PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • si hlm. 254-256
  • Buku Alkitab Nomor 61​—2 Petrus

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Buku Alkitab Nomor 61​—2 Petrus
  • “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ISI BUKU DUA PETRUS
  • MENGAPA BERMANFAAT
  • Marilah Kita Berpegang Erat pada Iman Kita yang Berharga!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Tetap Mengingat Hari Yehuwa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Buku Alkitab Nomor 60​—1 Petrus
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Ia Belajar Pengampunan dari Tuannya
    Tirulah Iman Mereka
Lihat Lebih Banyak
“Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
si hlm. 254-256

Buku Alkitab Nomor 61​—2 Petrus

Penulis: Petrus

Tempat Penulisan: Babilon (?)

Selesai Ditulis: ± 64 M.

1. Fakta apa membuktikan bahwa Petrus yang menulis Dua Petrus?

KETIKA Petrus menulis suratnya yang kedua, ia menyadari bahwa ia akan segera menghadapi kematian. Ia ingin sekali mengingatkan sesama umat Kristiani betapa penting pengetahuan yang saksama untuk membantu tetap teguh dalam pelayanan mereka. Apakah ada alasan untuk meragukan bahwa rasul Petrus yang menulis surat kedua yang memakai namanya ini? Surat itu sendiri menghapus segala keragu-raguan yang mungkin timbul tentang penulisnya. Sang penulis mengatakan bahwa ia adalah ”Simon Petrus, hamba dan rasul Yesus Kristus.” (2 Ptr. 1:1) Ia menyebut surat ini sebagai ”surat yang kedua, yang kutulis kepadamu.” (3:1) Ia berbicara mengenai dirinya sebagai saksi dari transfigurasi Kristus Yesus, hak istimewa yang diperoleh Petrus bersama Yakobus dan Yohanes, dan ia menulis hal ini dengan penuh perasaan sebagai seorang saksi mata. (1:16-21) Ia menyebutkan bahwa Yesus telah menubuatkan kematiannya.—2 Ptr. 1:14; Yoh. 21:18, 19.

2. Apa yang membuktikan kekanonikan Dua Petrus?

2 Namun, beberapa kritikus menunjuk perbedaan gaya penulisan kedua surat itu sebagai alasan untuk menganggap surat tersebut bukan karya Petrus. Tetapi sebenarnya hal ini tidak menjadi soal, karena bahan dan maksud penulisan berbeda. Selain itu, Petrus menulis surat pertamanya ’dengan perantaraan Silwanus saudara yang dapat dipercaya,’ dan jika Silwanus mendapat kebebasan untuk menyusun kalimat, ini dapat menjelaskan adanya perbedaan gaya penulisan dalam kedua surat, karena Silwanus tampaknya tidak mengambil bagian dalam penulisan surat yang kedua. (1 Ptr. 5:12) Kekanonikannya juga telah diragukan atas dasar bahwa surat itu ”sedikit sekali disebutkan oleh Bapa-Bapa gereja.” Namun, seperti dapat dilihat dalam bagan ”Katalog Terkemuka yang Mula-Mula dari Kitab-Kitab Yunani Kristen,” Dua Petrus diakui sebagai bagian katalog Alkitab oleh sejumlah sumber berwenang sebelum Konsili Ketiga di Kartago.a

3. Kapan dan di mana rupanya Dua Petrus ditulis, dan kepada siapa surat itu ditujukan?

3 Kapan surat kedua dari Petrus ditulis? Kemungkinan besar ditulis kira-kira pada tahun 64 M. dari Babilon atau sekitarnya, segera setelah surat yang pertama, tetapi tidak ada bukti langsung, khususnya tentang tempat penulisannya. Pada waktu penulisan surat itu, kebanyakan dari surat Paulus beredar di sidang-sidang dan dikenal Petrus, yang mengakui surat itu diilhamkan Allah dan mengelompokkannya dengan ”tulisan-tulisan yang lain.” Surat kedua dari Petrus ditujukan ”kepada mereka yang bersama-sama dengan kami memperoleh iman,” dan ini termasuk mereka yang dimaksud dalam surat pertama dan orang-orang lain yang Petrus kabarkan. Seperti surat pertama yang telah beredar di banyak tempat, surat kedua pun dikenal umum.—2 Ptr. 3:15, 16; 1:1; 3:1; 1 Ptr. 1:1.

ISI BUKU DUA PETRUS

4. (a) Cara bagaimana saudara-saudara harus berjuang untuk menghasilkan buah berkenaan pengetahuan saksama, dan apa yang dijanjikan kepada mereka? (b) Bagaimana firman nubuat itu dibuat lebih meyakinkan, dan mengapa itu harus diindahkan?

4 Memastikan panggilan kepada Kerajaan surgawi (1:1-21). Petrus segera menunjukkan perhatian yang pengasih terhadap ’mereka yang memperoleh iman.’ Ia ingin agar kasih karunia dan perdamaian ditambahkan kepada mereka ”oleh pengenalan [”pengetahuan yang saksama,” NW] akan Allah dan akan Yesus, Tuhan kita.” Allah secara berlimpah memberi mereka ”janji-janji yang berharga dan yang sangat besar,” melaluinya mereka dapat ambil bagian dalam sifat ilahi. Karena itu, dengan berupaya keras hendaklah mereka menambahkan kepada iman mereka kebajikan, pengetahuan, pengendalian diri, ketekunan, pengabdian ilahi, kasih persaudaraan, serta kasih. Jika sifat-sifat ini berlimpah, mereka tidak pernah akan menjadi tidak aktif atau tidak menghasilkan buah berkenaan pengetahuan yang saksama. Para saudara harus memastikan panggilan dan pemilihan mereka, serta masuknya mereka ke dalam Kerajaan kekal dari Tuhan mereka. Karena mengetahui bahwa ia ’akan segera menanggalkan kemah tubuhnya,’ Petrus tergerak untuk mengingatkan mereka kepada perkara ini supaya mereka menyebutkannya setelah ia pergi. Petrus adalah saksi dari kehadiran Kristus di gunung kudus ketika kata-kata ini terdengar, ”datang kepadaNya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: ’Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.’ ” Dengan demikian, firman nubuat itu lebih diteguhkan, dan harus diperhatikan, karena bukan atas kehendak manusia, ”tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.”—1:1, 2, 4, 14, 17, 21.

5. Peringatan apa diberikan Petrus mengenai guru-guru palsu, dan perumpamaan yang penuh kuasa apa ia gunakan berkenaan kepastian penghukuman Allah atas orang-orang semacam itu?

5 Peringatan keras terhadap guru-guru palsu (2:1-22). Nabi-nabi dan guru-guru palsu akan membawa masuk sekte-sekte yang membinasakan, menganjurkan tingkah laku yang bejat, dan mendatangkan celaan atas kebenaran. Akan tetapi kebinasaan mereka akan segera datang. Allah tidak menahan diri dalam menghukum para malaikat yang berdosa, mendatangkan banjir besar pada zaman Nuh, atau membuat Sodom dan Gomora menjadi abu. Tetapi Ia menyelamatkan Nuh, si pemberita, dan Lot yang benar itu, jadi ”Tuhan [”Yehuwa,” NW] tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman.” Karena orang-orang ini nekat, keras kepala, seperti binatang tidak berakal, bebal, penghujat, menyenangi pengajaran palsu, berzinah, tamak, dan seperti Bileam yang mencintai upah kejahatannya. Mereka menjanjikan kemerdekaan tetapi mereka sendiri adalah hamba kebinasaan. Adalah lebih baik jika mereka tidak mengenal jalan kebenaran, karena bagi mereka berlaku peribahasa: ”Anjing kembali lagi ke muntahnya, dan babi yang mandi kembali lagi ke kubangannya.”—2:9, 22.

6. (a) Mengapa Petrus menulis, dan apa yang ia katakan mengenai janji Allah? (b) Berbeda dengan para pengolok, bagaimana umat Kristiani harus menunjukkan kewaspadaan?

6 Mencamkan hari Yehuwa dalam pikiran (3:1-18). Petrus menulis untuk membangkitkan kesanggupan berpikir yang jelas dari umat Kristiani, agar mereka mengingat kata-kata yang diucapkan sebelumnya. Para pengolok akan datang pada hari-hari terakhir, dengan mengatakan: ”Di manakah janji tentang kedatangan” Kristus? Orang-orang ini tidak memperhatikan bahwa Allah telah membinasakan dunia di zaman purba dengan air dan bahwa ”langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api” dan ”disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.” Bagi Yehuwa seribu tahun sama dengan satu hari, maka ”Tuhan [”Yehuwa,” NW] tidak lalai menepati janjiNya,” namun Ia sabar, tidak ingin seorang pun binasa. Jadi, umat Kristiani harus memperhatikan tingkah laku mereka dan harus mempraktikkan perbuatan dari pengabdian ilahi seraya mereka menunggu dan mencamkan dalam pikiran kehadiran hari Yehuwa, karena langit akan dilebur oleh api dan segala unsur akan mencair karena panas api. Tetapi sesuai dengan janji Allah akan ada ”langit yang baru dan bumi yang baru”.—3:4, 7, 9, 13.

7. Dengan memiliki pengetahuan ini sebelumnya, bagaimana umat Kristiani harus berupaya?

7 Maka, mereka harus berusaha keras agar ”kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.” Mereka harus mempertimbangkan kesabaran Tuhan mereka sebagai keselamatan, sebagaimana ditulis Paulus, yang dikasihi, kepada mereka. Dengan memperoleh pengetahuan ini lebih dulu, hendaklah mereka waspada agar jangan kehilangan keteguhan mereka. ”Tidak,” (NW) kata Petrus mengakhiri suratnya, ”tetapi bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. BagiNya kemuliaan, sekarang dan sampai selama-lamanya.”—3:14, 18.

MENGAPA BERMANFAAT

8. (a) Bagaimana Petrus memberikan kesaksian mengenai terilhamnya Kitab-Kitab Ibrani dan Kitab-Kitab Yunani? (b) Bagaimana kita akan mendapat manfaat dengan berpegang teguh kepada pengetahuan yang saksama?

8 Betapa penting pengetahuan yang saksama! Petrus sendiri menjalin ke dalam argumennya pengetahuan saksama yang didapatnya dari Kitab-Kitab Ibrani. Ia memberi kesaksian bahwa itu diilhamkan roh suci: ”Sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” Ia juga menunjukkan bahwa hikmat Paulus ”dikaruniakan kepadanya.” (1:21; 3:15) Kita memperoleh manfaat besar dengan mempelajari semua Kitab terilham ini dan berpegang teguh kepada pengetahuan yang saksama. Maka kita tidak akan pernah berpuas diri, seperti orang-orang yang digambarkan Petrus, dengan berkata: ”Segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan.” (3:4) Demikian juga kita tidak akan terjerumus ke dalam jerat guru-guru palsu seperti dijelaskan Petrus dalam suratnya di pasal 2. Sebaliknya, kita harus terus mengindahkan peringatan yang diberikan Petrus serta para penulis Alkitab lainnya. Ini membantu kita untuk tetap ”teguh dalam kebenaran” dan agar sabar serta terus ’bertumbuh dalam kasih karunia dan pengenalan akan Tuhan [”Yehuwa,” NW] dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.’—1:12; 3:18.

9. Usaha sungguh-sungguh apa yang dianjurkan agar kita lakukan, dan mengapa?

9 Sebagai bantuan untuk meningkatkan ”pengetahuan yang saksama akan Allah dan Yesus, Tuhan kita” (NW), Petrus menganjurkan untuk berusaha keras memupuk sifat-sifat Kristen yang disebut dalam pasal 1, ayat 5 sampai 7. Kemudian, dalam ayat 8, ia menambahkan: ”Apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalan akan Yesus Kristus, Tuhan kita.” Sungguh anjuran yang sangat bagus untuk kegiatan sebagai rohaniwan Allah pada masa yang sukar ini!—1:2.

10. (a) Janji apa ditandaskan Petrus, dan apa yang ia anjurkan sehubungan dengan itu? (b) Jaminan apa diberikan Petrus berkenaan nubuat Kerajaan?

10 Betapa penting untuk berusaha keras agar dapat memastikan diri mendapat bagian dalam ”janji-janji yang berharga dan yang sangat besar” dari Allah Yehuwa! Dengan demikian Petrus menganjurkan umat Kristiani terurap untuk terus menatap kepada tujuan Kerajaan, dengan berkata: ”Berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan [”Yehuwa,” NW] dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.” Kemudian Petrus menarik perhatian kepada kebesaran kemuliaan Kerajaan Yesus, yang ia sendiri menjadi saksinya melalui penglihatan transfigurasi, dan menambahkan: ”Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman.” Memang, tiap nubuat mengenai kebesaran Kerajaan Yehuwa pasti akan mengalami penggenapannya. Maka, dengan yakin kita mendengungkan kata-kata Petrus yang dikutip dari nubuat Yesaya: ”Sesuai dengan janjiNya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.”—2 Ptr. 1:4, 10, 11, 19; 3:13; Yes. 65:17, 18.

[Catatan Kaki]

a Lihat bagan pada halaman 303.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan