PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w98 1/9 hlm. 19-21
  • Pastikan untuk Mendahulukan Perkara yang Utama!

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pastikan untuk Mendahulukan Perkara yang Utama!
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Hal Apa yang Seharusnya Didahulukan?
  • Terus Mencari Dahulu Kerajaan
  • Bagaimana Beberapa Orang Mendahulukan Perkara yang Utama Dewasa Ini
  • Rencanakan Sebelumnya
  • Bagaimana Saya Bisa Punya Waktu untuk Mengerjakan PR?
    Sedarlah!—2004
  • Bagaimana Supaya PR-ku Bisa Cepat Selesai?
    Pertanyaan Anak Muda
  • Mengapa Kita Perlu Berhimpun?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2016
  • Menghadiri Perhimpunan—Suatu Tanggung Jawab yang Serius
    Pelayanan Kerajaan Kita—1994
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
w98 1/9 hlm. 19-21

Pastikan untuk Mendahulukan Perkara yang Utama!

Sekarang malam perhimpunan, tetapi ada pekerjaan yang harus saudara lakukan. Mana yang akan saudara dahulukan?

SAUDARA mungkin seorang suami dan ayah. Seraya hari yang panjang dan melelahkan di tempat kerja hampir usai, saudara teringat akan perhimpunan sidang yang dijadwalkan untuk petang itu. Jika saudara segera pulang setelah kerja, masih ada cukup waktu untuk mandi, ganti pakaian, dan makan sebentar sebelum berangkat ke perhimpunan. Tiba-tiba, majikan saudara menghampiri dan meminta saudara bekerja lembur. Ia menjanjikan uang lembur yang lumayan. Saudara membutuhkan uang tersebut.

Atau, saudari mungkin seorang istri dan ibu. Seraya saudari mempersiapkan makan malam, saudari melihat setumpuk pakaian yang belum disetrika, beberapa darinya dibutuhkan keesokan harinya. Saudari berpikir, ’Seandainya saya menghadiri perhimpunan pada malam ini, kapan saya punya waktu untuk menyetrika?’ Karena belum lama ini mengambil pekerjaan sepenuh waktu, saudari merasakan betapa sulitnya untuk mengurus pekerjaan rumah tangga sambil mencari nafkah.

Atau, saudara mungkin seorang pelajar. Di kamar saudara, setumpuk PR memenuhi meja saudara. Sebagian besar ditugaskan beberapa waktu yang lalu, tetapi saudara telah menundanya, dan kini beberapa tugas harus segera diselesaikan. Saudara tergoda untuk meminta izin orang-tua agar dapat bolos dari perhimpunan guna menyelesaikan PR saudara.

Mana yang akan saudara dahulukan: pekerjaan duniawi tambahan, setrikaan, PR, atau perhimpunan sidang? Bicara soal rohani, apa maksudnya mendahulukan perkara-perkara yang utama? Bagaimana pandangan Yehuwa?

Hal Apa yang Seharusnya Didahulukan?

Tidak lama setelah bangsa Israel menerima Sepuluh Perintah, seorang pria didapati mengumpulkan kayu pada hari Sabat. Hal ini dilarang keras oleh Hukum. (Bilangan 15:​32-34; Ulangan 5:​12-15) Bagaimana penilaian saudara terhadap kasus tersebut? Apakah saudara akan mengampuni pria itu, berpendapat bahwa, bagaimanapun, ia bukan bekerja untuk mempertahankan gaya hidup mewah melainkan untuk menyediakan kebutuhan keluarganya? Apakah saudara akan bernalar bahwa ada banyak kesempatan sepanjang tahun untuk menjalankan Sabat dan seseorang yang melewatkan kesempatan, barangkali karena kegagalannya membuat rencana sebelumnya, dapat diampuni dengan mudah?

Yehuwa memandang kasus tersebut dengan lebih serius. ”Lalu,” kata Alkitab, ”berfirmanlah TUHAN kepada Musa: ’Orang itu pastilah [”harus”, NW] dihukum mati.’” (Bilangan 15:35) Mengapa Yehuwa bersikap setegas itu terhadap perbuatan pria tersebut?

Ada enam hari bagi bangsa itu untuk mengumpulkan kayu serta mengurus kebutuhan mereka berupa pangan, sandang, dan papan. Hari ketujuh harus dibaktikan untuk kebutuhan rohani mereka. Meskipun mengumpulkan kayu bukan sesuatu yang salah, adalah salah bila waktu yang seharusnya telah ditetapkan untuk menyembah Yehuwa digunakan untuk keperluan itu. Meskipun orang-orang Kristen tidak di bawah Hukum Musa, bukankah insiden ini mengajar kita agar menetapkan prioritas kita dengan sepatutnya dewasa ini?​—Filipi 1:10.

Setelah menghabiskan 40 tahun di padang belantara, bangsa Israel bersiap-siap memasuki Tanah Perjanjian. Ada yang telah bosan memakan manna yang disediakan Allah di padang belantara dan pastilah mereka menanti-nantikan menu makanan yang lain. Untuk membantu mereka tetap memiliki sudut pandangan yang patut seraya memasuki tanah yang ”berlimpah-limpah susu dan madunya”, Yehuwa mengingatkan mereka, ”Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.”​—Keluaran 3:8; Ulangan 8:3.

Bangsa Israel harus bekerja keras untuk ”susu dan madu” mereka. Mereka harus mengalahkan bala tentara musuh, membangun rumah-rumah, menanami ladang-ladang. Meskipun demikian, Yehuwa memerintahkan bangsa itu untuk menyisihkan waktu setiap hari guna merenungkan perkara-perkara rohani. Mereka juga harus menyediakan waktu untuk mengajarkan jalan-jalan Yehuwa kepada anak-anak mereka. Yehuwa mengatakan, ”Kamu harus mengajarkannya [perintah-perintah-Ku] kepada anak-anakmu dengan membicarakannya, apabila engkau duduk di rumahmu dan apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”​—Ulangan 11:19.

Tiga kali setahun setiap pria Israel dan proselit di negeri itu diperintahkan untuk menghadap Yehuwa. Karena sadar bahwa segenap keluarga akan mendapat manfaat rohani dari peristiwa-peristiwa demikian, banyak kepala keluarga mengatur agar istri dan anak-anak menyertai mereka. Tetapi, siapa yang akan melindungi rumah dan ladang mereka dari serangan musuh sewaktu keluarga itu sedang pergi? Yehuwa berjanji, ”Tiada seorangpun yang akan mengingini negerimu, apabila engkau pergi untuk menghadap ke hadirat TUHAN, Allahmu, tiga kali setahun.” (Keluaran 34:24) Dibutuhkan iman bagi bangsa Israel untuk percaya bahwa jika mereka mendahulukan kepentingan rohani, mereka tidak akan dirugikan secara materi. Apakah Yehuwa membuktikan bahwa kata-kata-Nya benar? Tak perlu diragukan lagi!

Terus Mencari Dahulu Kerajaan

Yesus mengajar para pengikutnya untuk mendahulukan nilai rohani daripada hal apa pun. Dalam Khotbah di Gunung, ia menasihati para pendengarnya, ”Jangan sekali-kali khawatir dan mengatakan, ’Apa yang akan kami makan?’ atau, ’Apa yang akan kami minum?’ atau, ’Apa yang akan kami kenakan?’ . . . teruslah cari dahulu kerajaan dan keadilbenarannya, dan semua perkara yang lain ini [perkara materi yang dibutuhkan] akan ditambahkan kepadamu.” (Matius 6:​31, 33) Tidak lama setelah kematian Yesus, orang-orang Kristen yang baru dibaptis mengikuti nasihat itu. Banyak dari mereka adalah orang Yahudi atau proselit Yahudi yang telah mengadakan perjalanan ke Yerusalem untuk perayaan festival Pentakosta pada tahun 33 M. Sewaktu berada di sana, terjadilah sesuatu yang tak terduga. Mereka mendengar dan menyambut kabar baik tentang Yesus Kristus. Karena sangat berminat untuk mengetahui lebih banyak tentang kepercayaan baru mereka, mereka tetap tinggal di Yerusalem. Persediaan mereka mulai menipis, tetapi kenyamanan materi bukan hal terpenting. Mereka telah menemukan Mesias! Saudara-saudara Kristen mereka membagikan perkara materi apa pun yang mereka miliki sehingga semua dapat terus ”mengabdikan diri mereka dalam pengajaran rasul-rasul dan . . . dalam berdoa”.​—Kisah 2:42.

Belakangan, beberapa orang Kristen mengabaikan kebutuhan untuk menikmati persaudaraan secara tetap tentu di perhimpunan. (Ibrani 10:23-25) Barangkali mereka menjadi materialistis, mengabaikan perkara-perkara rohani seraya mencoba mengamankan jaminan finansial bagi diri sendiri dan keluarga. Setelah mendesak saudara-saudaranya agar tidak meninggalkan perhimpunan, rasul Paulus menulis, ”Hendaklah cara hidupmu bebas dari cinta uang, sementara kamu puas dengan perkara-perkara yang ada. Sebab ia telah mengatakan, ’Aku sama sekali tidak akan membiarkanmu atau dengan cara apa pun meninggalkanmu.’”​—Ibrani 13:5.

Nasihat Paulus terbukti sangat tepat waktu. Sekitar lima tahun setelah Paulus menulis suratnya kepada orang-orang Ibrani, pasukan Romawi yang dipimpin Cestius Gallus mengepung Yerusalem. Orang-orang Kristen yang setia mengingat peringatan Yesus, ”Apabila terlihat olehmu [hal ini] . . . , hendaklah orang yang di sotoh rumah tidak turun, ataupun pergi ke dalam untuk mengambil apa pun ke luar dari rumahnya; dan hendaklah orang yang di ladang tidak kembali ke hal-hal di belakang untuk mengambil pakaian luarnya.” (Markus 13:​14-16) Mereka tahu bahwa keselamatan mereka bergantung, bukan pada stabilitas pekerjaan mereka atau nilai harta materi mereka, melainkan pada ketaatan mereka kepada instruksi Yesus. Pastilah orang-orang yang telah menyambut nasihat Paulus dan mendahulukan kepentingan rohani merasa lebih mudah untuk meninggalkan rumah, pekerjaan, pakaian, dan harta milik pribadi yang berharga serta melarikan diri ke pegunungan dibandingkan dengan siapa pun yang belum membebaskan diri dari cinta akan uang.

Bagaimana Beberapa Orang Mendahulukan Perkara yang Utama Dewasa Ini

Orang-orang Kristen yang setia dewasa ini menghargai pergaulan secara tetap tentu dengan saudara-saudara mereka, dan banyak yang membuat pengorbanan agar dapat menghadiri perhimpunan. Di beberapa tempat, pekerjaan yang tersedia hanyalah pekerjaan bergilir (shift). Seorang saudara menawarkan untuk menggantikan rekan sekerjanya pada malam Minggu, yang biasanya digunakan untuk rekreasi oleh banyak orang di lingkungannya, jika mereka bersedia menggantikan giliran kerjanya pada malam perhimpunan. Saudara-saudara lain yang adalah pekerja bergilir, menghadiri perhimpunan di sidang terdekat jika pekerjaan mereka menghalangi mereka menghadiri perhimpunan di sidang sendiri. Dengan cara ini, mereka hampir tidak pernah melewatkan perhimpunan. Seorang peminat baru di Kanada segera menyadari pentingnya Sekolah Pelayanan Teokratis dan Perhimpunan Dinas, tetapi jadwal kerjanya menghalanginya untuk hadir. Oleh karena itu, ia membayar seorang rekan sekerja untuk bekerja selama gilirannya sehingga ia dapat leluasa menghadiri perhimpunan yang penting ini.

Banyak orang yang menderita penyakit kronis jarang melewatkan perhimpunan. Mereka menyimak acara perhimpunan di rumah melalui sambungan telepon atau rekaman kaset sewaktu mereka tidak dapat hadir di Balai Kerajaan. Mereka memperlihatkan penghargaan yang patut dipuji untuk persediaan rohani Yehuwa melalui ’budak-Nya yang setia dan bijaksana’! (Matius 24:45) Orang-orang Kristen yang merawat orang-tua yang lanjut usia benar-benar menghargai bila seorang saudara atau saudari menawarkan diri untuk menemani orang-tua mereka sehingga mereka dapat menghadiri perhimpunan sidang.

Rencanakan Sebelumnya

Orang-tua yang menyadari kebutuhan rohani mereka sendiri membantu anak-anak mereka untuk menghargai perhimpunan Kristen. Seharusnya, orang-tua mewajibkan anak-anak mengerjakan PR segera setelah diberikan sebaliknya daripada membiarkan tugas-tugas menumpuk. Pada malam perhimpunan, anak-anak mengerjakan PR segera setelah pulang dari sekolah. Hobi dan kegiatan lain tidak dibiarkan menghalangi perhimpunan sidang.

Sebagai suami dan ayah, apakah saudara memprioritaskan kehadiran di perhimpunan? Sebagai istri dan ibu, apakah saudari berupaya merencanakan tanggung jawab saudari agar tersedia waktu untuk perhimpunan? Sebagai remaja, apakah saudara membuat jadwal yang mengutamakan PR atau yang mengutamakan perhimpunan?

Perhimpunan sidang merupakan persediaan yang pengasih dari Yehuwa. Kita hendaknya berupaya sebisa-bisanya untuk ambil bagian dalam pengaturan itu. Yehuwa akan memberkati saudara dengan limpah jika saudara mendahulukan perkara yang utama!

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan