PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Mengapa Orang Melakukan Hal-Hal Buruk?
    Menara Pengawal—2010 | 1 September
    • Mengapa Orang Melakukan Hal-Hal Buruk?

      BANYAK orang akan menyetujui satu hal ini: Kita semua tidak sempurna dan karena itu berbuat salah dan melakukan hal-hal yang belakangan kita sesali. Sekalipun benar, apakah itu yang menjadi penyebab banyak perbuatan buruk, besar dan kecil, yang kita lihat atau dengar hampir setiap hari, secara langsung atau melalui media?

      Meskipun tidak sempurna, manusia pada umumnya mengakui bahwa ada batasan moral yang tidak boleh dilanggar dan bahwa manusia sanggup menahan diri untuk tidak melakukan tindak kejahatan. Biasanya, orang-orang juga setuju bahwa ada perbedaan antara memfitnah dan mengatakan apa yang tidak benar karena khilaf, antara melakukan pembunuhan terencana dan mencederai orang secara tidak sengaja. Meskipun demikian, perbuatan yang mengejutkan sering kali dilakukan oleh orang yang tampak biasa-biasa saja di masyarakat. Mengapa? Mengapa orang melakukan hal-hal buruk?

      Alkitab membantu kita mengerti hal ini. Alkitab dengan tepat menunjukkan alasan-alasan utama mengapa orang melakukan hal-hal yang mereka tahu buruk. Perhatikan apa yang dikatakannya.

      ▪ ”Karena penindasan, orang berhikmat dapat bertindak gila.”​—PENGKHOTBAH 7:7.

      Alkitab mengakui bahwa adakalanya, karena dipaksa keadaan, orang melakukan hal-hal yang biasanya tidak akan mereka lakukan. Ada yang bahkan melakukan tindak kriminal dalam upaya mewujudkan apa yang mereka anggap sebagai solusi untuk penderitaan dan ketidakadilan. ”Dalam banyak kasus,” kata buku Urban Terrorism, ”motivasi utama seorang teroris adalah frustrasi murni terhadap kekuatan politik, sosial dan ekonomi yang tampaknya tidak dapat berubah.”

      ▪ ”Akar segala kejahatan ialah cinta uang.”​—1 TIMOTIUS 6:10, TERJEMAHAN BARU.

      Ada yang mengatakan bahwa semua orang bisa dibeli, yang menyiratkan bahwa bahkan orang baik mau melanggar peraturan dan prinsip moral jika disodori banyak uang. Orang yang kelihatannya ramah dan baik hati di bawah keadaan normal seakan-akan berubah total menjadi menyebalkan dan garang kalau sudah menyangkut uang. Bayangkan banyaknya kejahatan yang berakar pada ketamakan​—pemerasan, penipuan, penculikan, dan bahkan pembunuhan.

      ▪ ”Karena hukuman atas perbuatan jahat tidak segera dilaksanakan, itulah sebabnya hati putra-putra manusia berkeras sepenuhnya untuk melakukan yang buruk.”​—PENGKHOTBAH 8:11.

      Ayat tersebut menunjukkan kecenderungan manusia untuk berpikir bahwa orang dapat lolos dari hukuman jika tidak ketahuan oleh yang berwenang. Begitulah halnya dengan orang yang mengebut di jalan tol, menyontek saat ujian, menggelapkan uang rakyat, dan yang lebih buruk lagi. Jika hukum tidak diterapkan secara konsisten atau jika tidak ada lagi rasa takut ketahuan, orang yang biasanya taat hukum mungkin akan menjadi berani melakukan hal-hal yang biasanya tidak akan ia lakukan. ”Karena mudahnya penjahat lolos dari hukuman,” komentar majalah Arguments and Facts, ”warga biasa tampaknya terdorong untuk melakukan kejahatan yang paling brutal.”

      ▪ ”Masing-masing dicobai dengan ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri. Kemudian apabila keinginan itu telah menjadi subur, ia akan melahirkan dosa.”​—YAKOBUS 1:14, 15.

      Semua orang bisa memiliki pikiran yang salah. Setiap hari, kita dibombardir dengan banyak sekali ajakan dan godaan untuk berbuat salah. Alkitab memberi tahu orang Kristen masa awal, ”Godaan yang menimpa kamu hanyalah apa yang umum bagi manusia.” (1 Korintus 10:13) Sekalipun demikian, hasil akhirnya bergantung pada pilihan yang dibuat​—segera menepis pikiran buruk atau terus memikirkannya dan membiarkannya berkembang. Ayat tadi, kutipan dari surat terilham Yakobus, memperingatkan bahwa jika seseorang membiarkan keinginan yang salah ”menjadi subur”, tindakan yang buruk pasti menyusul.

      ▪ ”Ia yang berjalan dengan orang-orang berhikmat akan menjadi berhikmat, tetapi ia yang berurusan dengan orang-orang bebal akan mengalami kemalangan.”​—AMSAL 13:20.

      Jangan pernah meremehkan pengaruh teman atas diri kita​—entah itu baik atau buruk. Sering sekali, orang melakukan hal-hal yang awalnya tidak mereka niatkan​—semuanya mereka lakukan karena tekanan teman atau, seperti kata banyak orang, karena pergaulan buruk, dan bencanalah yang mereka tuai. Dalam bahasa Alkitab, ’orang bebal’ tidak memaksudkan orang yang bodoh secara intelektual, tetapi orang yang mengabaikan nasihat yang bijaksana dari Firman Allah. Tua atau muda, jika kita tidak memilih teman bergaul dengan bijaksana, yaitu, menurut standar yang baik dari Alkitab, kita bisa mengantisipasi ”kemalangan”.

      Ayat-ayat tadi dan banyak ayat lain dalam Alkitab dengan tepat menjelaskan mengapa orang-orang​—mungkin yang biasanya normal-normal saja—​melakukan apa yang buruk, bahkan yang mengejutkan. Memang bermanfaat jika kita memahami kekuatan yang mendorong orang melakukan hal-hal yang mengerikan, tetapi adakah harapan bahwa keadaan akan membaik? Ya, karena Alkitab tidak hanya menjelaskan mengapa orang melakukan tindak kejahatan tetapi juga menjanjikan bahwa perbuatan seperti itu tidak akan ada lagi. Apa saja yang dijanjikannya? Apakah semua hal buruk di dunia ini akan benar-benar berakhir? Artikel berikut akan menjawabnya.

  • Semua Kejahatan Pasti Berakhir!
    Menara Pengawal—2010 | 1 September
    • Semua Kejahatan Pasti Berakhir!

      ALLAH memberi kita Firman-Nya yang terilham, yang menunjukkan alasannya orang melakukan hal-hal buruk. Ia juga memberi kita kebebasan memilih dan kesanggupan mengendalikan diri, sehingga kita dapat memilih untuk tidak melakukannya. (Ulangan 30:15, 16, 19) Dengan demikian, kita dapat mengenali kecenderungan buruk apa pun dalam diri kita, lalu mengambil langkah-langkah perbaikan. Maka, dengan tidak melakukan perbuatan buruk, kita sendiri maupun orang-orang di sekitar kita akan memperoleh kebahagiaan.​—Mazmur 1:1.

      Tetapi, tidak soal seberapa besar upaya kita untuk tidak melakukan hal buruk, dunia terus dilanda berbagai kejahatan yang dilakukan orang lain. Alkitab memperingatkan, ”Ketahuilah ini, bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa kritis yang sulit dihadapi.” Untuk menunjukkan apa yang membuat hari-hari ini ”sulit dihadapi”, Alkitab selanjutnya mengatakan, ”Orang-orang akan menjadi pencinta diri sendiri, pencinta uang, congkak, angkuh, penghujah, tidak taat kepada orang-tua, tidak berterima kasih, tidak loyal, tidak memiliki kasih sayang alami, tidak suka bersepakat, pemfitnah, tidak mempunyai pengendalian diri, garang, tidak mengasihi kebaikan, pengkhianat, keras kepala, besar kepala karena sombong, mencintai kesenangan sebaliknya daripada mengasihi Allah, berpengabdian yang saleh hanya secara lahiriah tetapi mereka tidak hidup sesuai dengan kuasanya; dan dari mereka berpalinglah.”​—2 Timotius 3:1-5.

      Dalam pernyataan nubuat tersebut, ada ungkapan ”hari-hari terakhir”. Apa maknanya bagi Anda? Umumnya, ungkapan ”hari-hari terakhir” menyiratkan bahwa sesuatu akan berakhir. Apa yang akan berakhir? Perhatikan apa yang Allah janjikan dalam Firman-Nya.

      Orang jahat akan dilenyapkan.

      ”Hanya sedikit waktu lagi, orang fasik tidak akan ada lagi; dan engkau pasti akan memerhatikan tempatnya, dan ia tidak akan ada. Tetapi orang-orang yang lembut hati akan memiliki bumi, dan mereka akan benar-benar mendapatkan kesenangan yang besar atas limpahnya kedamaian.”​—MAZMUR 37:10, 11.

      ”Yehuwa menjaga semua orang yang mengasihinya, tetapi semua orang fasik akan ia musnahkan.”​—MAZMUR 145:20.

      Tidak akan ada lagi penindasan.

      ”Ia akan membebaskan orang miskin yang berseru meminta tolong, juga orang yang menderita dan siapa pun yang tidak mempunyai penolong. Ia akan menebus jiwa mereka dari penindasan dan tindak kekerasan.”​—MAZMUR 72:12, 14.

      ”Ciptaan itu sendiri juga akan dimerdekakan dari keadaan sebagai budak kefanaan dan akan mendapat kemerdekaan yang mulia sebagai anak-anak Allah.”​—ROMA 8:21.

      Kebutuhan materi akan dipenuhi.

      ”Mereka akan duduk, masing-masing di bawah tanaman anggurnya dan di bawah pohon aranya, dan tidak akan ada orang yang membuat mereka gemetar.”​—MIKHA 4:4.

      ”Mereka akan membangun rumah dan menghuninya; dan mereka akan membuat kebun anggur dan memakan buahnya. Mereka tidak akan membangun dan orang lain yang menghuni; mereka tidak akan menanam dan orang lain yang makan. Karena umur umatku akan seperti umur pohon; dan orang-orang pilihanku akan menggunakan sepenuhnya hasil karya tangan mereka.”​—YESAYA 65:21, 22.

      Akan ada keadilan.

      ”Maka, tidakkah Allah pasti akan menyebabkan keadilan dilaksanakan bagi orang-orang pilihannya yang berseru kepadanya siang dan malam . . . ? Aku memberi tahu kamu: Ia akan menyebabkan keadilan dilaksanakan atas mereka dengan cepat.”​—LUKAS 18:7, 8.

      ”Yehuwa adalah pencinta keadilan, dan ia tidak akan meninggalkan orang-orangnya yang loyal. Sampai waktu yang tidak tertentu, mereka pasti akan dijaga.”​—MAZMUR 37:28.

      Sifat mementingkan diri akan digantikan oleh keadilbenaran.

      ”Penduduk tanah yang produktif akan belajar keadilbenaran.”​—YESAYA 26:9.

      ”Ada langit baru dan bumi baru yang kita nantikan sesuai dengan janjinya, dan keadilbenaran akan tinggal di dalamnya.”​—2 PETRUS 3:13.

      Orang-Orang Berubah​—Bahkan Sekarang

      Tentu, kita semua senang mendengar janji-janji tersebut. Tetapi, apa yang menjamin bahwa itu akan dipenuhi? Sebenarnya, bukti bahwa janji-janji Allah akan terwujud sudah ada sekarang. Apakah itu? Jutaan orang di seluruh dunia dewasa ini sudah berhasil menyingkirkan sifat yang mementingkan diri, amoral, atau suka kekerasan, dan mereka telah belajar untuk menjadi orang yang jujur, suka damai, dan baik hati. Dewasa ini, Saksi-Saksi Yehuwa, yang jumlahnya lebih dari tujuh juta orang, membentuk suatu persaudaraan internasional yang tidak lagi mengenal batas-batas rasial, etnis, nasional, politik, dan ekonomi, yang menjadi penyebab begitu banyak kebencian, kekerasan, dan pertumpahan darah sepanjang sejarah.a Perubahan itu, yang terjadi dewasa ini, menjadi dasar yang kuat untuk percaya bahwa janji-janji Allah akan dipenuhi dalam skala besar.

      Namun, apa yang memungkinkan terjadinya perubahan tersebut? Jawabannya ada dalam janji lain lagi dalam Alkitab, yang dicatat oleh nabi Yesaya. Ia menulis,

      ”Serigala akan berdiam sebentar dengan anak domba jantan, dan macan tutul akan berbaring dengan anak kambing, dan anak lembu dan singa muda yang bersurai dan binatang yang gemuk, semua bersama-sama; dan seorang anak kecil akan menjadi pemimpinnya. . . . Bahkan singa akan makan jerami seperti lembu jantan. Anak yang masih menyusu akan bermain-main dekat liang ular kobra; dan anak yang disapih akan meletakkan tangannya pada lubang cahaya dari liang seekor ular berbisa. Mereka tidak akan melakukan apa pun yang membawa celaka atau menimbulkan kerusakan di seluruh gunung kudusku; karena bumi pasti akan dipenuhi dengan pengetahuan akan Yehuwa seperti air menutupi dasar laut.”​—Yesaya 11:6-9.

      Apakah nubuat itu sekadar berbicara tentang suatu masa sewaktu binatang hidup berdamai dengan manusia? Tidak. Perhatikan bahwa bagian terakhir dari nubuat tersebut menunjukkan apa yang menyebabkan transformasi itu, ”Bumi pasti akan dipenuhi dengan pengetahuan akan Yehuwa.” Apakah pengetahuan akan Allah mengubah perilaku binatang? Tentu tidak. Tetapi, pengetahuan itu dapat dan memang mengubah manusia! Nubuat itu menyatakan bahwa orang yang tadinya mungkin memiliki watak seperti binatang akan berubah dan mengembangkan kepribadian seperti Kristus karena mempelajari dan menerapkan apa yang Alkitab ajarkan.

      Salah satu contohnya adalah Pedro.b Ia percaya bahwa ia berjuang demi keadilan ketika bergabung dengan sebuah organisasi teroris. Setelah mendapat pelatihan, ia diperintahkan untuk meledakkan barak polisi. Sewaktu mempersiapkannya, ia ditangkap. Pedro mendekam di penjara selama 18 bulan, dan di sana ia melanjutkan kegiatan subversifnya. Sementara itu, istri Pedro mulai belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Setelah dibebaskan, Pedro juga mulai belajar Alkitab, dan apa yang ia pelajari tentang Allah Yehuwa menggerakkannya untuk membuat perubahan besar dalam sikap dan pandangannya tentang kehidupan. ”Saya bersyukur kepada Yehuwa bahwa saya tidak pernah membunuh seorang pun selama saya menjadi teroris,” kata Pedro. ”Kini saya menggunakan pedang roh Allah, Alkitab, untuk menyampaikan berita tentang perdamaian dan keadilan sejati​—kabar baik Kerajaan Allah.” Pedro bahkan mengunjungi barak yang sedianya akan ia hancurkan untuk menyampaikan berita tentang perdamaian dan tentang suatu dunia tanpa kekerasan.

      Pengaruh kuat Firman Allah atas diri orang-orang memberi kita lebih banyak alasan lagi untuk beriman akan janji Allah bahwa semua kejahatan pasti akan berakhir. Ya, orang tidak akan selamanya melakukan hal-hal buruk tetapi akan berubah menjadi lebih baik. Tidak lama lagi, Yehuwa akan menyingkirkan biang keladi kejahatan, Setan si Iblis, yang dapat dikatakan mendalangi peristiwa-peristiwa dunia. Alkitab mengatakan, ”Seluruh dunia berada dalam kuasa si fasik.” (1 Yohanes 5:19) Tetapi, ia akan segera dilenyapkan. Dan, lenyap juga orang-orang yang berkukuh pada haluan jahat mereka. Alangkah senangnya hidup pada masa seperti itu!

      Apa yang harus dilakukan untuk dapat menikmati masa depan seperti itu? Ingatlah, ”pengetahuan akan Yehuwa” itulah yang menghasilkan perubahan dalam diri orang-orang dewasa ini dan juga perubahan di seluruh dunia dalam waktu dekat. Dengan memperoleh pengetahuan yang saksama tentang Alkitab dan menerapkannya​—seperti halnya Pedro—​Anda juga dapat menantikan saatnya untuk hidup di dunia yang penuh dengan ”keadilbenaran”. (2 Petrus 3:13) Maka, gunakanlah kesempatan yang masih ada untuk memperoleh pengetahuan tentang Allah dan Yesus Kristus, sebab hal itu dapat berarti kehidupan abadi bagi Anda.​—Yohanes 17:3.

      [Catatan Kaki]

      a Untuk informasi lebih lanjut, lihat brosur Saksi-Saksi Yehuwa​—Siapakah Mereka? Apa yang Mereka Percayai? yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

      b Nama telah diubah.

      [Kutipan di hlm. 9]

      Anda juga dapat menantikan saatnya untuk hidup di dunia yang penuh dengan ”keadilbenaran”.​—2 PETRUS 3:13

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan