-
”Allah yang Menumbuhkannya”!Menara Pengawal—2008 | 15 Juli
-
-
”Allah yang Menumbuhkannya”!
”Yang penting bukan dia yang menanam ataupun dia yang menyiram, melainkan Allah yang menumbuhkannya.”—1 KOR. 3:7.
1. Dalam kegiatan apa kita dianggap sebagai ”rekan sekerja Allah”?
”REKAN sekerja Allah”. Demikianlah rasul Paulus menggambarkan hak istimewa yang bisa dinikmati oleh kita semua. (Baca 1 Korintus 3:5-9.) Pekerjaan yang Paulus bicarakan adalah pekerjaan membuat murid. Ia menyamakannya dengan kegiatan menabur dan menyiram benih. Jika kita ingin berhasil dalam pekerjaan penting ini, kita membutuhkan bantuan Yehuwa. Paulus mengingatkan kita bahwa ”Allah yang menumbuhkannya”.
2. Mengapa fakta bahwa ”Allah yang menumbuhkannya” membantu kita memiliki pandangan yang benar tentang pelayanan kita?
2 Fakta yang membuat kita rendah hati itu membantu kita memiliki pandangan yang benar tentang pelayanan. Kita boleh jadi rajin mengabar dan mengajar, tetapi pada akhirnya Yehuwa-lah yang pantas memperoleh segala pujian atas pertumbuhan yang terjadi. Mengapa? Karena sekeras apa pun upaya kita, tidak ada yang bisa memahami sepenuhnya bagaimana seseorang bisa bertumbuh menjadi murid, apalagi mengendalikannya. Raja Salomo dengan tepat menulis, ”Engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang benar, yang melakukan segala sesuatu.”—Pkh. 11:5.
3. Apa kesamaan antara pekerjaan menabur benih harfiah dan pekerjaan membuat murid?
3 Karena kita tidak bisa memahami proses pertumbuhan rohani, apakah pekerjaan kita ini mengecilkan hati? Tidak. Sebaliknya, hal itu justru menggugah semangat dan menjadikan pekerjaan itu menarik. Raja Salomo mengatakan, ”Pada pagi hari taburkanlah benihmu dan sampai malam hari jangan biarkan tanganmu beristirahat; sebab engkau tidak tahu di mana ini akan berhasil, di sini atau di sana, atau apakah kedua-duanya akan sama baik.” (Pkh. 11:6) Ya, berkenaan dengan benih harfiah, kita tidak tahu di mana atau apakah benih yang kita tanam akan bertunas. Banyak faktor ada di luar kendali kita. Demikian pula halnya dengan pekerjaan membuat murid. Yesus menandaskan fakta ini dalam dua perumpamaan yang dicatat bagi kita di Injil Markus pasal 4. Mari kita lihat apa yang dapat kita pelajari dari dua perumpamaan itu.
Berbagai Jenis Tanah
4, 5. Ringkaskan perumpamaan Yesus tentang penabur yang menyebarkan benih.
4 Sebagaimana dicatat di Markus 4:1-9, Yesus bercerita tentang penabur yang melemparkan, atau menyebarkan, benih yang ternyata jatuh di berbagai tempat, ”Dengarkan. Lihat! Penabur keluar untuk menabur. Seraya dia menabur, sebagian benih jatuh di tepi jalan, dan burung-burung datang dan memakannya sampai habis. Benih lain jatuh di tempat berbatu-batu yang, tentu saja, tidak banyak tanahnya, dan benih itu segera tumbuh sebab tanahnya tidak dalam. Tetapi sewaktu matahari naik, ia hangus, dan karena tidak berakar ia pun layu. Dan benih lain jatuh di antara tanaman berduri, dan tanaman berduri itu tumbuh dan mencekiknya, sehingga ia tidak menghasilkan buah. Tetapi yang lain jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh serta berkembang, benih-benih itu mulai menghasilkan buah, dan hasilnya tiga puluh, enam puluh, dan seratus kali lipat.”
5 Pada zaman Alkitab, benih biasanya ditabur dengan cara disebarkan ke segala penjuru. Si penabur membawa benih dalam lipatan pakaiannya atau dalam sebuah wadah dan menyebarkannya dengan mengayunkan tangannya lebar-lebar. Jadi, dalam perumpamaan ini, si penabur tidak dengan sengaja menaburkan benih ke berbagai jenis tanah. Sebaliknya, benih yang disebarkan itu jatuh di berbagai tempat.
6. Menurut Yesus, apa makna perumpamaan tentang penabur?
6 Kita tidak perlu menebak-nebak makna perumpamaan itu. Yesus selanjutnya menjelaskannya, sebagaimana dicatat di Markus 4:14-20, ”Penabur menabur firman. Jadi, mereka ini adalah yang ada di pinggir jalan, tempat firman ditabur; tetapi segera setelah mereka mendengarnya, Setan datang dan mengambil firman yang ditabur di dalam diri mereka. Demikian pula, inilah yang ditabur di tempat berbatu-batu: segera setelah mereka mendengar firman, mereka menerimanya dengan sukacita. Dan mereka tidak berakar dalam diri mereka, tetapi mereka bertahan untuk suatu waktu; kemudian segera setelah kesengsaraan atau penganiayaan muncul oleh karena firman itu, mereka tersandung. Masih ada yang lain yang ditabur di antara tanaman berduri; ini adalah orang-orang yang telah mendengar firman itu, tetapi kekhawatiran sistem ini dan tipu daya kekayaan dan hasrat akan hal-hal yang lain menyusup masuk dan mencekik firman itu, sehingga ia tidak berbuah. Akhirnya, yang ditabur di tanah yang baik adalah orang-orang yang mendengarkan firman itu dan menerimanya dengan baik dan berbuah tiga puluh dan enam puluh dan seratus kali lipat.”
7. Apa yang dimaksud dengan benih dan berbagai jenis tanah?
7 Perhatikan, Yesus tidak mengatakan bahwa ada berbagai jenis benih. Tetapi, ia berbicara tentang satu jenis benih yang jatuh di berbagai jenis tanah, yang masing-masing memberikan hasil yang berbeda. Jenis tanah yang pertama keras, atau padat; yang kedua tidak dalam; yang ketiga penuh tanaman berduri; dan yang keempat adalah tanah yang baik, yang subur. (Luk. 8:8) Apa yang dimaksud dengan benih? Benih adalah berita Kerajaan yang terdapat dalam Firman Allah. (Mat. 13:19) Apa yang dimaksud dengan berbagai jenis tanah? Orang-orang dengan berbagai kondisi hati.—Baca Lukas 8:12, 15.
8. (a) Siapa yang dimaksud dengan penabur? (b) Mengapa pekerjaan pemberitaan-Kerajaan ditanggapi secara berbeda-beda?
8 Siapa yang dimaksud dengan penabur? Ia menggambarkan rekan-rekan sekerja Allah, yakni para pemberita kabar baik Kerajaan. Seperti Paulus dan Apolos, mereka menanam dan menyiram. Tetapi, sekalipun mereka bekerja keras, hasilnya berbeda-beda. Mengapa? Karena kondisi hati orang-orang yang mendengarkan berita itu tidak sama. Dalam perumpamaan tersebut, si penabur tidak bisa mengendalikan hasilnya. Hal ini sungguh menghibur, khususnya bagi saudara-saudari kita yang setia dan sudah bekerja selama bertahun-tahun, bahkan ada yang puluhan tahun, tetapi hasilnya tampaknya hanya sedikit!a Mengapa demikian?
9. Kebenaran apa yang menghibur hati yang ditandaskan oleh rasul Paulus dan juga Yesus?
9 Kesetiaan si penabur tidak diukur dari hasil pekerjaannya. Paulus menyinggung hal itu ketika mengatakan, ”Masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan kerja kerasnya.” (1 Kor. 3:8) Upahnya didasarkan atas kerja kerasnya, bukan hasilnya. Yesus pun menandaskan pokok ini sewaktu murid-muridnya kembali dari perjalanan pengabaran. Mereka kegirangan karena hantu-hantu dibuat tunduk kepada mereka dengan menggunakan nama Yesus. Meskipun hal itu bisa jadi sangat menyenangkan, Yesus mengatakan kepada mereka, ”Jangan bersukacita atas hal ini, bahwa roh-roh dibuat tunduk kepada kamu, tetapi bersukacitalah karena namamu sudah ditulis di surga.” (Luk. 10:17-20) Kendati seorang penabur mungkin tidak melihat banyak pertambahan sebagai hasil pekerjaannya, tidak berarti ia kurang rajin atau kurang setia dibandingkan dengan orang lain. Hasilnya banyak bergantung pada kondisi hati si pendengar. Tetapi pada akhirnya, Allah-lah yang menumbuhkan!
Tanggung Jawab Orang yang Mendengar Firman
10. Apa yang menentukan seorang pendengar firman menjadi seperti tanah yang baik atau tidak?
10 Bagaimana dengan orang-orang yang mendengar firman itu? Apakah tanggapan mereka sudah ditakdirkan? Tidak. Entah mereka seperti tanah yang baik atau tidak, mereka sendiri yang menentukan. Sebenarnya, kondisi hati seseorang bisa berubah menjadi baik atau menjadi buruk. (Rm. 6:17) Dalam perumpamaannya, Yesus mengatakan bahwa ”segera setelah [beberapa orang] mendengar” firman itu, Setan datang dan mengambil firman itu. Tetapi, hal itu bisa dihindari. Di Yakobus 4:7, orang Kristen dianjurkan untuk ’melawan Iblis’, dan ia akan lari dari mereka. Yesus menggambarkan bahwa yang lain pada mulanya menerima firman itu dengan sukacita, tetapi kemudian tersandung karena tidak mempunyai ’akar dalam diri mereka’. Namun, hamba-hamba Allah dinasihati untuk ”berakar dan diteguhkan di atas fondasi itu”, agar mereka dapat memahami secara mental ”berapa lebar dan panjang dan tinggi dan dalamnya, dan mengenal kasih Kristus yang jauh lebih unggul daripada pengetahuan”.—Ef. 3:17-19; Kol. 2:6, 7.
11. Bagaimana caranya agar kekhawatiran dan kekayaan tidak sampai mencekik firman itu?
11 Pendengar firman yang lain lagi digambarkan membiarkan ”kekhawatiran sistem ini dan tipu daya kekayaan” menyusup masuk dan mencekik firman itu. (1 Tim. 6:9, 10) Bagaimana agar hal ini tidak sampai terjadi? Rasul Paulus menjawab, ”Hendaklah cara hidupmu bebas dari cinta uang, dan hendaklah kamu merasa puas dengan perkara-perkara yang ada padamu. Sebab ia mengatakan, ’Aku tidak akan membiarkan engkau atau meninggalkan engkau.’”—Ibr. 13:5.
12. Mengapa buah yang dihasilkan orang-orang yang digambarkan dengan tanah yang baik tidak sama jumlahnya?
12 Akhirnya, Yesus mengatakan bahwa benih yang ditabur di tanah yang baik ”berbuah tiga puluh dan enam puluh dan seratus kali lipat”. Meskipun orang yang menyambut firman itu memiliki kondisi hati yang baik dan menghasilkan buah, apa yang dapat mereka lakukan dalam pemberitaan kabar baik berbeda-beda sesuai dengan keadaan mereka. Misalnya, usia tua atau penyakit yang melemahkan bisa membatasi partisipasi dalam pekerjaan pengabaran. (Bandingkan Markus 12:43, 44.) Sekali lagi, si penabur mungkin kurang atau tidak bisa mengendalikan hal ini, tetapi ia bersukacita sewaktu melihat bahwa Yehuwa telah menumbuhkannya.—Baca Mazmur 126:5, 6.
Penabur yang Tidur
13, 14. (a) Ringkaskan perumpamaan Yesus tentang pria yang menyebarkan benih. (b) Siapa yang dimaksud dengan penabur, dan apa artinya benih?
13 Di Markus 4:26-29, kita membaca perumpamaan lain tentang seorang penabur, ”Demikianlah kerajaan Allah seperti seorang pria yang menabur benih di tanah, dan dia tidur pada malam hari dan bangun pada siang hari, dan benih itu bertunas serta menjadi tinggi, bagaimana terjadinya dia tidak tahu. Tanah itu sendirilah yang menghasilkan buah secara bertahap, pertama-tama tunas, kemudian bulir, akhirnya bulir yang penuh dengan biji-bijian. Tetapi segera setelah buahnya masak, dia mengayunkan sabit, karena waktu untuk memanen telah tiba.”
14 Siapakah penabur ini? Beberapa di kalangan Susunan Kristen percaya bahwa yang dimaksud adalah Yesus sendiri. Tetapi, bagaimana bisa dikatakan bahwa Yesus tidur dan tidak tahu bagaimana benih itu tumbuh? Yesus pasti mengetahui proses pertumbuhan! Penabur ini, seperti penabur yang disebutkan sebelumnya, memaksudkan para pemberita Kerajaan secara perorangan, yang menabur benih Kerajaan melalui pengabaran yang bersemangat. Benih yang disebarkan di tanah adalah firman yang mereka beritakan.b
15, 16. Kebenaran apa tentang pertumbuhan harfiah dan rohani yang Yesus kemukakan dalam perumpamaan tentang penabur?
15 Yesus mengatakan bahwa si penabur ”tidur pada malam hari dan bangun pada siang hari”. Ini tidak berarti bahwa penabur itu lalai, tetapi hanya menggambarkan rutin yang biasa dijalani kebanyakan orang. Pilihan kata yang digunakan di ayat ini menunjukkan proses yang berkesinambungan, yaitu bekerja pada siang hari dan tidur pada malam hari selama suatu jangka waktu. Yesus menjelaskan apa yang terjadi selama waktu tersebut. ”Benih itu bertunas serta menjadi tinggi,” katanya. Lalu Yesus menambahkan, ”Bagaimana terjadinya dia tidak tahu.” Yang ditandaskan adalah fakta bahwa pertumbuhan itu terjadi dengan sendirinya.
16 Apa yang ingin Yesus tekankan di sini? Perhatikan bahwa yang ditandaskan adalah pertumbuhan dan tahap-tahapnya. ”Tanah itu sendirilah yang menghasilkan buah secara bertahap, pertama-tama tunas, kemudian bulir, akhirnya bulir yang penuh dengan biji-bijian.” (Mrk. 4:28) Pertumbuhan ini terjadi secara perlahan dan secara bertahap, tidak bisa dipaksakan atau dipercepat. Halnya sama dengan pertumbuhan rohani, yang juga terjadi secara bertahap seraya Yehuwa membiarkan kebenaran tumbuh dalam hati orang yang memiliki kecenderungan yang benar.—Kis. 13:48; Ibr. 6:1.
17. Siapa yang ikut bersukacita sewaktu benih kebenaran menghasilkan buah?
17 Bagaimana si penabur ikut dalam panen ”segera setelah buahnya masak”? Sewaktu Yehuwa menumbuhkan kebenaran Kerajaan di hati murid-murid baru, mereka membuat kemajuan sampai akhirnya termotivasi oleh kasih akan Allah untuk membaktikan kehidupan mereka kepada-Nya. Mereka melambangkan pembaktian itu dengan baptisan air. Saudara-saudara yang terus membuat kemajuan menuju kematangan bisa secara bertahap diberi lebih banyak tanggung jawab dalam sidang. Buah Kerajaan dituai oleh orang yang pertama kali menabur dan juga oleh para pemberita Kerajaan lainnya yang mungkin tidak secara pribadi menaburkan benih yang menghasilkan murid tersebut. (Baca Yohanes 4:36-38.) Ya, ”penabur dan penuai bersukacita bersama-sama”.
Pelajaran bagi Kita Dewasa Ini
18, 19. (a) Bagaimana ulasan tentang dua perumpamaan Yesus ini membesarkan hati Saudara secara pribadi? (b) Apa yang akan dibahas dalam artikel berikut?
18 Apa yang kita pelajari dari ulasan tentang dua perumpamaan yang dicatat di Markus pasal 4 ini? Jelaslah, ada pekerjaan yang harus kita lakukan—menabur. Jangan sampai kita berhenti melakukan pekerjaan ini karena berbagai dalih dan problem atau kesulitan yang bisa terjadi. (Pkh. 11:4) Tetapi, kita juga sadar akan hak istimewa yang menakjubkan untuk dianggap sebagai rekan sekerja Allah. Yehuwa-lah Pribadi yang menyebabkan pertumbuhan rohani, dengan memberkati upaya kita dan upaya orang-orang yang menerima berita itu. Kita menyadari bahwa kita tidak bisa memaksakan pertumbuhan rohani siapa pun. Kita pun tidak perlu berkecil hati atau kehilangan semangat apabila tidak ada pertumbuhan atau prosesnya lambat. Kita sungguh terhibur karena tahu bahwa keberhasilan kita diukur dari kesetiaan kepada Yehuwa serta hak istimewa yang Ia karuniakan kepada kita, yaitu untuk memberitakan ”kabar baik kerajaan . . . sebagai suatu kesaksian kepada semua bangsa”.—Mat. 24:14.
19 Apa lagi yang Yesus ajarkan kepada kita tentang pertumbuhan murid-murid baru dan pekerjaan Kerajaan? Jawabannya terdapat dalam perumpamaan-perumpamaan lain yang dicatat dalam Injil. Kita akan menganalisis beberapa di antaranya dalam artikel berikut.
-
-
Kita Tidak Tahu di Mana Itu Akan Berhasil!Menara Pengawal—2008 | 15 Juli
-
-
Kita Tidak Tahu di Mana Itu Akan Berhasil!
”Pada pagi hari taburkanlah benihmu dan sampai malam hari jangan biarkan tanganmu beristirahat; sebab engkau tidak tahu di mana ini akan berhasil.”—PKH. 11:6.
1. Mengapa menyaksikan proses pertumbuhan membuat kita takjub dan juga rendah hati?
SEORANG petani perlu sabar. (Yak. 5:7) Setelah menabur benih, ia perlu menunggu benih itu bertunas dan bertumbuh. Secara bertahap, apabila kondisinya mendukung, tunas mulai bermunculan, keluar dari permukaan tanah. Kemudian, tunas-tunas itu tumbuh menjadi tanaman yang menghasilkan bulir biji-bijian. Akhirnya, ladang si petani pun siap untuk dipanen. Keajaiban pertumbuhan itu sungguh menakjubkan untuk disaksikan! Selain itu, kita benar-benar dibuat rendah hati karena tahu siapa Penyebab pertumbuhan tersebut. Kita bisa saja memupuk dan menyiram benih itu, tetapi hanya Allah yang bisa menumbuhkannya.—Bandingkan 1 Korintus 3:6.
2. Dalam dua perumpamaan yang dibahas dalam artikel sebelumnya, pokok-pokok apa yang Yesus ajarkan tentang pertumbuhan rohani?
2 Sebagaimana disebutkan dalam artikel sebelumnya, Yesus menyamakan pekerjaan pemberitaan Kerajaan dengan pekerjaan menabur benih yang dilakukan seorang petani. Dalam perumpamaan tentang berbagai jenis tanah, Yesus menandaskan bahwa sekalipun si petani menabur benih yang baik, kondisi hati seseorang itulah yang menentukan apakah benih itu akan bertumbuh ke kematangan atau tidak. (Mrk. 4:3-9) Dalam perumpamaan tentang penabur yang tidur, Yesus menonjolkan bahwa si petani tidak sepenuhnya memahami proses pertumbuhan. Alasannya, pertumbuhan terjadi karena kuasa Allah, bukan atas upaya manusia. (Mrk. 4:26-29) Sekarang, mari kita bahas tiga perumpamaan Yesus lainnya, yakni tentang biji moster, ragi, dan pukat tarik.a
Perumpamaan tentang Biji Moster
3, 4. Perumpamaan tentang biji moster menandaskan aspek apa saja mengenai berita Kerajaan?
3 Perumpamaan tentang biji moster, yang juga dicatat di Markus pasal 4, menandaskan dua hal: pertama, pertumbuhan yang menakjubkan dari berita Kerajaan; kedua, perlindungan bagi orang-orang yang menerima berita itu. Yesus mengatakan, ”Dengan apa kita akan menyamakan kerajaan Allah, atau dengan perumpamaan apa kita akan memaparkannya? Seperti biji moster, yang pada waktu ditabur di tanah merupakan yang paling kecil dari segala benih yang ada di bumi—tetapi setelah ia ditabur, ia tumbuh dan menjadi lebih besar daripada semua sayuran lain serta menghasilkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di langit dapat menemukan tempat berdiam di bawah naungannya.”—Mrk. 4:30-32.
4 Itulah gambaran tentang pertumbuhan ”kerajaan Allah” sebagaimana nyata dari penyebaran berita Kerajaan dan pertumbuhan sidang Kristen sejak Pentakosta 33 M. Biji moster adalah benih kecil yang bisa menggambarkan sesuatu yang sangat kecil. (Bandingkan Lukas 17:6.) Namun akhirnya, tanaman moster bisa mencapai ketinggian tiga sampai lima meter dengan cabang-cabang yang kokoh, sehingga dapat dianggap sebagai pohon.—Mat. 13:31, 32.
5. Bagaimana pertumbuhan sidang Kristen abad pertama?
5 Pertumbuhan sidang Kristen dimulai dari awal yang kecil pada tahun 33 M, ketika sekitar 120 murid diurapi dengan roh kudus. Dalam waktu yang relatif singkat, sidang kecil ini berkembang hingga beranggotakan ribuan orang yang percaya. (Baca Kisah 2:41; 4:4; 5:28; 6:7; 12:24; 19:20.) Dalam tiga puluh tahun, jumlah pemanen telah bertambah begitu banyak sehingga rasul Paulus bisa mengatakan kepada sidang di Kolose bahwa kabar baik telah ”diberitakan di antara semua ciptaan yang ada di bawah langit”. (Kol. 1:23) Benar-benar pertumbuhan yang spektakuler!
6, 7. (a) Perkembangan apa telah terjadi sejak tahun 1914? (b) Pertumbuhan lebih jauh apa yang bakal terjadi?
6 Sejak Kerajaan Allah didirikan di surga pada tahun 1914, cabang-cabang ”pohon” moster itu berkembang melebihi dugaan. Umat Allah telah melihat bahwa nubuat Yesaya berikut ini digenapi secara harfiah, ”Yang sedikit akan menjadi seribu, dan yang kecil akan menjadi bangsa yang perkasa.” (Yes. 60:22) Bagi kelompok kecil kaum terurap yang melakukan pekerjaan Kerajaan pada awal abad ke-20, sama sekali tak terbayangkan bahwa pada tahun 2008 akan ada sekitar tujuh juta Saksi yang melaksanakan pekerjaan ini di lebih dari 230 negeri. Benar-benar pertumbuhan yang luar biasa, serupa dengan pertumbuhan biji moster dalam perumpamaan Yesus!
7 Tetapi, apakah pertumbuhannya hanya sampai di situ? Tidak. Setiap orang di bumi akhirnya akan menjadi rakyat Kerajaan Allah. Semua penentang sudah tidak ada lagi. Hal ini tidak akan terjadi atas upaya manusia, tetapi karena Tuan Yang Berdaulat Yehuwa turun tangan membereskan urusan di bumi. (Baca Daniel 2:34, 35.) Pada saat itu, kita akan melihat penggenapan akhir dari nubuat lain yang dicatat Yesaya, ”Bumi pasti akan dipenuhi dengan pengetahuan akan Yehuwa seperti air menutupi dasar laut.”—Yes. 11:9.
8. (a) Siapa yang dimaksud dengan burung-burung dalam perumpamaan Yesus? (b) Bahkan sekarang, kita terlindung dari apa?
8 Yesus mengatakan bahwa burung-burung di langit bisa menemukan tempat berdiam di bawah naungan Kerajaan. Burung-burung itu tidak memaksudkan para musuh Kerajaan yang mencoba memakan habis benih yang baik, seperti halnya burung-burung dalam perumpamaan tentang orang yang menyebarkan benih di berbagai jenis tanah. (Mrk. 4:4) Sebaliknya, dalam perumpamaan ini, burung-burung memaksudkan orang-orang berhati jujur yang mencari perlindungan dalam sidang Kristen. Bahkan sekarang, orang-orang ini terlindung dari kebiasaan yang mencemarkan kerohanian dan praktek najis dunia fasik ini. (Bandingkan Yesaya 32:1, 2.) Yehuwa juga menyamakan Kerajaan Mesianik dengan sebatang pohon dan menyatakan nubuat berikut, ”Aku akan memindahkannya ke atas gunung yang tinggi di Israel, dan ia pasti akan menghasilkan dahan dan berbuah dan menjadi pohon aras yang megah. Dan di bawahnya tinggal segala burung yang bersayap; dalam naungan dedaunannya mereka akan tinggal.”—Yeh. 17:23.
Perumpamaan tentang Ragi
9, 10. (a) Hal apa yang Yesus tandaskan dalam perumpamaan tentang ragi? (b) Di Alkitab, ragi sering menggambarkan apa, dan pertanyaan apa yang akan kita bahas mengenai ragi yang Yesus sebutkan?
9 Pertumbuhan tidak selalu terlihat oleh mata manusia. Itulah yang Yesus tandaskan dalam perumpamaan berikutnya. Ia mengatakan, ”Kerajaan surga adalah seperti ragi, yang diambil seorang wanita dan dipendam dalam tiga takaran besar tepung, sampai seluruh adonan dikhamirkan.” (Mat. 13:33) Apa yang digambarkan oleh ragi, dan apa kaitannya dengan pertumbuhan Kerajaan?
10 Dalam Alkitab, ragi sering digunakan untuk menggambarkan dosa. Rasul Paulus menyebut ragi dengan makna itu sewaktu berbicara tentang pengaruh yang merusak dari seorang pedosa di sidang Korintus zaman dahulu. (1 Kor. 5:6-8) Apakah Yesus menggunakan ragi untuk menggambarkan pertumbuhan dari sesuatu yang negatif?
11. Bagaimana ragi digunakan di Israel zaman dahulu?
11 Sebelum menjawabnya, kita perlu memperhatikan tiga fakta dasar. Pertama, meskipun Yehuwa tidak memperbolehkan penggunaan ragi selama perayaan Paskah, pada kesempatan lain Ia mau menerima korban yang mengandung ragi. Ragi digunakan sehubungan dengan persembahan persekutuan untuk mengucapkan syukur; si pemberi dengan sukarela memberikan persembahan untuk menyatakan syukur atas berkat Yehuwa yang limpah. Perjamuan makan ini mendatangkan sukacita.—Im. 7:11-15.
12. Apa yang dapat kita pelajari dari penggunaan lambang dalam Alkitab?
12 Kedua, meskipun suatu lambang bisa digunakan dengan konotasi negatif dalam Alkitab, pada kesempatan lain lambang yang sama bisa digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang positif. Misalnya, di 1 Petrus 5:8, Setan disamakan dengan singa, untuk menggambarkan sifatnya yang berbahaya dan ganas. Tetapi di Penyingkapan 5:5, Yesus disamakan dengan singa—”Singa dari suku Yehuda”. Sehubungan dengan Yesus, singa digunakan untuk melambangkan keberanian dan keadilan.
13. Sehubungan dengan pertumbuhan rohani, apa yang diperlihatkan perumpamaan Yesus tentang ragi?
13 Ketiga, dalam perumpamaannya, Yesus tidak mengatakan bahwa ragi merusak seluruh adonan tepung, sehingga tidak berguna lagi. Ia sekadar menceritakan proses normal pembuatan roti. Wanita itu sengaja menambahkan ragi, dan hasilnya baik. Ragi itu tersembunyi dalam adonan tepung. Jadi, proses pengkhamiran tidak terlihat oleh wanita itu. Hal ini mengingatkan kita akan pria yang menabur benih dan tidur pada waktu malam. Yesus mengatakan bahwa ”benih itu bertunas serta menjadi tinggi, bagaimana terjadinya [orang itu] tidak tahu”. (Mrk. 4:27) Benar-benar cara yang sederhana untuk menjelaskan proses pertumbuhan rohani yang tidak terlihat! Kita mula-mula mungkin tidak melihat pertumbuhan itu, tetapi akhirnya hasilnya menjadi nyata.
14. Aspek apa dari pekerjaan pemberitaan yang digambarkan oleh fakta bahwa ragi mengkhamirkan seluruh adonan?
14 Selain tidak kelihatan, pertumbuhan ini juga bersifat menyebar. Itulah aspek lain yang ditandaskan dalam perumpamaan tentang ragi. Ragi mengkhamirkan seluruh adonan, segenap ”tiga takaran besar tepung”. (Luk. 13:21) Seperti ragi, pekerjaan pemberitaan Kerajaan yang menghasilkan pertambahan jumlah murid ini telah meluas hingga Kerajaan kini telah diberitakan ”sampai ke bagian yang paling jauh di bumi”. (Kis. 1:8; Mat. 24:14) Sungguh luar biasa hak istimewa untuk dapat berpartisipasi dalam perluasan pekerjaan Kerajaan yang menakjubkan ini!
Pukat Tarik
15, 16. (a) Ringkaskan perumpamaan tentang pukat tarik. (b) Apa yang digambarkan oleh pukat tarik, dan aspek apa dari pertumbuhan Kerajaan yang disinggung dalam perumpamaan ini?
15 Yang lebih penting daripada jumlah orang yang mengaku menjadi murid Yesus Kristus adalah kualitas para murid itu. Yesus menyinggung aspek pertumbuhan Kerajaan itu sewaktu ia memberikan perumpamaan lain lagi, yaitu tentang pukat tarik. Ia mengatakan, ”Selain itu kerajaan surga adalah seperti pukat tarik yang dilabuhkan ke dalam laut dan mengumpulkan segala jenis ikan.”—Mat. 13:47.
16 Pukat tarik, yang menggambarkan pekerjaan pemberitaan Kerajaan, mengumpulkan segala jenis ikan. Yesus melanjutkan, ”Bila [pukat itu] sudah penuh mereka menariknya ke pantai dan, sambil duduk, mereka mengumpulkan yang baik ke dalam bejana-bejana, tetapi yang tidak layak, mereka buang. Begitulah nanti pada penutup sistem ini: para malaikat akan keluar dan memisahkan yang fasik dari antara yang adil-benar dan akan melemparkan mereka ke dalam tanur yang bernyala-nyala. Di sanalah kelak mereka menangis dan mengertakkan gigi.”—Mat. 13:48-50.
17. Pada periode mana pemisahan dalam perumpamaan tentang pukat tarik terjadi?
17 Apakah pemisahan ini memaksudkan penghakiman terakhir atas domba dan kambing yang Yesus katakan akan terjadi pada waktu ia tiba dalam kemuliaan? (Mat. 25:31-33) Tidak. Penghakiman terakhir itu akan terjadi sewaktu Yesus datang pada saat kesengsaraan besar, sedangkan pemisahan dalam perumpamaan tentang pukat tarik terjadi selama ”penutup sistem ini”.b Kita sekarang hidup pada masa tersebut—hari-hari yang menuju kesengsaraan besar. Jadi, bagaimana pekerjaan pemisahan itu berlangsung sekarang?
18, 19. (a) Bagaimana pemisahan berlangsung sekarang? (b) Apa yang harus dilakukan oleh orang-orang berhati jujur? (Lihat juga catatan kaki di halaman 21.)
18 Jutaan ikan simbolis dari lautan umat manusia telah ditarik ke sidang Yehuwa pada zaman modern. Beberapa menghadiri Peringatan, yang lain datang ke perhimpunan kita, dan yang lain lagi senang belajar Alkitab. Tetapi, apakah mereka semua terbukti menjadi orang Kristen sejati? Mereka mungkin ’ditarik ke pantai’, tetapi Yesus memberi tahu kita bahwa hanya ”yang baik” dikumpulkan ke dalam bejana, yang menggambarkan sidang Kristen. Ikan yang tidak layak akan dibuang, dan akhirnya dilemparkan ke tanur simbolis yang bernyala-nyala, yang mengartikan pembinasaan di masa depan.
19 Siapa yang bisa disamakan dengan ikan yang tidak layak? Banyak orang yang pernah belajar Alkitab dengan umat Yehuwa telah berhenti belajar. Ada yang memiliki orang tua Kristen tetapi tidak pernah benar-benar mau mengikuti jejak Yesus. Mereka tidak bersedia membuat keputusan untuk melayani Yehuwa atau mereka berhenti melayani Dia setelah suatu waktu.c (Yeh. 33:32, 33) Namun, tidak ada pilihan lain, semua orang yang berhati jujur harus bergabung dengan sidang-sidang yang bagaikan bejana sebelum hari penghakiman terakhir dan tetap berada dalam tempat yang aman.
20, 21. (a) Apa yang kita pelajari dari ulasan tentang beberapa perumpamaan Yesus sehubungan dengan pertumbuhan? (b) Apa tekad Saudara?
20 Jadi, apa yang kita pelajari dari ulasan singkat tentang beberapa perumpamaan Yesus sehubungan dengan pertumbuhan? Pertama, seperti pertumbuhan biji moster, kepentingan Kerajaan telah bertumbuh secara luar biasa di bumi ini. Tidak ada yang bisa menghentikan penyebaran pekerjaan Yehuwa! (Yes. 54:17) Selain itu, perlindungan rohani tersedia bagi orang-orang yang mencari ”tempat berdiam di bawah naungan” pohon itu. Kedua, Allah-lah yang menumbuhkannya. Sama seperti ragi yang tersembunyi itu menyebar ke seluruh adonan, pertumbuhan ini tidak selalu langsung terlihat atau dapat dipahami, tetapi penyebarannya benar-benar terjadi! Ketiga, tidak semua orang yang menanggapi firman akan terbukti layak. Beberapa akan seperti ikan yang tidak layak dalam perumpamaan Yesus.
21 Namun, kita sungguh berbesar hati melihat bahwa begitu banyak orang yang layak sedang ditarik oleh Yehuwa! (Yoh. 6:44) Hal ini menghasilkan pertambahan yang spektakuler di banyak negeri. Segala kemuliaan atas pertumbuhan ini patut ditujukan kepada Allah Yehuwa. Karena menyaksikan hal ini, kita masing-masing hendaknya termotivasi untuk menaati pengingat yang ditulis berabad-abad silam, ”Pada pagi hari taburkanlah benihmu . . . , sebab engkau tidak tahu di mana ini akan berhasil, di sini atau di sana, atau apakah kedua-duanya akan sama baik.”—Pkh. 11:6.
-