PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Kasih, ”Pengikat yang Mempersatukan dan Menyempurnakan”
    Menara Pengawal—1982 (No. 49) | Menara Pengawal—1982 (No. 49)
    • 10. Bagaimana kita dapat menghindari kepribadian yang membuat kita kelihatan seperti orang-orang dunia, dan bagaimana pandangan Allah terhadap kita bertentangan dengan pandanganNya terhadap dunia yang mati?

      10 Kita mendapat jaminan perlindungan ilahi, tetapi kita harus terus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan yang berhubungan dengan hal itu. Apabila kita menghindari hubungan erat dengan dunia yang bobrok yang mengakibatkan kematian rohani, kita tidak akan mengenakan kepribadian yang membuat kita nampak seperti orang-orang dunia. Kita tidak akan mempraktekkan kebencian dari dunia ini. Yang sama sekali berlawanan dengan kebencian adalah kasih, kasih kepada Yehuwa serta Kristusnya dan kepada saudara-saudari Kristen kita. Rasul Paulus yang terilham menganjurkan kita sebagai murid-murid Yesus Kristus, mengenakan kepribadian yang memperlihatkan sifat ini. Jika kita melakukannya, kita menyatakan diri kepada orang lain sebagai pelayan-pelayan Allah dengan ”kasih yang tidak munafik”. (2 Korintus 6:4-10) Kasih ini berasal dari Allah, dan dengan memilikinya berarti kita mempunyai hubungan dengan Dia karena telah berpaling dari dunia sejauh hati dan jiwa kita selaras dengan kasih tersebut. Allah memandang dunia sebagai sudah mati dan mereka yang menjadi bagian dari dunia mati juga. Bagi Dia, mereka memang tidak hidup. Dalam pandangan Allah, kita sebagai murid-murid Yesus Kristus yang berbakti dan terbaptis hidup; ya, kita hidup sebagai bagian dari organisasiNya, di mana terdapat kasih. Karena itu bukanlah suatu pernyataan yang dibesar-besarkan apa yang terdapat di 1 Yohanes 3:14, yang bunyinya, ”Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.”

      11. Ke dalam persaudaraan apa kasih menyambut kita?

      11 Jadi kita melihat bahwa kasih menyambut kita ke dalam suatu persaudaraan, dengan Yesus Kristus, Putra Allah, sebagai saudara kita yang lebih tua. Sifat Kekristenan ini merupakan suatu jubah atau pakaian luar, dan dengan itu kita harus menunjukkan atau memperlihatkan siapa kita sebenarnya, tanpa kemunafikan. Firman Allah mengatakan bahwa kasih adalah corak yang paling utama yang harus kita pupuk dan praktekkan.

      12. Langkah-langkah apa yang harus diambil untuk mencapai kasih itu, dan bolehkah hal-hal yang termasuk dalam langkah-langkah tersebut kemudian dilupakan?

      12 Sudah tentu ada langkah-langkah khusus yang perlu diambil oleh seorang murid yang taat agar dapat mencapai jenis kasih yang sejati. Kepada mereka yang berharap memperoleh kemenangan yang gemilang berupa sifat ilahi di surga, 2 Petrus 1:5-8 berkata, ”Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.” Beberapa hal tersebut yang ditambahkan tidak boleh dilupakan setelah sifat yang paling unggul yaitu kasih, diperoleh. Tidak, tetapi iman, kebajikan, pengetahuan, penguasaan diri, ketekunan, kesalehan dan kasih akan saudara-saudara harus tetap ada sebagai bagian-bagian yang tak terpisahkan dari kepribadian kita secara keseluruhan. Selain kasih semuanya sifat ini harus berlimpah-limpah. Dalam hal itu mereka mempunyai sifat-sifat kepribadian ini secara permanen akan menerima imbalan di tangan Allah dalam waktu yang ditentukanNya.

      13. Bagaimana Paulus lebih lanjut menguraikan langkah-langkah pendahuluan tersebut di Kolose 3:12-14?

      13 Sebagai kelanjutan dari hal-hal yang kita sendiri perlu lakukan untuk memperoleh imbalan yang sepadan, tepat untuk disebut di sini sifat-sifat yang dikatakan rasul Paulus harus kita kenakan sebagai pernyataan dari kepribadian kita. Sebelum ia menunjukkan apa yang menjadi pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan, Paulus berkata, ”Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.”—Kolose 3:12-14.

      Perbedaan Nyata dengan Mereka yang Tidak Dipersatukan

      14. Orang-orang macam apa anggota-anggota sidang Kristen sebelum mereka bertindak berdasarkan petunjuk dari para rasul?

      14 Semua petunjuk yang diberikan para rasul menjelaskan bagaimana seharusnya kepribadian dari anggota-anggota jemaat Kristen. Dulunya mereka menjadi bagian dari dunia jahat yang tidak memiliki kasih dan dengan sifat-sifatnya yang seperti setan. Jadi, orang macam apakah mereka pada waktu itu? Rasul Paulus di 1 Korintus 6:9-11 menunjukkan hal ini, dengan mengatakan, ”Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, . . . tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu. Tetapi kamu telah memberi dirimu disucikan, kamu telah dikuduskan, kamu telah dibenarkan dalam nama Tuhan Yesus Kristus dan dalam Roh Allah kita.”

      15. Mengapa orang-orang dunia tidak mempunyai ”tidak pengikat yang mempersatukan” yang terus bertahan?

      15 Orang-orang dunia yang bersifat seperti di atas sangat sulit untuk memiliki sesuatu yang tidak mementingkan diri dan benar-benar murni sebagai pengikat yang tidak terpatahkan dan sempurna, Memang, mereka tidak memiliki ”pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan”. Jadi, masyarakat luar di dalam dunia tua tidak bersatu. Untuk sementara waktu, bila kepentingan pribadi bersama tidak ada lagi, orang-orang dunia kehilangan minat terhadap satu sama lain. Ikatan-ikatan persatuan lenyap. Jadi, akhirnya mereka hanya berhubungan satu sama lain sebagai sesama manusia yang tidak dapat dihindari dalam masyarakat.

  • Kasih, ”Pengikat yang Mempersatukan dan Menyempurnakan”
    Menara Pengawal—1982 (No. 49) | Menara Pengawal—1982 (No. 49)
    • 17. Kerajaan Allah menuntut hal-hal apa dari orang-orang yang berusaha mendahulukannya, dan apa yang membantu mereka dalam hal ini?

      17 Kerajaan Allah tidak dapat bersekutu dengan dunia ini dan para pendukungnya. Dalam menghadapi kegagalan luar biasa dari dunia di bawah Setan untuk menyatukan pengikut-pengikutnya, Kerajaan Allah di bawah Kristus menuntut persatuan dalam tindakan dan pelayanan dari orang-orang Kristen yang telah berbakti dan dibaptis yang berusaha mendahulukannya. Kerajaan ini adalah hasil dari kasih Allah. Justru semangat dari pemerintahan surgawi adalah kasih, di atas segalanya kasih kepada Allah dan benci pada musuh utamanya, Setan, dan dunia yang mempunyai Setan sebagai ”ilah”. Walaupun adanya segala usaha yang memecah-belah dari Setan, kasih yang berasal dari Allah Yehuwa, Bapa surgawi, terus bekerja sebagai ”pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan” bagi semua yang berpaut pada organisasiNya yang kelihatan di bumi, ya, bagi semua keluarga Allah di surga maupun di bumi.

  • Kasih Sebagai ”Pengikat yang Mempersatukan” Terbukti ”Sempurna”
    Menara Pengawal—1982 (No. 49) | Menara Pengawal—1982 (No. 49)
    • Kasih Sebagai ”Pengikat yang Mempersatukan” Terbukti ”Sempurna”

      1. Dalam hal apa Allah Yehuwa dapat diibaratkan dengan pandai besi, dan dalam hal apa setiap keluarga umat manusia berhutang nama kepadaNya?

      PANDAI Besi yang terbesar di alam semesta, Allah Yehuwa Yang Mahakuasa, dapat menempa satu ”pengikat yang mempersatukan” yang aan bertahan teguh selama-lamanya. Ikatan keluarga-keluarga, bahkan keluarga-keluarga yang ada di bumi, dapat menjadi sangat kuat; dan Allah Yehuwa disebut sebagai ”Bapa, yang dari padaNya semua turunan yang di dalam sorga dan di atas bumi menerima namanya”. (Efesus 3:14, 15) Sejak Air Bah sedunia pada jaman kepala keluarga Nuh, setiap keluarga umat manusia telah diturunkan dari pria yang setia itu, yang Allah perkenan sebagai orang yang layak diselamatkan bersama keluarga ini melalui banjir yang melanda seluruh dunia. Berdasarkan kenyataan ini, setiap keluarga umat manusia sekarang di bumi berhutang ”nama” kepada Nuh, yaitu, kesempatan hidup untuk membawa sebuah nama. Dulu, Allah Yehuwa memberi nama tertentu kepada orang-perorangan di bumi, tetapi Ia tidak secara langsung memberikan nama kepada keluarga-keluarga umat manusia. Meskipun demikian, mereka berhutang nama kepadaNya, karena mereka tidak mungkin bisa ada sebagai satu keluarga dengan sebuah nama jika bukan karena Dia sebagai Pemberi Hidup di alam semesta.—Kejadian 5:1, 2, 32.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan