PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w80_No23 hlm. 7-9
  • Cara Bagaimana Hari Pembalasan Menghasilkan Kebaikan bagi Kita?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Cara Bagaimana Hari Pembalasan Menghasilkan Kebaikan bagi Kita?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1980 (No. 23)
  • Subjudul
  • PERKAWINAN DAN ANAK-ANAK
  • ”PEMBESAR DI SELURUH BUMI”
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1980 (No. 23)
w80_No23 hlm. 7-9

Cara Bagaimana Hari Pembalasan Menghasilkan Kebaikan bagi Kita?

1. Mengapa bangsa-bangsa tidak akan mencapai kemenangan di Harmagedon, dan dengan cara bagaimana hutang mereka akan dibereskan pada hari pembalasan?

”PEPERANGAN pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa” di Harmagedon, pasti akan menimpa semua bangsa di bumi. Meskipun persenjataan mereka belum pernah sehebat sekarang ini untuk menghadapi peperangan global, mereka sama sekali tidak akan pernah berhasil mencapai kemenangan terhadap Allah Yang Mahakuasa. Sebagai Panglima Tertinggi dari semua tentara surgawi, Ia akan memberikan kemenangan kepada Panglima Besarnya yakni Yesus Kristus, karena ia adalah ”Tuan di atas segala tuan dan Raja di atas segala raja”. Ia akan melaksanakan hari pembalasan terakhir itu terhadap semua bangsa yang menentang. Menurut neraca keadilan ilahi, ternyata mereka bersalah. Hutang mereka harus dibereskan dengan kebinasaan kekal mereka.—Why. 19:11-21; 17:14.

2. Mengapa kata-kata di Mazmur 45:7, 8 ditujukan kepada Raja itu setelah pertarungannya, dan apa artinya penggunaan tongkat kerajaannya bagi umat manusia?

2 Harmagedon akan memulihkan kedaulatan alam semesta Allah Yang Mahakuasa. Karena Ia berhasil dalam menggunakan Yesus Kristus untuk mencapai kemenangan ini, Allah akan menganggapnya layak untuk meneguhkan takhta surgawinya. Selama Allah ada, takhta Yesus Kristus, RajaNya yang terurap akan terus berlangsung. Fakta penting ini ditandaskan oleh kata-kata Mazmur 45:7, 8, yang ditujukan oleh penulisnya kepada Raja tersebut dengan kata-kata, ”Takhtamu kepunyaan Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allahmu, telah mengurapi engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutumu.” Kita mengenal kata-kata ini sebagai kutipan rasul Paulus untuk membuktikan keunggulan Kristus di atas malaikat-malaikat. (Ibr. 1:7-9) Karena ia mengasihi keadilan dan membenci kefasikan atau kejahatan, tongkat kerajaan Kristus akan digunakan demi keadilan. Hal ini mendatangkan kebaikan bagi umat manusia.

3. Siapakah ’rekan-rekan sekutu’ dari Yesus Kristus, dan mengapa ’minyak kesukaan’ yang dengannya ia diurapi melebihi kepunyaan mereka?

3 Ketika Yesus sebagai manusia di bumi, nenek moyangnya adalah raja-raja. Penulis mazmur menyebutkan bahwa Yesus akan mempunyai nenek moyang jasmani. Banyak di antaranya, mulai dari Raja Daud sampai dengan Raja Yoyakhin telah menjadi ’rekan-rekan sekutu’-nya yang memerintah di dalam kerajaan yang didirikan oleh Allah dan menduduki ’takhta Yehuwa’. (1 Taw. 29:23; 2 Taw. 13:5, 8; Mat. 1:6-12) Raja-raja itu pasti bermegah karena kedudukan mereka sebagai raja yang memerintah umat pilihan Allah. Namun tak seorang pun di antara ’teman-teman sekutu’ raja itu yang dapat merasakan kemegahan seperti yang dirasakan oleh Yesus Kristus yang telah dimuliakan. Kedudukannya sebagai raja jauh lebih unggul dari pada kedudukan mereka, karena bersifat surgawi, ya, lebih tinggi dari malaikat. Yehuwa, Allah dari Yesus Kristus, mengurapinya lebih limpah dengan ’minyak kesukaan’ karena pengabdiannya yang sempurna dan tak bercabang kepada kebenaran Allah.

PERKAWINAN DAN ANAK-ANAK

4, 5. Menurut penyanyi mazmur di Mazmur 45:9-16, apa yang kemudian dilakukan oleh Raja yang menang ini, dan mengapa hal ini mengherankan kita?

4 Setelah Yesus Kristus memenangkan peperangannya melawan musuh-musuhnya di bumi, ia dapat mengalihkan perhatiannya kepada usaha-usaha perdamaian. Penulis mazmur yang terilham menggambarkannya sebagai seorang yang akan kawin dan membina sebuah keluarga. Hal ini nampaknya aneh, karena tujuan Putra Allah menjadi manusia di bumi bukan untuk mengawini salah seorang putri manusia. Ia tidak mengikuti haluan para malaikat, ”anak-anak Allah” tertentu di zaman Nuh. (Kej. 6:1-4) Jadi orang mungkin akan heran bagaimana kata-kata selanjutnya dari Mazmur 45 dapat berkata,

5 ”Segala pakaianmu berbau mur, gaharu dan cendana; dari istana gading permainan kecapi menyukakan engkau; di antara mereka yang disayangi terdapat puteri-puteri raja, di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari Ofir. Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi gairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya! Puteri Tirus datang dengan pemberian-pemberian; orang-orang kaya di antara rakyat akan mengambil muka kepadamu. Keindahan belaka puteri raja itu di dalam, pakaiannya berpakankan emas. Dengan pakaian bersulam berwarna-warna ia dibawa kepada raja; anak-anak dara mengikutinya, yakni teman-temannya, yang didatangkan untuk dia. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.”—Mzm. 45:9-16.

6. Siapakah ”puteri raja” yang dibawa kepada Raja itu, dan apa hubungannya dengan Yohanes Pembaptis?

6 Maka, siapakah ”puteri raja” yang dibawa ke hadapan raja yang sedang merindukan perkawinan seraya musik resmi menyemarakkan suasana? Dia memang puteri dari seorang Raja yakni Allah Yehuwa, ”Raja segala bangsa”. (Why. 15:3) Jadi dia seorang puteri. Dia adalah sidang Kristen yang telah dimuliakan yang terdiri dari 144.000 anggota, dan digenapi sebagai suatu kesatuan, suatu badan majemuk, Yohanes Pembaptis mendapat hak kehormatan untuk memperkenalkan anggota-anggota pertama dari golongan pengantin perempuan ini kepada Yesus Kristus di bumi. Yohanes berkata, ”Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku dan sekarang sukacitaku itu penuh.”—Yoh. 3:29; 1:35-42; Why. 14:1-5.

7. Dengan menjadi murid-murid, kepada siapakah rasul-rasul ini dijodohkan, dan mereka semua merupakan apa di surga?

7 Demikian pula, dengan menjadikan murid-murid dari Kristus, rasul Paulus dan para rasul lainnya mengawinkan mereka seolah-olah seperti ”perawan suci” kepada Yesus Kristus sebagai ”seorang suami”. (2 Kor. 11:2, NW) Seperti gadis yang telah bertunangan yang meninggalkan rumah orang tuanya untuk bersatu dengan suaminya dan hidup bersama, demikian pula murid-murid yang telah dijanjikan untuk dikawinkan dengan Mempelai Laki-Laki surgawi. Mereka harus melupakan kaum jasmani mereka sendiri maupun rumah ayah jasmani mereka dan memusatkan kasih sayang mereka kepada Tunangan surgawi mereka, yaitu Yesus Kristus. Setelah mengakhiri hidup mereka di bumi dengan tetap setia sebagai perawan suci, mereka harus menunggu suara Mempelai Laki-Laki untuk memanggil mereka melalui suatu kebangkitan dari kematian. (1 Tes. 4:16, 17; Yoh. 6:54) Di surga, ke-144.000 ini berperan sebagai ”puteri” dari Raja Yehuwa, karena melalui rohNya, Ia telah memperanakkan mereka sebagai ayah angkat mereka. Mereka bersama-sama membentuk Yerusalem Baru yang dinamakan ”pengantin perempuan mempelai Anak Domba”. Pada waktu itu ia ”berhias bagaikan Pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya”.—Why. 21:2, 9.

8. Karena sifat dari peristiwa itu, menurut Mazmur 45, siapa yang sepatutnya hadir; dan siapakah orang-orang yang hadir itu menurut penggenapan mazmur tersebut?

8 Perkawinan putra Raja dan putri Raja ini sungguh merupakan peristiwa yang meriah. Sepatutnyalah demikian, apalagi keluarga raja harus hadir, yaitu ”permaisuri” beserta putri-putri kerajaan. Seluruh organisasi surgawi Allah, yang bagaikan ”isteri” permaisuri dari ”Raja segala bangsa”, bersukacita seperti layaknya seorang ibu, sedangkan malaikat-malaikat sebagai anggota-anggota dari organisasi itu bersama-sama bersukacita bagaikan putri-putri. Semua makhluk surgawi ini ingat bahwa Allah Yehuwa telah menyebabkan segala perkara itu terjadi, dan sebab itu mereka berkata: ”Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantinNya telah siap sedia.”—Why. 19:7.

9. Di manakah terjadinya sukacita seraya ”anak-anak dara mengikutinya, yakni teman-temannya”, dan mengapa di sana?

9 Akan tetapi, adakah orang-orang di atas bumi yang bersukacita bersama-sama dengan suara yang suci ini atas peristiwa yang hebat yang menyangkut kepentingan alam semesta ini? Ya! Mazmur 45:15b, 16 menyatakan hal ini karena selanjutnya dikatakan, ”Anak-anak dara [mempelai perempuan], mengikutinya, yakni teman-temannya, yang didatangkan untuk dia [Raja Mempelai Laki-Laki]. Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.” Kalau begitu, di manakah terjadinya sukacita dan sorak-sorai dari anak-anak dara, teman-teman Mempelai Perempuan itu? Memang mereka memasuki istana raja surgawi, namun apakah mereka mengawini raja itu? Tidak! Tentu saja tidak, karena mereka tidak dipersatukan dengan dia, mereka tidak diperanakkan oleh roh Allah untuk kehidupan surgawi.—Yoh. 3:3, 5.

10. Siapakah yang digambarkan oleh ”anak-anak dara yang mengikutinya, yakni teman-temannya” itu dewasa ini, dan bagaimanakah mereka bisa berada di bumi sedangkan perkawinan itu berlangsung di surga?

10 Anggota-anggota dari golongan ”puteri raja” itu dipersatukan dengan Kristus di sini di bumi, sewaktu mereka masih sebagai manusia. Sebab itu anak-anak dara yang hanya ”mengikuti” dan tidak akan dikawinkan kepada Raja Mempelai Laki-Laki itu, akan merupakan suatu golongan di bumi. Mereka muncul di bumi menjelang perkawinan surgawi itu dilaksanakan. Karena itu anak-anak dara itu menggambarkan ’perhimpunan besar’ mulai muncul di ”hari-hari terakhir” ini dan yang menggabungkan diri dengan kaum sisa dari golongan pengantin perempuan sebelum mereka ini meninggalkan bumi untuk bersatu dengan Mempelai Laki-Laki Yesus Kristus di surga. Sesuai dengan hal ini, ’perhimpunan besar’ seperti yang dinubuatkan dalam Wahyu 7:9-17, mulai terbentuk sejak tahun 1935 dan bergabung dengan anggota-anggota terakhir dari golongan mempelai perempuan yang telah diperanakkan dengan roh. Dengan diselamatkannya mereka melewati ’sengsara besar’ mendatang, mereka akan hidup di sini, di bumi, bilamana perkawinan surgawi ini terjadi. Pada saat itu mereka akan sangat bersukacita.—Mzm. 45:16.

”PEMBESAR DI SELURUH BUMI”

11. Apakah kemuliaan Kristus sekarang dan di masa depan bergantung pada kemasyhuran para datuknya di bumi? Cara bagaimanakah Mazmur 45:17 memperlihatkan bahwa perkawinannya dengan sidang itu di surga mendatangkan hasil?

11 Ketika berada di atas bumi, Yesus Kristus mempunyai datuk leluhur yang sangat terkenal. Akan tetapi kemuliaannya sekarang dan yang akan datang tidak bergantung kepada kemasyhuran dari para leluhur itu. Bersama dia dinasti kerajaan dari Raja Daud diteguhkan, karena dialah Pewaris Kekal dari Raja Daud dan kerajaannya tidak akan pernah beralih kepada seorang pengganti. (Luk. 1:31-33) Akan tetapi, Mazmur 45:17 melukiskan bahwa perkawinannya dengan sidang yang terdiri dari 144.000 murid-murid yang telah dimuliakan itu membawa keturunan sama seperti maksud-tujuan suatu perkawinan. Itulah sebabnya ayat ini yang ditujukan kepada Raja Mempelai Laki-Laki itu berbunyi, ”Para bapa leluhurmu hendaknya diganti oleh anak-anakmu nanti; engkau akan mengangkat mereka menjadi pembesar di seluruh bumi.”

12. Kedudukan tertinggi apakah yang dapat diperoleh ”anak-anak” itu di atas bumi, dan mengapa Raja itu akan mempunyai cukup banyak anak untuk ditugaskan ”di seluruh bumi”?

12 Tidak seorang pun di antara ”anak-anak” ini akan menjadi pengganti Raja surgawi itu. Kedudukan yang akan diberikan kepada ”anak-anak” tersebut adalah kedudukan yang tertinggi di bumi. Untuk jabatan ”pembesar di seluruh bumi”, perlu banyak dari mereka. Raja itu akan mempunyai cukup putra-putra untuk maksud ini, karena di samping gelarnya sebagai ”Allah yang Perkasa”, salah satu gelar lainnya adalah ”Bapa yang Kekal”. (Yes. 9:6) Korban manusiawinya yang sempurna demi seluruh umat manusia memungkinkan hal ini. Dengan korban tebusan itu ia telah membeli mereka semua.

13. Bagaimana Raja itu akan menjadi Bapa pemberi-kehidupan kepada semua orang mati yang telah ditebus, dan bagaimana ’perhimpunan besar’ akan sanggup menyediakan ’pembesar-pembesar’ utama bagi sang Raja?

13 Dengan demikian, Raja ini dapat menjadi pemberi kehidupan kepada ’perhimpunan besar’ anak-anak dara yang selamat melewati ’sengsara besar’ dan berada di bawah kerajaannya 1.000 tahun. Ia juga dapat menjadi bapa kepada semua orang yang telah mati, termasuk nenek moyangnya di bumi. Cara bagaimana? Dengan membangkitkan mereka dari kematian kepada kehidupan di sini di atas bumi. (Yoh. 5:28, 29) Ia dapat mengangkat pria-pria yang takut akan Allah dan yang memenuhi syarat di antara anak-anak jasmani ini menjadi ”pembesar di seluruh bumi”. Dengan cara ini ia akan menjalankan pemerintahannya di seluruh bumi. Secara masuk akal, ’perhimpunan besar’ yang selamat melewati ’sengsara besar’ dan yang menjadi warga pertama dari kerajaannya memperlengkapi Raja itu dengan ’pembesar-pembesar’ utama untuk melayani sebagai wakil-wakilnya di bumi.

14. Cara bagaimana ’pembesar-pembesar’ ini akan dipersatukan dengan yang lainnya dalam tugas yang resmi di atas bumi, dan apakah yang akan dijamin oleh penyelenggaraan Pemerintahan ini bagi seluruh umat manusia?

14 Sungguh suatu hak kehormatan yang hebat! ’Pembesar-pembesar’ dari antara ’perhimpunan besar’ ini akan dipersatukan dengan yang lain-lainnya dalam jabatan yang resmi, karena para leluhur Yesus Kristus dan pria-pria lain yang setia sejak Habel sampai kepada Yohanes Pembaptis akan dibangkitkan dan dijadikan wakil-wakilnya dalam kerajaannya. Sungguh penyelenggaraan yang demikian akan menjamin suatu pemerintahan yang agung dan tidak dapat korup! Allah Yehuwa bermaksud mendirikan pemerintahan yang sangat dibutuhkan ini, untuk menggantikan pemerintahan nasional sekarang ini yang dalam waktu dekat harus memberi pertanggung-jawaban kepada Yesus Kristus, Raja yang berkemenangan.

15, 16. (a) Mengapa menurut Mazmur 45:18, penyanyi mazmur itu ingin hidup lama? (b) Siapakah yang mengetahui nama yang sebenarnya dari Raja itu, dan apakah nama itu patut disebut dan dipuji demikian lama?

15 Seperti halnya penulis mazmur yang terilham, tidakkah hati kita tergerak oleh harapan yang begitu ”indah” di masa depan yang sudah dekat? Ya, dan dengan sambutan yang penuh sukacita, lidah kita mengucapkan kata-kata penutup dari penulis mazmur yang ditujukan kepada Raja tampan yang pemerintahannya ditunjang oleh takhta Allah sendiri, ”Aku mau memasyhurkan namamu turun-temurun; sebab itu bangsa-bangsa akan bersyukur kepadamu untuk seterusnya dan selamanya.”—Mzm. 45:18.

16 Penulis mazmur ini ingin hidup lama—”turun temurun”—hanya agar dapat memasyhurkan nama raja itu. Ia tidak menyebutkan nama raja itu. Sesungguhnya ia tidak mengetahui nama raja yang ditulisnya secara nubuatan di bawah ilham. Tetapi dewasa ini kita dapat mengenali Raja yang ditulis oleh penulis mazmur itu secara nubuatan, dan kita tahu namanya. Ia adalah Yesus Kristus, Putra Allah Yehuwa. Patutkah namanya dimasyhurkan ”turun-temurun”? Penulis mazmur itu menubuatkan bahwa akan ada ”bangsa-bangsa” yang berpendapat demikian dan sebab itu akan ”bersyukur” kepada pemilik nama itu ”untuk seterusnya dan selamanya”.

17. Jadi sekarang adalah saat yang menyenangkan untuk melakukan apa, dan ini akan menghasilkan apa bagi kita?

17 Dewasa ini, di hadapan kita terbentang kesempatan untuk dapat terpelihara hidup melampaui hari pembalasan yang akan menimpa bangsa-bangsa dan memasuki berkat-berkat kerajaan Allah yang akan menggantikan semuanya. Bahkan sekarang pun dengan memiliki iman, kita dapat bersukacita atas RajaNya yang terurap karena kemenangan Raja ini di Harmagedon sudah pasti dan pemerintahannya selama seribu tahun di bumi yang telah dibersihkan tidak diragukan lagi. Nah, jika demikian halnya—kini—adalah saat yang menyenangkan bagi kita untuk menempatkan diri di tengah-tengah ”bangsa-bangsa” itu yang akan memasyhurkan Raja yang berkemenangan ”untuk seterusnya dan selamanya”. Ini akan menjunjung kemuliaan Allah Yehuwa, Bapa surgawinya, yang adalah ”Raja kekekalan” yang tertinggi dan juga ”Raja bangsa-bangsa”. Tindakan kita ini akan berarti suatu kehidupan yang penuh syukur dan pujian kepada RajaNya yang terurap bahkan untuk ”selamanya”. Ini akan menghasilkan kehidupan yang sungguh-sungguh berarti. Di hadapan kita akan terbentang tujuan yang mulia bagi hidup kita untuk selama-lamanya.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan