Agama
Definisi: Suatu bentuk ibadat. Ini termasuk sistem sikap, kepercayaan, dan praktek-praktek agama; bisa saja bersifat pribadi, atau mungkin didukung oleh suatu organisasi. Biasanya agama menyangkut kepercayaan kepada Allah atau kepada sejumlah ilah; atau bisa juga manusia, barang-barang, keinginan, atau kekuatan yang dianggap sebagai objek penyembahan. Banyak agama didasarkan atas apa yang manusia pelajari mengenai alam, ada juga agama yang disingkapkan. Ada agama yang benar dan yang palsu.
Mengapa ada begitu banyak agama?
Menurut suatu daftar yang baru-baru ini dibuat, dapat diambil kesimpulan bahwa ada 10 agama utama dan kira-kira 10.000 sekte. Dari semua ini, kira-kira 6.000 terdapat di Afrika, 1.200 di Amerika Serikat, dan ratusan lagi di negeri-negeri lain.
Banyak faktor telah menyumbang kepada perkembangan kelompok-kelompok agama baru. Ada yang mengatakan bahwa berbagai-bagai agama tersebut semua menunjukkan cara-cara yang berbeda untuk menyampaikan kebenaran agama. Namun, suatu perbandingan antara ajaran dan praktek-praktek mereka dengan Alkitab sebaliknya menunjukkan bahwa keanekaragaman dalam agama disebabkan orang-orang telah menjadi pengikut-pengikut manusia dan tidak mendengarkan Allah. Patut diperhatikan bahwa, secara luas, ajaran-ajaran serupa yang mereka anut, tetapi yang berbeda dengan Alkitab, berasal dari Babilon kuno. (Lihat halaman 70, 71, di bawah judul ”Babilon Besar”.)
Siapakah pemicu kekacauan agama tersebut? Alkitab menyatakan Setan si Iblis sebagai ”allah sistem ini”. (2 Kor. 4:4) Alkitab memperingatkan kita bahwa ”perkara-perkara yang dikorbankan oleh bangsa-bangsa, mereka korbankan kepada hantu-hantu dan bukan kepada Allah”. (1 Kor. 10:20) Jadi, sangatlah penting untuk memastikan bahwa kita benar-benar menyembah Allah yang benar, Pencipta langit dan bumi, dan bahwa ibadat kita menyenangkan Dia!
Apakah semua agama dapat diterima oleh Allah?
Hak. 10:6, 7: ”Putra-putra Israel kembali melakukan apa yang buruk di mata Yehuwa, dan mereka mulai melayani para Baal dan patung-patung Astoret dan allah-allah orang Siria, allah-allah orang Sidon, allah-allah orang Moab, allah-allah putra-putra Ammon dan allah-allah orang Filistin. Demikianlah mereka meninggalkan Yehuwa dan tidak melayani dia. Maka kemarahan Yehuwa berkobar terhadap orang Israel.” (Jika seseorang menyembah sesuatu atau suatu pribadi selain Allah yang benar, Pencipta langit dan bumi, jelaslah bahwa bentuk ibadatnya tidak dapat diterima oleh Yehuwa.)
Mrk. 7:6, 7: ”Ia [Yesus] mengatakan kepada mereka [orang-orang Farisi dan para penulis], ’Yesaya dengan tepat bernubuat mengenai kamu, hai, orang-orang munafik, sebagaimana ada tertulis, ”Umat ini menghormati aku dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dariku. Sia-sia mereka terus menyembah aku, karena mereka mengajarkan perintah manusia sebagai doktrin.”’” (Tidak soal suatu kelompok mengaku menyembah siapa, jika mereka berpaut pada ajaran-ajaran manusia dan bukan Firman Allah yang terilham, ibadat mereka sia-sia.)
Rm. 10:2, 3: ”Aku memberikan kesaksian tentang mereka bahwa mereka mempunyai gairah untuk Allah; tetapi tidak menurut pengetahuan yang saksama; sebab, oleh karena tidak mengetahui keadilbenaran Allah tetapi berupaya menetapkan keadilbenaran mereka sendiri, mereka tidak menundukkan diri kepada keadilbenaran Allah.” (Orang-orang mungkin mempunyai Firman Allah yang tertulis tetapi kurang mempunyai pengetahuan yang saksama akan apa yang terdapat di dalamnya, karena mereka tidak diajar dengan sepatutnya. Mereka mungkin merasa bahwa mereka mempunyai gairah untuk Allah, tetapi mereka bisa jadi tidak melakukan apa yang Ia tuntut. Ibadat mereka tidak akan menyenangkan Allah, bukan?)
Apakah benar ada kebaikan dalam semua agama?
Kebanyakan agama memang mengajarkan bahwa seseorang tidak boleh berdusta atau mencuri, dsb. Tetapi apakah itu sudah cukup? Apakah Anda senang minum segelas air yang beracun karena seseorang meyakinkan Anda bahwa sebagian besar yang Anda minum adalah air?
2 Kor. 11:14, 15: ”Setan sendiri terus mengubah dirinya menjadi malaikat terang. Karena itu, bukanlah sesuatu yang hebat jika pelayan-pelayannya juga terus mengubah diri mereka menjadi pelayan-pelayan keadilbenaran.” (Di sini kita diperingatkan bahwa segala sesuatu yang berasal dari Setan tidak selalu kelihatan buruk. Salah satu cara utama yang ia pakai untuk memperdayakan umat manusia adalah segala macam agama palsu, dan beberapa dari antaranya ia buat sedemikian rupa sehingga kelihatan adil-benar.)
2 Tim. 3:2, 5: ”Orang-orang akan menjadi . . . berpengabdian yang saleh hanya secara lahiriah tetapi mereka tidak hidup sesuai dengan kuasanya; dan dari mereka berpalinglah.” (Tidak soal mereka mengaku mengasihi Allah, jika orang-orang yang beribadat bersama Anda tidak sungguh-sungguh menerapkan Firman-Nya dalam kehidupan mereka sendiri, Alkitab mendesak Anda untuk memutuskan hubungan demikian.)
Apakah patut untuk meninggalkan agama orang tua kita?
Jika apa yang diajarkan orang tua kepada kita benar-benar berasal dari Alkitab, kita harus berpaut padanya. Meskipun kita tahu bahwa praktek-praktek dan kepercayaan agama mereka tidak selaras dengan Firman Allah, orang tua patut kita hormati. Bagaimana jika Anda tahu bahwa suatu kebiasaan tertentu dari orang tua Anda merugikan kesehatan dan dapat memperpendek kehidupan seseorang? Apakah Anda akan meniru mereka dan menganjurkan anak-anak Anda untuk berbuat demikian, atau apakah Anda dengan penuh hormat memberi tahu mereka apa yang telah Anda pelajari? Demikian pula, pengetahuan tentang kebenaran Alkitab mendatangkan tanggung jawab. Jika mungkin, kita harus memberi tahu anggota-anggota keluarga kita apa yang kita pelajari. Kita harus membuat keputusan: Apakah kita benar-benar mengasihi Allah? Apakah kita benar-benar ingin menaati Putra Allah? Dengan berbuat demikian mungkin kita dituntut untuk meninggalkan agama orang tua kita untuk menganut ibadat yang benar. Tentu tidak patut jika pengabdian kita kepada orang tua lebih besar daripada kasih kita kepada Allah dan Kristus, bukan? Yesus mengatakan, ”Dia yang memiliki kasih sayang lebih besar terhadap bapak atau ibu daripada terhadap aku tidak layak bagiku; dan dia yang memiliki kasih sayang lebih besar terhadap putra atau putri daripada terhadap aku tidak layak bagiku.”—Mat. 10:37.
Yos. 24:14: ”Sekarang, takutlah akan Yehuwa dan layani dia tanpa cela dan dalam kebenaran, dan singkirkan allah-allah yang dilayani bapak-bapak leluhurmu di seberang Sungai dan di Mesir, dan layanilah Yehuwa.” (Itu berarti suatu perubahan dari agama nenek moyang mereka, bukan? Untuk melayani Yehuwa dengan cara yang benar, mereka harus menyingkirkan patung-patung yang digunakan dalam agama demikian dan membersihkan hati mereka dari keinginan apa pun akan hal-hal tersebut.)
1 Ptr. 1:18, 19: ”Kamu tahu bahwa bukan dengan hal-hal yang fana, dengan perak atau emas, kamu dibebaskan dari bentuk tingkah lakumu yang tidak berbuah yang kamu terima melalui ajaran turun-temurun dari bapak-bapak leluhurmu, melainkan dengan darah yang berharga, seperti darah anak domba yang tidak bercacat dan tidak bernoda, yaitu darah Kristus.” (Jadi, orang-orang Kristen masa awal berpaling dari tradisi-tradisi nenek moyang mereka, tradisi-tradisi yang tidak dapat memberi mereka hidup kekal. Penghargaan akan korban Kristus mendorong mereka untuk menyingkirkan segala sesuatu yang membuat kehidupan mereka sia-sia, tidak mempunyai makna yang sungguh-sungguh karena mereka tidak menghormati Allah. Bukankah kita hendaknya mempunyai sikap yang sama?)
Bagaimana pandangan Alkitab tentang agama paduan?
Bagaimana pandangan Yesus terhadap para pemimpin agama yang pura-pura benar tetapi tidak menghormati Allah? ”Yesus mengatakan kepada mereka, ’Jika Allah adalah Bapakmu, kamu akan mengasihi aku, karena dari Allah aku datang dan berada di sini. Aku pun tidak datang atas prakarsaku sendiri, tetapi Pribadi itulah yang telah mengutus aku. . . . Kamu berasal dari bapakmu, si Iblis, dan kamu ingin melakukan hasrat bapakmu. Dia adalah pembunuh manusia sejak semula, dan dia tidak berdiri kukuh dalam kebenaran, karena kebenaran tidak ada dalam dirinya. Apabila dia berkata dusta, dia berkata menurut wataknya sendiri, karena dia adalah pendusta dan bapak dusta. Di lain pihak, karena aku mengatakan kebenaran, kamu tidak percaya kepadaku. . . . Itulah sebabnya kamu tidak mendengarkan, karena kamu bukan berasal dari Allah.’”—Yoh. 8:42-47.
Apakah akan memperlihatkan keloyalan kepada Allah dan standar-standar-Nya yang benar jika hamba-hamba-Nya mengadakan persaudaraan secara agama dengan orang-orang yang mempraktekkan hal-hal yang dikutuk Allah atau yang menyetujui perbuatan-perbuatan demikian? ’Jangan lagi bergaul dengan siapa saja yang disebut saudara namun adalah orang yang melakukan percabulan atau orang yang tamak atau penyembah berhala atau pencerca atau pemabuk atau pemeras, dan bahkan tidak makan bersama orang demikian. . . . Yang melakukan percabulan, ataupun penyembah berhala, ataupun pezina, ataupun pria yang dipelihara untuk tujuan yang tidak alami, ataupun pria yang tidur dengan pria, ataupun pencuri, ataupun orang yang tamak, ataupun pemabuk, ataupun pencerca, ataupun pemeras, tidak akan mewarisi kerajaan Allah.’ (1 Kor. 5:11; 6:9, 10) ”Barang siapa ingin menjadi sahabat dunia, ia menjadikan dirinya musuh Allah.” (Yak. 4:4) ”Hai, orang-orang yang mengasihi Yehuwa, bencilah apa yang jahat. Ia menjaga jiwa orang-orangnya yang loyal.”—Mz. 97:10.
2 Kor. 6:14-17: ”Jangan memikul kuk secara tidak seimbang bersama orang-orang yang tidak percaya. Karena apakah ada persekutuan antara keadilbenaran dengan pelanggaran hukum? Atau apakah ada persamaan antara terang dengan kegelapan? Selanjutnya, apakah ada keselarasan antara Kristus dan Belial? Atau apakah orang yang setia mempunyai bagian bersama orang yang tidak percaya? Dan apakah ada kesepakatan antara bait Allah dengan berhala-berhala? . . . ’”Karena itu keluarlah dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu,” kata Yehuwa, ”dan berhentilah menyentuh perkara yang najis”’; ’”dan aku akan menerima kamu.”’”
Pny. 18:4, 5: ”Aku mendengar suara lain dari langit mengatakan, ’Hai, umatku, keluarlah dari dalamnya, jika kamu tidak ingin mengambil bagian bersama dia dalam dosa-dosanya, dan jika kamu tidak ingin menerima bagian dari tulah-tulahnya. Karena dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat tindakan-tindakan ketidakadilannya.’” (Untuk perinciannya, lihat judul utama ”Babilon Besar”.)
Apakah perlu menjadi anggota suatu agama yang diorganisasi?
Kebanyakan organisasi agama telah menghasilkan buah-buah yang buruk. Yang salah bukan fakta bahwa kelompok-kelompok tersebut diorganisasi. Tetapi, banyak yang memajukan bentuk-bentuk ibadat yang didasarkan atas ajaran-ajaran palsu dan sebagian besar bersifat ritual dan tidak memberikan bimbingan rohani yang sungguh-sungguh; organisasi-organisasi itu telah disalahgunakan untuk mengendalikan kehidupan orang-orang demi tujuan-tujuan yang mementingkan diri; mereka terlalu memikirkan pengumpulan uang dan tempat-tempat ibadat yang indah dan bukan nilai-nilai rohani; anggota-anggotanya sering kali munafik. Jelaslah tidak seorang pun yang mengasihi kebenaran ingin menjadi anggota organisasi demikian. Tetapi untunglah agama yang benar bertentangan dengan itu semua. Meskipun demikian, untuk memenuhi tuntutan Alkitab, agama tersebut harus diorganisasi.
Ibr. 10:24, 25: ”Biarlah kita memperhatikan satu sama lain untuk saling menggerakkan kepada kasih dan perbuatan yang baik, dengan tidak mengabaikan pertemuan kita, sebagaimana kebiasaan beberapa orang, tetapi saling menganjurkan, dan terlebih lagi demikian seraya kamu melihat hari itu mendekat.” (Untuk melaksanakan perintah Alkitab ini, harus ada perhimpunan-perhimpunan Kristen yang dapat kita hadiri secara tetap. Penyelenggaraan demikian menganjurkan kita untuk menyatakan kasih terhadap orang-orang lain, dan tidak hanya memikirkan diri sendiri.)
1 Kor. 1:10: ”Sekarang aku menasihati kamu, saudara-saudara, melalui nama Tuan kita, Yesus Kristus, agar kamu semua selaras dalam hal berbicara, dan agar jangan ada perpecahan di antara kamu melainkan agar kamu bersatu dengan sepatutnya dalam pikiran yang sama dan dalam jalan pikiran yang sama.” (Persatuan demikian tidak pernah dapat tercapai jika pribadi-pribadi tidak berkumpul bersama, mendapatkan manfaat dari acara pemberian makanan rohani yang sama, dan menghormati sarana yang menyediakan pengajaran demikian. Lihat juga Yohanes 17:20, 21.)
1 Ptr. 2:17: ”Kasihilah segenap persekutuan saudara-saudara.” (Apakah yang dimaksud adalah mereka yang berhimpun bersama untuk beribadat dalam sebuah rumah pribadi? Sama sekali tidak; ini adalah persaudaraan internasional, seperti diperlihatkan dalam Galatia 2:8, 9 dan 1 Korintus 16:19.)
Mat. 24:14: ”Kabar baik kerajaan ini akan diberitakan di seluruh bumi yang berpenduduk sebagai suatu kesaksian kepada semua bangsa; dan kemudian akhir itu akan datang.” (Agar segala bangsa diberi kesempatan untuk mendengar kabar baik itu, pengabaran harus dilaksanakan dengan cara yang tertib, dengan pengawasan yang sepatutnya. Kasih akan Allah dan sesama manusia telah menyebabkan orang-orang di seluruh bumi mempersatukan upaya-upaya mereka untuk melakukan pekerjaan ini.)
Lihat juga judul utama ”Organisasi”.
Apakah mengasihi sesama manusia benar-benar penting?
Tidak ada keraguan lagi tentang hal itu, kasih demikian penting. (Rm. 13:8-10) Tetapi, menjadi seorang Kristen mencakup lebih banyak daripada hanya berbuat baik kepada sesama kita. Yesus mengatakan bahwa murid-muridnya yang sejati secara mencolok akan dikenali dari kasih mereka kepada satu sama lain, kepada saudara-saudara seiman. (Yoh. 13:35) Pentingnya hal itu ditandaskan berulang kali dalam Alkitab. (Gal. 6:10; 1 Ptr. 4:8; 1 Yoh. 3:14, 16, 17) Tetapi, Yesus memperlihatkan bahwa yang jauh lebih penting ialah kasih kita untuk Allah sendiri, yang diperlihatkan dengan menaati perintah-perintah-Nya. (Mat. 22:35-38; 1 Yoh. 5:3) Untuk memperlihatkan kasih demikian, kita perlu mempelajari dan menerapkan Firman Allah dan berhimpun dengan sesama hamba Allah untuk beribadat.
Apakah mempunyai hubungan pribadi dengan Allah merupakan hal yang benar-benar penting?
Hal itu tentu penting. Menghadiri kebaktian-kebaktian agama saja secara formal tidak dapat menggantikannya. Namun, kita perlu berhati-hati. Mengapa? Pada abad pertama, ada orang-orang yang berpikir bahwa mereka mempunyai hubungan yang baik dengan Allah tetapi Yesus menunjukkan bahwa mereka salah sama sekali. (Yoh. 8:41-44) Rasul Paulus menulis tentang orang-orang yang tampaknya bergairah dalam iman mereka dan pasti berpikir bahwa mereka mempunyai hubungan yang baik dengan Allah tetapi mereka tidak mengerti apa yang benar-benar dituntut untuk mendapatkan perkenan Allah.—Rm. 10:2-4.
Apakah kita bisa mempunyai hubungan pribadi yang baik dengan Allah jika kita menganggap perintah-perintah-Nya kurang penting? Salah satu di antaranya ialah agar kita dengan teratur berhimpun bersama saudara-saudara seiman.—Ibr. 10:24, 25.
Jika kita secara pribadi membaca Alkitab, apakah sudah cukup?
Memang benar, banyak orang dapat belajar banyak hal dengan membaca Alkitab secara pribadi. Jika motif mereka adalah mempelajari kebenaran tentang Allah dan maksud-tujuan-Nya, apa yang mereka lakukan sangat terpuji. (Kis. 17:11) Tetapi, jika kita ingin jujur terhadap diri sendiri, apakah kita benar-benar dapat memahami sepenuhnya arti penting semua hal tersebut tanpa bantuan? Alkitab menceritakan seorang pria yang mempunyai kedudukan terkemuka tetapi cukup rendah hati untuk mengakui bahwa ia membutuhkan bantuan untuk mengerti nubuat Alkitab. Bantuan ini disediakan oleh seorang anggota sidang Kristen.—Kis. 8:26-38; bandingkan ayat-ayat lain yang menyebut tentang Filipus dalam Kisah 6:1-6; 8:5-17.
Tentu, jika seseorang membaca Alkitab tetapi tidak menerapkannya dalam kehidupan, sedikit saja manfaatnya bagi dia. Jika ia mempercayainya dan bertindak selaras dengan hal itu, ia akan bersedia bergabung dengan hamba-hamba Allah dalam perhimpunan-perhimpunan sidang secara rutin. (Ibr. 10:24, 25) Ia juga akan ikut dengan mereka membagikan ”kabar baik” kepada orang-orang lain.—1 Kor. 9:16; Mrk. 13:10; Mat. 28:19, 20.
Bagaimana seseorang bisa mengetahui agama mana yang benar?
(1) Ajaran-ajarannya didasarkan atas apa? Apakah berasal dari Allah, atau apakah sebagian besar berasal dari manusia? (2 Tim. 3:16; Mrk. 7:7) Tanyalah, misalnya: Di mana Alkitab mengajarkan bahwa Allah adalah suatu Tritunggal? Di mana dikatakan bahwa jiwa manusia tidak berkematian?
(2) Pertimbangkan apakah agama tersebut mengumumkan nama Allah. Yesus mengatakan dalam doa kepada Allah, ”Aku telah membuat namamu nyata kepada orang-orang yang engkau berikan kepadaku dari dunia.” (Yoh. 17:6) Ia menyatakan, ”Yehuwa, Allahmu, yang harus engkau sembah, dan kepada dia saja engkau harus memberikan dinas suci.” (Mat. 4:10) Apakah agama Anda mengajarkan bahwa ’Anda harus menyembah Yehuwa’? Apakah Anda mengenal Pribadi yang diperkenalkan dengan nama itu—maksud-tujuan-Nya, kegiatan-Nya, sifat-sifat-Nya—sehingga Anda merasa bahwa Anda dapat dengan yakin mendekat kepada-Nya?
(3) Apakah iman yang sejati akan Yesus Kristus diperlihatkan? Ini termasuk menghargai nilai korban kehidupan manusia Yesus dan kedudukannya sekarang sebagai Raja surgawi. (Yoh. 3:36; Mz. 2:6-8) Penghargaan demikian diperlihatkan dengan menaati Yesus—ikut serta secara pribadi dan bergairah dalam pekerjaan yang ia tugaskan kepada para pengikutnya. Agama yang sejati memiliki iman demikian yang disertai dengan perbuatan-perbuatan.—Yak. 2:26.
(4) Apakah agama itu sebagian besar bersifat ritual, suatu formalitas, atau apakah itu suatu jalan hidup? Allah sangat tidak berkenan kepada agama yang hanya bersifat formalitas saja. (Yes. 1:15-17) Agama yang sejati menjunjung tinggi standar moral Alkitab serta tutur kata yang bersih dan tidak dengan lemah mengikuti kecenderungan-kecenderungan yang populer. (1 Kor. 5:9-13; Ef. 5:3-5) Anggota-anggotanya mencerminkan buah-buah roh Allah dalam kehidupan mereka. (Gal. 5:22, 23) Jadi, orang-orang yang menganut ibadat yang sejati dapat dikenali karena mereka dengan sungguh-sungguh berupaya menerapkan standar-standar Alkitab dalam kehidupan mereka bukan hanya di tempat-tempat perhimpunan mereka tetapi dalam kehidupan keluarga mereka, di tempat pekerjaan sekuler, di sekolah, dan pada waktu berekreasi.
(5) Apakah anggota-anggotanya benar-benar saling mengasihi? Yesus mengatakan, ”Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, jika kamu mempunyai kasih di antara kamu.” (Yoh. 13:35) Kasih demikian mengatasi semua rintangan kesukuan, sosial, dan bangsa, mengumpulkan orang-orang dalam satu persaudaraan yang sejati. Kasih ini begitu kuat sehingga memisahkan mereka sebagai suatu umat yang benar-benar berbeda. Apabila bangsa-bangsa pergi ke medan perang, siapakah yang memiliki kasih yang cukup besar kepada saudara-saudara Kristen mereka di negeri-negeri lain sehingga mereka menolak untuk mengangkat senjata dan membunuh saudara-saudara mereka? Itulah yang dilakukan orang-orang Kristen masa awal.
(6) Apakah agama tersebut benar-benar terpisah dari dunia? Yesus mengatakan bahwa pengikut-pengikutnya yang sejati ”bukan bagian dari dunia”. (Yoh. 15:19) Untuk menyembah Allah dengan cara yang diperkenan oleh-Nya kita dituntut untuk menjaga diri ”tidak dinodai oleh dunia”. (Yak. 1:27) Dapatkah hal itu dikatakan sehubungan dengan agama yang pemimpin-pemimpin dan anggota-anggota lainnya terlibat dalam politik, atau yang kehidupannya sebagian besar dibangun seputar keinginan-keinginan daging dan materialistis?—1 Yoh. 2:15-17.
(7) Apakah anggota-anggotanya adalah saksi-saksi yang aktif sehubungan dengan Kerajaan Allah? Yesus menubuatkan, ”Kabar baik kerajaan ini akan diberitakan di seluruh bumi yang berpenduduk sebagai suatu kesaksian kepada semua bangsa; dan kemudian akhir itu akan datang.” (Mat. 24:14) Agama mana yang benar-benar memberitakan Kerajaan Allah sebagai harapan bagi umat manusia dan tidak menganjurkan orang-orang untuk berharap kepada pemerintahan manusia untuk memecahkan problem-problem mereka? Apakah agama Anda memperlengkapi Anda untuk ikut dalam kegiatan ini, dan untuk melakukannya dari rumah ke rumah seperti yang Yesus ajarkan kepada rasul-rasulnya?—Mat. 10:7, 11-13; Kis. 5:42; 20:20.
Apakah Saksi-Saksi Yehuwa percaya bahwa agama merekalah satu-satunya agama yang benar?
Lihat halaman 332, 333, di bawah ”Saksi-Saksi Yehuwa”.
Mengapa ada orang-orang yang mempunyai iman sedangkan yang lain-lain tidak?
Lihat judul utama ”Iman”.
Jika Seseorang Mengatakan—
’Saya tidak berminat kepada agama’
Saudara dapat menjawab, ’Hal itu tidak mengherankan bagi saya. Banyak orang mempunyai pandangan yang sama dengan Anda. Bolehkah saya bertanya, apakah Anda selalu merasa demikian?’ Kemudian mungkin menambahkan, ’Salah satu hal yang mengesankan saya ialah saya mendapati bahwa hampir setiap doktrin utama yang diajarkan di gereja-gereja dewasa ini tidak terdapat dalam Alkitab. (Mungkin gunakan bahan di halaman 332, 333, di bawah ”Saksi-Saksi Yehuwa”, yang khususnya menandaskan mengenai Kerajaan. Dengan cara mempertentangkan, tunjukkan apa yang dipercayai oleh Saksi-Saksi Yehuwa, seperti diuraikan di halaman 328, 329.)’
Lihat juga halaman 16, 17.
’Ada terlalu banyak kemunafikan dalam agama’
Saudara dapat menjawab, ’Ya, saya setuju dengan Anda. Banyak orang tidak hidup selaras dengan apa yang mereka katakan. Tetapi, bagaimana perasaan Anda terhadap Alkitab? (Mz. 19:7-10)’
’Saya menempuh kehidupan yang baik. Saya memperlakukan sesama saya dengan baik. Itu cukup bagi saya’
Saudara dapat menjawab, ’Karena Anda mengatakan bahwa Anda menempuh kehidupan yang baik, Anda pasti menikmati hidup ini, benarkah itu? . . . Apakah Anda ingin hidup di bawah keadaan-keadaan yang dilukiskan di sini di Penyingkapan 21:4? . . . Perhatikan apa yang dikatakan Yohanes 17:3 yang dibutuhkan agar bisa mendapat bagian di dalamnya.’
Lihat juga halaman 35.
’Saya tidak berminat pada agama yang terorganisasi. Saya percaya bahwa hubungan pribadi dengan Allah-lah yang penting’
Saudara dapat menjawab, ’Hal itu menarik bagi saya. Apakah Anda selalu merasa demikian? . . . Apakah Anda pernah bergabung dengan suatu kelompok agama di masa lampau? . . . (Kemudian mungkin gunakan bahan di halaman 34-36.)’
’Saya tidak setuju dengan segala sesuatu yang diajarkan gereja saya, tetapi saya tidak merasa perlu pindah agama. Lebih baik saya berusaha mengadakan perbaikan dalam agama saya sendiri’
Saudara dapat menjawab, ’Saya menghargai bahwa Anda menceritakan hal itu kepada saya. Saya yakin Anda akan setuju bahwa apa yang benar-benar penting bagi kita semua ialah mendapat perkenan Allah, bukan?’ Kemudian mungkin menambahkan: (1) ’Ada suatu hal serius yang Allah ingin agar kita pikirkan, dan ini dinyatakan di Penyingkapan 18:4, 5. . . . Meskipun kita secara pribadi tidak mempraktekkan hal-hal yang salah, Alkitab menunjukkan bahwa kita ikut menanggung kesalahan jika kita mendukung organisasi-organisasi ini. (Lihat juga judul utama ”Babilon Besar”.)’ (2) (Mungkin juga gunakan bahan di halaman 36, 37.) (3) ’Allah mencari orang-orang yang mengasihi kebenaran, dan Ia mengumpulkan mereka ke ibadat yang terpadu. (Yoh. 4:23, 24)’
’Semua agama baik; Anda mempunyai agama Anda sendiri, dan saya mempunyai agama saya sendiri’
Saudara dapat menjawab, ’Anda rupanya seorang yang berpandangan luas. Tetapi, Anda juga mengakui bahwa kita semua membutuhkan bimbingan yang disediakan Firman Allah, dan itulah sebabnya Anda mempunyai agama, benarkah demikian?’ Kemudian mungkin menambahkan, ’Dalam Matius 7:13, 14 Alkitab memberi kita bimbingan yang sangat berharga dalam kata-kata Yesus. (Baca.) . . . Mengapa demikian?’
Lihat juga halaman 30, 31.
’Asalkan percaya kepada Yesus, tidak menjadi soal Anda anggota gereja mana’
Saudara dapat menjawab, ’Tidak diragukan lagi, percaya kepada Yesus penting. Dan menurut dugaan saya, dengan mengatakan hal itu, Anda menerima segala sesuatu yang ia ajarkan. Pasti Anda telah mengamati, seperti saya, bahwa banyak orang yang mengaku Kristen sebenarnya tidak hidup selaras dengan apa yang dinyatakan oleh nama itu.’ Kemudian mungkin menambahkan: (1) ’Perhatikan apa yang Yesus katakan dalam Matius 7:21-23.’ (2) ’Ada satu masa depan yang menakjubkan bagi mereka yang benar-benar berusaha untuk mengetahui apa kehendak Allah itu dan kemudian melakukannya. (Mz. 37:10, 11; Pny. 21:4)’
’Apa yang membuat Anda berpikir bahwa hanya ada satu agama yang benar?’
Saudara dapat menjawab, ’Tanpa diragukan lagi, ada orang-orang yang tulus hati dalam hampir semua agama. Tetapi yang benar-benar penting adalah apa yang dikatakan Firman Allah. Berapa banyak iman yang benar yang disebutkan Alkitab? Perhatikan apa yang ditulis di Efesus 4:4, 5.’ Kemudian mungkin menambahkan: (1) ’Hal itu selaras dengan apa yang dinyatakan ayat-ayat lain. (Mat. 7:13, 14, 21; Yoh. 10:16; 17:20, 21)’ (2) ’Jadi, tantangan yang harus kita hadapi ialah mengenali agama tersebut. Bagaimana kita dapat melakukan hal itu? (Mungkin gunakan bahan di halaman 36, 37.)’ (3) (Lihat juga apa yang ada di halaman 328, 329, di bawah judul ”Saksi-Saksi Yehuwa”.)
’Saya hanya membaca Alkitab di rumah dan berdoa kepada Allah untuk dapat mengerti isinya’
Saudara dapat menjawab, ’Apakah Anda sudah berhasil membaca seluruh Alkitab?’ Kemudian mungkin menambahkan, ’Seraya Anda berusaha melakukan hal itu, Anda akan mendapati sesuatu yang sangat menarik di Matius 28:19, 20. . . . Hal ini penting karena di sini diperlihatkan bahwa Kristus menggunakan orang-orang lain untuk membantu kita mengerti apa yang tersangkut dalam menjadi seorang Kristen sejati. Selaras dengan itu, Saksi-Saksi Yehuwa menawarkan diri untuk mengunjungi orang-orang di rumah mereka selama kira-kira satu jam setiap minggu secara cuma-cuma, untuk membahas Alkitab. Bolehkah saya, selama beberapa menit saja, menunjukkan kepada Anda bagaimana kami melakukan hal itu?’
Lihat juga halaman 35, 36.
’Menurut saya agama adalah soal pribadi’
Saudara dapat menjawab, ’Itu suatu pandangan yang umum dewasa ini, dan jika orang-orang benar-benar tidak berminat akan berita Alkitab, kami dengan senang hati akan pergi ke rumah lain. Namun, apakah Anda menyadari alasan saya mengunjungi Anda adalah karena inilah yang diperintahkan Yesus agar dilakukan oleh para pengikutnya? . . . (Mat. 24:14; 28:19, 20; 10:40)’