PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • kc psl. 6 hlm. 46-55
  • Berusaha Meraih Kerajaan Itu

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Berusaha Meraih Kerajaan Itu
  • ”Datanglah Kerajaanmu”
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • SUATU SILSILAH YANG PENTING
  • KOTA YANG DIBANGUN OLEH ALLAH
  • RAJA ”YANG BERHAK”
  • Pemilihan Ilahi Menurut ”Maksud-Tujuan Kekal”
    ”Maksud-Tujuan Kekal” dari Allah Sekarang Terlaksana untuk Kebaikan Manusia
  • Buku Alkitab Nomor 1​—Kejadian
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Orang-Orang yang Selamat dari Segala Bangsa
    Selamat Memasuki Bumi Baru
  • Pemerintahan yang Akan Mendatangkan Firdaus
    Pemerintahan yang Akan Mendatangkan Firdaus
Lihat Lebih Banyak
”Datanglah Kerajaanmu”
kc psl. 6 hlm. 46-55

Pasal 6

Berusaha Meraih Kerajaan Itu

1. (a) Sehubungan dengan pemerintahan, apa yang Yehuwa tawarkan bertentangan dengan apa yang telah diberikan oleh umat manusia? (b) Mengapa sangat terjamin jika kita membangun kehidupan yang berpusat pada Firman Allah?

APABILA sesuatu yang menarik ditawarkan kepada saudara, bagaimana sambutan saudara? Apakah saudara tidak akan berusaha meraihnya? Allah Yehuwa memberi saudara kesempatan untuk hidup kekal di bawah suatu pemerintahan yang sempurna. Memang dalam pemerintahan-pemerintahan dewasa ini, banyak politikus yang korup dan janji-janji mereka sering hampa. Sekalipun maksud mereka baik, umat manusia ternyata tidak sanggup menyediakan pemerintahan yang baik terlepas dari kedaulatan Allah. (Amsal 20:24) Tetapi sejak semula, Allah telah mengambil langkah-langkah secara bertahap, sehingga pemerintahan kerajaanNya yang sempurna dapat terbentuk, dan Ia mengundang para pencinta kebenaran untuk memanfaatkannya. Maksud-tujuanNya dapat dipercaya dan benar. Ia tidak dapat berdusta. Sangat terjamin jika kita membangun kehidupan yang berpusat pada firmanNya.—Wahyu 21:1-5; Titus 1:2.

2. (a) Kapan dan cara bagaimana Allah menyatakan maksud-tujuanNya untuk mendirikan suatu kerajaan yang adil? (b) Apa yang disingkapkan oleh Ibrani 11:4-7 berkenaan dengan orang-orang yang berusaha meraih harapan Kerajaan itu?

2 Maksud-tujuan Allah untuk membentuk kerajaan yang adil-benar bukan hal baru. Di Eden, ketika kedaulatan Allah pertama kali diragukan, Allah menyatakan maksud-tujuanNya untuk menerbitkan suatu ”keturunan” yang akan ”meremukkan” Setan dan keturunannya. (Kejadian 3:15; Roma 16:20) Di tengah-tengah kekerasan dari dunia purba itu, Habel, Henokh dan Nuh memperlihatkan iman kepada janji Yehuwa tersebut. Karena yakin bahwa Allah akan memberi imbalan kepada ”orang-orang yang sungguh mencari Dia”, mereka bertekun menghadapi celaan, dengan memilih untuk ’berjalan dengan Allah’ dan memberitakan kebenaran. (Ibrani 11:4-7) Alangkah bagusnya teladan-teladan ini bagi semua orang dewasa ini yang menaruh iman akan ’kedatangan’ kerajaan Allah!

SUATU SILSILAH YANG PENTING

3. Menurut Kejadian 12:1-7, bagaimana Abraham menjadi teladan yang sangat bagus bagi kita?

3 Lebih dari 400 tahun setelah Air Bah, Allah menjelaskan bahwa ”keturunan” kerajaan yang dijanjikan akan datang dari garis keturunan Abraham. Tetapi mengapa Abraham? Karena Allah melihat di dalam dirinya iman yang luar biasa. Ia memanggil Abraham keluar dari kota kelahirannya, Ur-Kasdim, dan menyuruhnya pergi ke suatu negeri asing, yakni Kanaan, dengan berkata,

”Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat. . . . Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” (Kejadian 12:3, 7; Kisah 7:4)

Sebaliknya dari pada berpaut pada bangsanya sendiri, Abraham meninggalkan mereka dan tidak pernah kembali lagi. Ia rela membuat perubahan total dalam cara hidupnya, agar dapat memberikan ketaatan sepenuhnya kepada Yehuwa Tuhan Yang Berdaulat. Sungguh teladan yang bagus sekali bagi semua orang yang mengejar kehidupan yang dibaktikan kepada Yehuwa dewasa ini!

4. Bagaimana Sara diberkati karena imannya? (Ibrani 11:11, 12)

4 Walaupun Sara istri Abraham, tetap mandul sampai usia tua, Yehuwa belakangan meyakinkan Abraham, dengan mengatakan kepadanya: ”Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.” (Kejadian 17:16) Pada usia 90 tahun, Sara yang setia diberkati. Dengan suatu mujizat ia melahirkan bagi Abraham seorang putra, Ishak, nenek moyang dari banyak raja.—Matius 1:2, 6-11, 16; Wahyu 17:14.

5. Bagaimana ketaatan Abraham dan Ishak mendapat imbalan?

5 Selang beberapa waktu, Yehuwa menguji Abraham dan Ishak dengan suatu ujian yang menyelidik. Ia memerintahkan Abraham untuk membawa putra tunggalnya, yang diperolehnya dari Sara, ke Gunung Moria, yang jauhnya kira-kira tiga hari perjalanan. Di sana ia harus mengorbankan putranya sebagai korban bakaran. Pada waktu itu Ishak kemungkinan sudah berumur kira-kira 25 tahun dan cukup kuat untuk memikul beban kayu api yang erat sampai ke gunung; cukup kuat untuk melawan ayahnya yang berumur 125 tahun, seandainya ia ingin. Tetapi dengan taat ayah dan anak menjalankan peranan mereka dalam drama yang menggetarkan ini, sampai pada batas ketika malaikat Yehuwa menahan tangan Abraham pada saat ia mengangkat pisau untuk menyembelih. Seekor domba jantan menggantikan Ishak sebagai korban.—Kejadian 22:1-14.

6. (a) Pola nubuat apa yang diperankan di sana? (b) Mengapa hendaknya janji di Kejadian 22:18 menarik minat saudara secara istimewa?

6 Di sini Allah mengadakan suatu pola nubuat tentang cara bagaimana Ia akan mengorbankan putraNya sendiri, demi menyingkirkan dosa dunia umat manusia. (Yohanes 1:29; Galatia 3:16) Karena Allah kemudian mengatakan kepada Abraham:

”Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firmanKu.”—Kejadian 22:15-18.

7. Haluan apa di pihak kita yang akan diberi imbalan oleh Yehuwa?

7 Alangkah bagusnya teladan ketaatan dari Abraham dan Ishak! Kita mungkin tidak akan pernah diminta membuat korban seperti itu, tetapi memang penting agar kita menundukkan diri kepada Yehuwa sama seperti mereka, berdasarkan kasih yang tulus kepadaNya. (Yakobus 4:7; 2 Korintus 9:13) Kerelaan mengorbankan diri dan kepentingan yang hanya menyangkut diri sendiri, demi meraih ’Kerajaan yang akan datang itu’, adalah haluan yang selalu diperkenan dan diberkati oleh Yehuwa.—Matius 6:33.

8. (a) Bagaimana haluan Yakub bertentangan dengan haluan Esau? (b) Berkat apa yang diberikan Ishak kepada Yakub?

8 Yakub, putra Ishak, juga salah seorang yang berusaha meraih Kerajaan itu. Tetapi Esau, saudara kembarnya, menghina perkara-perkara suci, mulai tertarik kepada wanita-wanita Kanaan dan materialisme yang mementingkan diri. Dan ia menjual hak kesulungannya yang berharga itu kepada Yakub hanya untuk satu piring makanan! (Ibrani 12:16) Yakub yang berpikiran rohani menghargai hak kesulungan, dan Yehuwa mengatur jalannya peristiwa agar ia tetap dapat memilikinya, bahkan sampai menerima berkat dari Ishak yang sudah lanjut usia. Esau mengawini wanita-wanita yang menyembah hantu, tetapi sebaliknya Yakub mengadakan perjalanan jauh ke Mesopotamia untuk mencari seorang istri dari antara para penyembah Yehuwa. Pada waktu itu Ishak meyakinkan Yakub dengan kata-kata,

”Allah Yang Mahakuasa memberkati engkau, membuat engkau beranak cucu dan membuat engkau menjadi banyak, sehingga engkau menjadi sekumpulan bangsa-bangsa.”—Kejadian 25:27-34; 26:34, 35; 27:1-23; 28:1-4.

9. (a) Mengapa nama Yakub diganti menjadi Israel? (b) Bagaimana kita dapat menarik faedah dari teladannya?

9 Belakangan, menjelang umur 100 tahun, Yakub sekali lagi memperlihatkan betapa ia sangat menghargai perkara-perkara rohani. Ia bergumul dengan seorang malaikat sepanjang malam supaya dapat memperoleh berkat. Sebagai tanda perkenanNya, di sana Yehuwa mengganti nama Yakub menjadi Israel, yang berarti ”Seseorang Yang Bertekun Menghadapi Allah”. (Kejadian 32:24-30) Kita juga akan diberkati dewasa ini jika kita bertekun dalam usaha meraih harta rohani, sambil menghindari roh dunia yang jahat di sekitar kita.—Matius 6:19-21.

10. (a) Bagaimana nubuat dalam Kejadian 28:3 digenapi? (b) Berkenaan kesetiaan secara pribadi, apa antara lain contoh yang mengharukan di Ibrani 11:1–12:1?

10 Yehuwa memang mengorganisir keturunan Yakub sebagai ”sekumpulan bangsa-bangsa”. Melalui Musa, sebagai perantaraNya, yang juga Ia gunakan untuk memulai penulisan Alkitab, Allah mengundang bangsa Israel, sambil berkata,

”Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firmanKu . . . Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.” (Keluaran 19:5, 6)

Sayang sekali, Israel jasmani gagal menjadi kerajaan rohani itu karena tidak mentaati suara Allah. Tetapi dalam kelompok bangsa itu, banyak orang-perorangan yang membuktikan ketulusan hati kepada Allah—seperti misalnya hakim-hakim di Israel, nabi-nabi dan bahkan Rahab, seorang bekas pelacur. Mengenai ”banyak saksi” yang setia tersebut dapat kita baca di Ibrani 11:1–12:1. Alangkah hangatnya anjuran yang mereka berikan kepada orang-orang di jaman modern yang mengharapkan ’datangnya Kerajaan Allah’!

11. Bagaimana saudara dapat menjadi seperti saksi-saksi yang setia itu?

11 Apakah saudara ingin menjadi kuat dalam iman? Apakah saudara sekarang ingin menjadi seperti pria-pria dan wanita-wanita yang beriman dalam ”merindukan tanah air yang lebih baik yaitu satu tanah air sorgawi”, ya, meraih ”kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah”? (Ibrani 11:10, 16) ’Tetapi,’ mungkin saudara bertanya, ’apa yang dimaksud dengan ”kota” itu?’

KOTA YANG DIBANGUN OLEH ALLAH

12. ”Kota” apa yang diraih oleh hamba-hamba Allah di jaman purba? (Lihat juga Ibrani 11:22-32; Rut 1:8, 16, 17.)

12 ”Kota” tersebut adalah kerajaan Allah yang dijanjikan. Mengapa kita mengatakan demikian? Ya, di jaman dulu, sering kali satu kota menjadi suatu kerajaan, diperintah oleh seorang raja. Raja pertama yang disebut sebagai raja yang baik dalam Alkitab adalah ”Melkisedek, raja [dari kota] Salem, imam Allah Yang Mahatinggi”. Berabad-abad kemudian, kota Yerusalem dibangun di tempat yang sama, dan, seperti Salem, kota itu kemudian menggambarkan kerajaan surgawi di tangan Raja dan Imam Besar yang agung, Yesus Kristus. (Kejadian 14:1-20; Ibrani 7:1, 2, 15-17; 12:22, 28) Meskipun pada waktu itu mereka tidak mengetahui secara terperinci, Abraham dan Sara, maupun Ishak dan Yakub, dengan sungguh-sungguh mencari ”kota” yang akan diperintah oleh sang Mesias sebagai raja. Abraham ”sangat bersukacita dalam pengharapan itu”. Saudara juga, dapat memperoleh sukacita seraya saudara dalam iman berusaha meraih tempat dalam tata Kerajaan itu.—Ibrani 11:14-16; Yohanes 8:56.

13, 14. Bagaimana nubuat Yakub menjelang kematiannya mulai digenapi?

13 Yakub menjadi ayah dari 12 orang putra, yang pada waktunya menjadi kepala-kepala dari ke-12 suku bangsa Israel. Menjelang kematiannya, Yakub menubuatkan siapa dari antara ke-12 suku tersebut yang akan menurunkan penguasa bagi Allah dengan wewenang Kerajaan. Ia mengatakan,

”Yehuda itu anak singa adanya. . . . Tongkat kerajaan itu tiada akan undur dari pada Yehuda . . . sehingga datanglah Silo [yang berarti, Dia Yang Berhak Atasnya; lihat TB], maka kepadanyalah segala bangsa akan menurut.” (Kejadian 49:9, 10, Klinkert)

Apakah Silo datang dari Yehuda? Ya, memang!

14 Penggenapan dari nubuat Yakub mulai terungkap lebih dari 600 tahun kemudian. Pada waktu itu Yehuwa memilih, dari suku Yehuda, ”seorang yang berkenan di hatiNya”. Namanya Daud. Allah menjadikan ’singa dari Yehuda’ yang berani ini, pemimpin dan raja atas umatNya, Israel. (1 Samuel 13:14; 16:7, 12, 13; 1 Tawarikh 14:17) Kepada Raja Daud, Yehuwa menjanjikan kerajaan yang kekal.—Mazmur 89:20, 27-29.

15. Mengapa Yehuwa menggulingkan kerajaan Yehuda, dan untuk berapa lama?

15 Daud, yang mulai memerintah pada tahun 1077 S.M., menjadi raja pertama dari suatu dinasti raja-raja Yehuda yang memerintah di kota Yerusalem. Bangsa itu makmur apabila rajanya rela taat kepada Yehuwa. Tetapi apabila seorang raja menjadi jahat dan memberontak melawan hukum-hukum Yehuwa yang adil, bangsa itu menderita. (Amsal 29:2) Raja terakhir dari Yehuda, Zedekia, jahat sekali. Kepadanya, nabi Allah menyatakan, ”Buangkanlah mahkotamu! . . . Puing, puing, puing akan Kujadikan dia! . . . Sampai ia datang yang berhak atasnya, dan kepadanya akan Kuberikan itu.’” Yehuwa, Tuhan Yang Berdaulat, menggulingkan kerajaan itu sampai seorang raja ”yang berhak” muncul.—Yehezkiel 21:26, 27.

RAJA ”YANG BERHAK”

16. Bagaimana Alkitab menunjukkan siapa ahli waris yang kekal dari Kerajaan itu?

16 Siapa yang akan mewarisi ’hak yang sah’ atas kerajaan Daud? Ke-17 ayat pertama dari buku Matius dalam Alkitab, memberikan jawabannya. Ayat-ayat itu menelusuri silsilah dari ”keturunan” yang dijanjikan mulai dari Abraham sampai Daud, dan kemudian sampai kepada Yusuf, yang pada waktunya menjadi suami dari Maria. Jadi, putra sulung Maria akan mendapat ’hak yang sah’ atas Kerajaan itu. Maka, pada awal tahun 2 S.M., malaikat Gabriel dapat mengumumkan berkenaan putra yang akan dikandung secara mujizat dalam rahimnya,

”Hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan [Yehuwa] Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” (Lukas 1:26-33)

Dengan cara menakjubkan selama berabad-abad Yehuwa melaksanakan maksud-tujuanNya untuk menerbitkan seorang ahli waris yang kekal atas kerajaan Daud. Apabila ditinjau kembali, tidakkah semuanya ini menguatkan iman kita kepada janji Allah tentang ’kedatangan Kerajaan’-Nya?

17, 18. (a) Hanya siapa yang akan mewarisi kerajaan surga? (b) Siapa antara lain orang-orang setia yang akan dibangkitkan di bumi? (c) Menyadari hal ini, seharusnya kita tergugah untuk melakukan apa?

17 Ini tidak berarti bahwa kita semua dapat mengharap untuk berada dalam kerajaan surga bersama Yesus, karena kesempatan itu disediakan hanya untuk suatu ”kawanan kecil” dari murid-muridnya. (Lukas 12:32) Bahkan Raja Daud tidak memiliki harapan sedemikian. Kita diberitahu, ”Bukan Daud yang naik ke sorga.” (Kisah 2:34) Yohanes Pembaptis maupun pria-pria dan wanita-wanita lain yang setia dari jaman purba juga tidak masuk ke dalam ”Kerajaan Sorga”.—Matius 11:11; Ibrani 11:39, 40.

18 Namun, orang-orang setia demikian, yang memelihara ketulusan hati, akan dibangkitkan di bumi ini. Banyak di antara mereka akan menjadi ”pembesar [pangeran, NW]” dalam tata Kerajaan Allah. (Mazmur 45:16) Apakah saudara tidak ingin menyambut mereka kembali dari kuburan dan menikmati pergaulan yang menyenangkan dengan mereka? Tentu! Maka ambillah keputusan, juga, berusahalah meraih ”kota” itu dengan menjadi ’teman sekerja untuk Kerajaan Allah’ bersama semua orang lain dewasa ini yang menghargai kesempatan yang menakjubkan itu.—Kolose 4:11.

[Gambar di hlm. 53]

MEREKA MERAIH KERAJAAN ALLAH

HABEL k.l. 3900 S.M.

NUH 2970-2020 S.M.

ABRAHAM, SARA, ISHAK, YAKUB 2018-1711 S.M.

YUSUF 1767-1657 S.M.

MUSA 1593-1473 S.M.

RAHAB 1473 S.M.

PARA HAKIM 1473-1117 S.M.

RUT, NAOMI k.l. 1300 S.M.

DAUD 1107-1037 S.M.

PARA NABI 1117-442 S.M.

YOHANES PEMBAPTIS 2 S.M.-31 M.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan