PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Apakah Allah Menjawab Doa Saudara?
    Menara Pengawal—1991 | 15 September
    • Apakah Allah Menjawab Doa Saudara?

      ”SAYA belum pernah tahu bagaimana rasanya bila doa saya dijawab,” kata seorang wanita yang tinggal di Hokkaido, Jepang. Dalam hal ini ia tidak sendirian. Banyak orang merasa bahwa doa mereka tidak pernah dijawab. Pada kenyataannya, saudara mungkin bertanya-tanya apakah Allah menjawab doa saudara?

      Jutaan orang memanjatkan doa yang tak terhitung jumlahnya kepada banyak dewa. Mengapa tampaknya begitu banyak doa tidak dijawab? Untuk menemukan jawaban, mari kita pertama-tama menyelidiki jenis-jenis doa yang dipersembahkan.

      Untuk Apa Beberapa Orang Berdoa?

      Selama musim Tahun Baru, dua pertiga dari penduduk Jepang, atau sekitar 80 juta orang, berdoa di tempat-tempat suci Shinto atau kuil-kuil Budha. Mereka memberikan uang logam sebagai persembahan dan berdoa memohon keberuntungan dan keamanan keluarga.

      Pada bulan Januari dan Februari​—tepat sebelum ujian masuk yang sangat melelahkan​—para pelajar bergerombol pergi ke kuil-kuil seperti kuil di Tokyo yang terkenal karena dewa pendidikannya. Mereka menuliskan keinginan-keinginan mereka pada piagam doa yang terbuat dari kayu dan menggantungkannya pada jeruji kayu di pelataran kuil. Sedikitnya 100.000 piagam menghiasi halaman sebuah kuil yang terkenal di Tokyo selama musim ujian tahun 1990.

      Banyak doa menyangkut kesehatan. Di sebuah kuil di Kawasaki, Jepang, orang berdoa memohon perlindungan terhadap AIDS. ”Pentingnya berdoa untuk menjauhkan AIDS ini,” ulas pendeta kuil itu, ”adalah bahwa ia akan membuat orang berhati-hati dalam tingkah laku mereka.” Tetapi itu sajakah yang didoakan?

      Di kuil lain, seorang wanita tua berdoa memohon ”kematian mendadak”. Mengapa? Karena ia tidak mau menderita penyakit yang berkepanjangan dan tidak ingin menjadi beban bagi keluarganya.

      Di satu negara yang disebut negara Kristen, kapten sebuah tim sepak bola berdoa memohon kemenangan timnya dan agar terhindar dari bahaya cedera. Orang-orang Katolik di Polandia berdoa memohon kesejahteraan pribadi mereka dan menghiasi Madona [Bunda Maria] mereka dengan perhiasan sewaktu mereka percaya doa mereka didengar. Banyak orang bergerombol pergi ke gereja-gereja seperti Guadalupe yang terkenal di Mexico City, dan Lourdes, Perancis, memohon penyembuhan mukjizat.

      Di negeri-negeri Timur ataupun Barat, orang-orang mempersembahkan doa untuk banyak dan beragam alasan pribadi. Jelas, mereka ingin agar doa mereka didengar dan dijawab. Namun, apakah realistis untuk mengharapkan bahwa semua doa akan dikabulkan? Bagaimana dengan doa-doa saudara sendiri? Apakah dijawab? Sesungguhnya, apakah Allah benar-benar menjawab doa?

  • Doa Siapa Dijawab?
    Menara Pengawal—1991 | 15 September
    • Doa Siapa Dijawab?

      YEHUWA adalah Allah yang menjawab doa. Sesungguhnya, Firman-Nya, Alkitab, menyebut-Nya ”Pendengar doa”. (Mazmur 65:3, NW) Ia bersedia menjawab doa. Namun doa siapa yang sebenarnya Ia jawab?

      Allah menjawab doa orang-orang yang menyenangkan Dia. Mereka memiliki sikap hormat dari pemazmur yang berkata, ”Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah. Jiwaku haus kepada Allah, kepada Allah yang hidup.” (Mazmur 42:2, 3) Namun, apa buktinya bahwa Yehuwa menjawab doa para penyembah-Nya yang benar?

      Bukti bahwa Allah Menjawab Doa

      Alkitab memuat banyak catatan yang membuktikan bahwa Yehuwa menjawab doa para hamba-Nya yang setia. Misalnya, ketika Raja Yosafat dari Yehuda berdoa memohon kelepasan, Allah menjawab doa-Nya dan memberinya kemenangan dengan menyebabkan musuh-musuhnya saling membunuh. (2 Tawarikh 20:1-26) Demikian juga ketika Raja Hizkia menghadapi kekuatan militer yang hebat, ia dengan rendah hati berdoa kepada Allah memohon bantuan. Hizkia menyaksikan penyelamatan Yehuwa ketika seorang malaikat membunuh 185.000 orang Asyur dalam satu malam.—Yesaya 37:14-20, 36-38.

      Mengapa Allah menjawab doa-doa itu? Dalam kedua peristiwa ini, raja-raja tersebut mengaku bahwa kalah dalam peperangan akan mendatangkan celaan bagi nama Yehuwa. (2 Tawarikh 20:6-9; Yesaya 37:17-20) Mereka prihatin terhadap reputasi-Nya. ”Tujuan pokok doa,” kata The International Standard Bible Encyclopedia, ”bukan sekadar demi kebaikan si pemohon tetapi kemuliaan nama Allah.” Karena itu, hamba-hamba Yehuwa yang setia dapat yakin bahwa Ia akan membantu mereka ”oleh karena namaNya”. Catatan membuktikan bahwa doa-doa yang telah dijawab demikian memberikan keyakinan kepada umat Allah bahwa Ia mendengarkan doa mereka.—Mazmur 91:14,15; 106:8; Amsal 18:10.

      Sekalipun suatu situasi melibatkan nama Yehuwa, namun Allah yang memutuskan apakah doa-doa tertentu akan dijawab atau tidak. Ia mungkin mempunyai alasan yang sah untuk tidak menjawab beberapa doa. Jika kita merasa doa kita tidak didengar, ada baiknya kita memikirkan mengapa mungkin demikian.

      Mengapa Beberapa Doa Tidak Didengar

      Yehuwa pernah berkata kepada bangsa Israel, ”Bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya.” Untuk menunjukkan alasannya, Ia melanjutkan, ”Sebab tanganmu penuh dengan darah.” (Yesaya 1:15) Bagaimana bisa seseorang mengabaikan hukum Yehuwa tetapi masih ingin bertemu dengan-Nya? Sebuah amsal Alkitab memberikan jawaban yang jelas, bunyinya, ”Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.”—Amsal 28:9.

      Alkitab memberikan alasan lain mengapa ada doa yang tidak didengar, ketika berkata, ”Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.” (Yakobus 4:3) Tidak, Yehuwa tidak akan menjawab doa-doa untuk memuaskan keinginan yang salah. Kita juga harus mengingat bahwa Allah tidak menerima perintah dari manusia, kalau boleh dikatakan demikian. Ia adalah Pribadi yang memutuskan bagaimana Ia akan menjawab doa-doa kita.

      Doa-doa yang pasti dijawab adalah yang dipanjatkan kepada Allah dari hati yang bersih, dengan motif yang benar, dan melalui jalan yang Ia tentukan—melalui Kristus Yesus. (Yohanes 14:6, 14) Tetapi bahkan mereka yang doa-doanya memenuhi persyaratan demikian kadang-kadang merasa bahwa doa mereka tidak didengar. Mengapa Allah tidak langsung menjawab doa-doa tertentu dari hamba-hamba-Nya?

      Yehuwa mengetahui waktu terbaik untuk menjawab doa-doa. Meskipun seorang anak laki-laki meminta sebuah sepeda, ayahnya mungkin tidak memberikannya sebelum anak itu mencapai umur yang cukup untuk dapat mengendarainya dengan aman. Halnya mungkin demikian berkenaan beberapa doa dari mereka yang mengasihi Allah. Karena mengetahui apa yang terbaik bagi mereka, Ia memberikan apa yang diperlukan pada waktu yang terbaik.

      Namun, hamba-hamba Yehuwa tidak mendapatkan segala sesuatu yang mungkin mereka doakan. Karena mereka tidak sempurna, bisa jadi mereka menginginkan hal-hal yang tidak akan baik bagi mereka. Bapak surgawi mereka yang pengasih tidak akan memberikan mereka sesuatu yang mencelakakan, karena Ia adalah Pemberi ”setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna”. (Yakobus 1:17) Begitu pula, Allah tidak mungkin memberikan sesuatu yang tidak perlu menurut sudut pandangan-Nya. (Bandingkan 2 Korintus 12:7-10.) Ia menjawab doa-doa selaras dengan kehendak dan maksud-tujuan-Nya bagi umat-Nya.—1 Yohanes 5:14, 15.

      Yesus ”Telah Didengarkan”

      Kristus Yesus adalah orang yang suka berdoa. (Matius 6:9-13; Yohanes 17:1-26) Ia mempunyai keyakinan penuh bahwa Bapak surgawinya akan mendengar dan menjawab doa-doanya. Yesus pernah berkata, ”Bapa, . . . Aku tahu bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku.” (Yohanes 11:41, 42) Namun tidakkah Yesus merasa kecewa pada akhir tugasnya di bumi? Tidakkah ia kemudian berseru, ”AllahKu, AllahKu, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”—Matius 27:46.

      Ketika Yesus mengucapkan kata-kata itu, ia rupanya sedang menggenapi nubuat berkenaan kematiannya. (Mazmur 22:2) Dalam pengertian tertentu, Yesus juga dapat memaksudkan bahwa Yehuwa telah menarik perlindungan-Nya dan membiarkan Putra-Nya mengalami kematian yang menyakitkan dan memalukan guna menguji integritasnya sampai batas itu. Penelitian atas peristiwa-peristiwa pada hari terakhir dari kehidupan Yesus di bumi memperlihatkan bahwa Allah mendengar doa-doanya.

      Pada malam Yesus ditangkap, ia berdoa di taman Getsemani. Tiga kali ia mengaku, ”Ya BapaKu, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari padaKu.” (Matius 26:39, 42, 44) Yesus tidak ragu-ragu untuk memberikan kehidupannya sebagai tebusan bagi umat manusia yang percaya. Tidak, tetapi ia tampak sangat khawatir terhadap kemungkinan untuk tidak memuliakan Bapaknya yang sangat ia kasihi dengan mati pada tiang siksaan sebagai penghujat yang terkutuk. Apakah Yehuwa mendengar doa Yesus?

      Bertahun-tahun kemudian, rasul Paulus menulis, ”Dalam hidupNya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkanNya dari maut, dan karena kesalehanNya Ia telah didengarkan.” (Ibrani 5:7; Lukas 22:42, 44) Ya, pada malam penuh penderitaan sebelum kematiannya, Yesus ”didengarkan”. Tetapi bagaimana?

      Yehuwa mengirim seorang malaikat yang ”menampakkan diri kepada [Yesus] untuk memberi kekuatan kepadaNya”. (Lukas 22:43) Karena dikuatkan, Yesus dapat menghadapi kematian pada tiang siksaan. Rupanya, Yehuwa kemudian memberi dia keyakinan bahwa kematiannya pada tiang tidak akan membawa celaan atas nama ilahi tetapi pada akhirnya justru menjadi hal yang penting untuk memuliakan nama itu. Tentu, kematian Yesus pada tiang siksaan membuka jalan bagi orang Yahudi, yang sebenarnya dikutuk di bawah Taurat, untuk diselamatkan dari kutukan kematian.—Galatia 3:11-13.

      Tiga hari kemudian, Yehuwa membangkitkan Yesus dan membersihkan dia dari segala tuduhan menghujat dengan meninggikan dia dan mengaruniakan kedudukan surgawi yang sangat tinggi. (Filipi 2:7-11) Benar-benar cara yang menakjubkan untuk menjawab doa Yesus berkenaan ”cawan ini”! Doa itu dijawab dengan cara Yehuwa. Dan Yesus mengalami berkat-berkat yang menakjubkan karena telah mengatakan kepada Bapak surgawi-Nya, ”Tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi.”—Lukas 22:42.

      Bagaimana Yehuwa Menjawab Doa-Doa Dewasa Ini

      Seperti Yesus, mereka yang ingin sekali menyenangkan Yehuwa dewasa ini harus selalu meminta agar kehendak Allah-lah yang terjadi. Mereka perlu memiliki iman bahwa Yehuwa akan menjawab doa-doa mereka dengan cara yang paling menguntungkan mereka. Sebenarnya, Ia akan ’melakukan jauh lebih banyak daripada yang mereka doakan atau pikirkan’.—Efesus 3:20.

      Seorang wanita muda Kristen yang tinggal dengan orang-tuanya yang tidak beriman merasakan kebenaran dari ayat ini. Dalam surat dari Lembaga Menara Pengawal, ia diminta untuk mempertimbangkan dengan bantuan doa yang sungguh-sungguh kemungkinan untuk menerima penugasan khusus sebagai misionaris. Meskipun keinginannya yang tulus adalah tinggal di rumah agar dapat membantu orang-tuanya menjadi kristiani, ia meminta petunjuk kepada Allah dalam doa, ”Apa kehendak-Mu? Apakah saya harus menerima undangan ini meskipun menghadapi perlawanan dari orang-tua saya, atau saya harus membantu orang-tua saya dengan tetap tinggal bersama mereka?” Setiap kali ia berdoa, hati kecilnya mengatakan kepadanya supaya ia menerima undangan itu. Ia memutuskan bahwa inilah jawaban dari Yehuwa.

      Allah menguatkan wanita ini untuk berpaut kepada keputusannya. Ketika ia diminta untuk pindah ke Pulau Awaji, Jepang, orang-tuanya sangat terkejut dan semakin melancarkan perlawanan mereka. Akan tetapi, karena tidak sanggup meyakinkan dia agar mau mengubah pendiriannya, ibunya memutuskan untuk belajar Alkitab hanya untuk melihat mengapa anak perempuan itu mengambil keputusan demikian. Tiga bulan kemudian orang-tuanya mengunjungi dia. Setelah melihat bagaimana dia diperhatikan dengan baik oleh Saksi-Saksi Yehuwa yang lain, ayahnya sangat terkesan dan menangis ketika berada sendirian. Segera ia juga mulai belajar Alkitab. Pada waktunya kedua orang-tua dari wanita muda ini dibaptis dan mulai melayani Yehuwa dengan setia. Apakah Allah Yehuwa tidak memberkati wanita Kristen ini dengan sangat limpahnya?

      Doa-Doa Mereka Dijawab

      Apakah saudara mengingat kata-kata wanita yang disebutkan pada bagian permulaan dari artikel sebelumnya? Ia belum pernah mengetahui bagaimana rasanya bila doa-doanya dijawab. Namun, ia kemudian menyadari bahwa Allah memang menjawab doa-doanya. Wanita ini telah mencatat isi doa-doanya itu. Suatu hari ia melihat kembali buku catatannya dan menyadari Yehuwa telah mendengarkan sebagian besar doanya, bahkan doa-doa yang ia sendiri telah lupakan! Dengan demikian ia mengetahui bahwa Allah memperhatikan dia dan menjawab doa-doanya dengan cara yang penuh belas kasihan dan yang paling menguntungkan dia.

      Jika saudara merasa bahwa doa-doa saudara tidak dijawab, tanyalah diri sendiri, ’Apakah saya memiliki hubungan pribadi dengan Yehuwa, ”Pendengar doa”? Jika tidak, apakah saya mengambil langkah-langkah untuk belajar mengenai Dia dan menjadi salah seorang hamba-Nya yang berbakti?’ Ia menjawab doa-doa dari mereka yang mengasihi Dia dan melakukan kehendak-Nya. Mereka ”bertekun dalam doa” dan doa mereka didengar, seperti halnya Yesus. (Roma 12:12) Jadi, ”curahkanlah isi hatimu” kepada Yehuwa dan lakukanlah kehendak-Nya. (Mazmur 62:9) Maka doa-doa saudara akan didengar.

      Dewasa ini, jutaan orang mendoakan sesuatu yang khusus. Dan doa-doa mereka sedang didengar. Mari kita lihat mengapa kita dapat yakin bahwa doa-doa demikian akan dijawab.

  • Doa-Doa yang Pasti Akan Dijawab
    Menara Pengawal—1991 | 15 September
    • Doa-Doa yang Pasti Akan Dijawab

      ADA doa-doa yang pasti akan dijawab. Inti dari doa-doa itu terangkum dalam suatu contoh doa yang Kristus Yesus berikan kepada murid-muridnya ketika ia mengatakan, ”Karena itu berdoalah demikian: ’Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah namaMu, datanglah KerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga.’”—Matius 6:9-13.

      Kata-kata dari contoh doa yang Yesus berikan itu telah diulang jutaan kali. Meskipun Kristus tidak mengharapkan para pengikutnya hanya mengulang kata-kata doa itu, namun permohonan yang mengungkapkan perasaan yang serupa pasti akan dijawab. (Matius 6:7, 8) Jadi, apa artinya menguduskan nama Allah? Mengapa perlu berdoa agar Kerajaan-Nya datang? Dan mengapa memohon agar kehendak Allah terjadi?

      ”Dikuduskanlah NamaMu”

      Yehuwa, ”Yang Mahatinggi atas seluruh bumi”, adalah Pribadi yang Yesus sapa sebagai ”Bapa kami yang di sorga”. (Mazmur 83:19) Allah telah ”memperanakkan” bangsa Israel dengan membebaskan mereka dari belenggu bangsa Mesir dan dengan mengadakan hubungan perjanjian dengan mereka. (Ulangan 32:6, 18; Keluaran 4:22; Yesaya 63:16) Dewasa ini, umat kristiani yang terurap memperlihatkan respek yang pengasih kepada Yehuwa sebagai Bapak mereka. (Roma 8:15) Dan rekan-rekan mereka, yang memiliki harapan di bumi, juga berdoa kepada Allah Yehuwa sebagai Bapak mereka.—Yohanes 10:16; Wahyu 7:1-9.

      Tetapi mengapa harus berdoa agar nama Allah dikuduskan? Ya, sejak pemberontakan pasangan manusia pertama di taman Eden, celaan terhadap nama ilahi telah menumpuk. Sebagai jawaban atas doa demikian, Yehuwa akan menyingkirkan semua celaan yang telah dilontarkan terhadap nama peringatan-Nya. (Mazmur 135:13) Ia akan melakukan ini dengan melenyapkan kejahatan dari muka bumi. Berkenaan saat itu, Allah berkata melalui nabi Yehezkiel, ”Aku akan menunjukkan kebesaranKu dan kekudusanKu dan menyatakan diriKu di hadapan bangsa-bangsa yang banyak, dan mereka akan mengetahui bahwa Akulah [Yehuwa].”—Yehezkiel 38:23.

      Allah Yehuwa adalah Allah yang suci dan tidak bernoda. Karena itu, nama-Nya harus dikuduskan, atau dianggap suci. Ia akan memperlihatkan kesucian-Nya dengan bertindak agar diri-Nya dimuliakan di hadapan semua ciptaan. (Yehezkiel 36:23) Mereka yang ingin memperoleh perkenan-Nya dan kehidupan kekal harus takut akan Yehuwa dan memuliakan nama-Nya dengan menganggap itu berbeda dari dan lebih tinggi daripada semua nama lain. (Imamat 22:32; Yesaya 8:13; 29:23) Karena itu, Yesus memerintahkan para pengikutnya untuk berdoa, ”Dikuduskanlah namaMu” atau, ”dianggap keramat; diperlakukan dengan suci”. Kita dapat yakin bahwa Allah akan menjawab bagian dari contoh doa yang Yesus berikan itu.

      ”Datanglah KerajaanMu”

      Yesus juga memerintahkan para pengikutnya untuk berdoa, ”Datanglah KerajaanMu.” Doa-doa memohon kedatangan Kerajaan Allah pasti akan dijawab. Kerajaan itu adalah kedaulatan tertinggi Yehuwa yang dinyatakan melalui pemerintahan Mesias surgawi di tangan Putra-Nya, Kristus Yesus, beserta ”orang-orang kudus”. (Daniel 7:13, 14, 18, 22, 27; Yesaya 9:6, 7) Saksi-Saksi Yehuwa telah lama membuktikan dari Alkitab bahwa Yesus dinobatkan sebagai Raja surgawi pada tahun 1914. Maka, mengapa, harus berdoa memohon agar Kerajaan itu ”datang”?

      Berdoa untuk datangnya Kerajaan itu sebenarnya berarti memohon agar Kerajaan itu datang untuk melenyapkan semua penentang pemerintahan ilahi di bumi. Tidak lama lagi ”kerajaan [Allah] . . . akan meremukkan segala kerajaan [bumi] dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya”. (Daniel 2:44) Perkembangan ini akan mendatangkan kemuliaan bagi nama suci Yehuwa.

      ”Jadilah KehendakMu”

      Yesus lebih lanjut memerintahkan murid-muridnya untuk berdoa, ”Jadilah kehendakMu di bumi seperti di sorga.” Ini adalah permohonan agar Yehuwa bertindak selaras dengan kehendak-Nya atas bumi. Permohonan ini serupa dengan pernyataan pemazmur, ”[Yehuwa] melakukan apa yang dikehendakiNya, di langit dan di bumi, di laut dan di segenap samudera raya; Ia menaikkan kabut dari ujung bumi, Ia membuat kilat mengikuti hujan, Ia mengeluarkan angin dari dalam perbendaharaanNya. Dialah yang memukul mati anak-anak sulung Mesir, baik manusia maupun hewan, dan mendatangkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat ke tengah-tengahmu, hai Mesir, menentang Firaun dan menentang semua pegawainya. Dialah yang memukul kalah banyak bangsa, dan membunuh raja-raja yang kuat.”—Mazmur 135:6-10.

      Berdoa agar kehendak Yehuwa terjadi di bumi merupakan permohonan agar Ia melaksanakan maksud-tujuan-Nya terhadap bola bumi ini. Ini mencakup pemusnahan permanen para penentang-Nya, sama seperti yang telah Ia lakukan terhadap mereka dalam skala kecil pada zaman dulu. (Mazmur 83:10-19; Wahyu 19:19-21) Doa memohon agar kehendak Yehuwa terjadi di seluruh bumi dan alam semesta pasti akan dijawab.

      Bila Kerajaan Itu Memerintah

      Sebaliknya dari kejahatan yang kini tersebar dalam masyarakat manusia, apa yang dapat diharapkan bila Kerajaan Allah memerintah dan kehendak ilahi terjadi di bumi seperti halnya di surga? Menurut rasul Petrus ”sesuai dengan janji [Allah], kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran”. (2 Petrus 3:13) ”Langit yang baru” pemerintahan rohani yang adil-benar—Kristus Yesus dan 144.000 sesama pewaris dalam Kerajaan surgawi. (Roma 8:16, 17; Wahyu 14:1-5; 20:4-6) ”Bumi yang baru” bukan bola bumi yang lain. Sebaliknya, ini adalah suatu masyarakat manusia yang adil-benar yang tinggal di bumi.—Bandingkan Mazmur 96:1.

      Di bawah pemerintahan Kerajaan bumi akan diubah menjadi Firdaus seluas bumi. (Lukas 23:43) Perdamaian yang sejati dan kemakmuran nanti akan dinikmati oleh segenap umat manusia yang taat. (Mazmur 72:1-15; Wahyu 21:1-5) Saudara dapat berada di antara kumpulan orang yang berbahagia tersebut jika saudara adalah pembela yang loyal dari pemerintahan Mesias atas rakyat bumi yang taat. Para pembela pemerintahan ini berdoa dengan sungguh-sungguh memohon pengudusan nama Yehuwa, kedatangan Kerajaan-Nya, dan agar kehendak-Nya terjadi. Doa-doa mereka yang tulus pasti akan dijawab.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2026)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan