Dunia Ini Bukan Tempat yang Layak bagi Mereka
”Mereka dilempari batu sampai mati, . . . Dunia ini bukan tempat yang layak bagi mereka.”—IBRANI 11:37, 38, BIS.
1, 2. Di bawah keadaan-keadaan apa saksi-saksi Yehuwa pada jaman purba memelihara integritas, dan bagaimana pengaruh dari perbuatan-perbuatan mereka atas hamba-hamba Allah dewasa ini?
SAKSI-SAKSI YEHUWA pada jaman purba memelihara integritas kepada Allah meskipun mengalami banyak ujian dari masyarakat manusia yang jahat. Misalnya, hamba-hamba Allah dilempari batu dan dibunuh dengan pedang. Mereka menderita perlakuan yang kejam dan penindasan. Namun mereka tidak goyah dalam iman. Jadi, memang, seperti dikatakan rasul Paulus, ”Dunia ini bukan tempat yang layak bagi mereka.”—Ibrani 11:37, 38, BIS.
2 Perbuatan-perbuatan yang membangkitkan iman dari orang-orang yang saleh sebelum Air Bah, para datuk, dan Musa menggerakkan saksi-saksi Yehuwa jaman modern untuk melayani Allah dalam iman. Namun bagaimana dengan orang-orang lain yang disebut di Ibrani pasal 11 dan 12? Bagaimana kita dapat memperoleh manfaat dengan membahas segi-segi iman mereka?
Iman dari para Hakim, Raja-Raja, dan Nabi-Nabi
3. Bagaimana peristiwa-peristiwa yang menyangkut Yerikho dan Rahab memperlihatkan bahwa iman harus dibuktikan dengan perbuatan?
3 Iman bukan sekedar percaya saja; ini harus dibuktikan dengan perbuatan atau tindakan. (Baca Ibrani 11:30, 31.) Setelah Musa mati, karena iman orang-orang Israel mendapatkan kemenangan demi kemenangan di Kanaan, namun hal ini menuntut usaha di pihak mereka. Misalnya, karena iman Yosua dan orang-orang lain ”runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi tujuh hari lamanya”. Tetapi ”karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan orang-orang durhaka [penduduk Yerikho yang tidak beriman]”. Mengapa? ”Karena ia telah menyambut pengintai-pengintai [Israel] itu dengan baik”, membuktikan imannya dengan menyembunyikan mereka dari orang-orang Kanaan. Iman Rahab mempunyai dasar yang kuat dalam laporan-laporan bahwa ”[Yehuwa] telah mengeringkan air Laut Teberau” di hadapan orang-orang Israel dan menganugerahi mereka kemenangan atas raja-raja Amori, Sihon dan Og. Rahab membuat perubahan moral yang benar dan imannya yang aktif diberkati dengan cara ia diselamatkan beserta keluarganya ketika Yerikho jatuh dan ia menjadi nenek moyang Yesus Kristus.—Yosua 2:1-11; 6:20-23; Matius 1:1, 5; Yakobus 2:24-26.
4. Apa yang ditandaskan oleh pengalaman-pengalaman Gideon dan Barak berkenaan memperlihatkan iman dalam menghadapi bahaya?
4 Iman diperlihatkan dengan bersandar sepenuhnya kepada Yehuwa pada waktu menghadapi bahaya. (Baca Ibrani 11:32.) Paulus mengakui bahwa ia tidak cukup waktu untuk terus menceritakan tentang ”Gideon, Barak, Simson, Yefta, Daud dan Samuel dan para nabi”, yang dengan perbuatan-perbuatan yang berani memberikan bukti berlimpah tentang iman dan kepercayaan kepada Allah dalam keadaan-keadaan penuh bahaya. Jadi, melalui iman dan dengan suatu pasukan yang hanya terdiri dari 300 orang, Hakim Gideon diberi kekuatan oleh Allah untuk menghancurkan kekuatan militer orang-orang Midian yang menindas. (Hakim 7:1-25) Karena mendapat anjuran dari nabiah Debora, Hakim Barak dan satu pasukan tentara yang terdiri dari 10.000 orang dengan perlengkapan senjata yang minim mendapat kemenangan atas pasukan Raja Yabin yang jauh lebih besar yang terdiri dari 900 kereta-kereta perang dengan senjata lengkap di bawah pimpinan Sisera.—Hakim 4:1–5:31.
5. Dalam hal-hal apa saja Simson dan Yefta memperlihatkan iman yang membuktikan kepercayaan penuh kepada Yehuwa?
5 Teladan iman yang lain pada jaman hakim-hakim Israel ialah dari Simson, musuh yang tangguh bagi orang-orang Filistin. Memang, akhirnya dalam keadaan buta ia menjadi tawanan mereka. Tetapi Simson membunuh banyak dari mereka ketika ia merubuhkan tiang-tiang dari bangunan tempat mereka mempersembahkan korban yang besar kepada ilah palsu mereka Dagon. Ya, Simson mati bersama orang-orang Filistin itu tetapi bukan karena bunuh diri sebab putus asa. Dengan iman ia bersandar kepada Yehuwa dan berdoa kepadaNya memohonkan kekuatan yang diperlukan untuk melancarkan pembalasan atas musuh-musuh Allah dan umatNya. (Hakim 16:18-30) Yefta, yang dianugerahi kemenangan oleh Yehuwa atas orang-orang Amon, juga memperlihatkan iman yang membuktikan kepercayaan penuh kepada Yehuwa. Hanya dengan iman sedemikian ia dapat memenuhi nazarnya kepada Allah dengan membaktikan putrinya dalam dinas Yehuwa sebagai wanita yang tetap perawan.—Hakim 11:29-40.
6. Bagaimana Daud memperlihatkan imannya?
6 Yang juga menonjol imannya adalah Daud. Ia masih muda sekali ketika berkelahi dengan raksasa Filistin Goliat. ”Engkau mendatangi aku dengan pedang dan tombak dan lembing,” kata Daud, ”tetapi aku mendatangi engkau dengan nama [Yehuwa] semesta alam.” Ya, Daud bersandar pada Allah, membunuh raksasa Filistin itu, dan selanjutnya terus menjadi seorang raja-pejuang yang gagah berani yang bertempur demi kepentingan umat Allah. Dan karena iman Daud, ia menjadi seorang pria yang berkenan di hati Yehuwa. (1 Samuel 17:4, 45-51; Kisah 13:22) Sepanjang hidupnya, Samuel dan nabi-nabi lain juga memperlihatkan iman yang besar dan ketergantungan penuh kepada Allah. (1 Samuel 1:19-28; 7:15-17) Benar-benar teladan-teladan yang bagus bagi hamba-hamba Yehuwa jaman sekarang, tua dan muda!
7. (a) Siapa yang ”karena iman telah menaklukkan kerajaan-kerajaan”? (b) Siapa yang ”mengamalkan kebenaran” melalui iman?
7 Dengan iman kita dapat berhasil menghadapi setiap ujian integritas dan dapat melaksanakan apapun yang selaras dengan kehendak ilahi. (Baca Ibrani 11:33, 34.) Ketika mengutip perbuatan-perbuatan iman selanjutnya, rupanya Paulus mengingat hakim-hakim, raja-raja dan nabi-nabi Ibrani, karena ia baru saja menyebutkan orang-orang sedemikian. ”Karena iman” hakim-hakim seperti misalnya Gideon dan Yefta ”telah menaklukkan kerajaan-kerajaan”. Demikian pula Raja Daud, yang menaklukkan orang-orang Filistin, Moab, Aram, Edom, dan lain-lain. (2 Samuel 8:1-14) Juga melalui iman, hakim-hakim yang jujur ”mengamalkan kebenaran”, dan nasihat yang benar dari Samuel serta nabi-nabi lain menggerakkan sedikitnya beberapa orang untuk menghindari atau meninggalkan perbuatan salah.—1 Samuel 12:20-25; Yesaya 1:10-20.
8. Janji apa yang diperoleh Daud, dan hal itu mengarah kepada apa?
8 Daud adalah salah seorang yang melalui iman ”memperoleh apa yang dijanjikan”. Yehuwa berjanji kepadanya, ”Takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya.” (2 Samuel 7:11-16) Dan Allah menepati janji itu dengan mendirikan Kerajaan Mesias pada tahun 1914.—Yesaya 9:5, 6; Daniel 7:13, 14.
9. Di bawah keadaan-keadaan apa ’mulut singa-singa telah ditutup melalui iman’?
9 Nabi Daniel dengan berhasil menghadapi ujian integritas pada waktu ia tetap berdoa kepada Allah menurut kebiasaannya setiap hari meskipun ada larangan dari raja. Dengan iman seorang pemelihara integritas, Daniel ”menutup mulut singa-singa” karena Yehuwa memeliharanya tetap hidup dalam gua singa tempat ia dilemparkan.—Daniel 6:4-23.
10. Siapa ”memadamkan api yang dahsyat” melalui iman, dan iman yang sama memungkinkan kita untuk melakukan apa?
10 Rekan-rekan Ibrani Daniel yang memelihara integritas, Sadrakh, Mesakh, Abednego sebenarnya ”memadamkan api yang dahsyat”. Ketika diancam hukuman mati dalam sebuah dapur api yang dipanaskan secara luar biasa, mereka mengatakan kepada Raja Nebukadnezar bahwa, tidak soal apakah Allah mereka akan menyelamatkan mereka atau tidak, mereka tidak akan melayani ilah-ilah raja Babel itu atau menyembah patung yang telah ia dirikan. Yehuwa tidak memadamkan api dalam dapur api itu, tetapi Ia mengatur agar ketiga orang Ibrani tidak mendapat celaka. (Daniel 3:1-30) Iman yang sama memungkinkan kita untuk memelihara integritas kepada Allah sampai pada titik di mana kita mungkin akan mati di tangan musuh.—Wahyu 2:10.
11. (a) Melalui iman, siapa yang ’telah luput dari mata pedang’? (b) Siapa yang ”telah beroleh kekuatan” melalui iman? (c) Siapa yang ”telah menjadi kuat dalam peperangan” dan ”telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing”?
11 Daud ”telah luput dari mata pedang” anak buah Raja Saul. (1 Samuel 19:9-17) Nabi-nabi Elia dan Elisa juga luput dari kematian oleh pedang. (1 Raja 19:1-3; 2 Raja 6:11-23) Namun siapa yang ’karena iman telah beroleh kekuatan dalam kelemahan’? Ya, Gideon menganggap dirinya dan orang-orangnya terlalu lemah untuk menyelamatkan Israel dari orang-orang Midian. Tetapi ia ”telah beroleh kekuatan” dari Allah, yang memberinya kemenangan—dan hanya dengan 300 orang! (Hakim 6:14-16; 7:2-7, 22) ”Dalam kelemahan” ketika rambutnya dicukur, Simson telah ”beroleh kekuatan” dari Yehuwa dan membunuh banyak orang Filistin. (Hakim 16:19-21, 28-30; bandingkan Hakim 15:13-19.) Paulus mungkin juga mengingat Raja Hizkia sebagai seseorang yang ”telah beroleh kekuatan” dari keadaan yang lemah secara militer dan bahkan secara fisik. (Yesaya 37:1–38:22) Di kalangan hamba-hamba Allah yang ”telah menjadi kuat dalam peperangan” ialah Hakim Yefta dan Raja Daud. (Hakim 11:32, 33; 2 Samuel 22:1, 2, 30-38) Dan mereka yang ”telah memukul mundur pasukan-pasukan tentara asing” antara lain ialah Hakim Barak. (Hakim 4:14-16) Semua perbuatan yang berani ini seharusnya meyakinkan kita bahwa dengan iman kita dapat berhasil menghadapi setiap ujian integritas atas kita dan dapat melaksanakan apapun yang selaras dengan kehendak Yehuwa.
Orang-Orang Lain dengan Iman yang Patut Ditiru
12. (a) Siapa ”ibu-ibu [yang] telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan”? (b) Dalam hal apa kebangkitan dari orang-orang tertentu yang beriman akan ”lebih baik”?
12 Iman mencakup percaya kepada kebangkitan, suatu harapan yang membantu kita untuk memelihara integritas kepada Allah. (Baca Ibrani 11:35.) Karena iman, ”ibu-ibu telah menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan”. Melalui iman dan kuasa Allah, Elia membangkitkan putra seorang janda di Sarfat dan Elisa menghidupkan kembali putra seorang wanita Sunem. (1 Raja 17:17-24; 2 Raja 4:17-37) ”Tetapi orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa [secara harfiah, ”dipukuli dengan tongkat”] dan tidak mau menerima pembebasan, supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik.” Jelas bahwa saksi-saksi Yehuwa yang tidak disebut namanya ini dalam Alkitab telah dipukuli sampai mati, tidak mau menerima pembebasan yang menuntut agar mereka berkompromi dalam iman. Kebangkitan mereka akan ”lebih baik” karena mereka tidak perlu lagi mengalami kematian yang tidak dapat dihindari (seperti halnya mereka yang dibangkitkan oleh Elia dan Elisa) dan ini akan terjadi di bawah pemerintahan Kerajaan di tangan Yesus Kristus, ”Bapa yang Kekal” yang tebusannya memberikan kesempatan untuk hidup kekal di bumi.—Yesaya 9:5; Yohanes 5:28, 29.
13. (a) ”Olok-olok dan sesah” telah diderita oleh siapa? (b) Siapa yang mengalami ”belenggu dan penjara”?
13 Jika kita mempunyai iman, kita akan dapat bertekun menahan penindasan. (Baca Ibrani 11:36-38.) Bila kita dianiaya, ada gunanya untuk mengingat harapan kebangkitan dan menyadari bahwa Allah dapat menguatkan kita seperti yang telah Ia lakukan atas ”orang lain pula [yang] terkena pencobaan [atau, ujian iman] dengan olok-olok dan sesah, dan lagi belenggu dan penjara”. (Bode) Orang-orang Israel ”mengolok-olok utusan-utusan Allah . . . sebab itu murka [Yehuwa] bangkit terhadap umatNya”. (2 Tawarikh 36:15, 16) Dengan iman, Mikha, Elisa, dan hamba-hamba Allah yang lain menahan ”olok-olok”. (1 Raja 22:24; 2 Raja 2:23, 24; Mazmur 42:4) ”Sesah” atau pemukulan memang hal yang umum pada jaman raja-raja dan nabi-nabi Israel, dan penentang-penentang ”memukul” Yeremia, tidak hanya menamparnya sebagai penghinaan. ”Belenggu dan penjara” akan mengingatkan kita kepada pengalamannya maupun juga pengalaman dari nabi Mikha dan nabi Hanani. (Yeremia 20:1, 2; 37:15; 1 Raja 12:11; 22:26, 27; 2 Tawarikh 16:7, 10) Karena mempunyai iman yang sama, Saksi-Saksi Yehuwa pada jaman modern dapat bertekun menahan penderitaan yang serupa ”karena kebenaran”.—1 Petrus 3:14.
14. (a) Siapa antara lain yang telah ”dilempari batu”? (b) Siapa yang boleh jadi telah ”digergaji”?
14 ”Mereka dilempari batu,” kata Paulus (BIS). Salah seorang yang beriman seperti itu ialah Zakharia, putra imam Yoyada. Karena diliputi oleh roh Allah, ia berbicara menentang orang-orang yang murtad di Yehuda. Akibatnya? Atas perintah Raja Yoas, orang-orang yang bersekongkol itu melemparinya dengan batu sampai mati di halaman rumah Yehuwa. (2 Tawarikh 24:20-22; Matius 23:33-35) Paulus menambahkan: ’Mereka digergaji dan dicobai.’ (Bode) Ia mungkin mengingat nabi Mikha sebagai salah seorang dari mereka yang ”dicobai”, dan menurut tradisi Yahudi yang tidak disebutkan tubuh Yesaya telah digergaji menjadi dua selama pemerintahan Raja Manasye.—1 Raja 22:24-28.
15. Siapa yang menderita ”siksaan” dan ”mengembara di padang gurun”?
15 Yang lain-lain ”dibunuh dengan pedang”, seperti, contohnya, rekan-rekan Elia sesama nabi dari Allah yang ”dibunuh dengan pedang” pada jaman Raja Ahab yang jahat. (1 Raja 19:9, 10) Elia dan Elisa termasuk di antara mereka yang beriman yang ”mengembara dengan berpakaian kulit domba dan kulit kambing sambil menderita kekurangan, kesesakan dan siksaan”. (1 Raja 19:5-8, 19; 2 Raja 1:8; 2:13; bandingkan Yeremia 38:6.) Mereka yang ”mengembara di padang gurun dan di pegunungan, dalam gua-gua dan celah-celah gunung” sebagai sasaran pengejaran pasti bukan hanya Elia dan Elisa tetapi juga termasuk ke-100 nabi yang disembunyikan oleh Obaja, masing-masing 50 orang dalam sebuah gua, dan diberi roti dan air ketika Ratu Izebel yang menyembah berhala itu mulai ”melenyapkan nabi-nabi [Yehuwa]”. (1 Raja 18:4, 13; 2 Raja 2:13; 6:13, 30, 31) Pemelihara-pemelihara integritas yang luar biasa! Tidak mengherankan Paulus mengatakan, ”Dunia [masyarakat manusia yang jahat] ini bukan tempat yang layak bagi mereka”! (BIS)
16. (a) Mengapa saksi-saksi Yehuwa pada jaman pra-Kristen masih belum menerima ”apa yang dijanjikan itu”? (b) Bagi saksi-saksi Yehuwa pada jaman pra-Kristen, ”menjadi sempurna” harus berkaitan dengan apa?
16 Iman memberi kita keyakinan bahwa pada waktu yang tepat dari Allah semua orang yang mengasihi Dia akan ”memperoleh apa yang dijanjikan itu”. (Baca Ibrani 11:39, 40.) ”Iman” dari para pemelihara integritas di jaman pra-Kristen ”telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik”, yang tercatat dengan resmi dalam Alkitab. Tetapi mereka masih belum menerima ”apa yang dijanjikan” Allah melalui kebangkitan di bumi dengan harapan untuk hidup kekal di bawah pemerintahan Kerajaan. Mengapa? ”Supaya jangan mereka itu jadi sempurna dengan tiada” para pengikut Yesus yang terurap (Bode), yang untuk mereka ”Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik”—kehidupan yang tidak berkematian di surga dan hak istimewa untuk menjadi rekan-rekan penguasa bersama Yesus Kristus. Melalui kebangkitan yang dimulai setelah Kerajaan itu didirikan pada tahun 1914, orang-orang Kristen yang terurap ’menjadi sempurna’ di surga sebelum saksi-saksi Yehuwa dari jaman pra-Kristen dibangkitkan di bumi. (1 Korintus 15:50-57; Wahyu 12:1-5) Bagi saksi-saksi yang mula-mula itu, ’menjadi sempurna’ harus berkaitan dengan kebangkitan mereka di bumi, yaitu pada waktu mereka akhirnya ”dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan”, dan mencapai kesempurnaan manusia melalui dinas dari Imam Besar Yesus Kristus dan ke-144.000 imam-imam bawahannya di surga selama Pemerintahan Mileniumnya.—Roma 8:20, 21; Ibrani 7:26; Wahyu 14:1; 20:4-6.
Tetap Memandang Penyempurna Iman Kita
17, 18. (a) Agar berhasil dalam perlombaan kita untuk hidup kekal, apa yang harus kita lakukan? (b) Bagaimana Yesus Kristus adalah ”Penyempurna iman kita”?
17 Setelah membahas perbuatan-perbuatan dari saksi-saksi Yehuwa pada jaman pra-Kristen, Paulus menunjuk kepada teladan iman yang utama. (Baca Ibrani 12:1-3.) Benar-benar suatu sumber anjuran untuk mempunyai ”banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita”! Hal ini mendorong kita untuk menyingkirkan semua beban yang akan menghalangi kemajuan rohani. Kita dibantu untuk menghindari dosa karena kehilangan atau kekurangan iman dan berlari dengan tekun dalam perlombaan Kristen untuk hidup yang kekal. Namun, untuk mencapai cita-cita itu, kita harus melakukan satu hal lagi. Apa gerangan itu?
18 Jika kita ingin berhasil dalam perlombaan untuk hidup kekal dalam sistem baru Allah, kita perlu ”dengan tekun memandang Wakil Utama [atau Pemimpin Utama] dan Penyempurna iman kita, Yesus”. (NW) Iman Abraham dan para pemelihara integritas lain yang hidup sebelum pelayanan Yesus Kristus di bumi tidak sempurna, tidak lengkap, dalam hal mereka tidak mengerti nubuat-nubuat yang pada waktu itu masih belum digenapi sehubungan dengan Mesias. (Bandingkan 1 Petrus 1:10-12.) Tetapi dengan kelahiran, pelayanan, kematian, dan kebangkitan Yesus, banyak nubuat tentang Mesias digenapi. Jadi iman dalam arti yang disempurnakan ”datang” melalui Yesus Kristus. (Galatia 3:24, 25) Lagi pula, dari kedudukannya di surga Yesus tetap menjadi Penyempurna iman dari para pengikutnya, seperti ketika ia mencurahkan roh suci ke atas mereka pada hari Pentakosta tahun 33 M. dan melalui penyingkapan-penyingkapan yang secara progresif memperkembangkan iman mereka. (Kisah 2:32, 33; Roma 10:17; Wahyu 1:1, 2; 22:16) Betapa bersyukur kita untuk ”Saksi yang setia” ini, ”Pemimpin Utama” dari Saksi-Saksi Yehuwa.—Wahyu 1:5; Matius 23:10.
19. Mengapa Yesus harus ’selalu diingat’?
19 Karena tidak mudah untuk bertekun menahan celaan dari orang-orang yang tidak beriman, Paulus menganjurkan, ”Ingatlah selalu akan Dia [Yesus], yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diriNya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.” Sesungguhnya, jika kita tetap memusatkan perhatian kepada ”Saksi yang setia” itu, Yesus Kristus, kita tidak pernah akan lelah melakukan kehendak ilahi.—Yohanes 4:34.
20. Apa beberapa hal yang telah saudara pelajari tentang iman dengan membahas Ibrani 11:1–12:3?
20 Dari ”banyak saksi, bagaikan awan” itu kita belajar banyak mengenai segi-segi iman. Misalnya, iman seperti yang dimiliki Habel meningkatkan penghargaan kita akan korban Yesus. Iman yang sejati membuat kita menjadi saksi-saksi yang berani, sama seperti Henokh dengan berani menyatakan berita Yehuwa. Seperti Nuh, iman menggerakkan kita untuk mengikuti petunjuk-petunjuk Allah dengan saksama dan melayani sebagai pemberita kebenaran. Iman Abraham menandaskan kepada kita perlunya taat kepada Allah dan percaya kepada janji-janjiNya, meskipun beberapa dari antaranya masih belum digenapi. Teladan Musa memperlihatkan bahwa iman memungkinkan kita untuk tetap tidak dinodai oleh dunia ini dan dengan loyal mendukung umat Yehuwa. Perbuatan-perbuatan yang berani dari hakim-hakim, raja-raja, dan nabi-nabi Israel membuktikan bahwa iman kepada Allah dapat menguatkan kita dalam pengejaran dan ujian. Dan betapa bersyukur kita bahwa teladan yang paling unggul dari Yesus Kristus membuat iman kita teguh dan tidak tergoyahkan! Maka, dengan Yesus sebagai Pemimpin kita dan dalam kekuatan dari Allah kita, marilah kita terus memperlihatkan iman yang disertai ketekunan sebagai Saksi-Saksi Yehuwa.
Apa Jawaban Saudara?
◻ Perbuatan-perbuatan apa dari saksi-saksi Yehuwa pada jaman pra-Kristen membuktikan bahwa iman diperlihatkan dengan bersandar penuh kepada Allah pada waktu menghadapi bahaya?
◻ Mengapa dapat dikatakan bahwa dengan iman kita dapat berhasil menghadapi setiap ujian integritas kita?
◻ Apa buktinya bahwa melalui iman kita dapat bertekun menahan penindasan?
◻ Mengapa Yesus disebut ”Penyempurna iman kita”?
◻ Apa beberapa dari banyak segi dari iman?
[Gambar di hlm. 26, 27]
Daud memperlihatkan iman dengan bersandar penuh kepada Yehuwa. Suatu teladan yang bagus untuk umat Yehuwa dewasa ini!
[Gambar di hlm. 28]
’Ibu-ibu menerima kembali orang-orangnya yang telah mati, sebab dibangkitkan.’ Iman akan kebangkitan membantu kita memelihara integritas kepada Yehuwa