PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w93 15/4 hlm. 28-30
  • Apakah Saudara Berupaya Sebisa-bisanya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Saudara Berupaya Sebisa-bisanya?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Berupaya Sebisa-bisanya Dapat Ditingkatkan
  • Berupaya Sebisa-bisanya dalam Membantu Orang-Orang Lain
  • Berupaya Sebisa-bisanya dalam Memperlihatkan Minat Pribadi
  • Hendaklah Saudara Berupaya Sebisa-bisanya
  • ”Berupaya Sebisa-bisanya”
    Pelayanan Kerajaan Kita—1997
  • Berusaha Sungguh-Sungguh untuk Memberitakan Kabar Baik
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-33)
  • No. 098—Berusaha Sekuat Tenaga Dng Ambil Bagian Dlm Dinas Sepenuh Waktu
    Pelayanan Kerajaan Kita—1987
  • Memenuhi Pembaktian Kita ”Hari demi Hari”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
w93 15/4 hlm. 28-30

Apakah Saudara Berupaya Sebisa-bisanya?

”SAYA akan berupaya sebaik mungkin.” Betapa sering kata-kata ini diikuti dengan ”tetapi” serta sangat banyak alasan karena tidak berupaya semaksimal mungkin! Bagaimana dengan pembaktian kita kepada Yehuwa? Apakah kita memenuhi janji kita untuk memberikan yang terbaik kepada-Nya?

Membuat pembaktian artinya ’membaktikan diri secara eksklusif kepada dinas atau ibadat dari suatu pribadi ilahi atau kepada perkara-perkara kudus’. Yesus melakukan banyak hal untuk memperlihatkan apa yang terlibat dalam pembaktian kepada Yehuwa dengan mengatakan, ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24) Seseorang yang telah menyangkal dirinya dan membaktikan dirinya kepada Allah, menjadikan perbuatan-perbuatan yang selaras dengan kehendak ilahi sebagai upaya terpenting dalam hidupnya.

Sebagai orang yang berbakti, kita harus memeriksa diri kita sendiri dengan saksama untuk melihat apakah kita hidup selaras dengan pembaktian kita sendiri. Petrus menunjukkan mengapa kita hendaknya memeriksa diri kita ketika ia menganjurkan kristiani terurap, ”Berusahalah sungguh-sungguh [”sebisa-bisanya”, NW], supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.” (2 Petrus 1:10) Ya, jika kita berupaya sebisa-bisanya, kerohanian kita tidak akan menjadi lemah.

Berupaya Sebisa-bisanya Dapat Ditingkatkan

Dalam arti yang lebih luas, semua hamba Allah yang berbakti diharapkan berupaya sebisa-bisanya, atau sebaik-baiknya untuk menyenangkan Yehuwa. Akan tetapi, upaya kita yang sebisa-bisanya dalam melakukan kehendak Allah kemungkinan akan tumbuh. Bagi seorang anak lelaki berusia tiga tahun, mengerjakan sedikit pekerjaan rumah tangga mungkin adalah hal terbaik yang dapat dilakukannya untuk membantu ibunya, namun seraya usianya bertambah, ia akan dapat melakukan lebih banyak. Demikian pula dengan pertumbuhan rohani kita—apa yang dulunya adalah upaya yang sebisa-bisanya, mungkin sekarang sudah bukan demikian lagi. Kita digerakkan untuk berbuat lebih banyak bagi Yehuwa.

Penghargaan kita yang bertambah kepada Yehuwa meningkatkan kerelaan kita untuk berbuat lebih banyak. Penghargaan atas apa yang telah dilakukan-Nya bagi kita diperkuat melalui pelajaran pribadi tentang Firman-Nya, Alkitab. Misalnya, pada waktu kita dengan saksama memeriksa dan merenungkan bagaimana Yehuwa mengutus Putra-Nya agar ia menyerahkan nyawanya guna membebaskan umat manusia dari dosa, kita digerakkan untuk melayani sang Pemula dari pengaturan tebusan. (Yohanes 3:16, 17; 1 Yohanes 4:9-11) Semakin kita ’mengecap dan melihat betapa baiknya [Yehuwa]’, hati kita semakin tergerak untuk melayani Dia.—Mazmur 34:9.

Seorang saudari rohaniwan sepenuh waktu bernama Jetter menyadari hal ini. Agar dapat menggali lebih dalam apa yang sedang dipelajarinya, ia menyediakan sebuah ruangan kecil di rumahnya untuk tujuan itu. Ia mengaturnya demikian rupa sehingga ia dapat berkonsentrasi sewaktu mengadakan riset. Ia memiliki Watch Tower Publications Indexes serta bundel-bundel Menara Pengawal dan Sedarlah! di rak buku yang mudah dijangkau. ”Pada waktu saya meneliti keterangan yang menarik,” katanya, ”saya tak sabar untuk membagikannya kepada orang-orang lain.”

Akan tetapi, sekali-sekali menyantap jamuan mewah tidak menghilangkan kebutuhan seseorang untuk makan secara teratur setiap hari. Demikian pula menyelidiki Alkitab secara mendalam namun satu kali saja, tidak menghapus kebutuhan untuk memakan makanan rohani setiap hari. Ruth memahami kebutuhan ini, karena sejauh yang dapat diingatnya, keluarganya membaca Alkitab bersama-sama setiap pagi dan malam hari setelah makan. Sekarang, pada usia 81 tahun, dan telah menggunakan lebih dari 60 tahun dalam pelayanan sepenuh waktu, ia masih membaca Alkitab secara tetap tentu setelah bangun tidur pada pukul 6.00 pagi. Segera setelah ia menerima majalah Menara Pengawal dan Sedarlah! Ruth menyediakan waktu untuk membacanya. Ia membaca sebuah artikel sedikitnya tiga atau empat kali sebelum ia mempelajarinya di sidang. ”Memahami Firman Allah adalah apa yang saudara perlukan agar tetap kuat dalam iman,” ujarnya. Hal tersebut juga telah membantunya untuk tetap berada dalam dinas utusan injil selama bertahun-tahun.

Berupaya Sebisa-bisanya dalam Membantu Orang-Orang Lain

Dengan mempelajari Firman Allah secara mendalam dan tetap tentu, gairah kita untuk melayani Allah bertumbuh, dan sesuatu di dalam diri kita mendorong kita untuk berbuat lebih banyak. (Bandingkan Yeremia 20:9.) Gairah demikian menggerakkan Hirohisa untuk sepenuhnya melaksanakan pelayanannya. (2 Timotius 4:5) Ia tinggal bersama orang-tua tunggal dengan empat orang adik. Ketika ia berusia belasan tahun, Hirohisa mencari nafkah bagi keluarganya dengan bangun pukul tiga pagi untuk mengantarkan surat kabar. Ia ingin berbuat lebih banyak dalam menceritakan kepada orang-orang lain tentang Yehuwa, maka Hirohisa mengajukan permohonan untuk dinas perintis, demikianlah sebutan bagi pelayan sepenuh waktu dari Saksi-Saksi Yehuwa. Dalam usianya yang masih muda, ia senang membantu orang-orang lain bergabung bersamanya dalam berupaya sebisa-bisanya untuk memuji Yehuwa.

Melakukan yang terbaik dalam membantu orang-orang lain termasuk berupaya menjadi efektif dalam pelayanan kita. Yesus pernah menganjurkan murid-muridnya, ”Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.” (Yohanes 13:17) Naomi adalah teladan yang baik dalam mempraktikkan saran-saran yang diberikan organisasi Yehuwa untuk meningkatkan pelayanan kita. Dulu ia begitu sulit berbicara dengan orang-orang yang tak dikenalnya dari rumah ke rumah, dan sering kali tidak tahu apa yang harus dikatakan sewaktu ia berdiri di depan pintu. Para penatua di sidang menganjurkannya untuk menerapkan saran-saran yang terdapat dalam buku Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab pada bagian ”Kumpulan Kata Pengantar Untuk Digunakan dalam Dinas Pengabaran”.a Ia menghafal kata pengantar di bawah judul ”Keluarga/Anak-Anak” dan berlatih beberapa kali. Hasilnya, ia dapat mengadakan percakapan dengan seorang ibu rumah tangga berusia 30-an. Bahkan sebelum Naomi mengadakan kunjungan kembali, wanita ini datang ke Balai Kerajaan. Suatu pengajaran Alkitab diatur. Ibu rumah tangga ini dan suaminya sekarang adalah kristiani terbaptis, menikmati kehidupan keluarga yang berbahagia dengan anak-anak mereka.

Berupaya Sebisa-bisanya dalam Memperlihatkan Minat Pribadi

Kita juga dapat meniru rasul Paulus, yang berkata, ”Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.”—1 Korintus 9:22, 23.

Hatsumi mencerminkan sikap demikian. Ketika Hatsumi sedang dalam kesaksian umum, seorang wanita dengan sopan mengatakan melalui interkom bahwa ia terlalu sibuk untuk berbicara. Nada suara penghuni rumah terdengar lembut, maka Hatsumi terus mengunjunginya. Penghuni rumah tersebut hanya menjawab melalui interkom, tidak pernah keluar menemui Hatsumi. Ini terus berlangsung selama dua setengah tahun.

Suatu hari Hatsumi mengubah waktu berkunjungnya, dengan berkunjung pada waktu hampir malam. Tak seorang pun menjawab. Namun, ketika ia akan pergi, suara yang dikenalinya bertanya di belakangnya, ”Siapa Anda?” Wanita itu baru saja pulang. Sewaktu mendengar nama Hatsumi, ia langsung menyambut, ”Oh, jadi Anda yang selalu mengunjungi saya. Terima kasih karena selalu memperhatikan saya.” Karena wanita ini telah menghentikan pengajaran Alkitabnya dengan Saksi-Saksi Yehuwa di tempat lain, ia terlalu malu untuk membukakan pintu bagi Hatsumi. Pengajaran Alkitab diadakan kembali, dan penghuni rumah itu menunjukkan kemajuan pesat. Apakah kita memperlihatkan kepedulian yang sama terhadap orang-orang yang kita jumpai dalam pelayanan dari rumah ke rumah?

Hendaklah Saudara Berupaya Sebisa-bisanya

Yehuwa menghargai upaya kita yang sebisa-bisanya untuk melayani-Nya. Ia seperti seorang ayah yang putranya datang membawa hadiah-hadiah baginya. Selama bertahun-tahun, hadiah itu mungkin berbeda-beda bergantung pada usia dan kekayaan putra tersebut. Sebagaimana sang ayah bahagia menerima hadiah apa pun yang diberikan dengan sepenuh hati oleh putranya, demikian pula Yehuwa siap menerima dinas kita yang sepenuh hati sesuai dengan pertumbuhan rohani kita masing-masing.

Tentu, tidak ada gunanya membandingkan upaya kita yang sebisa-bisanya dengan apa yang dilakukan orang lain. Sebagaimana Paulus katakan, kita boleh bermegah melihat keadaan kita sendiri, ”bukan melihat keadaan orang lain”. (Galatia 6:4) Semoga kita terus mengindahkan nasihat rasul Petrus, ”Kamu harus berusaha [sebisa-bisanya, NW] supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapanNya, dalam perdamaian dengan Dia.”—2 Petrus 3:14.

[Catatan Kaki]

a Diterbitkan oleh Watchtower and Tract Society of New York, Inc.

[Gambar di hlm. 29]

Apakah saudara berupaya sebaik mungkin dalam menerapkan saran-saran untuk kesaksian umum?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan