaktu mengambil keputusan, yang penting maupun yang biasa, saudara akan belajar menanya diri: “Apa yang akan menyenangkan Allah Yehuwa? Menurut prinsip-prinsip dalam FirmanNya, manakah haluan yang benar dan bijaksana?” (Mazmur 119:105 [118:105, Dy]; Amsal 3:1-6) Misalnya, seorang Kristen sejati akan memperhatikan supaya pekerjaan duniawinya tidak mengganggu pelayanannya kepada Allah Yehuwa, atau menyangkut pekerjaan atau kebiasaan yang dikutuk oleh Alkitab. (Ibrani 13:5, 18; Yesaya 2:3, 4; Wahyu 18:4) Bahkan dalam soal rekreasi atau mencari hiburan, Firman Allah hendaknya menuntun dalam memilih sesuatu yang membina dan berguna. (Filipi 4:8) Tidak ada bagian hidup saudara yang tidak akan dipengaruhi secara menguntungkan oleh ibadat sejati.
IMBALAN YANG MENGGEMBIRAKAN UNTUK KETEKUNAN
7. (a) Mengapa mungkin tidak mudah untuk terus berjalan pada “Jalan Kebenaran”? (b) Apabila ada tentangan, apa haluan yang benar mengingat Ibrani 10:36?
7 Akan tetapi, karena tekanan yang dilancarkan oleh dunia atas orang-orang Kristen sejati, mungkin tidak mudah untuk terus berjalan dalam “Jalan Kebenaran.” Yesus memperingatkan bahwa para penyembah sejati akan dibenci dan dianiaya, seperti yang ia alami. (Yohanes 15:18-20; 2 Timotius 3:12) Mungkin timbul keadaan-keadaan yang mengancam akan merintangi pelajaran Alkitab saudara yang tetap tentu atau pergaulan saudara dengan sesama Kristen di perhimpunan-perhimpunan sidang. Tentangan dapat menyebabkan pekerjaan pengabaran jadi susah, bahkan berbahaya. Apa yang saudara lakukan? Alkitab menasihatkan: “Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.” (Ibrani 10:36) Maka, satu-satunya haluan yang benar adalah, maju terus dengan tabah dalam dinas Allah, dan percaya kepadaNya bahwa Ia akan menguatkan saudara.—Mazmur 55:23; Ibrani 6:11, 12.
8. Mengapa kita dapat menikmati sukacita yang sungguh jika menghadapi ujian iman sebagai akibat dari tentangan?
8 Kepada umat Kristen abad pertama, sang murid Yakobus menulis: “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” (Yakobus 1:2, 3) Ya, kita dapat menikmati sukacita yang sungguh jika kita berani menghadapi ujian iman kita walaupun ditentang. Mengapa? Karena dengan bertekun kita menjunjung pihak Bapa kita yang di surga dalam sengketa besar di hadapan alam semesta. Lagi pula, Putra Allah menjamin: “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu.” Ya, dengan ketekunan, saudara akan memperoleh imbalan berupa hidup yang kekal.—Lukas 21:16-19; 1 Petrus 2:21-23; 2 Tesalonika 1:4, 5.
9. (a) Mengapa kita hidup pada jaman yang paling menyenangkan dalam sejarah manusia? (b) Harapan gemilang apa tersedia bagi mereka yang tidak sekali-kali meninggalkan jalan kebenaran?
9 Kita hidup pada masa yang paling menyenangkan dalam sejarah umat manusia. Tak lama lagi Yehuwa dan PutraNya, Yesus Kristus, akan menyingkirkan semua musuh kerajaan Allah dari alam semesta. Alangkah nikmatnya nanti, setelah peperangan itu, untuk hidup di bawah keadaan-keadaan yang adil dalam bumi firdaus, bebas dari penderitaan, kepedihan dan kematian! Saudara dapat yakin sepenuhnya akan harapan itu, karena “Allah . . . tidak berdusta.” (Titus 1:2) Maka nantikanlah harapan yang gemilang itu dan jangan sekali-kali meninggalkan ibadat Yehuwa, Allah yang sejati. Terus ayunkan kaki saudara pada jalan kebenaran, sebab “dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.”—1 Yohanes 2:17.