-
Jangan Biarkan Apa Pun Menjauhkan Saudara dari YehuwaMenara Pengawal—2013 | 15 Januari
-
-
Jangan Biarkan Apa Pun Menjauhkan Saudara dari Yehuwa
”Pilihlah pada hari ini siapa yang akan kamu layani.”—YOS. 24:15.
1-3. (a) Mengapa Yosua adalah teladan dalam membuat pilihan yang benar dalam kehidupan? (b) Apa yang hendaknya selalu kita ingat sewaktu membuat keputusan?
SEWAKTU mendengar kata ”pilih”, apa yang muncul dalam pikiran? Sewaktu membuat pilihan, seseorang bisa memutuskan dan menentukan arah kehidupannya. Sebagai ilustrasi, bayangkan seseorang sedang berjalan, lalu tiba-tiba ia sampai di persimpangan jalan. Apakah dia akan ke kiri atau ke kanan? Kalau dia memang sudah punya tujuan, maka pastilah salah satu jalan itu akan membawanya lebih dekat ke tujuan, sementara jalan yang lain malah menjauhkannya.
2 Alkitab memuat banyak contoh dari orang-orang yang harus membuat pilihan. Misalnya, Kain harus memutuskan apakah akan melampiaskan kemarahannya atau mengekangnya. (Kej. 4:6, 7) Yosua harus memilih apakah akan melayani Allah yang benar atau menyembah allah-allah palsu. (Yos. 24:15) Tujuan Yosua adalah tetap dekat dengan Yehuwa; maka, dia memilih jalan yang membawanya ke sana. Namun, tidak demikian halnya dengan Kain, maka dia memilih jalan yang membuatnya semakin jauh dari Yehuwa.
3 Kadang-kadang, kita juga ada di ”persimpangan jalan”. Jika hal itu terjadi, ingatlah selalu tujuan kita, yaitu memuliakan Yehuwa melalui semua tindakan kita dan menghindari semua hal yang akan menjauhkan kita dari-Nya. (Baca Ibrani 3:12.) Dalam artikel ini dan artikel berikutnya, kita akan membahas bagaimana kita dapat memastikan bahwa pilihan kita tidak akan menjauhkan kita dari Yehuwa dalam tujuh bidang kehidupan.
PEKERJAAN DAN KARIER
4. Mengapa mencari nafkah adalah hal yang penting?
4 Orang Kristen wajib menafkahi diri sendiri dan keluarganya. Alkitab menunjukkan bahwa jika seseorang tidak mau menyediakan kebutuhan keluarganya, ia lebih buruk daripada orang yang tidak beriman. (2 Tes. 3:10; 1 Tim. 5:8) Jelaslah, pekerjaan sekuler kita adalah hal yang penting. Tetapi, jika kita tidak waspada, hal itu dapat menjauhkan kita dari Yehuwa. Bagaimana bisa?
5. Hal penting apa saja yang perlu dipertimbangkan saat akan menerima tawaran kerja?
5 Katakanlah Saudara sedang mencari pekerjaan, dan di tempat Saudara tinggal lapangan pekerjaannya sedikit. Saudara mungkin akan menerima pekerjaan apa pun yang bisa Saudara dapatkan, atau yang ditawarkan. Tetapi, bagaimana kalau pekerjaan itu bertentangan dengan prinsip Alkitab? Bagaimana jika kegiatan Kristen atau keluarga Saudara menjadi korban karena pekerjaan itu menuntut jam kerja yang panjang atau perjalanan yang jauh? Apakah Saudara akan tetap menerima pekerjaan itu dan berpikir, ’Yah, lumayanlah, daripada menganggur’? Ingatlah, pilihan yang salah bisa menjauhkan Saudara dari Yehuwa. (Ibr. 2:1) Entah Saudara masih mencari kerja atau ingin mengganti pekerjaan, bagaimana Saudara dapat membuat keputusan yang bijaksana?
6, 7. (a) Apa saja yang mungkin menjadi tujuan seseorang sehubungan dengan pekerjaan sekuler? (b) Tujuan mana yang akan membuat Saudara lebih dekat dengan Yehuwa, dan mengapa?
6 Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tetaplah ingat tujuan Saudara. Coba pikirkan, ’Apa yang ingin saya capai dengan pekerjaan atau karier ini?’ Jika saudara memandang pekerjaan tersebut sebagai sarana untuk menghidupi diri Saudara dan keluarga agar dapat melayani Yehuwa, pasti Yehuwa akan memberkatinya. (Mat. 6:33) Yehuwa tidak akan tinggal diam jika Saudara kehilangan pekerjaan atau menghadapi krisis ekonomi. (Yes. 59:1) Dia ”tahu bagaimana melepaskan orang-orang yang memiliki pengabdian yang saleh dari cobaan”.—2 Ptr. 2:9.
7 Namun, bagaimana jika tujuan Saudara sekadar ingin kaya? Mungkin Saudara bisa meraih kekayaan itu. Namun, ingatlah bahwa ”kesuksesan” tidak ada yang gratis, dan Saudara bisa jadi harus mengorbankan hal-hal yang justru sangat penting. (Baca 1 Timotius 6:9, 10.) Jika Saudara terlalu mementingkan harta dan karier, Saudara akan menjauh dari Yehuwa.
8, 9. Apa saja yang harus dipertimbangkan oleh para orang tua tentang sikap mereka terhadap pekerjaan sekuler? Jelaskan.
8 Jika Saudara adalah orang tua, coba pikirkan contoh macam apa yang Saudara berikan kepada anak-anak. Apa yang mereka simpulkan tentang prioritas Saudara? Apakah Saudara lebih mementingkan karier atau persahabatan dengan Yehuwa? Kalau mereka mengamati bahwa Saudara lebih mengutamakan kedudukan, gengsi, dan kekayaan, apakah mereka mungkin akan mengambil jalan yang mencelakakan itu juga? Apakah mereka akan kehilangan respek terhadap Saudara sebagai orang tua mereka? Seorang saudari muda mengatakan, ”Seingat saya, Papa selalu sibuk kerja. Mulanya, saya pikir Papa kerja keras karena ingin agar kami mendapatkan yang terbaik, ingin agar kami tidak kekurangan. Tetapi, akhir-akhir ini, ada yang berubah. Dia kerja terus-terusan, dan membelikan kami barang-barang mewah yang sebenarnya tidak kami butuhkan. Akibatnya, kami dikenal sebagai keluarga yang kaya raya, bukan keluarga yang menganjurkan orang-orang untuk mengejar hal rohani. Kalau bisa milih, aku lebih pilih dukungan rohani Papa daripada uangnya.”
9 Kalian para orang tua, janganlah menjauh dari Yehuwa dengan mementingkan karier kalian. Berilah teladan kepada anak-anak kalian. Tunjukkanlah bahwa kalian benar-benar menganggap harta rohani sebagai harta yang jauh lebih berharga daripada harta materi.—Mat. 5:3.
10. Apa saja yang perlu dipikirkan oleh anak muda yang mau memilih karier?
10 Jika kamu adalah anak muda yang hendak memilih karier, bagaimana kamu bisa memilih jalan yang tepat? Seperti yang telah dibahas tadi, kamu perlu tahu apa tujuan hidupmu. Apakah dengan pendidikan atau pekerjaan yang sedang kamu pertimbangkan itu kamu bisa mengutamakan kepentingan Kerajaan, atau malah menjauh dari Yehuwa? (2 Tim. 4:10) Apakah tujuanmu adalah meniru gaya hidup orang-orang yang kebahagiaannya bergantung pada jumlah saldo tabungan, atau aset, mereka? Atau, apakah kamu memilih untuk mengandalkan Yehuwa seperti halnya Daud? Ia mengatakan, ”Dahulu aku seorang pemuda, kini aku telah menjadi tua, namun aku tidak pernah melihat orang adil-benar ditinggalkan sama sekali, atau keturunannya meminta-minta roti.” (Mz. 37:25) Ingatlah, jalan yang satu akan menjauhkanmu dari Yehuwa, dan yang satu lagi akan mengarahkanmu ke kehidupan yang terbaik. (Baca Amsal 10:22; Maleakhi 3:10.) Jalan yang mana yang akan kamu pilih?a
REKREASI DAN HIBURAN
11. Apa pandangan Alkitab tentang rekreasi dan hiburan? Tetapi, apa yang harus Saudara ingat?
11 Alkitab tidak anti-kesenangan. Alkitab juga tidak mengatakan bahwa rekreasi dan hiburan hanya buang waktu. Paulus menulis kepada Timotius bahwa pelatihan bagi tubuh jasmani ada manfaatnya. (1 Tim. 4:8) Alkitab bahkan mengatakan bahwa ada ”waktu untuk tertawa” dan ”waktu untuk melompat-lompat”, bahkan menganjurkan istirahat yang cukup. (Pkh. 3:4; 4:6) Tetapi, kalau Saudara tidak waspada, rekreasi dan hiburan dapat menjauhkan Saudara dari Yehuwa. Mengapa? Sering kali bahaya muncul dari dua hal ini, yaitu jenis hiburan yang Saudara pilih dan waktu yang Saudara habiskan untuk itu.
Rekreasi akan menyegarkan jika jenisnya tepat dan jumlah waktunya seimbang
12. Hal-hal apa saja yang perlu Saudara pertimbangkan dalam memilih rekreasi dan hiburan?
12 Pertama, pertimbangkan jenisnya. Pasti ada jenis rekreasi dan hiburan yang bersih dan bermanfaat. Tetapi, kebanyakan jenis hiburan memang mengagung-agungkan apa yang Yehuwa benci, yaitu kekerasan, spiritisme, dan seks bebas. Maka, Saudara perlu menganalisis jenis rekreasi dan hiburan yang Saudara nikmati. Apa pengaruh hiburan itu atas Saudara? Apakah hiburan itu mempromosikan kekerasan, persaingan yang kotor, atau nasionalisme kepada Saudara? (Ams. 3:31) Apakah itu menguras kantong Saudara? Apakah orang lain bisa tersandung karena hal itu? (Rm. 14:21) Rekreasi dan hiburan itu akan membuka pintu untuk pergaulan dengan orang-orang macam apa? (Ams. 13:20) Apakah itu menimbulkan keinginan-keinginan untuk berbuat salah?—Yak. 1:14, 15.
13, 14. Mengapa Saudara perlu mempertimbangkan jumlah waktu yang Saudara gunakan untuk bersantai?
13 Pertimbangkan juga jumlah waktu yang Saudara habiskan untuk menikmati rekreasi dan hiburan. Cobalah renungkan, ’Apakah waktu yang saya habiskan untuk bersantai begitu banyak sampai-sampai waktu untuk kegiatan rohani tinggal sedikit?’ Jika Saudara menghabiskan banyak waktu untuk menikmatinya, rekreasi dan hiburan yang Saudara pilih tidak akan menghasilkan kesegaran. Kenyataannya, orang yang tetap seimbang dalam hal rekreasi dan hiburan justru lebih menikmatinya. Mengapa? Karena mereka tahu bahwa mereka telah menyelesaikan hal-hal ”yang lebih penting” terlebih dahulu. Dengan begitu, mereka bisa benar-benar menikmati saat santai mereka.—Baca Filipi 1:10, 11.
14 Bisa jadi, kita tergoda untuk menghabiskan banyak waktu untuk bersantai. Namun, hal itu dapat menjauhkan kita dari Yehuwa. Kim, seorang saudari berusia 20 tahun, menyadari hal itu. ”Dulu, kalau ada pesta, pasti ada saya,” katanya. ”Tiap akhir pekan—Jumat, Sabtu, Minggu—selalu ada acara yang seru. Tapi sekarang, aku sadar bahwa ada banyak hal lain yang lebih penting. Misalnya, sebagai perintis, aku bangun jam enam pagi supaya bisa berdinas, jadi enggak mungkin aku ikut main sama teman-teman sampai jam satu atau jam dua pagi. Memang, acara kumpul-kumpul itu enggak salah, tapi bisa sangat menyimpangkan perhatian. Sama seperti dalam bidang lain, dalam bidang ini pun kita harus tetap seimbang.”
15. Bagaimana orang tua dapat menyediakan rekreasi yang menyegarkan bagi anak-anak?
15 Orang tua bertanggung jawab untuk menyediakan kebutuhan materi, rohani, dan emosi diri sendiri dan keluarga, termasuk menyediakan rekreasi yang menyegarkan. Jika Saudara adalah orang tua, Saudara hendaknya tidak bersikap anti-kesenangan dan menentang semua jenis kegiatan bersantai. Di sisi lain, Saudara juga harus waspada terhadap pengaruh yang bejat. (1 Kor. 5:6) Dengan pertimbangan yang matang, Saudara bisa memilih jenis rekreasi dan hiburan yang benar-benar menyegarkan bagi keluarga Saudara.b Dengan demikian, Saudara dan anak-anak Saudara memilih jalan yang membuat kalian lebih dekat kepada Yehuwa.
HUBUNGAN KELUARGA
16, 17. Situasi memedihkan apa yang dialami oleh banyak orang tua? Dari mana kita tahu bahwa Yehuwa memahami kepedihan mereka?
16 Ikatan kasih antara orang tua dan anaknya sangatlah kuat. Yehuwa bahkan menggunakan hubungan semacam itu untuk menggambarkan betapa besar kasih-Nya kepada umat-Nya. (Yes. 49:15) Maka, wajarlah kalau kita merasa sangat pedih hati ketika anggota keluarga yang kita sayangi meninggalkan Yehuwa. ”Hati saya hancur,” kata seorang saudari yang putrinya dipecat. ”Dalam hati, saya bertanya-tanya, ’Kenapa dia sampai meninggalkan Yehuwa?’ Saya merasa itu salah saya, dan saya menuduh diri sendiri.”
17 Yehuwa memahami perasaan Saudara. Ia sendiri juga ’merasa sakit dalam hati-Nya’ karena pemberontakan salah satu anaknya, yaitu manusia pertama, juga karena pemberontakan dari hampir semua manusia di bumi pada zaman Air Bah. (Kej. 6:5, 6) Kalau seseorang belum pernah mengalaminya sendiri, bisa jadi sulit untuk memahami betapa memedihkan hal itu. Meskipun demikian, tidaklah bijaksana jika Saudara menjauh dari Yehuwa karena ada anggota keluarga yang salah pilih jalan dan dipecat. Maka, bagaimana Saudara dapat mengatasi kepedihan hati yang timbul karena salah seorang anggota keluarga meninggalkan Yehuwa?
18. Mengapa orang tua hendaknya tidak menyalahkan diri sendiri jika anak mereka meninggalkan Yehuwa?
18 Janganlah menyalahkan diri karena hal itu. Yehuwa memberi manusia kebebasan untuk memilih, dan setiap anggota keluarga yang telah membaktikan diri dan dibaptis harus ”memikul tanggungannya sendiri”. (Gal. 6:5) Pada akhirnya, Yehuwa akan meminta pertanggungjawaban, bukan dari Saudara, melainkan dari si pelaku dosa yang telah membuat pilihan tersebut. (Yeh. 18:20) Saudara juga tidak perlu menyalahkan orang lain. Tunjukkanlah respek terhadap cara Yehuwa memberikan disiplin. Lawanlah Si Iblis, bukan para gembala yang bertindak demi melindungi sidang.—1 Ptr. 5:8, 9.
Tidaklah salah untuk mengharapkan orang yang Saudara sayangi kembali kepada Yehuwa
19, 20. (a) Jika seorang anak dipecat, apa yang dapat dilakukan orang tuanya untuk mengatasi kepedihan hati? (b) Apa yang boleh diharapkan oleh orang tua seperti itu?
19 Di sisi lain, jika Saudara memilih untuk marah kepada Yehuwa, Saudara akan menjauh dari-Nya. Sebenarnya, anggota keluarga Saudara perlu melihat pendirian Saudara yang teguh untuk mendahulukan Yehuwa di atas segalanya, termasuk di atas hubungan keluarga. Jadi, agar dapat menghadapi situasi itu, jagalah kerohanian Saudara. Jangan kucilkan diri dari rekan-rekan Kristen lainnya. (Ams. 18:1) Curahkanlah isi hati Saudara dalam doa kepada Yehuwa. (Mz. 62:7, 8) Jangan mencari-cari dalih untuk mengadakan kontak dengan anggota keluarga yang telah dipecat, misalnya melalui SMS atau e-mail. (1 Kor. 5:11) Tetaplah sibuk dalam kegiatan rohani. (1 Kor 15:58) Saudari yang disebutkan sebelumnya mengatakan, ”Saya sadar bahwa saya harus tetap sibuk dalam pelayanan kepada Yehuwa dan menjaga diri tetap kuat secara rohani agar, ketika putri saya kembali kepada Yehuwa nanti, saya siap membantunya.”
20 Alkitab mengatakan bahwa kasih ”mempunyai harapan akan segala sesuatu”. (1 Kor. 13:4, 7) Tidaklah salah untuk mengharapkan orang yang Saudara sayangi itu kembali. Setiap tahun, ada banyak pelaku kesalahan yang bertobat dan kembali ke organisasi Yehuwa. Yehuwa tidak akan terus marah kepada orang yang bertobat. Ia bahkan ”siap mengampuni”.—Mz. 86:5.
BUATLAH PILIHAN YANG BIJAK
21, 22. Dalam menggunakan kebebasan memilih, apa tekad Saudara?
21 Yehuwa telah memberi manusia kebebasan untuk memilih. (Baca Ulangan 30:19, 20.) Namun, itu berarti kita bertanggung jawab untuk memilih dengan benar. Maka, setiap orang Kristen perlu merenungkan, ’Saya sedang berada di jalan yang mana? Apakah saya membiarkan pekerjaan dan karier, rekreasi dan hiburan, atau hubungan keluarga menjauhkan saya dari Yehuwa?’
22 Yehuwa tidak pernah berhenti mengasihi umat-Nya. Maka, tidak ada yang bisa menjauhkan kita dari Yehuwa kecuali kalau kita sendiri memilih jalan yang salah. (Rm. 8:38, 39) Hal itu sebenarnya tidak perlu terjadi. Karena itu, bertekadlah untuk tidak membiarkan apa pun menjauhkan Saudara dari Yehuwa. Artikel berikutnya akan membahas bagaimana kita dapat memperlihatkan tekad itu dalam empat bidang lainnya.
a Untuk mengetahui lebih banyak soal memilih karier, lihat pasal 38 dari buku Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2.
b Untuk mengetahui saran-saran tentang hal ini, lihat Sedarlah! November 2011, halaman 17-19.
-
-
Teruslah Mendekat kepada YehuwaMenara Pengawal—2013 | 15 Januari
-
-
Teruslah Mendekat kepada Yehuwa
”Mendekatlah kepada Allah dan ia akan mendekat kepadamu.”—YAK. 4:8.
1, 2. (a) Apa saja ’siasat’ Setan? (b) Bagaimana kita dapat mendekat kepada Allah?
PADA waktu menciptakan manusia, Allah Yehuwa menanamkan dalam diri mereka kebutuhan untuk mendekat kepada-Nya. Tetapi, Setan ingin agar kita berpikir seperti dia, yaitu bahwa kita tidak membutuhkan Yehuwa. Itulah dusta yang terus Setan sebar luaskan sejak Hawa tertipu olehnya di Taman Eden. (Kej. 3:4-6) Dan, sepanjang sejarah, manusia berulang kali termakan oleh dusta itu.
2 Syukurlah, kita tidak perlu sampai jatuh ke dalam perangkap Setan itu, ”sebab kita bukannya tidak mengetahui siasatnya”. (2 Kor. 2:11) Setan berupaya menjauhkan kita dari Yehuwa dengan menghasut kita untuk membuat pilihan yang salah. Tetapi, seperti yang dibahas dalam artikel sebelumnya, kita bisa membuat pilihan yang benar sehubungan dengan karier, hiburan, dan hubungan keluarga. Artikel ini akan menunjukkan bagaimana kita dapat ’mendekat kepada Allah’ dengan bersikap seimbang dalam hal teknologi, kesehatan, uang, dan kebanggaan.—Yak. 4:8.
TEKNOLOGI
3. Berikan contoh bagaimana teknologi dapat berguna atau merugikan.
3 Di seputar dunia, orang-orang umumnya memiliki alat elektronik yang canggih. Jika digunakan dengan sepatutnya, alat-alat semacam itu dapat berguna. Sebaliknya, jika digunakan dengan tidak sepatutnya, hal itu justru dapat menjauhkan kita dari Bapak surgawi kita. Misalnya, komputer. Majalah yang sedang Saudara baca ini dibuat dan dicetak dengan bantuan perangkat itu. Komputer bisa menjadi alat bantu riset dan alat komunikasi yang berguna. Kadang-kadang, itu juga bisa dipakai untuk menikmati hiburan yang menyegarkan. Tetapi, kita bisa terobsesi dengan teknologi komputer. Para penjual dengan pintar meyakinkan orang-orang bahwa mereka harus punya model terbaru, sampai-sampai ada seorang anak muda yang begitu menginginkan komputer tablet tertentu sehingga ia diam-diam menjual salah satu ginjalnya demi mendapatkannya. Benar-benar menyedihkan!
4. Bagaimana seorang Kristen mengatasi kebiasaannya menggunakan komputer secara berlebihan?
4 Lebih menyedihkan lagi jika yang dikorbankan adalah hubungan kita yang akrab dengan Yehuwa. Itu bisa terjadi jika kita menyalahgunakan teknologi atau menggunakannya secara berlebihan. ”Saya tahu bahwa Alkitab bilang bahwa kita harus ’membeli semua waktu yang ada’ untuk hal-hal rohani,” kata Jon, seorang Kristen yang berusia 28 tahun.a ”Tapi, kalau sudah soal komputer, itu kelemahan saya.” Jon sering menggunakan internet sampai tengah malam. ”Semakin capek, saya semakin susah berhenti chatting atau nonton video pendek, dan bahkan kadang-kadang videonya enggak pantas ditonton,” katanya. Untuk menghentikan kebiasaan buruk ini, Jon menyetel komputernya agar mati sendiri pada jam dia harus tidur.—Baca Efesus 5:15, 16.
Orang tua, bantulah anak Saudara agar bijaksana sewaktu menggunakan teknologi
5, 6. (a) Tanggung jawab apa yang dimiliki orang tua berkenaan dengan anak mereka? (b) Bagaimana caranya orang tua dapat membantu anak mereka menikmati pergaulan yang sehat?
5 Para orang tua, kalian memang tidak perlu mengendalikan semua hal yang dilakukan anak kalian, tetapi kalian perlu mengawasi mereka dalam hal penggunaan komputer. Jangan biarkan mereka bermain game kekerasan dan mengunjungi situs yang berisi amoralitas, spiritisme, dan pergaulan buruk di Internet hanya supaya mereka sibuk sendiri dan tidak mengganggu kalian. Jika kalian membiarkan itu terjadi, mereka akan berpikir, ’Ah, enggak apa-apa kok. Papa-Mama saja enggak peduli.’ Sebagai orang tua, kalian bertanggung jawab untuk melindungi anak-anak kalian, termasuk yang sudah remaja, dari apa pun yang bisa menjauhkan mereka dari Yehuwa. Bahkan binatang pun melindungi anaknya dari bahaya. Bayangkan apa yang akan dilakukan seekor induk beruang kalau merasa anaknya terancam!—Bandingkan Hosea 13:8.
6 Bantulah anak Saudara untuk menikmati pergaulan yang sehat dengan saudara-saudari Kristen teladan, baik tua maupun muda. Dan, ingatlah bahwa anak Saudara membutuhkan Saudara! Maka, berikan waktu Saudara untuk bercanda, bermain, beraktivitas, dan ’mendekat kepada Allah’ bersama mereka.b
KESEHATAN
7. Mengapa kita semua ingin tetap sehat?
7 ”Bagaimana kabarnya? Sehat?” Sapaan yang umum ini mengungkapkan suatu kenyataan yang pahit. Karena orang tua pertama kita membiarkan Setan menjauhkan mereka dari Yehuwa, kita semua mengalami problem kesehatan. Setan senang kalau kita sakit, karena kalau kita sakit, kita jadi susah melayani Yehuwa. Dan, kalau kita mati, kita sama sekali tidak bisa melayani Dia. (Mz. 115:17) Maka, wajarlah kalau kita berupaya sebisanya agar dapat tetap sehat.c Selain itu, kita juga perlu memerhatikan kesehatan dan kesejahteraan saudara-saudari kita.
8, 9. (a) Bagaimana agar kita tidak sampai bersikap berlebihan soal kesehatan? (b) Apa manfaatnya jika kita tetap bersukacita?
8 Namun, kita perlu berhati-hati agar tidak bersikap berlebihan. Ada orang yang mempromosikan pola makan, perawatan, atau produk tertentu dengan penuh semangat, bahkan lebih bersemangat daripada memberitakan kabar baik Kerajaan Allah. Mereka mungkin berpikir bahwa mereka dengan tulus ingin membantu yang lain. Meski demikian, tidaklah patut untuk mempromosikan produk dan perawatan kesehatan atau kecantikan sebelum atau sesudah perhimpunan atau kebaktian. Mengapa?
9 Kita berhimpun untuk membahas hal-hal rohani dan untuk menambah sukacita kita, yang merupakan buah roh kudus Allah. (Gal. 5:22) Tujuan acara seperti itu bukan untuk membicarakan produk atau perawatan kesehatan, sekalipun orang lain ingin membicarakannya. Hal itu juga akan merampas sukacita orang lain. (Rm. 14:17) Tiap-tiap orang harus memutuskan sendiri bagaimana mereka akan menangani problem kesehatannya. Selain itu, tidak ada solusi yang bisa menyembuhkan segala penyakit. Bahkan dokter yang terbaik sekalipun bisa menjadi tua, sakit, dan akhirnya mati. Lagi pula, kalaupun kita terlalu mengkhawatirkan kesehatan, umur kita tidak akan bertambah. (Luk. 12:25) Sebaliknya, ”hati yang bersukacita bermanfaat sebagai penyembuh”.—Ams. 17:22
10. (a) Sifat-sifat apa yang membuat kita indah di mata Yehuwa? (b) Kapan kita bisa menikmati kesehatan terbaik?
10 Demikian pula, tidaklah salah untuk memerhatikan penampilan kita. Tetapi, kita tidak perlu berupaya mati-matian untuk menyingkirkan semua tanda penuaan. Tanda penuaan bisa jadi malah menunjukkan kematangan, wibawa, dan kecantikan batiniah. Misalnya, Alkitab mengatakan, ”Uban di kepala adalah mahkota keindahan apabila didapati di jalan keadilbenaran.” (Ams. 16:31) Begitulah cara Yehuwa memandang kita, dan kita perlu berupaya meniru cara pandang-Nya. (Baca 1 Petrus 3:3, 4.) Maka, apakah bijaksana jika kita mengambil risiko yang tidak perlu dengan menjalani pembedahan atau perawatan medis yang bisa berbahaya hanya demi memperbaiki penampilan? ”Sukacita Yehuwa” adalah sumber kecantikan sejati yang memancar dari dalam diri kita, tidak soal berapa umur kita atau bagaimana kondisi kesehatan kita. (Neh. 8:10) Hanya di dunia-baru kita akan benar-benar sehat dan menjadi cantik lagi seperti waktu masih muda. (Ayb. 33:25; Yes. 33:24) Sambil menantikannya, perlihatkanlah hikmat praktis dan iman. Dengan demikian, kita akan tetap dekat dengan Yehuwa dan menikmati keadaan kita sekarang.—1 Tim. 4:8.
UANG
11. Mengapa uang bisa menjadi jerat?
11 Uang tidaklah jahat, dan tidaklah salah untuk menjalankan bisnis yang jujur. (Pkh. 7:12; Luk. 19:12, 13) Tetapi, jika kita mengembangkan ”cinta akan uang”, kita pasti akan menjauh dari Yehuwa. (1 Tim. 6: 9, 10) ”Kekhawatiran sistem ini”, yaitu kekhawatiran yang berlebihan untuk memenuhi kebutuhan hidup, dapat mencekik kita secara rohani. Begitu pula dengan ”tipu daya kekayaan”, yaitu anggapan yang salah bahwa kekayaan dapat memberikan kebahagiaan dan keamanan yang langgeng. (Mat. 13:22) Yesus dengan terang-terangan mengatakan bahwa ”tidak seorang pun” bisa melayani Allah sambil mengejar kekayaan.—Mat. 6:24.
12. Karena ingin cepat kaya, banyak orang jatuh ke dalam perangkap apa? Bagaimana kita bisa menghindarinya?
12 Pandangan yang salah soal uang dapat mengarah kepada tindakan yang salah. (Ams. 28:20) Banyak yang telah terpikat untuk berjudi atau mengikuti program multilevel marketing karena ingin cepat kaya. Mereka bahkan mengajak anggota sidang lainnya untuk ikut. Ada juga yang jatuh dalam perangkap investasi yang menjanjikan keuntungan yang muluk-muluk. Jangan biarkan ketamakan membuat Saudara tertipu. Gunakan akal sehat Saudara. Jika suatu tawaran tampaknya muluk-muluk, bisa jadi itu memang cuma tipuan.
13. Dalam hal uang, apa bedanya pandangan Allah dengan pandangan dunia?
13 Jika kita mendahulukan ”kerajaan dan keadilbenarannya”, yaitu dengan berupaya untuk tetap seimbang dalam memenuhi kebutuhan hidup, Yehuwa pasti memberkati kita. (Mat. 6:33; Ef. 4:28) Dia tidak mau kita ketiduran selama acara perhimpunan karena capek akibat kerja berlebihan. Dia juga tidak mau kita duduk di perhimpunan sementara pikiran kita terus mengkhawatirkan uang. Namun, banyak orang di dunia ini berpikir bahwa kehidupan mereka bisa aman dan nyaman kelak hanya kalau mereka bekerja keras mengejar uang sekarang. Mereka pun sering mengajar anak-anak mereka untuk ikut mengejar cita-cita yang materialistis itu. Yesus menunjukkan bahwa cara berpikir seperti itu tidak masuk akal. (Baca Lukas 12:15-21.) Kita mungkin jadi ingat kisah Gehazi, yang berpikir bahwa dia bisa memuaskan ketamakannya sekaligus bisa mempertahankan hubungan baiknya dengan Yehuwa.—2 Raj. 5:20-27.
14, 15. Mengapa kita tidak boleh mencari keamanan dari sistem ekonomi dunia ini? Berikan contoh.
14 Ada elang yang pernah diberitakan tenggelam karena tidak mau melepas ikan dalam cengkeramannya padahal ikan itu terlalu berat. Mungkinkah ada orang Kristen yang seperti itu? ”Saya orangnya tidak mau rugi,” kata seorang penatua bernama Alex. ”Kalau saya tuang sampo kebanyakan, saya masukkan lagi ke botolnya.” Tetapi, Alex belakangan ikut bermain di pasar saham dengan harapan bisa berhenti bekerja lalu merintis. Lama-kelamaan, dia semakin sibuk mempelajari berbagai tawaran dan laporan dari pasar saham. Dengan menggunakan tabungan dan uang pinjaman dari para pialang, dia membeli saham yang menurut para analis akan cepat meningkat nilainya. Ternyata, nilai saham itu malah anjlok. ”Saya bertekad untuk mendapatkan uang saya kembali,” kenang Alex. ”Saya pikir, kalau saya mencoba bertahan sedikit saja, nilai sahamnya bisa naik lagi.”
15 Selama berbulan-bulan, hanya itu yang Alex pikirkan. Dia tersimpangkan dari hal-hal rohani, ia bahkan tidak bisa tidur. Dan, nilai sahamnya tak kunjung naik. Alex kehilangan seluruh tabungannya dan terpaksa menjual rumahnya. Dia mengakui, ”Gara-gara saya, seluruh keluarga saya menderita.” Tetapi, dia belajar sesuatu dari pengalaman itu, ”Sekarang saya sadar, siapa pun yang memercayai sistem Setan pasti akan kecewa berat.” (Ams. 11:28) Memang benar, kalau kita menggantungkan harapan kita pada tabungan, investasi, atau kesanggupan kita mencari uang, itu sama saja dengan menggantungkan harapan pada ”allah sistem ini”, yaitu Setan. (2 Kor. 4:4; 1 Tim. 6:17) Setelah peristiwa itu, Alex kemudian menyederhanakan kehidupannya ”demi kabar baik”. Hasilnya, sekarang dia dan keluarganya lebih bahagia dan semakin akrab dengan Yehuwa.—Baca Markus 10:29, 30.
KEBANGGAAN
16. Apa bedanya kebanggaan dan kesombongan?
16 Bangga akan hal-hal yang patut itu tidak salah. Misalnya, kita perlu merasa bangga sebagai Saksi-Saksi Yehuwa. (Yer. 9:24) Harga diri hingga taraf yang patut dapat membantu kita membuat keputusan yang benar dan mempertahankan standar moral kita tetap tinggi. Tetapi, jika kita merasa pendapat kita paling benar atau kedudukan kita paling penting, kita akan menjadi sombong dan kita bisa menjauh dari Yehuwa.—Mz. 138:6; Rm. 12:3.
Daripada cuma menunggu-nunggu untuk mendapat hak istimewa di sidang, nikmatilah pelayanan Saudara!
17, 18. (a) Sebutkan contoh-contoh dalam Alkitab tentang orang-orang yang rendah hati dan yang sombong. (b) Ceritakan bagaimana seorang saudara berupaya agar kesombongan tidak menjauhkannya dari Yehuwa.
17 Alkitab menceritakan kisah orang-orang yang sombong dan yang rendah hati. Misalnya, Raja Daud dengan rendah hati memohon bimbingan Yehuwa dan diberkati. (Mz. 131:1-3) Sedangkan Raja Nebukhadnezar dan Belsyazar yang sombong direndahkan oleh Yehuwa. (Dan. 4:30-37; 5:22-30) Dewasa ini, kita juga menghadapi berbagai situasi yang menguji kerendahan hati kita. Contohnya Ryan, seorang hamba pelayanan berusia 32 tahun, yang pindah ke sidang baru. ”Saya pikir saya akan direkomendasikan sebagai penatua dalam waktu dekat,” kenang Ryan, ”tapi sudah setahun saya tunggu-tunggu, itu tidak kunjung terjadi.” Apakah Ryan menjadi marah atau kesal, lalu berpikir bahwa para penatua tidak merespek dia? Apakah dia berhenti berhimpun dan membiarkan kesombongannya menjauhkan dia dari Yehuwa dan umat-Nya? Apa yang akan Saudara lakukan jika itu terjadi pada Saudara?
18 ”Saya baca-baca artikel di publikasi tentang harapan yang tertunda,” kata Ryan. (Ams. 13:12) ”Belakangan saya sadar bahwa saya harus belajar untuk sabar dan rendah hati. Saya harus mau dilatih oleh Yehuwa.” Kemudian, Ryan tidak lagi memikirkan diri sendiri saja, tetapi mulai berfokus untuk melayani kebutuhan orang lain, baik di sidang maupun dalam dinas lapangan. Dalam waktu singkat, dia sudah memandu beberapa PAR yang terus maju. ”Tahu-tahu, setelah satu setengah tahun, saya dilantik sebagai penatua,” katanya. ”Ternyata, selama ini saya sudah tidak terlalu memusingkan hal itu lagi karena sangat menikmati pelayanan.”—Baca Mazmur 37:3, 4.
TETAPLAH DEKAT DENGAN YEHUWA
19, 20. (a) Bagaimana kita dapat memastikan agar kita tidak dijauhkan dari Yehuwa oleh hal-hal yang umum dalam kehidupan kita sehari-hari? (b) Siapa saja yang tetap dekat dengan Yehuwa yang bisa kita teladani?
19 Semua bidang yang kita bahas dalam artikel ini dan artikel sebelumnya tidak selalu buruk. Kita bangga menjadi hamba Yehuwa. Keluarga yang bahagia dan kesehatan yang baik juga termasuk pemberian yang sangat berharga dari Yehuwa. Kita tahu bahwa pekerjaan sekuler dan uang bisa memenuhi kebutuhan kita. Rekreasi bisa menyegarkan kita dan teknologi bisa berguna. Tetapi, kita bisa menjauh dari Yehuwa kalau kita mengejar hal-hal ini dengan berlebihan, pada waktu yang salah, atau dengan cara yang bisa mengganggu ibadat kita.
Jangan biarkan apa pun menjauhkan Saudara dari Yehuwa!
20 Setan tentu ingin agar kita jauh dari Yehuwa. Namun, Saudara bisa mencegah agar bencana itu tidak menimpa Saudara dan keluarga! (Ams. 22:3) Mendekatlah kepada Yehuwa, dan tetaplah dekat dengan-Nya. Ada banyak contoh dalam Alkitab yang mengajar kita tentang hal ini. Misalnya, Henokh dan Nuh, yang ”berjalan dengan Allah yang benar”. (Kej. 5:22; 6:9) Musa, yang ”tetap kokoh seperti melihat Pribadi yang tidak kelihatan”. (Ibr. 11:27) Yesus, yang terus didukung oleh Allah karena selalu melakukan hal-hal yang menyenangkan Bapak surgawinya. (Yoh. 8:29) Tirulah teladan mereka. ”Bersukacitalah selalu. Berdoalah dengan tiada henti. Dalam segala hal, ucapkanlah syukur.” (1 Tes. 5:16-18) Dan, jangan biarkan apa pun menjauhkan Saudara dari Yehuwa!
a Nama-nama telah diubah.
b Lihat ”Membesarkan Anak yang Bertanggung Jawab” dalam Sedarlah! Oktober 2011.
c Lihat ”Lima Kiat untuk Lebih Sehat” dalam Sedarlah! Maret 2011.
-