PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w83_No54 hlm. 20-25
  • Mengindahkan ’Peringatan Kepada Kita’!

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengindahkan ’Peringatan Kepada Kita’!
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1983 (No. 54)
  • Subjudul
  • Hati-Hatilah terhadap Kurangnya Iman
  • Akibat-Akibat yang Mengerikan dari Imoralitas
  • Jangan Mengabaikan Wewenang yang Diberikan Allah
  • Teladan yang Bagus Sekali dari Mikhael
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1983 (No. 54)
w83_No54 hlm. 20-25

Mengindahkan ’Peringatan Kepada Kita’!

1, 2. Apa yang disediakan oleh surat Yudas dalam hal pengajaran?

YEHUWA adalah Allah yang selalu memberi peringatan. (2 Raja 17:12-15; Yehezkiel 3:17-21) UmatNya mengetahui bahwa Ia tidak ingin melihat seorang pun binasa karena menempuh haluan yang menuju kepada kebinasaan. (Yehezkiel 18:23, 32) Dan tentu Saksi-Saksi Yehuwa bersyukur bahwa Bapa surgawi mereka memberi peringatan, membimbing dan melindungi mereka yang mengasihiNya.

2 Surat Yudas yang terilham memberikan peringatan dan bimbingan. Dalam artikel sebelumnya kita belajar mengapa Yudas mendesak saudara-saudara seimannya agar ”tetap berjuang untuk mempertahankan iman”. Marilah kita sekarang dengan sungguh-sungguh mempertimbangkan peringatan-peringatan yang ia berikan di masa lampau.—Roma 15:4.

Hati-Hatilah terhadap Kurangnya Iman

3. Tentang apa Yudas ”ingin memperingatkan” saudara-saudara seimannya?

3 Yudas melanjutkan dengan memberikan peringatan tentang iman. Ia mengatakan,

”Tetapi, sekalipun kamu telah mengetahui semuanya itu dan tidak meragukannya lagi, aku ingin mengingatkan kamu bahwa memang Tuhan [Yehuwa] menyelamatkan umatNya dari tanah Mesir, namun sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya.” (Yudas 5)

Jika orang-orang Kristen tidak ”tetap berjuang untuk mempertahankan iman” dengan berhasil, mereka dapat kehilangan kedudukan yang diperkenan di hadapan Allah Yehuwa. Untuk menghindari hal ini, Yudas ”ingin mengingatkan” saudara-saudara seimannya yang ada dalam bahaya berkenaan perkara-perkara yang telah mereka pelajari dan cara bagaimana Allah berurusan dengan orang-orang yang tidak setia pada jaman dulu.

4. Bagaimana dan mengapa Yehuwa ”menyelamatkan” orang-orang Israel yang diperbudak?

4 Dalam ayat lima Yudas mula-mula menyatakan bahwa Allah Yehuwa ”menyelamatkan”, atau membebaskan, orang-orang Israel yang menjadi budak di Mesir. Allah berbuat demikian setelah mereka dengan taat merayakan Paskah pertama. Pembebasan yang menakjubkan dari Mesir dilaksanakan oleh Yehuwa karena umat yang dulunya diperbudak itu bertindak dalam iman.—Keluaran 12:1-14, 31.

5. (a) Apa Mesir simbolis itu, dan atas dasar apa Yehuwa menyelamatkan orang-orang dari padanya? (b) Untuk memperoleh keselamatan akhir, apa yang harus dilakukan saksi-saksi Yehuwa yang berbakti?

5 Demikian pula, Yehuwa menyelamatkan orang-orang dari Mesir simbolis, yaitu dunia umat manusia yang bermusuhan denganNya. (Wahyu 11:8) Ia melakukan hal ini karena dalam iman mereka dan Yesus Kristus sebagai gambaran Domba paskah yang dengan darahnya mereka telah dibeli dari dunia ini. (1 Korintus 5:7) Tetapi untuk dapat selamat, di surga atau di bumi, seorang saksi Yehuwa yang berbakti harus tetap setia kepadaNya dan tidak murtad dan kembali kepada dunia yang jahat ini serta perbudakannya yang penuh dosa, sebagaimana orang Israel yang dibebaskan tidak boleh kembali ke Mesir. (Ulangan 17:16; Matius 24:13) Iman yang bertahan lama penting, karena meskipun telah ”menyelamatkan” suatu umat dari Mesir, Yehuwa ”sekali lagi membinasakan mereka yang tidak percaya [beriman, NW]”, mereka ingin kembali ke Mesir atau kepada cara-cara Mesir. (Bandingkan 1 Korintus 10:1-12; Keluaran 32:4-6; Bilangan 25:1-18; 21:4-9; 14:35-38.) Maka, pastilah untuk memperoleh keselamatan akhir saksi-saksi Yehuwa yang berbakti dewasa ini harus mempertahankan iman mereka.—Ibrani 3:12, 13.

Akibat-Akibat yang Mengerikan dari Imoralitas

6. (a) Apa ”batas-batas kekuasaan” dari malaikat-malaikat, dan apa ”tempat kediaman mereka”? (b) Dosa macam apa dilakukan oleh malaikat-malaikat tertentu? (c) Bagaimana haluan yang penuh dosa dari malaikat-malaikat yang memberontak sama dengan haluan ”orang-orang yang fasik” yang disebut oleh Yudas?

6 Ketika memberikan contoh peringatan yang kedua, Yudas menulis,

”Dan bahwa Ia menahan malaikat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar.” (Yudas 6)

Malaikat-malaikat diciptakan sebagai makhluk-makhluk roh, yang memiliki harapan hidup kekal di surga. (Mazmur 103:20; 104:4; Ibrani 1:7) Demikianlah keadaan mereka pada mulanya, ”batas-batas kekuasaan mereka”. ”Tempat kediaman mereka”, atau tempat tinggal mereka yang telah ditetapkan, adalah di surga (alam roh). Namun beberapa malaikat-malaikat tertentu dengan lancang meninggalkan rumah surgawi mereka yang baik. Rasul Petrus mengatakan bahwa mereka ”berbuat dosa”, dan segera setelah itu ia menyebutkan kejadian-kejadian pada jaman Nuh. (2 Petrus 2:4, 5) Hal ini menarik perhatian kepada jaman sebelum air bah ketika ”anak-anak [Manuskrip Alexandrine abad kelima dari Terjemahan Septuaginta mengatakan ”malaikat-malaikat”] Allah”, rupanya menjelma ke dalam tubuh-tubuh jasmani dan dengan tidak taat mengambil wanita-wanita yang cantik sebagai istri. (Kejadian 6:1, 2) Karena persetubuhan dengan wanita-wanita tidak wajar bagi makhluk-makhluk roh, malaikat-malaikat ini berdosa dengan menyerah kepada sesuatu yang bagi mereka merupakan keinginan salah yang buruk sekali. (Yakobus 1:13-15) Demikian pula, ”orang-orang yang fasik” yang disebutkan oleh Yudas ingin mengadakan hubungan yang imoral dengan orang-orang yang berlawanan jenis.

7, 8. (a) Apa yang terjadi atas malaikat-malaikat yang tidak taat? (b) Jadi, apa yang harus kita lakukan agar tetap berada dalam keadaan diselamatkan?

7 Apa yang terjadi dengan malaikat-malaikat yang tidak taat menjadi peringatan bagi orang-orang Kristen di jaman Yudas, dan menjadi peringatan bagi Saksi-Saksi Yehuwa di jaman modern. Meskipun malaikat-malaikat itu dapat luput dari kematian dalam air bah dengan menjelma kembali, mereka tidak boleh kembali kepada ”batas-batas kekuasaan” mereka sebagai makhluk-makhluk roh yang suci yang menikmati terang dari nasihat dan perkenan Allah. Sebaliknya, mereka ditahan dengan ”belenggu abadi”, dengan kuasa kekangan Allah, sampai ”penghakiman pada hari besar” yaitu kebinasaan mereka di tangan Allah. Sementara itu, tidak ada petunjuk bahwa mereka dapat menjelma dalam tubuh-tubuh jasmani, dan mereka tetap tidak dipakai dalam dinas Yehuwa, dalam kegelapan rohani yang pekat, dalam apa yang disebut Tartarus.—2 Petrus 2:4.

8 Karena malaikat-malaikat yang tidak taat tidak terkecuali dari kebinasaan, Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini menyadari bahwa mereka dapat tetap berada dalam keadaan diselamatkan hanya dengan ”tetap berjuang untuk mempertahankan iman”. Kita harus, benar-benar, menolak setiap orang yang bertindak melewati batas-batas yang diberikan Allah dan berusaha untuk mencemarkan tubuh.

9, 10. (a) Penduduk dari Sodom dan kota-kota di dekatnya bersalah dalam dosa moral apa? (b) Contoh peringatan apa diberikan oleh Sodom, Gomora dan kota-kota di sekitarnya?

9 Ketika memberikan contoh peringatan yang ketiga, Yudas mengatakan,

”Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang.” (Yudas 7)

”Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya” rupanya termasuk Adma dan Zeboim dan mungkin kota-kota lain di Distrik itu. Karena kejahatan penduduknya, melalui hujan belerang dan api dari surga Yehuwa menghancurkan semua kota ini kecuali Zoar, tempat ”Lot, orang yang benar” dan kedua putrinya melarikan diri. (2 Petrus 2:6-10; Kejadian 14:2; 19:18-29; Ulangan 29:22, 23) Dengan menggunakan kata-kata yang diterjemahkan ”sama seperti”, Yudas rupanya menghubungkan apa yang terjadi atas kota-kota itu dengan apa yang terjadi dalam hal malaikat-malaikat yang tidak taat, yang telah berbuat sesuatu yang tidak wajar bagi makhluk-makhluk roh dengan mengambil wanita-wanita sebagai istri. Dikatakan bahwa ”Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, . . . melakukan percabulan . . . yang tak wajar”. Penduduknya tidak hanya melakukan percabulan dengan para wanita tetapi memuaskan hawa nafsu mereka dengan pria-pria dan mungkin bahkan dengan binatang. (Bandingkan Imamat 18:22-25.) Segerombolan pria dan anak-anak laki-laki di Sodom bernafsu untuk mengadakan hubungan seks dengan tamu-tamu Lot yang mereka sangka adalah laki-laki, tetapi digagalkan ketika dua malaikat yang berkunjung itu membutakan mereka. Kemudian mereka membebaskan Lot dari kota yang akan binasa itu.—Kejadian 19:1-17.

10 Sodom, Gomora dan kota-kota sekitarnya menjadi contoh peringatan dengan ”menanggung siksaan [hukuman, BIS] api kekal [dari Allah Yehuwa]”, kebinasaan kekal. Sedikit-dikitnya puing-puing yang hangus dari Sodom, Gomora, Adma dan Zeboim diperkirakan ada di bawah air dari bagian selatan Laut Mati atau di daerah itu. Jadi kota-kota itu maupun penduduknya tidak terus-menerus terbakar. Nyatanya kota-kota itu sendirilah, bukan seluruh penduduknya, dihancurkan secara kekal, karena sedikitnya beberapa orang yang pernah tinggal di sana akan dibangkitkan. (Matius 11:24; Wahyu 20:12, 13) Tetapi apa yang terjadi atas kota-kota yang bobrok itu merupakan peringatan yang dramatis terhadap tingkah laku yang imoral, peringatan yang harus diindahkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini.

Jangan Mengabaikan Wewenang yang Diberikan Allah

11. Bagaimana ”orang-orang yang fasik” yang telah menyelusup di antara umat Allah sama seperti orang-orang Sodom dan kota-kota di sekitarnya yang bobrok?

11 Yudas selanjutnya menyebutkan tentang ”orang-orang yang fasik” itu dan mengatakan,

”Namun demikian [dengan cara yang seperti itu juga, BIS] orang-orang yang bermimpi-mimpian ini juga mencemarkan tubuh mereka dan menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga.” (Yudas 8)

”Dengan cara yang seperti itu juga”, atau mungkin, dalam cara yang sama orang-orang yang keji dari Sodom dan kota-kota di sekitarnya menajiskan tubuh mereka dengan hubungan seks yang tidak terkendali dan tidak wajar, demikian pula orang-orang yang mempunyai maksud-maksud jahat yang menyelusup di antara umat Allah mencemarkan tubuh jasmani mereka. Mereka tidak mempedulikan nasihat rasul untuk ’menjauhkan diri dari percabulan’.—1 Korintus 6:18-20.

12. (a) Bagaimana orang-orang fasik yang menyelusup ”bermimpi-mimpian”? (b) Apa yang menantikan orang-orang yang mempraktekkan imoralitas dan tidak bertobat?

12 Orang-orang yang menyelusup masuk itu juga ”bermimpi-mimpian”, mungkin karena mereka berusaha mendukung pandangan mereka dengan mimpi-mimpi nubuat yang palsu. (Bandingkan 2 Petrus 2:1; Ulangan 13:1-5.) Untuk hal itu, mimpi-mimpi mereka mungkin termasuk angan-angan seks yang tidak bersih, atau pernyataan ini dapat berarti bahwa ajaran mereka hanyalah ”khayalan”. (JB) Dalam hal apapun, ”orang-orang yang fasik” itu mencari jalan untuk meneruskan kesempatan mereka melakukan imoralitas seks dan berpikir bahwa mereka dapat luput dengan tingkah laku yang najis. Semoga tidak seorang pun dari antara Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini yang jatuh ke dalam jerat itu! Hakim Agung pasti akan menghukum orang-orang yang mempraktekkan imoralitas dan tidak bertobat.—Kejadian 18:25.

13. Bagaimana sikap dari ’pemimpi-pemimpi’ yang imoral terhadap wewenang yang ditetapkan oleh Allah?

13 ’Pemimpi-pemimpi’ yang imoral itu juga ’menghina kekuasaan Allah serta menghujat semua yang mulia di sorga”. Dengan angkuh mereka membenci wewenang yang ditetapkan oleh Allah. (Amsal 21:4; 2 Petrus 2:10) Seperti malaikat-malaikat yang tidak taat, orang-orang itu mempunyai semangat memberontak dan layak mendapat hukuman yang setimpal karena mereka sebenarnya tidak menghormati Yang Berdaulat atas Seluruh Alam Semesta dan PutraNya yang kekasih.

14. Siapakah ”semua yang mulia” itu?

14 Orang-orang yang fasik itu juga menghujat ”semua yang mulia di sorga” (secara aksara, ”kemuliaan”), yang rupanya adalah orang-orang yang mendapat kemuliaan dari Allah Yehuwa dan Yesus Kristus. (Yohanes 17:22; 1 Petrus 4:12-14) Tentu, karena kemuliaan, atau kehormatan sedemikian datang dari Allah, pujian langsung tidak akan diberikan kepada orang-orang yang diperkenan di bumi yang menikmatinya. Namun, semua Saksi Yehuwa hendaknya menghormati ”kemuliaan” sedemikian dan berbicara dengan sepatutnya tentang hal itu, dengan respek utama untuk Allah Yehuwa.—1 Samuel 2:30.

15. (a) Bagaimana ’pemimpi-pemimpi’ yang mencemarkan tubuh berbicara tentang ”semua yang mulia”? (b) Apa yang hendaknya kita lakukan jika kita mempunyai kecenderungan untuk mengabaikan wewenang yang diberikan Allah?

15 Tentu, para pengikut Kristus yang diurapi yang melayani dengan setia sebagai pengawas-pengawas Kristen yang dilantik, dianugerahi kemuliaan, atau kehormatan. Para rekan Saksi hendaknya bekerja sama dengan mereka dan mendukung mereka dalam dinas kepada Allah. Janganlah kita menjadi seperti ’pemimpi-pemimpi’ pada jaman Yudas yang mencemarkan tubuhnya dan membenci kekuasaan Yehuwa dan tidak menghormati kemuliaan dari padaNya, tetapi menghujat orang-orang yang mendapat kemuliaan sedemikian. (Bandingkan 3 Yohanes 9, 10.) Jadi, jika kita mempunyai kecenderungan untuk mengabaikan wewenang yang diberikan Allah, biarlah kita sambil berdoa mencari bimbingan Allah untuk mengubah pandangan kita.

Teladan yang Bagus Sekali dari Mikhael

16. Apa pertentangan antara penghulu malaikat Mikhael dan ’pemimpi-pemimpi’ yang tidak memperlihatkan respek?

16 Demi kefaedahan kita, Yudas menyebutkan suatu teladan yang bagus sekali, dengan menyatakan,

”Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: ’Kiranya Tuhan [Yehuwa] menghardik engkau!.’” (Yudas 9)

Alangkah berlawanan sikap dari ’pemimpi-pemimpi’ yang tidak memperlihatkan respek dengan sikap Mikhael, penghulu malaikat itu, yang menjadi Tuhan kita Yesus Kristus! (Bandingkan Amsal 8:22-31; Yohanes 6:62; Filipi 2:5-11; 1 Tesalonika 4:15, 16.) Dengan menghujat hamba-hamba Allah, ’pemimpi-pemimpi’ yang fasik itu bertindak dengan lancang, sesuatu yang bahkan Putra Yehuwa sendiri tidak lakukan ketika ia bertengkar dengan Setan mengenai mayat nabi Ibrani Musa. Tidak ada catatan Alkitab sebelumnya tentang perselisihan ini. Tetapi dengan sesuatu cara yang tidak diungkapkan, Yudas menerima keterangan ini dan mencatatnya untuk kefaedahan kita.

17. (a) Dalam perselisihan tentang mayat Musa, apa yang tidak dilakukan oleh Mikhael, dan mengapa? (b) Bagaimana Mikhael memberikan teladan kepada umat Yehuwa untuk merespektir wewenang ilahi?

17 Kemungkinan, si Iblis ingin mendapatkan mayat Musa dan menggunakannya untuk memulai suatu pemujaan agama dan dengan demikian merusak umat Yehuwa. Namun Mikhael tidak mengambil tindakan menghakimi si Iblis dengan kata-kata hujatan. Mikhael ”tidak berani” berbuat demikian karena mempunyai rasa takut yang sepatutnya kepada Yehuwa. Ia juga tidak mendahului waktu yang ditetapkan Yehuwa untuk bertindak terhadap Setan. (Wahyu 12:7-9; 20:1-3, 7-10) Sebaliknya, Putra Allah yang dikasihi memperlihatkan respek kepada Hakim yang Agung dan menyerahkan hak untuk menghardik si Iblis kepadaNya. Karena itu, Mikhael mengatakan kepada Setan, ”Kiranya Tuhan [Yehuwa] menghardik engkau!” Meskipun pernyataan-pernyataan Mikhael tidak kasar, ia memperlihatkan kuasa dengan mengawasi mayat Musa, dan Yehuwa menguburkan nabi itu dalam kuburan yang tidak diberi tanda. (Ulangan 34:1-6) Pasti, dalam semua hal ini Putra Allah memberikan teladan yang bagus sekali bagi umat Yehuwa berkenaan respek untuk wewenang ilahi. Hendaknya kita mengikuti teladan itu.

18. Mengapa dapat dikatakan bahwa orang-orang yang mencemarkan tubuh tidak memiliki Roh Kudus?

18 Bertentangan dengan sifat tersebut, Yudas selanjutnya berkata,

”Akan tetapi mereka menghujat segala sesuatu yang tidak mereka ketahui dan justru apa yang mereka ketahui dengan nalurinya seperti binatang yang tidak berakal, itulah yang mengakibatkan kebinasaan mereka.” (Yudas 10)

Meskipun mereka yang akan mencemarkan tubuh jauh lebih rendah dari Mikhael, yang tidak mau mendatangkan hukuman terhadap Setan dengan kata-kata hujatan, mereka menghujat bukan hanya ”semua yang mulia di sorga” tetapi juga ”segala [perkara rohani] yang tidak mereka ketahui” atau mengerti. Karena ”tanpa Roh Kudus” (Yudas 19), mereka tidak dapat mengerti soal-soal rohani. (1 Korintus 2:6-16) Pikiran, jalan-jalan, cara berurusan dan kegiatan Yehuwa tidak dikenal ”orang-orang yang fasik” itu.

19. Bagaimana ”orang-orang yang fasik” sama seperti ”hewan yang tidak berakal”?

19 Karena respek kepada Allah Yehuwa, penghulu malaikat, Mikhael maupun malaikat-malaikat lain yang benar tidak menghujat orang-orang yang telah dikaruniai kemuliaan tertentu. Tetapi ”orang-orang yang fasik” ini berbuat demikian karena mereka telah menyerah sepenuhnya kepada hawa nafsu binatang. Mereka tidak mengerti perkara-perkara rohani tetapi hanya apa yang menarik bagi hawa nafsu jasmani mereka. Jadi, seperti binatang yang hanya memikirkan hal-hal jasmani, mereka mengejar kepuasan tubuh yang berdosa. Orang-orang itu, yang mempunyai keinginan kuat untuk memuaskan keinginan hawa nafsu yang rendah, ’membinasakan diri sendiri’ dengan dosa-dosa tubuh. Jadi mereka memperlihatkan diri tidak lebih baik dari pada ”hewan yang tidak berakal, sama dengan binatang yang hanya dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan” tanpa harapan untuk dibangkitkan.—2 Petrus 2:9-13.

20. Mengingat kata-kata Yudas yang telah dibahas sejauh ini, haluan apa hendaknya ditempuh oleh saksi-saksi Yehuwa yang loyal?

20 Betapa pentingnya agar Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini menolak sama sekali guru-guru palsu, orang-orang yang akan mencemarkan tubuh dan mereka yang mengabaikan wewenang yang ditetapkan oleh Allah! Namun, jika nasihat yang sampai sejauh ini dibahas dalam surat Yudas menyingkapkan kesalahan-kesalahan tertentu dalam sikap atau haluan kita secara pribadi, marilah kita segera mengubah haluan kita, dengan sungguh-sungguh meminta bantuan dari Bapa surgawi kita. Dan semoga kita selalu menarik manfaat rohani dengan mengindahkan ’peringatan yang ditaruh di hadapan kita’.

Dapatkah saudara mengingat pokok-pokok ini?

□ Bagaimana pengalaman orang-orang Israel purba membuktikan bahwa kita harus mempunyai iman yang bertahan lama untuk memperoleh keselamatan?

□ Malaikat-malaikat yang tidak taat memberi kita contoh peringatan apa?

□ Sodom, Gomora dan kota-kota di sekitarnya memberikan peringatan apa bagi orang-orang Kristen?

□ Mengapa kita tidak boleh mengabaikan wewenang yang ditetapkan oleh Allah?

□ Teladan apa mengenai respek terhadap wewenang diberikan oleh penghulu malaikat Mikhael, dan dengan demikian bagaimana hendaknya kita bertindak?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan