PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w86_s-21 hlm. 6-9
  • Binatang-Binatang dari Wahyu​—Apa Artinya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Binatang-Binatang dari Wahyu​—Apa Artinya?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-21)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Naga Besar
  • Binatang Laut
  • Binatang Darat
  • Binatang Merah Ungu
  • Menghadapi Dua Binatang yang Ganas
    Wahyu—Klimaksnya yang Menakjubkan Sudah Dekat!
  • Buku Wahyu—Nubuatnya tentang Musuh-Musuh Allah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2022
  • Perdamaian, Keamanan, dan ”Patung Binatang Itu”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1985 (s-16)
  • Jangan Takut kepada Binatang Buas yang Menakutkan
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2019
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-21)
w86_s-21 hlm. 6-9

Binatang-Binatang dari Wahyu​—Apa Artinya?

PADA hari Sabtu, 15 Juni 1985, matahari bersinar dengan cemerlang di atas gedung Perserikatan Bangsa Bangsa di New York. Seperti biasa, banyak orang mengunjungi tempat itu untuk melihat kompleks yang menakjubkan tersebut, dan banyak dari mereka tidak dapat menyembunyikan kekaguman akan semua yang mereka lihat.

Tetapi, sebegitu jauh, Perserikatan Bangsa Bangsa belum mempersatukan bangsa-bangsa, masih jauh dari itu. Seperti dikatakan pramuwisata resmi di siang hari itu, ”Sejak Perang Dunia II telah terjadi 150 peperangan yang memakan korban 20 juta orang. Sampai sekarang masih belum ada pemerintahan dunia. Mungkin inilah sarana yang paling mendekatinya.” Maka, apakah pemerintahan dunia hanya suatu impian yang tak mungkin terwujud? Percaya atau tidak, jawabannya dapat diperoleh dengan mempelajari binatang-binatang dari Wahyu.

Ada komentator-komentator Alkitab yang tidak melihat adanya makna nubuat dalam binatang-binatang dari kitab Wahyu. Mereka bahkan menerapkannya kepada peristiwa-peristiwa yang sudah terjadi ketika rasul Yohanes masih hidup. Misalnya, The Catholic Encyclopedia, dalam pembahasan mengenai binatang-binatang dari Wahyu, mengatakan, ”Suatu kebiasaan dari penulis-penulis yang menerima wahyu . . . untuk menyatakan penglihatan mereka dalam bentuk nubuat dan membuatnya seolah-olah hasil karya yang sudah ada sebelumnya.”

Tetapi rasul Yohanes menyatakan, ”Melalui ilham aku berada pada hari Tuhan.” (Wahyu 1:10, NW) Ya, kitab Wahyu tidak memusatkan perhatian pada sejarah yang sudah lampau, tetapi pada suatu ”hari” di masa depan manakala Tuhan Yesus Kristus mulai memerintah dari surga. Menurut Wahyu pasal 6, ”hari Tuhan” ditandai dengan perang dunia, meluasnya kekurangan makanan, dan penyakit-penyakit yang mematikan. Peristiwa-peristiwa yang disaksikan di bumi pada abad ke-20 ini merupakan bukti yang meyakinkan bahwa kita kini hidup pada ”hari Tuhan” sejak 1914.—Wahyu 6:1-8.a

Pada tahun yang bersejarah itu, Yesus Kristus mulai pemerintahan Kerajaannya. (Wahyu 11:15, 18) Maka, binatang-binatang dari Wahyu pasti akan menonjol setelah tahun itu. Memang, binatang-binatang ini menggambarkan musuh-musuh Allah yang menghalangi orang-orang agar tidak berharap kepada Kerajaan Allah sebagai satu-satunya penyelenggaraan yang akan memenuhi keinginan umat manusia untuk perdamaian. Musuh-musuh ini ialah seekor naga dan tiga binatang buas. Mari kita memeriksanya menurut urutan pemunculannya.

Naga Besar

”Lihatlah!” seru Yohanes, ”seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh.” Apa yang digambarkan oleh naga besar ini? Yohanes sendiri menjelaskan bahwa ini tidak lain adalah gambaran dari Setan si Iblis. Menurut penglihatan Yohanes, naga ini dengan ganas menentang kelahiran Kerajaan surgawi Allah pada tahun 1914. Akibatnya? ”Naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.”—Wahyu 12:3, 7-9.

Yohanes menunjukkan bahwa hal ini akan menimbulkan akibat-akibat yang mengerikan atas umat manusia. ”Celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.” (Wahyu 12:12) Meskipun terbatas pada daerah sekitar bumi, Setan masih bertekad untuk mengganggu Kerajaan Allah yang sudah didirikan. Ia melakukan hal ini dengan menyesatkan umat manusia, menggunakan tiga binatang buas. Perhatikan gambaran Yohanes mengenai binatang pertama.

Binatang Laut

”Aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, bertanduk sepuluh dan berkepala tujuh . . . Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa. Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.”—Wahyu 13:1, 2.

Apa yang digambarkan oleh binatang yang dahsyat ini? Di bawah ilham, Yohanes memberikan petunjuk penting, ”Kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.” (Wahyu 13:7) Apa yang berkuasa atas setiap orang yang hidup di bumi? Hanya satu: sistem pemerintahan politik seluas dunia. Apakah sistem ini benar-benar mendapat kekuasaan dari ”naga itu,” yakni Setan? Alkitab menjawab ya. Misalnya, rasul Yohanes mengatakan, ”Seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.” Tidak mengherankan bahwa ketika Setan menggoda Yesus di padang belantara, ia menawarkan kekuasaan atas ”semua kerajaan dunia” dan menyatakan, ”[Kekuasaan itu] telah diserahkan kepadaku.”—1 Yohanes 5:19; Lukas 4:5, 6.

Namun, apa yang digambarkan oleh tujuh kepala? Kepada Yohanes diperlihatkan seekor binatang lain yang dahsyat yang sebenarnya adalah gambaran dari binatang ini. Ia juga mempunyai tujuh kepala. Kepala dari gambaran ini dijelaskan mengartikan ”tujuh raja,” atau kuasa dunia, di antaranya ”lima sudah jatuh, yang satu ada dan yang lain belum datang.” (Wahyu 17:9, 10) Lima kuasa dunia muncul dalam sejarah Alkitab sebelum jaman Yohanes: Mesir, Asyur, Babel, Media-Persia, dan Yunani. Roma, yang keenam, masih berkuasa ketika Yohanes hidup.

Apa kepala yang ketujuh itu? Karena penglihatan itu ada hubungannya dengan ”hari Tuhan,” pasti yang dimaksudkan ialah kuasa dunia yang menggantikan kedudukan kekuasaan Roma selama hari-hari terakhir ini sejak 1914. Sejarah menyingkapkan bahwa ini suatu kuasa dunia ganda yang terdiri dari Inggris dan Amerika Serikat. Sebelum 1914, Inggris telah membangun kerajaan terbesar yang pernah ada di dunia. Selama abad ke-19 ia juga mengadakan ikatan diplomatik dan dagang yang kuat dengan Amerika Serikat. Kedua negara ini berjuang bahu-membahu selama Perang Dunia I dan Perang Dunia II, dan hubungan istimewa di antara mereka terus berlangsung sampai sekarang. Pada tahun 1982, Presiden Amerika Serikat Reagan berbicara kepada parlemen Inggris mengenai ”persahabatan istimewa dari kedua negara kita.” Baru-baru ini, pada bulan Pebruari 1985, perdana menteri Inggris berbicara kepada kedua dewan dari Kongres Amerika Serikat dan mengatakan, ”Semoga kedua bangsa kita yang ‘berkeluarga’ ini terus maju bersama . . . teguh dalam tujuan, memiliki iman yang sama, . . . seraya kita mendekati milenium ketiga dari jaman Kristen.”

Karena sangat berpengaruh atas urusan-urusan dunia, kuasa dunia ganda Anglo-Amerika digambarkan secara terpisah dalam kitab Wahyu. Bagaimana? Melalui binatang kedua dari Wahyu.

Binatang Darat

”Dan aku melihat seekor binatang lain,” tulis Yohanes, ”keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.” Dengan mengaku Kristen dan tidak agresif, kuasa dunia Anglo-Amerika menampilkan diri bagaikan seekor anak domba. Namun sebenarnya tindak tanduknya seperti seekor naga. Bagaimana? Dengan menjajah banyak bangsa dan dengan tamak mengeksploiter sumber kekayaan bumi ini. Juga, ”ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh. . . . Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk . . . binatang [itu].” (Wahyu 13:3, 11-15) Bagaimana ini digenapi?

Sistem politik Setan seluas dunia menderita ”luka parah” selama perang dunia yang pertama. Untuk mencegah agar hal itu tidak terjadi lagi, Inggris dan Amerika memajukan ‘penyembahan’ dari sistem politik. Mereka melakukan ini dengan menyebabkan bangsa-bangsa ‘mendirikan patung untuk binatang itu.’ Bagaimana terjadinya ini?

Menjelang akhir perang dunia yang pertama, Presiden Wilson dari Amerika Serikat memulai suatu kampanye untuk Liga Bangsa Bangsa yang baru diusulkan. Untuk tujuan itu, ia mengatakan kepada utusan-utusan Konferensi Perdamaian Paris pada tahun 1919, ”Wakil-wakil dari Amerika Serikat mendukung proyek besar untuk suatu Liga Bangsa Bangsa. Kami menganggapnya sebagai dasar dari seluruh program yang mengungkapkan tujuan kami . . . dalam perang ini. . . . Kami berada di sini, singkatnya untuk mengusahakan agar dasar yang sesungguhnya dari perang ini disingkirkan.”

Setelah Presiden Wilson mengakhiri pidatonya, siapa lagi kalau bukan perdana menteri Inggris, Lloyd George, mengatakan, ”Saya berdiri untuk mendukung resolusi ini. Mendengar pidato yang mulia dari Presiden Amerika Serikat saya merasa tidak dibutuhkan pengamatan untuk mengusulkan resolusi ini kepada Konferensi, dan saya . . . menyatakan bahwa rakyat Kerajaan Inggris dengan tegas mendukung usul ini.”

Belakangan pada tahun itu, dalam sebuah rapat di London untuk mendukung pengesahan Liga Bangsa Bangsa, sepucuk surat dari Raja Inggris dibacakan, ”Kami telah memenangkan peperangan. Itu suatu prestasi yang besar. Tetapi tidak cukup. Kami berperang untuk mencapai perdamaian yang abadi, dan kewajiban kita yang paling utama ialah mengambil tindakan apapun guna mempertahankannya. Untuk itu, tidak ada yang lebih penting dari pada sebuah Liga Bangsa Bangsa yang kuat dan bertahan lama. . . . Saya mengusulkan tujuan ini kepada semua penduduk Kerajaan ini, sehingga, dengan bantuan semua orang lain yang mempunyai itikad baik, suatu penunjang dan penopang perdamaian yang mantap, demi kemuliaan Allah . . . dapat didirikan.”

Pada tanggal 16 Januari 1920, Liga Bangsa Bangsa didirikan dengan 42 negara sebagai anggota. Pada tahun 1934 anggotanya menjadi 58. Binatang darat bertanduk dua itu telah berhasil menggerakkan dunia sehingga ‘mendirikan patung untuk binatang itu.’ Patung ini, atau gambaran dari sistem politik Setan seluas dunia, dilukiskan oleh binatang terakhir dari Wahyu.

Binatang Merah Ungu

Berikut ini gambaran Yohanes mengenai binatang yang terakhir, ”Seekor binatang yang merah ungu, yang penuh tertulis dengan nama-nama hujat. Binatang itu mempunyai tujuh kepala dan sepuluh tanduk.” Mengenai binatang ini, Yohanes diberitahu, ”Binatang yang telah kaulihat itu, telah ada, namun tidak ada, ia akan muncul dari jurang maut, dan ia menuju kepada kebinasaan. . . . Ia sendiri adalah raja kedelapan.” (Wahyu 17:3, 8, 11) Tepat seperti gambaran ini, Liga Bangsa Bangsa berusaha berlaku seperti kuasa dunia di panggung dunia. Namun, ia tidak dapat mencegah Perang Dunia II, yang pecah pada tahun 1939. Binatang itu lenyap, seolah-olah masuk jurang maut.

Selama Perang Dunia II, kuasa dunia Anglo-Amerika berusaha keras untuk membangkitkan kembali organisasi internasional itu. Pada tahun 1941 perdana menteri Inggris, Winston Churchill, mengadakan pembicaraan rahasia dengan Presiden Franklin Roosevelt dari Amerika Serikat di atas kapal di samudera Atlantik. Mereka membuat sebuah deklarasi gabungan tentang ”harapan mereka untuk suatu masa depan yang lebih baik bagi dunia” dan ”didirikannya suatu sistem keamanan umum yang lebih luas dan permanen.” Tahun berikutnya di Washington D.C., 26 bangsa menerima usul Anglo-Amerika ini mengenai apa yang disebut ”Deklarasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.” Hasilnya ialah diciptakannya organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa pada tanggal 24 Oktober 1945. Binatang merah ungu telah keluar dari jurang maut dengan sebuah nama baru. Sekarang, 159 bangsa bergabung dengan organisasi ini, yang, mereka harapkan, akan mengabadikan sistem pemerintahan politik manusia yang ada sekarang.

Tetapi, ini semua mengabaikan sama sekali Kerajaan Mesias Allah, yang telah didirikan di surga pada tahun 1914. Setiap orang di bumi harus memilih antara pemerintahan oleh Allah dan pemerintahan oleh manusia. Tidak lama lagi, binatang merah ungu itu, bersama dengan semua pemerintahan manusia, akan terlibat dalam suatu peperangan dengan Raja yang telah dilantik Allah, Yesus Kristus. Hasilnya? ”Anak Domba [Yesus Kristus] akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja.” Ya, binatang merah ungu bersama dengan seluruh sistem pemerintahan manusia akan ”menuju kepada kebinasaan.”—Wahyu 17:11, 14; lihat juga Daniel 2:44.

Benar-benar suatu berkat kelak bahwa kita tidak disesatkan oleh naga dan ketiga binatangnya! Mereka yang membuktikan diri rakyat yang loyal dari Kerajaan Allah akan selamat untuk menjadi bagian dari ”bumi yang baru.” Allah ”akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” (2 Petrus 3:13; Wahyu 21:3, 4) Maka, tundukkan diri kepada Kerajaan Allah, satu-satunya pemerintahan dunia yang jitu. Maka saudara juga akan dapat menikmati berkat-berkat kekal ini kelak.

[Catatan Kaki]

a Pokok ini telah dibahas dengan lebih terperinci dalam wIN s-20 dan hal. 2 s/d 5 dari brosur ini.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan