-
Mencari Kebenaran tentang SurgaMenara Pengawal—2010 | 1 Februari
-
-
Mencari Kebenaran tentang Surga
BETAPA menariknya prospek untuk pergi ke surga! Harapan kehidupan setelah kematian dianut dalam berbagai bentuk oleh orang Muslim, Hindu, Buddha, anggota gereja Susunan Kristen, dan bahkan oleh banyak orang yang tidak berminat pada agama. Surga biasanya dianggap sebagai tempat yang indah serta menyenangkan di mana orang-orang bebas dari penderitaan dan dipersatukan kembali dengan ”orang-orang yang dikasihi yang telah meninggal”. Meskipun kebanyakan orang ingin pergi ke surga, tak seorang pun mau mati agar bisa ke sana. Mengapa demikian?
Seandainya kita memang dirancang untuk mati dan pergi ke surga, tentu akan ada lebih banyak orang yang menanti-nantikannya sebagaimana anak kecil ingin menjadi dewasa atau sebagaimana anak muda ingin menikah, bukan? Tetapi, kebanyakan orang tidak mau mati.
Sekalipun demikian, para pendeta menyatakan bahwa setelah tinggal sementara di bumi, surga adalah tempat tinggal yang ditetapkan untuk kita. Sebagai contoh, Theodore Edgar Cardinal McCarrick, uskup agung emeritus Washington, DC, pernah mengatakan, ”Kita tidak diciptakan untuk hidup seperti ini. Kita diciptakan untuk hidup di surga.” Demikian pula, Ted Haggard, bekas presiden Asosiasi Evangelis Nasional AS, pernah mengatakan, ”Tujuan hidup ini adalah untuk memuliakan Allah dan pergi ke surga. . . karena surga adalah rumah kita.”
Orang-orang yang percaya akan kehidupan di surga setelah kematian biasanya beriman berdasarkan informasi yang minim. George Barna, presiden sebuah perusahaan yang meriset berbagai pendapat religius, mendapati bahwa banyak orang menerima ”pandangan tentang kehidupan sekarang dan setelah kematian berdasarkan gagasan yang diambil dari sumber yang sangat beragam, seperti film, musik, dan novel”. Di Florida, seorang pastor Episkopal pernah mengatakan, ”Kami tidak tahu apa-apa tentang surga selain bahwa di surgalah Allah berada.”
Namun, surga adalah topik penting yang dibahas dalam Alkitab. Seperti apa surga itu menurut Firman Allah? Apakah manusia diciptakan untuk tinggal di surga? Seandainya orang-orang memang pergi ke surga, apa yang akan mereka lakukan di sana?
[Kutipan di hlm. 3]
Mengapa banyak orang mau pergi ke surga, tetapi sedikit yang mau mati agar bisa ke sana?
-
-
Seperti Apakah Surga Itu?Menara Pengawal—2010 | 1 Februari
-
-
Seperti Apakah Surga Itu?
BEBERAPA orang berpendapat bahwa mustahil untuk tahu tentang surga karena tidak seorang pun pernah turun dari sana untuk memberi tahu kita tentang hal itu. Mungkin mereka lupa bahwa Yesus mengatakan, ”Aku telah turun dari surga.” (Yohanes 6:38) Kepada beberapa pemimpin agama, ia juga mengatakan, ”Kamu dari alam di bawah; aku dari alam di atas.” (Yohanes 8:23) Apa yang Yesus katakan tentang surga?
Yesus menegaskan bahwa surga adalah tempat tinggal Yehuwa. Ia menyebut Allah ”Bapakku yang ada di surga”.—Matius 12:50.
Meskipun manusia sudah meneliti langit dengan teleskop yang canggih dan beberapa orang sudah pergi ke luar angkasa, apa yang Alkitab katakan terbukti benar, ”Tidak seorang pun pernah melihat Allah.” (Yohanes 1:18) Yesus menjelaskan alasannya ketika ia mengatakan, ”Allah adalah Roh.”—Yohanes 4:24.
Roh adalah bentuk kehidupan yang lebih tinggi daripada manusia. Roh tidak terbuat dari bahan fisik, seperti daging dan darah, yang bisa dilihat dan dirasakan oleh indra manusia. Jadi, ketika Yesus berkata bahwa ia sebelumnya tinggal di sisi Bapaknya di ”surga”, maksudnya adalah ia memiliki bentuk kehidupan yang lebih mulia daripada bentuk kehidupan fisik mana pun. (Yohanes 17:5; Filipi 3:20, 21) Alam roh tempat Yesus sebelumnya tinggal bersama Bapaknya inilah yang Alkitab sebut ”surga”. Seperti apakah surga itu? Apa yang terjadi di sana?
Tempat Aktivitas yang Menyenangkan
Alkitab menggambarkan surga sebagai tempat yang sarat aktivitas. Alkitab menyebut tentang ratusan juta makhluk roh yang setia yang tinggal di sana. (Daniel 7:9, 10) Setiap makhluk roh ini mempunyai kepribadiannya sendiri-sendiri. Bagaimana kita mengetahuinya? Dari semua ciptaan yang kelihatan, tidak ada dua makhluk hidup yang persis sama, maka kita bisa yakin bahwa di surga pun ada banyak keanekaragaman. Yang luar biasa, semua makhluk roh ini bekerja sama dalam persatuan, dan ini sangat kontras dengan keadaan di bumi sekarang, di mana jarang ada orang-orang yang bisa bekerja sama dengan baik.
Perhatikan bagaimana Alkitab menggambarkan aktivitas di surga. ”Agungkanlah Yehuwa, hai, malaikat-malaikatnya, yang memiliki kekuatan yang perkasa, yang melaksanakan firmannya, dengan mendengarkan suara firmannya. Agungkanlah Yehuwa, hai, bala tentaranya, hai, pelayan-pelayannya, yang melakukan kehendaknya.” (Mazmur 103:20, 21) Jadi, ada banyak pekerjaan yang sedang dilakukan di surga. Kita bisa yakin bahwa pekerjaan tersebut memuaskan.
Para malaikat telah melayani dengan bahagia untuk waktu yang sangat lama, bahkan sebelum bumi diciptakan. Menurut Alkitab, ketika Yehuwa meletakkan dasar bumi, putra-putra Allah ”bersorak bersama-sama dengan gembira” dan ”mulai bersorak menyatakan pujian”. (Ayub 38:4, 7) Salah satu putra surgawi Allah bahkan diberi hak istimewa untuk bekerja bersama Allah dalam menciptakan semua hal lain. (Kolose 1:15-17) Uraian yang menarik tentang aktivitas yang menyenangkan di surga ini mungkin menimbulkan pertanyaan dalam benak Anda tentang surga dan umat manusia.
Apakah Manusia Ditetapkan untuk Pergi ke Surga?
Karena para malaikat melayani Allah di surga sebelum dasar bumi diletakkan, pria dan wanita pertama jelas tidak diciptakan untuk menambah populasi surga. Sebaliknya, Allah berkata kepada pasangan manusia pertama itu, ”Beranakcuculah dan bertambah banyak dan penuhilah bumi.” (Kejadian 1:28; Kisah 17:26) Adam adalah yang pertama dari bentuk kehidupan yang baru di bumi, yang sanggup mengenal dan melayani Allah dengan setia. Ia dimaksudkan menjadi bapak dari ras manusia yang tinggal di bumi. ”Mengenai langit, langit adalah milik Yehuwa, tetapi bumi telah diberikannya kepada putra-putra manusia.”—Mazmur 115:16.
Orang-orang pada umumnya tidak mau mati; kematian bukan hal yang wajar bagi manusia. Kepada Adam, Allah hanya menyebutkan kematian sebagai hukuman atas ketidaktaatan. Seandainya Adam taat, ia tidak akan pernah mati.—Kejadian 2:17; Roma 5:12.
Maka, tidak heran bahwa Allah tidak mengatakan apa pun kepada Adam soal pergi ke surga. Jadi, bumi bukan tempat uji coba untuk menentukan apakah orang-orang memenuhi syarat untuk hidup di surga. Manusia diciptakan untuk hidup selama-lamanya di bumi, dan maksud-tujuan Allah itu masih akan digenapi. Alkitab berjanji bahwa ”orang-orang adil-benar akan memiliki bumi, dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya”. (Mazmur 37:29) Jelaslah, manusia pada mulanya tidak dimaksudkan untuk pergi ke surga. Lalu, mengapa Yesus menjanjikan kehidupan surgawi kepada rasul-rasulnya? Apakah Yesus memaksudkan bahwa semua orang baik akan pergi ke surga?
-
-
Apakah Semua Orang Baik Pergi ke Surga?Menara Pengawal—2010 | 1 Februari
-
-
Apakah Semua Orang Baik Pergi ke Surga?
SESUDAH perjamuan terakhirnya bersama rasul-rasul pada malam sebelum ia dieksekusi, Yesus menjanjikan pahala kepada mereka berupa tempat di surga. Ia mengatakan, ”Di rumah Bapakku ada banyak tempat tinggal. Kalau tidak, tentu aku telah memberi tahu kamu, karena aku akan pergi untuk menyiapkan tempat bagimu.” (Yohanes 14:2) Mengapa Yesus menyediakan tempat di surga untuk mereka? Apa yang akan mereka lakukan di sana?
Yesus punya tugas khusus untuk murid-muridnya. Pada malam itu juga, ia mengatakan, ”Kamulah orang-orang yang berpaut bersamaku dalam cobaan-cobaanku; dan aku membuat perjanjian dengan kamu, sebagaimana Bapakku telah membuat perjanjian denganku, untuk suatu kerajaan.” (Lukas 22:28, 29) Allah telah berjanji kepada Yesus bahwa dia akan menjadi Raja yang akan memenuhi salah satu kebutuhan terbesar umat manusia—pemerintahan yang baik. Yesus akan menyelamatkan orang-orang dari penderitaan dan akan membinasakan orang-orang yang menipu mereka. Meskipun Yesus akan mempunyai rakyat sampai ”ke ujung-ujung bumi”, takhtanya akan ada di surga.—Mazmur 72:4, 8; Daniel 7:13, 14.
Namun, Yesus tidak akan memerintah sendirian. Oleh karena itu, ia menjanjikan tempat di surga kepada rasul-rasulnya. Merekalah yang pertama-tama dipilih untuk ”memerintah sebagai raja-raja atas bumi”.—Penyingkapan (Wahyu) 5:10.
Berapa banyak orang yang akan pergi ke surga? Seperti halnya pemerintahan mana pun, para penguasa dalam Kerajaan surgawi Allah sedikit jumlahnya dibandingkan dengan orang-orang yang menjadi rakyatnya. Kepada mereka yang akan memerintah bersamanya, Yesus mengatakan, ”Janganlah takut, kawanan kecil, karena Bapakmu telah berkenan memberikan kerajaan itu kepadamu.” (Lukas 12:32) ”Kawanan kecil” itu pada akhirnya berjumlah 144.000. (Penyingkapan 14:1) Jumlah itu kecil dibandingkan dengan jutaan orang yang akan menikmati kehidupan yang tiada akhirnya di bumi sebagai rakyat yang loyal dari Kerajaan itu.—Penyingkapan 21:4.
Jadi, tidak semua orang baik pergi ke surga. Tentang Raja Daud yang baik, Yesus dengan jelas mengatakan, ”Daud tidak naik ke surga.” (Kisah 2:34) Yohanes Pembaptis adalah pria yang baik. Namun, Yesus menunjukkan bahwa ia tidak akan ditinggikan untuk memerintah sebagai raja di surga. Yesus mengatakan, ”Di antara mereka yang dilahirkan wanita tidak pernah tampil yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis; tetapi seseorang yang lebih kecil dalam kerajaan surga lebih besar daripada dia.”—Matius 11:11.
Apakah Anda Akan Menerima Pahala bagi Orang Baik?
Untuk menerima pahala hidup kekal di bumi, apa yang harus dilakukan seseorang? Yesus mengatakan, ”Karena Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang memperlihatkan iman akan dia tidak akan dibinasakan melainkan memperoleh kehidupan abadi.” (Yohanes 3:16) Perhatikan bahwa kasih Allah atas dunia ini menggerakkan Dia untuk menyediakan harapan kehidupan abadi bagi semua, namun hanya orang-orang yang ”memperlihatkan iman” yang benar-benar menerima pahala itu.
Iman perlu didasarkan atas pengetahuan yang saksama. (Yohanes 17:3) Anda bisa membuktikan bahwa Anda adalah orang baik dengan mempelajari lebih banyak hal tentang maksud-tujuan Yehuwa bagi manusia. Bertindaklah berdasarkan iman akan apa yang telah Anda pelajari. Juga, yakinlah bahwa kesempatan untuk hidup tanpa akhir benar-benar terbuka bagi Anda.
[Kotak di hlm. 7]
Apa yang Alkitab Katakan?
Pertanyaan:
Apa yang terjadi pada orang baik sewaktu mereka mati?
Jawaban:
”Orang mati, mereka sama sekali tidak sadar akan apa pun.”—PENGKHOTBAH 9:5.
Pertanyaan:
Apa harapan bagi orang baik di masa depan?
Jawaban:
”Jamnya akan tiba ketika semua orang yang di dalam makam peringatan akan mendengar suaranya [Yesus] lalu keluar.”—YOHANES 5:28, 29.
Pertanyaan:
Di manakah mayoritas orang baik akan tinggal?
Jawaban:
”Orang-orang adil-benar akan memiliki bumi, dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya.”—MAZMUR 37:29.
-