PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • gm psl. 3 hlm. 25-36
  • Sahabat Palsu Alkitab

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Sahabat Palsu Alkitab
  • Alkitab—Firman dari Allah atau dari Manusia?
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Penerjemahan Alkitab Ditentang
  • Para Pembela Alkitab
  • Kritik Tinggi
  • ”Dihujat”
  • Firman Allah Tetap Hidup
  • Susunan Kristen Telah Mengkhianati Allah dan Alkitab
    Apa Tujuan Hidup Ini? Bagaimana Saudara Dapat Menemukannya?
  • Mereka Berupaya Mencegah Orang Membaca Firman Allah
    Sedarlah!—2011
  • Kemurtadan—Jalan menuju Allah Terhalang
    Pencarian Manusia akan Allah
  • Bagaimana Susunan Kristen Menjadi Bagian dari Dunia Ini
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
Lihat Lebih Banyak
Alkitab—Firman dari Allah atau dari Manusia?
gm psl. 3 hlm. 25-36

Pasal 3

Sahabat Palsu Alkitab

Dalam pasal ini, kita akan membahas alasan utama mengapa banyak dari negeri-negeri non-Kristen tidak mau menerima Alkitab sebagai Firman Allah. Dalam sejarah, Susunan Kristen mengaku percaya kepada Alkitab dan menjadi pelindungnya. Namun organisasi-organisasi keagamaan dari Susunan Kristen telah melibatkan diri dengan kengerian yang paling menjijikkan dalam sejarah, mulai dari Perang-Perang Salib dan pembantaian golongan minoritas pada Abad Pertengahan sampai kepada pembantaian oleh Nazi di zaman kita sendiri. Apakah tingkah laku Susunan Kristen dapat diterima sebagai alasan yang kuat untuk menolak Alkitab? Kenyataannya adalah, Susunan Kristen telah terbukti sebagai sahabat palsu dari Alkitab. Malahan, ketika Susunan Kristen muncul pada abad keempat Masehi, perjuangan Alkitab untuk mempertahankan keberadaannya sama sekali belum selesai.

1, 2. (Termasuk kata pengantar.) (a) Mengapa banyak orang tidak mau menerima Alkitab sebagai Firman Allah? (b) Pekerjaan baik apakah telah dihasilkan selama abad pertama dan abad kedua, namun perkembangan yang berbahaya apakah yang akan muncul?

PADA akhir abad pertama, semua buku Alkitab telah selesai ditulis. Mulai saat itu, umat Kristiani berada di baris depan dalam menyalin dan menyalurkan Alkitab yang lengkap. Pada waktu yang sama mereka juga sibuk menerjemahkannya ke dalam bahasa-bahasa yang paling umum pada zaman itu. Namun, seraya sidang Kristen sibuk dengan pekerjaan yang mengagumkan ini, sesuatu mulai terbentuk yang nantinya akan menjadi bahaya besar bagi terpeliharanya Alkitab.

2 Perkembangan ini telah dinubuatkan oleh Alkitab sendiri. Yesus pernah memberikan perumpamaan mengenai seorang pria yang menabur ladangnya dengan benih gandum yang bermutu baik. Namun ”pada waktu semua orang tidur”, seorang musuh menaburkan benih yang akan menghasilkan lalang. Kedua macam benih ini tumbuh, dan untuk sementara waktu lalang menyembunyikan gandum dari pandangan orang. Melalui perumpamaan ini, Yesus menunjukkan bahwa hasil pekerjaannya akan berupa umat Kristiani sejati namun setelah kematiannya, umat Kristiani palsu akan menyusup ke dalam sidang. Dan pada suatu saat akan sulit sekali untuk membedakan yang asli dari yang palsu.—Matius 13:24-30, 36-43.

3. Menurut rasul Petrus, apa kelak pengaruh dari ”umat Kristiani” yang seperti lalang atas kepercayaan kepada Alkitab?

3 Rasul Petrus dengan terus terang memberikan peringatan terhadap pengaruh dari ”umat Kristiani” yang seperti lalang terhadap cara orang akan memandang agama Kristen dan Alkitab. Ia memperingatkan, ”Demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka. Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu, dan karena mereka Jalan Kebenaran akan dihujat.”—2 Petrus 2:1, 2.

4. Bagaimana nubuat-nubuat dari Yesus dan Petrus telah digenapi bahkan pada abad pertama?

4 Bahkan pada abad pertama, nubuat-nubuat Yesus dan Petrus sudah mulai digenapi. Pria-pria yang ambisius menyusup ke dalam sidang Kristen dan menabur perpecahan. (2 Timotius 2:16-18; 2 Petrus 2:21, 22; 3 Yohanes 9, 10) Selama dua abad berikutnya, filsafat Yunani merusak kemurnian kebenaran Alkitab, dan banyak orang secara keliru mulai menerima doktrin kafir sebagai kebenaran Alkitab.

5. Perubahan status apa yang dialami ”kekristenan” pada abad keempat?

5 Pada abad keempat, suatu bentuk ”kekristenan” akhirnya menjadi agama resmi Kekaisaran Roma. Tetapi ”kekristenan” itu berbeda sekali dari agama yang telah diberitakan oleh Yesus. Pada masa itu, ”lalang” mulai berkembang, tepat seperti yang telah dinubuatkan Yesus. Meskipun demikian, kita dapat yakin bahwa sepanjang masa itu, ada orang-orang yang mewakili kekristenan sejati dan berupaya keras untuk mengikuti Alkitab sebagai Firman Allah yang terilham.—Matius 28:19, 20.

Penerjemahan Alkitab Ditentang

6. Bilamana Susunan Kristen mulai terbentuk, dan dengan salah satu cara apakah agama Susunan Kristen berbeda dari agama Kristen dari Alkitab?

6 Pada zaman Konstantin itulah Susunan Kristen yang kita kenal sekarang mulai terbentuk. Sejak waktu itu, bentuk Kekristenan yang telah merosot dan yang telah berakar bukan lagi semata-mata suatu organisasi keagamaan. Ia menjadi bagian dari negara, dan para pemimpinnya memainkan peranan penting dalam bidang politik. Akhirnya, gereja yang telah murtad menggunakan kekuasaan politiknya dengan cara yang sama sekali bertentangan dengan agama Kristen yang berdasarkan Alkitab, sehingga menimbulkan ancaman lain yang berbahaya terhadap Alkitab. Cara bagaimana?

7, 8. Kapankah paus menyatakan menentang penerjemahan Alkitab, dan mengapa ia melakukannya?

7 Sewaktu bahasa Latin tidak lagi digunakan sebagai bahasa sehari-hari, Alkitab perlu diterjemahkan lagi. Tetapi Gereja Katolik tidak lagi menyetujui hal ini. Pada tahun 1079 Vratislaus, yang kemudian menjadi raja dari Bohemia, meminta izin Paus Gregorius VII untuk menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa yang digunakan rakyatnya. Permintaannya ditolak. Paus berkata, ”Sudah jelas bagi mereka yang sering merenungkannya, bahwa bukannya tanpa alasan mengapa Allah Yang Mahakuasa lebih suka agar bagian-bagian tertentu dari kitab suci tetap suatu rahasia, karena jika semua orang dapat mengerti dengan jelas, ada kemungkinan Alkitab akan diremehkan dan tidak dihargai; atau mungkin akan disalah-mengerti oleh mereka yang berpendidikan sederhana, sehingga menghasilkan kekeliruan.”​1

8 Paus menghendaki agar Alkitab tetap dipertahankan dalam bahasa Latin yang ketika itu sudah menjadi bahasa mati. Isinya harus dijaga tetap ”rahasia”, tidak diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa rakyat biasa.a Terjemahan Vulgate karya Jerome dalam bahasa Latin, yang dibuat pada abad ke-5 dengan tujuan agar Alkitab dapat dibaca oleh semua orang, kini menjadi alat untuk membuat Alkitab tetap suatu rahasia.

9, 10. (a) Bagaimana perlawanan Katolik Roma terhadap penerjemahan Alkitab berkembang? (b) Apakah tujuan Gereja dalam menentang Alkitab?

9 Seraya Abad-Abad Pertengahan berlanjut terus, sikap Gereja terhadap Alkitab dalam bahasa daerah menjadi semakin keras. Pada tahun 1199 Paus Innocent III menulis surat yang demikian keras kepada uskup agung dari Metz, Jerman, sehingga uskup itu membakar semua Alkitab bahasa Jerman yang dapat ia temukan.​3 Pada tahun 1229 sinode di Toulouse, Perancis, menyatakan bahwa ”rakyat awam” tidak boleh memiliki buku Alkitab mana pun dalam bahasa sehari-hari.​4 Pada tahun 1233 suatu sinode propinsi di Tarragona, Spanyol, memerintahkan agar semua buku ”Perjanjian Lama atau Baru” diserahkan untuk dibakar.​5 Pada tahun 1407 sinode golongan pendeta yang diadakan oleh Uskup Agung Thomas Arundel di Oxford, Inggris, secara tegas melarang penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa Inggris atau bahasa modern lain manapun.​6 Pada tahun 1431, juga di Inggris, Uskup Stafford dari Wells melarang menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Inggris dan untuk memiliki terjemahan demikian.​7

10 Kalangan berwenang keagamaan ini tidak berupaya memusnahkan Alkitab. Mereka mencoba menjadikannya sebagai fosil, mempertahankannya dalam bahasa yang dapat dibaca oleh sedikit orang saja. Dengan cara ini, mereka berharap akan dapat mencegah apa yang mereka sebut bidah tetapi yang sebenarnya merupakan tantangan terhadap wewenang mereka. Andai kata mereka berhasil, Alkitab bisa saja menjadi sekedar suatu obyek yang menarik secara intelektual dengan sedikit atau sama sekali tanpa pengaruh atas kehidupan rakyat biasa.

Para Pembela Alkitab

11. Apa yang terjadi ketika Julián Hernández menyelundupkan sejumlah Alkitab bahasa Spanyol ke negeri Spanyol?

11 Namun untunglah, ada banyak orang tulus hati yang tidak mau mengikuti perintah-perintah tersebut. Tetapi itu berbahaya. Orang perorangan telah mengalami penderitaan yang hebat karena ”kejahatan” memiliki Alkitab. Pertimbangkan misalnya, kasus seorang Spanyol yang bernama Julián Hernández. Menurut History of Christian Martyrdom (Sejarah Martir-Martir Kristen) karangan Foxe, Julián (atau, Juliano) ”berupaya membawa Alkitab dalam jumlah besar dari Jerman ke negerinya sendiri, dengan menyembunyikannya dalam guci-guci, dikemas seperti anggur putih Jerman (Rhenis)”. Ia dikhianati dan ditangkap oleh Inkwisisi Katolik Roma. Orang-orang untuk siapa Alkitab itu dibawa, ”semuanya disiksa tanpa pandang bulu, dan kemudian kebanyakan dari antara mereka dihukum dengan berbagai cara. Juliano dibakar, dua puluh orang dipanggang, beberapa dipenjarakan seumur hidup, beberapa dicambuk di hadapan umum, banyak yang dikirim untuk kerja paksa di kapal-kapal kuno”.​8

12. Bagaimana kita tahu bahwa kalangan berwenang keagamaan dari Abad-Abad Pertengahan tidak mewakili agama Kristen dari Alkitab?

12 Benar-benar penyalahgunaan kekuasaan yang mengerikan! Jelaslah, kalangan berwenang keagamaan ini sama sekali bukan wakil-wakil agama Kristen yang berdasarkan Alkitab! Alkitab sendiri mengungkapkan milik siapa mereka dengan berkata, ”Inilah tandanya anak-anak Allah dan anak-anak Iblis: setiap orang yang tidak berbuat kebenaran, tidak berasal dari Allah, demikian juga barangsiapa yang tidak mengasihi saudaranya. Sebab inilah berita yang telah kamu dengar dari mulanya, yaitu bahwa kita harus saling mengasihi; bukan seperti Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya.”—1 Yohanes 3:10-12.

13, 14. (a) Fakta yang menakjubkan apakah mengenai Alkitab selama Abad-Abad Pertengahan memperlihatkan asal-usulnya yang ilahi? (b) Bagaimana situasi berubah sehubungan dengan Alkitab di Eropa?

13 Namun betapa menakjubkan, bahwa ada pria-pria dan wanita-wanita yang bersedia mengambil risiko diperlakukan begitu menyeramkan hanya agar dapat memiliki sebuah Alkitab! Dan contoh-contoh semacam ini tiap kali berlipat ganda terus sampai ke zaman kita. Pengabdian yang dalam yang dibangkitkan oleh Alkitab dalam diri seseorang, kesediaan untuk menanggung penderitaan dengan sabar dan untuk menyerahkan diri tanpa keluhan kepada kematian yang mengerikan tanpa membalas dendam kepada para algojonya, merupakan bukti kuat bahwa Alkitab memang Firman dari Allah.—1 Petrus 2:21.

14 Akhirnya, sesudah pemberontakan golongan Protestan terhadap kekuasaan Katolik Roma pada abad ke-16, Gereja Katolik Roma sendiri terpaksa memproduksi terjemahan-terjemahan Alkitab ke dalam bahasa-bahasa sehari-hari yang digunakan di Eropa. Namun bahkan pada waktu itu, Alkitab masih lebih banyak dikaitkan orang dengan paham Protestan daripada paham Katolik. Seperti yang ditulis oleh imam Katolik Roma Edward J. Ciuba, ”Orang harus mengakui secara jujur bahwa salah satu akibat yang lebih tragis dari Reformasi Protestan adalah diabaikannya Alkitab di kalangan orang Katolik yang setia. Meskipun tidak pernah terlupakan sepenuhnya, Alkitab adalah buku tertutup bagi kebanyakan orang Katolik.”​9

Kritik Tinggi

15, 16. Mengapa Protestanisme tidak bebas dari kesalahan sehubungan dengan tentangan terhadap Alkitab?

15 Namun gereja-gereja Protestan tidak bebas dari kesalahan sehubungan dengan sikap menentang Alkitab. Seraya tahun demi tahun berlalu, beberapa sarjana Protestan melancarkan jenis serangan yang berbeda melawan buku ini: serangan intelektual. Selama abad ke-18 dan abad ke-19, mereka memperkembangkan metode pelajaran Alkitab yang dinamakan kritik tinggi. Para kritikus Alkitab mengajarkan bahwa banyak bagian dari Alkitab terdiri dari legenda dan dongeng. Bahkan ada yang berkata bahwa Yesus tidak pernah ada. Sebaliknya dari menyebut Alkitab sebagai Firman dari Allah, para sarjana Protestan ini menyebutnya sebagai firman dari manusia dan selain itu, firman yang sangat kacau.

16 Meskipun beberapa dari gagasan yang sangat ekstrem demikian tidak lagi dipercayai orang, kritik terhadap Alkitab masih tetap diajarkan di berbagai seminari, dan bukan suatu hal yang janggal untuk mendengar banyak pendeta Protestan menyangkal banyak bagian dari Alkitab di hadapan umum. Ada seorang pendeta Anglikan yang kata-katanya pernah dikutip oleh sebuah surat kabar Australia, yaitu bahwa banyak hal dalam Alkitab ”salah. Beberapa dari sejarahnya keliru. Beberapa dari rinciannya secara nyata kacau”. Cara berpikir ini adalah akibat dari kritik tinggi.

”Dihujat”

17, 18. Bagaimanakah tingkah laku Susunan Kristen telah membawa cela ke atas Alkitab?

17 Namun, mungkin tingkah laku Susunan Kristen itulah yang merupakan kendala terbesar bagi orang untuk menerima Alkitab sebagai Firman Allah. Susunan Kristen mengaku sebagai pengikut Alkitab. Namun, tingkah lakunya telah menghasilkan celaan besar ke atas Alkitab dan atas nama Kristen. Seperti telah dinubuatkan oleh rasul Petrus, jalan kebenaran telah ”dihujat”.—2 Petrus 2:2.

18 Misalnya, ketika gereja melarang penerjemahan Alkitab, paus mensponsori serangan militer besar-besaran terhadap kaum Muslim di Timur Tengah. Serangan ini dinamakan Perang Salib yang ”suci”, tetapi tidak ada sesuatu pun yang suci padanya. Yang pertama—yang dinamakan ”Perang Suci Rakyat”—menentukan apa yang masih akan menyusul. Sebelum meninggalkan Eropa, suatu pasukan tentara yang liar, yang telah dihasut oleh para pengkhotbah, menyerang orang Yahudi di Jerman, membantai mereka dari kota yang satu ke kota lain. Mengapa? Ahli sejarah Hans Eberhard Mayer berkata, ”Argumen bahwa orang Yahudi, sebagai musuh Kristus, pantas dihukum hanya suatu upaya yang lemah untuk menutupi motif yang sebenarnya: ketamakan.”​10

19-21. Bagaimanakah Perang Tiga Puluh Tahun, maupun kegiatan misionaris dan ekspansi kolonial dari Eropa telah membawa cela ke atas Alkitab?

19 Pemberontakan oleh kaum Protestan pada abad ke-16 telah menggulingkan kekuasaan Katolik Roma di banyak negara Eropa. Salah satu akibatnya adalah Perang Tiga Puluh Tahun (1618-48)—”salah satu peperangan yang paling mengerikan dalam sejarah Eropa”, menurut buku The Universal History of the World (Sejarah Dunia secara Universal). Alasan mendasar dari perang tersebut? ”Kebencian orang Katolik terhadap Protestan, orang Protestan terhadap Katolik.”​11

20 Menjelang waktu itu, Susunan Kristen mulai mengembangkan kekuasaan ke luar Eropa, sambil membawa peradaban ”Kristen” ke bagian-bagian bumi yang lain. Ekspansi militer ini dicirikan oleh kekejaman dan ketamakan. Di negeri-negeri Amerika, para penakluk Spanyol dengan cepat menghancurkan peradaban pribumi Amerika. Suatu buku sejarah menyatakan, ”Pada umumnya, para gubernur Spanyol menghancurkan peradaban pribumi, tanpa memperkenalkan peradaban Eropa. Haus akan emas merupakan motif utama yang menarik mereka ke Dunia Baru [benua Amerika].”​12

21 Para misionaris Protestan juga pergi dari Eropa ke benua-benua lain. Salah satu hasil kerja mereka adalah dikembangkannya ekspansi kolonial. Dewasa ini pandangan yang meluas mengenai kegiatan misionaris Protestan adalah, ”Dalam banyak kejadian lembaga perutusan-injilan telah digunakan untuk membenarkan dan menutupi maksud menguasai orang-orang. Hubungan timbal balik antara misi, teknologi, dan imperialisme sudah dikenal umum.”​13

22. Bagaimanakah Susunan Kristen membawa cela ke atas nama Kristen pada abad ke-20?

22 Hubungan yang erat antara agama-agama Susunan Kristen dan negara masih berlangsung sampai ke zaman kita. Kedua perang dunia yang terakhir terutama dipertarungkan antar bangsa-bangsa ”Kristen”. Para pendeta dari kedua belah pihak mendorong pemuda-pemuda mereka untuk berkelahi dalam upaya membunuh musuh—yang sering kali memeluk agama yang sama. Seperti dinyatakan dalam buku If the Churches Want World Peace (Andai Kata Gereja-Gereja Menginginkan Perdamaian Dunia), ”Sudah pasti [gereja-gereja] tidak pantas dipuji atas berkembangnya sistem perang zaman sekarang yang telah mengakibatkan malapetaka terbesar di negeri-negeri yang mengabdi kepada cita-cita agama Kristen.”​14

Firman Allah Tetap Hidup

23. Bagaimana sejarah Susunan Kristen menunjukkan bahwa Alkitab adalah Firman Allah?

23 Kita meninjau sejarah Susunan Kristen yang panjang dan menyedihkan untuk menarik perhatian kepada dua segi berikut. Pertama, peristiwa-peristiwa demikian merupakan penggenapan dari nubuat Alkitab. Sudah dinubuatkan bahwa banyak orang yang mengaku diri Kristen akan membawa celaan ke atas Alkitab dan nama baik agama Kristen, dan fakta bahwa ini telah terjadi menyatakan Alkitab memang benar. Meskipun demikian, jangan kita lupakan kenyataan bahwa tingkah laku Susunan Kristen tidak menggambarkan agama Kristen yang berdasarkan Alkitab.

24. Apa tanda pengenal umat Kristiani sejati sehingga dengan jelas mengutuk Susunan Kristen sebagai non-Kristen?

24 Cara umat Kristiani sejati dapat dikenali telah dijelaskan oleh Yesus sendiri, ”Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” (Yohanes 13:35) Kemudian, Yesus berkata, ”Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” (Yohanes 17:16) Dalam kedua hal tersebut, Susunan Kristen telah menyatakan diri jelas tidak mewakili agama Kristen dari Alkitab. Ia mengaku sebagai sahabat Alkitab, namun ia ternyata sahabat palsu.

25. Mengapa Alkitab dapat terpelihara terus melewati semua kesukaran sampai ke zaman kita?

25 Segi yang kedua adalah: Mengingat kenyataan bahwa Susunan Kristen secara keseluruhan telah bertindak sangat bertentangan dengan kepentingan Alkitab, sungguh menakjubkan bahwa Alkitab tetap terpelihara sampai sekarang dan masih memberikan pengaruh yang baik dalam kehidupan banyak orang. Alkitab telah berhasil mengatasi perlawanan yang hebat terhadap penerjemahannya, serangan bertubi-tubi dari para sarjana yang lebih menyukai gagasan modern, dan tingkah laku non-Kristen dari sahabat palsunya, Susunan Kristen. Mengapa? Karena Alkitab berbeda dari karya tulis lain manapun. Alkitab tidak mungkin mati. Buku itu adalah Firman dari Allah, dan Alkitab sendiri berkata kepada kita, ”Rumput menjadi kering, bunga menjadi layu, tetapi firman Allah kita tetap untuk selama-lamanya.”—Yesaya 40:8.

[Catatan Kaki]

a Beberapa terjemahan ke dalam bahasa daerah dibuat. Tetapi sering kali itu dibuat dengan susah payah dalam manuskrip-manuskrip yang menonjolkan hiasan dan jelas bukan untuk digunakan secara umum.​2

[Blurb di hlm. 34]

Gereja-gereja Protestan yang terkemuka ikut serta dalam serangan intelektual besar-besaran terhadap Alkitab

[Gambar di hlm. 26]

Sejarah Susunan Kristen sesungguhnya mulai sewaktu Konstantin mengesahkan ”agama Kristen” dari zamannya

[Gambar di hlm. 29]

Paus Gregorius VII dan Paus Innocent III sangat terkemuka dalam perjuangan Gereja Katolik untuk mencegah penerjemahan Alkitab ke dalam bahasa sehari-hari

[Gambar di hlm. 33]

Tingkah laku Susunan Kristen yang memuakkan menyebabkan banyak orang ragu-ragu bahwa Alkitab memang Firman dari Allah

[Gambar di hlm. 35]

Selama perang dunia pertama, prajurit-prajurit Rusia membungkuk di hadapan patung keagamaan sebelum pergi untuk membunuh sesama ”umat Kristiani”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan