PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Kristus—Teladan yang Sempurna
    Memilih Jalan Hidup yang Terbaik
    • ”Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: ’Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.’” (1 Petrus 2:4-6)

  • Kristus—Teladan yang Sempurna
    Memilih Jalan Hidup yang Terbaik
    • ”Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: ’Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan.’” (1 Petrus 2:4-6)

  • Kristus—Teladan yang Sempurna
    Memilih Jalan Hidup yang Terbaik
    • 6. (a) Di abad pertama, bagaimana orang-orang yang percaya dapat menghampiri Putra Allah seperti kepada ”batu yang hidup”? (b) Mengapa Yesus tepat disebut sebagai ”batu yang hidup”?

      6 Dengan mengakui Yesus Kristus sebagai Pemimpin mereka dan sebagai perantara keselamatan, mereka datang kepadanya seperti kepada ”batu yang hidup”. Ungkapan ”batu yang hidup” cocok sekali. Yesus Kristus bukan seperti batu biasa, dingin dan mati, yang tidak dapat memberikan zat-zat penunjang kehidupan. Putra Allah bagaikan gunung batu yang secara mujizat mengalirkan air bagi orang-orang Israel di padang belantara. Menurut rasul Paulus yang diilhami, ”batu karang itu ialah Kristus”. Ini menjadi lambang atau gambaran dari Putra Allah. (1 Korintus 10:4) Yesus sendiri mengatakan:

      ”Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!” (Yohanes 7:37) ”Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.” (Yohanes 4:14)

      Jadi Putra Allah menunjukkan bahwa pengajarannya, jika diterima seperti air yang menyegarkan, akan membawa keselamatan—suatu kehidupan tanpa akhir. Lagi pula, Yesus Kristus juga telah dikaruniai kuasa memberi hidup. Karena itu, seperti Bapanya, ia dapat memberikan kehidupan kepada orang lain atas dasar korban perdamaiannya, dengan membangkitkan mereka dari kematian.—Yohanes 5:28, 29.

      7. Bagaimana Yesus Kristus ditolak sebagai ”batu yang hidup”?

      7 Seperti yang ditunjukkan oleh Petrus, Yesus ”memang dibuang oleh manusia.” Terutama para pemimpin agama yang sombong, mereka tidak melihat apa-apa dalam diri Putra Allah yang mereka anggap layak ditiru. Mereka tidak menghargai teladan belas kasihan dan kasihnya terhadap umat manusia. Ketika Yesus memberikan bantuan rohani kepada orang-orang yang dikenal sebagai orang-orang berdosa, para pemimpin agama menentangnya dan berkata: ”Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka.” (Lukas 15:2) Mereka menyaksikan bagaimana Putra itu dengan belas kasihan memanfaatkan hari Sabat untuk membuka mata orang buta, menyembuhkan orang sakit dan membebaskan orang yang timpang dari kemalangan mereka. Tapi, sebaliknya dari pada bersukacita dan memuji Allah, para pemimpin agama itu menjadi marah sekali dan berkomplot untuk membunuhnya. (Matius 12:9-14; Markus 3:1-6; Lukas 6:7-11; 14:1-6) Mereka mengatakan kepada seorang buta yang penglihatannya telah dipulihkan: ”Orang ini tidak datang dari Allah, sebab Ia tidak memelihara hari Sabat.” (Yohanes 9:16) Akhirnya, Sanhedrin, mahkamah agung Yahudi, menjatuhkan hukuman mati atas Yesus berdasarkan tuduhan palsu menghujat. (Matius 26:63-66) Agar hukuman itu terlaksana, para penguasa Yahudi merubah tuduhan itu, yang tadinya Yesus dituduh seorang penghujat, kini dituduh sebagai penghasut. Atas anjuran mereka, Pilatus, sang gubernur Romawi memerintahkan agar Yesus dihukum pada tiang seperti penjahat politik yang paling keji.—Lukas 23:1-24.

      8. Bagaimanakah penilaian Yehuwa terhadap PutraNya?

      8 Tindakan manusia yang menolak Yesus Kristus sebagai pondasi tidak merubah penilaian Allah Yehuwa sendiri terhadap PutraNya. Karena Yang Mahatinggi telah menetapkan sebelumnya bahwa dialah yang akan menebus umat manusia dan bahwa dialah ”batu yang hidup” yang atasnya sidang Kristen akan dibangun, maka seperti dinyatakan oleh Petrus, Yesuslah pribadi ”yang dipilih” dan tetap demikian. Tak pernah ada keraguan dalam pikiran Bapa bahwa Putra itu akan melaksanakan maksud tujuan ilahi tanpa cela sedikitpun. Yehuwa tahu bahwa PutraNya sempurna dalam pengabdian dan kasih. Di atas bumi, Yesus Kristus membuktikan kasihnya yang dalam kepada Bapanya, sebab ia melakukan kehendak Bapanya dengan sempurna meskipun mengalami penderitaan hebat. Kesetiaan Putra itu menghadapi ujian berat membuat ia sangat berharga di mata Yang Mahatinggi. Jadi sidang Kristen berbahagia karena memiliki sebagai dasar, pribadi yang Allah Yehuwa pandang sebagai PutraNya yang paling berharga. (Efesus 2:20-22) Dan para anggota sidang yang berbakti ini berjuang keras meniru haluan yang setia dari Yesus Kristus.

      9. Mengapa orang-orang yang percaya di abad pertama dapat yakin bahwa iman mereka tidak akan berakhir dengan kekecewaan?

      9 Mereka yang menerima surat dari rasul Petrus meniru Allah dalam memandang sang Putra. Seperti yang dinyatakan oleh rasul itu: ”Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal.” (1 Petrus 2:7a) Mereka mengakui Yesus Kristus sebagai batu penjuru yang sangat berharga yang telah diletakkan oleh Bapa di Sion surgawi, menggenapi kata-kata dalam Mazmur 118:22 dan Yesaya 8:14; 28:16. Karena selaras dengan Yehuwa dalam menilai PutraNya dan karena menaruh iman kepadanya sebagai batu penjuru, orang-orang yang percaya di abad pertama dapat yakin bahwa mereka tidak akan mengalami kekecewaan, harapan mereka tidak akan hancur. Tak ada orang yang dapat menyebabkan kerugian atas orang-orang yang harapannya terpaut erat dengan pondasi yang berharga dan mahal yang dengan kokoh dibangun di surga. Pondasi ini tak dapat dirusak. Selama orang-orang yang percaya tetap bersatu dengan Kristus, dasar yang tidak dapat goyah dari sidang itu, mereka pasti akan menerima tujuan iman mereka, yaitu hidup yang tak pernah berakhir. Tetapi orang-orang yang tidak percaya akan mengalami kerugian besar. Rasul Petrus melanjutkan:

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan