PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Apakah Seks akan Memantapkan Hubungan Kami?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 1
    • PASAL 24

      Apakah Seks akan Memantapkan Hubungan Kami?

      Helen baru kenal Martin selama dua bulan, tapi ia merasa seperti sudah lama sekali mengenalnya. Mereka terus SMS-an, ngobrol berjam-jam di telepon, dan merasa cocok sekali! Tetapi sekarang, sewaktu berduaan dalam mobil di bawah sinar rembulan, Martin ingin lebih dari sekadar mengobrol.

      Selama dua bulan terakhir, Martin dan Helen hanya berpegangan tangan dan berciuman pipi. Helen tidak ingin lebih dari itu. Tapi, dia pun tidak mau kehilangan Martin. Hanya Martin yang membuatnya merasa begitu cantik, begitu istimewa. ’Lagian,’ katanya dalam hati, ’kami saling cinta . . . ’

      KAMU mungkin bisa menebak kelanjutan skenario ini. Tapi, yang mungkin tidak kamu sadari adalah betapa drastis perubahan atas Martin dan Helen setelah mereka berhubungan seks​—dan bukan perubahan yang baik. Pikirkan hal berikut ini:

      Kalau kamu menentang hukum alam, misalnya hukum gravitasi, kamu menanggung konsekuensinya. Begitu juga kalau kamu menentang hukum moral, misalnya yang menyatakan, ’Jauhkan diri dari percabulan.’ (1 Tesalonika 4:3) Apa konsekuensinya jika perintah itu dilanggar? Alkitab berkata, ”Ia yang mempraktekkan percabulan berbuat dosa terhadap tubuhnya sendiri.” (1 Korintus 6:18) Mengapa demikian? Coba tuliskan tiga dampak buruk yang bisa dialami mereka yang melakukan hubungan seks pranikah.

      1 ․․․․․

      2 ․․․․․

      3 ․․․․․

      Sekarang, perhatikan apa yang kamu tulis. Apakah kamu juga mencantumkan penyakit lewat hubungan seksual, kehamilan yang tidak diinginkan, atau kehilangan perkenan Allah? Itu pastilah konsekuensi menghancurkan yang bisa dialami siapa pun yang melanggar hukum moral Allah mengenai percabulan.

      Namun, kamu bisa saja tergoda. Mungkin kamu berpikir, ’Aku tidak akan kena apa-apa.’ Lagi pula, bukankah semua orang juga berhubungan seks? Teman-temanmu di sekolah membual tentang petualangan seks mereka, dan mereka kelihatannya baik-baik saja. Barangkali, seperti Helen di skenario pembuka, kamu bahkan merasa bahwa hubungan seks akan lebih mengakrabkan kamu dengan pasanganmu. Selain itu, siapa yang mau diejek karena masih perawan? Mending menyerah saja, ’kan?

      Tunggu dulu! Pertama-tama, tidak semua orang melakukannya. Memang, kamu mungkin membaca statistik yang menunjukkan bahwa sejumlah besar remaja berhubungan seks. Misalnya, sebuah penelitian di AS menyingkapkan bahwa sebelum tamat SMA, 2 dari 3 remaja di negeri itu telah berhubungan seks. Tetapi, itu juga berarti bahwa 1 dari 3 remaja—jumlah yang cukup besar—tidak. Sekarang, bagaimana dengan yang telah berhubungan seks itu? Para peneliti mendapati bahwa banyak dari mereka mengalami satu atau beberapa kenyataan pahit berikut.

      KENYATAAN PAHIT 1 PERASAAN SUSAH HATI. Sebagian besar remaja yang berhubungan seks pranikah mengatakan bahwa mereka menyesal setelahnya.

      KENYATAAN PAHIT 2 PERASAAN CURIGA. Setelah berhubungan seks, masing-masing mulai berpikir, ’Dengan siapa lagi dia pernah berhubungan seks?’

      KENYATAAN PAHIT 3 KEKECEWAAN. Jauh di lubuk hati, seorang gadis lebih menyukai seseorang yang mau melindungi dia, bukan memanfaatkan dia. Dan, banyak anak lelaki merasa kurang tertarik pada gadis yang gampang takluk pada rayuannya.

      Selain itu, sejumlah anak lelaki mengaku tidak akan pernah menikahi gadis yang sudah berhubungan seks dengan mereka. Mengapa? Karena mereka lebih menyukai gadis yang lebih murni!

      Kalau kamu seorang gadis, apakah itu membuatmu kaget—barangkali bahkan marah? Kalau begitu, ingatlah ini: Kenyataan tentang seks pranikah jauh berbeda dengan apa yang ditayangkan di film dan di TV. Industri hiburan mengagung-agungkan seks kaum remaja dan membuatnya tampak seperti kesenangan yang tidak berbahaya atau bahkan cinta sejati. Tapi, jangan naif! Orang yang mencoba merayumu untuk melakukan hubungan seks pranikah hanya memikirkan kepentingannya sendiri. (1 Korintus 13:4, 5) Lagi pula, apakah orang yang benar-benar mencintaimu akan membahayakan kesejahteraan fisik dan emosimu? (Amsal 5:3, 4) Dan, apakah orang yang benar-benar menyayangimu akan menggoda kamu sehingga merusak hubunganmu dengan Allah?​—Ibrani 13:4.

      Jika kamu anak lelaki yang sedang berpacaran, apa yang disebutkan di pasal ini semestinya memberimu alasan untuk merenungkan hubungan yang sedang kamu jalani. Tanyai dirimu, ’Apakah aku benar-benar menyayangi pacarku?’ Jika jawabanmu ya, bagaimana cara terbaik untuk menunjukkannya? Dengan memiliki kekuatan untuk menjunjung hukum Allah, hikmat untuk menghindari situasi yang menggoda, dan kasih untuk memerhatikan kepentingannya. Jika kamu punya sifat-sifat ini, pacarmu kemungkinan akan seperasaan dengan gadis Syulamit yang bermoral lurus, yang berkata, ”Kekasihku milikku dan aku miliknya.” (Kidung Agung 2:16) Singkatnya, kamu akan menjadi pahlawannya!

      Entah kamu anak lelaki atau anak gadis, jika kamu menyerah pada hubungan seks pranikah, kamu merendahkan dirimu dengan menyerahkan sesuatu yang amat berharga. (Roma 1:24) Tidak heran, banyak sekali yang merasa hampa dan tidak berharga setelah itu, seolah-olah telah kecolongan bagian yang berharga dari diri mereka! Jangan biarkan itu menimpamu. Jika ada yang mencoba merayumu untuk berhubungan seks dengan mengatakan, ”Kalau kamu cinta aku, kamu pasti mau,” katakan dengan tegas, ”Kalau kamu cinta aku, kamu tidak akan minta!”

      Tubuhmu terlalu berharga untuk diberikan begitu saja. Tunjukkan bahwa kamu punya keteguhan hati untuk menaati perintah Allah agar menjauhkan diri dari percabulan. Bila kamu menikah kelak, barulah kamu boleh berhubungan seks. Dan, kamu akan dapat menikmatinya sepenuhnya, tanpa dihantui perasaan khawatir, menyesal, dan waswas yang sering muncul setelah melakukan hubungan seks pranikah.​—Amsal 7:22, 23; 1 Korintus 7:3.

      BACA JUGA JILID 2, PASAL 4 DAN 5

      DI PASAL BERIKUT

      Seberapa seriuskah kebiasaan masturbasi?

      AYAT-AYAT KUNCI

      ”Larilah dari percabulan. . . . Ia yang mempraktekkan percabulan berbuat dosa terhadap tubuhnya sendiri.”​—1 Korintus 6:18.

      TIPS

      Mengenai tingkah laku terhadap lawan jenis, aturan yang baik untuk diikuti adalah: Kalau itu sesuatu yang tidak bakal kamu lakukan di depan orang tuamu, jangan lakukan.

      TAHUKAH KAMU . . . ?

      Setelah berhubungan seks, anak lelaki lebih cenderung mencampakkan pacarnya dan mencari yang baru.

      RENCANAKU!

      Sewaktu aku bersama lawan jenis, situasi yang perlu kuhindari adalah ․․․․․

      Jika ada lawan jenis yang ingin menemuiku di tempat yang sepi, aku akan bilang ․․․․․

      Yang ingin aku tanyakan ke orang tuaku tentang hal ini adalah ․․․․․

      MENURUTMU . . .

      ● Meski seks pranikah mungkin memikat, mengapa hal itu salah?

      ● Apa yang akan kamu lakukan jika ada yang mengajakmu berhubungan seks?

      [Kutipan di hlm. 176]

      ”Sebagai orang Kristen, kita punya sifat-sifat yang membuat orang lain tertarik. Maka, kita harus waspada dan menolak ajakan untuk berbuat amoral. Hargai sifat-sifat tersebut. Jangan sampai menyesal belakangan!”​—Joshua

      [Gambar di hlm. 176, 177]

      Melakukan hubungan seks pranikah seperti menjadikan lukisan yang indah sebagai keset

  • Bagaimana Aku Dapat Menaklukkan Kebiasaan Masturbasi?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 1
    • PASAL 25

      Bagaimana Aku Dapat Menaklukkan Kebiasaan Masturbasi?

      ”Aku mulai masturbasi ketika berusia delapan tahun. Belakangan, aku tahu pandangan Allah tentang hal itu. Aku merasa kotor setiap kali aku menyerah. ’Mana mungkin Allah mengasihi orang seperti aku?’ tanyaku kepada diri sendiri.”​—Luiz.

      SEWAKTU kamu mencapai masa puber, hasrat seksual bisa sangat kuat. Akibatnya, kamu bisa terjerumus dalam kebiasaan masturbasi.a Menurut banyak orang, ini bukan masalah serius. ”Tidak ada yang dirugikan,” kilah mereka. Namun, ada alasan yang baik untuk menghindari praktek ini. Rasul Paulus menulis, ”Matikanlah anggota-anggota tubuhmu . . . sehubungan dengan . . . nafsu seksual.” (Kolose 3:5) Masturbasi tidak mematikan hasrat seksual, tetapi justru mengobarkannya. Selain itu, perhatikan hal berikut:

      ● Masturbasi menanamkan sikap yang benar-benar mementingkan diri. Misalnya, sewaktu bermasturbasi, seseorang asyik dengan sensasi tubuhnya sendiri.

      ● Masturbasi membuat seseorang memandang lawan jenis semata-mata sebagai objek, atau alat, pelampiasan nafsu.

      ● Pikiran egois yang tertanam melalui praktek masturbasi bisa membuat seseorang sulit mencapai kepuasan seksual dalam perkawinan.

      Ketimbang menyerah pada masturbasi untuk melampiaskan luapan dorongan seksual, berupayalah memupuk pengendalian diri. (1 Tesalonika 4:4, 5) Untuk membantumu melakukannya, Alkitab menganjurkan agar kamu menghindari situasi yang bisa membuatmu terangsang. (Amsal 5:8, 9) Namun, bagaimana jika kamu sudah diperbudak oleh kebiasaan masturbasi? Mungkin kamu sudah berupaya berhenti tetapi gagal. Mudah sekali menyimpulkan bahwa kamu sudah tidak tertolong lagi, tidak sanggup memenuhi standar Allah. Seperti itulah pandangan Pedro terhadap dirinya sendiri. ”Sewaktu kambuh, rasanya benar-benar hancur,” tuturnya. ”Aku merasa tidak bakal bisa menebus perbuatanku. Sulit sekali untuk berdoa.”

      Kalau perasaanmu seperti itu, tabahlah. Kasusmu bukannya tanpa harapan. Banyak orang muda​—dan orang dewasa—​telah berhasil mengatasi kebiasaan masturbasi. Kamu pun bisa!

      Menghadapi Rasa Bersalah

      Seperti yang telah disebutkan, mereka yang terjerumus dalam kebiasaan masturbasi sering kali dihantui perasaan bersalah. Tentu, jika kamu merasakan ”kesedihan yang sejalan dengan kehendak Allah”, kamu dapat termotivasi untuk mengatasi kebiasaan itu. (2 Korintus 7:11, Bahasa Indonesia Masa Kini) Tetapi, rasa bersalah yang berlebihan justru memperburuk masalahnya. Kamu bisa merasa sedemikian kecil hatinya sampai-sampai ingin menyerah saja.​—Amsal 24:10.

      Jadi, berupayalah melihat problemnya dari sudut pandang yang tepat. Masturbasi adalah bentuk kenajisan. Hal itu bisa membuatmu ”menjadi budak berbagai keinginan dan kesenangan”, dan memupuk sikap yang merusak mentalmu. (Titus 3:3) Namun, masturbasi bukan bentuk amoralitas seksual yang bejat, seperti percabulan. (Yudas 7) Jadi, kalau kamu memiliki problem masturbasi, kamu tidak perlu menyimpulkan bahwa kamu telah melakukan dosa yang tidak terampuni. Kuncinya ialah menolak dorongannya dan tidak pernah menyerah!

      Boleh jadi, kamu mudah patah semangat setiap kali kambuh. Jika demikian, camkanlah kata-kata Amsal 24:16, ”Orang adil-benar mungkin jatuh bahkan tujuh kali, namun ia pasti akan bangkit; tetapi orang-orang fasik akan dibuat tersandung oleh malapetaka.” Kemunduran sementara tidak berarti kamu orang fasik. Jadi, jangan menyerah. Sebaliknya, analisislah apa yang membuatmu kambuh, dan berupayalah agar tidak mengulangi pola yang sama.

      Sisihkanlah waktu untuk merenungkan kasih dan belas kasihan Allah. Pemazmur Daud, yang pernah berdosa karena kelemahan pribadi, menyatakan, ”Seperti seorang bapak memperlihatkan belas kasihan kepada putra-putranya, Yehuwa memperlihatkan belas kasihan kepada orang-orang yang takut akan dia. Karena ia tahu benar bagaimana kita dibentuk, ia ingat bahwa kita ini debu.” (Mazmur 103:13, 14) Ya, Yehuwa mempertimbangkan ketidaksempurnaan kita dan ”siap mengampuni”. (Mazmur 86:5) Di pihak lain, Ia ingin kita berupaya memperbaiki diri. Jadi, langkah praktis apa saja yang dapat kamu ambil untuk menaklukkan kebiasaanmu?

      Analisislah hiburanmu. Apakah kamu menonton film atau acara TV atau mengunjungi situs Web yang merangsang hasrat seks? Sang pemazmur dengan bijaksana berdoa kepada Allah, ”Palingkanlah mataku agar tidak melihat apa yang tidak berguna.”b​—Mazmur 119:37.

      Paksalah pikiranmu agar fokus ke hal lain. Seorang Kristen bernama William menyarankan, ”Sebelum tidur, bacalah sesuatu yang bersifat rohani. Sangat penting agar hal terakhir yang kita pikirkan pada hari itu adalah hal rohani.”​—Filipi 4:8.

      Bicarakan dengan seseorang. Karena malu, kamu mungkin sulit mengungkapkan problemmu dengan orang yang kamu percayai. Namun, dengan melakukannya, kamu bisa dibantu mengatasi kebiasaan ini! Itulah yang dirasakan seorang Kristen bernama David. ”Aku bicara secara pribadi dengan ayahku,” katanya. ”Aku tidak bakal melupakan kata-katanya. Dengan senyum yang menenteramkan, ia berkata, ’Ayah bangga sekali dengan kamu.’ Ia tahu betapa berat perjuanganku untuk bicara. Tak ada kata-kata yang lebih jitu untuk membuatku bersemangat dan semakin bertekad untuk menaklukkan kebiasaan ini.

      ”Lalu, Ayah menunjukkan beberapa ayat untuk membantuku melihat bahwa aku belum ’terlalu jauh’, dan kemudian beberapa ayat lagi untuk memastikan bahwa aku paham betapa seriusnya haluanku yang salah itu. Ia memintaku untuk tidak melakukannya selama suatu waktu, dan kami akan membahasnya lagi. Ia memberi tahu agar aku tidak sampai patah semangat seandainya aku kambuh, tetapi berupaya lagi untuk selang waktu yang lebih lama.” Kesimpulan David? Ia berkata, ”Manfaatnya besar sekali karena ada yang tahu problemku dan membantuku.”c

      DI PASAL BERIKUT

      Seks bebas bukan soal sepele. Cari tahu kenapa.

      [Catatan Kaki]

      a Masturbasi tidak sama dengan keadaan terangsang secara seksual tanpa disengaja. Misalnya, anak lelaki bisa terbangun dalam keadaan terangsang secara seksual atau mengeluarkan mani pada malam hari. Demikian pula, beberapa gadis mendapati bahwa mereka terangsang tanpa disengaja, khususnya menjelang atau sesudah menstruasi. Sebaliknya, masturbasi adalah tindakan merangsang diri secara seksual yang disengaja.

      b Untuk informasi lebih lanjut, lihat Jilid 2, Pasal 33.

      c Untuk informasi lebih lanjut, lihat Jilid 2, halaman 239-241.

      AYAT-AYAT KUNCI

      ”Larilah dari berbagai keinginan yang berkaitan dengan masa muda, tetapi kejarlah keadilbenaran, iman, kasih, perdamaian, bersama mereka yang berseru kepada Tuan dengan hati yang bersih.”​—2 Timotius 2:22.

      TIPS

      Berdoalah sebelum dorongannya menjadi kuat. Mintalah Allah Yehuwa memberimu ”kuasa melampaui apa yang normal” untuk mengatasi godaan.​—2 Korintus 4:7.

      TAHUKAH KAMU . . . ?

      Orang yang lemah bisa menyerah pada dorongan seksualnya. Tapi pria atau wanita sejati sanggup mengendalikan diri bahkan sewaktu sendirian.

      RENCANAKU!

      Aku bisa tetap memikirkan apa yang murni jika aku ․․․․․

      Ketimbang menyerah pada dorongan itu, aku akan ․․․․․

      Yang ingin aku tanyakan ke orang tuaku tentang hal ini adalah ․․․․․

      MENURUTMU . . .

      ● Mengapa penting untuk mengingat bahwa Yehuwa ”siap mengampuni”?​—Mazmur 86:5.

      ● Karena Allah, yang menciptakan dorongan seksual, juga mengatakan bahwa kamu harus memupuk pengendalian diri, pastilah Ia yakin bahwa kamu sanggup melakukan apa?

      [Kutipan di hlm. 182]

      ”Setelah mengatasi problem ini, aku merasa hati nuraniku bersih di hadapan Yehuwa, dan aku tidak bakal menukarnya dengan apa pun!”​—Sarah

      [Gambar di hlm. 180]

      Kalau kamu jatuh sewaktu berlari, kamu tidak perlu mengulang dari awal​—kalau kamu kembali bermasturbasi, itu bukan berarti kemajuanmu batal

  • Bagaimana dengan Seks Bebas?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 1
    • PASAL 26

      Bagaimana dengan Seks Bebas?

      ”Anak-anak berkencan sekadar untuk bisa berhubungan seks dan untuk tahu dengan berapa banyak orang mereka bisa melakukannya.”​—Penny.

      ”Anak cowok tidak segan-segan membicarakannya. Mereka pamer bahwa meski sudah punya pacar, mereka masih bisa berhubungan seks dengan banyak cewek lain.”​—Edward.

      BANYAK remaja dewasa ini membual bisa berhubungan seks tanpa ikatan emosi. Ada yang bahkan punya teman yang bisa diajak berhubungan seks tanpa ”direpoti” oleh hubungan asmara.

      Jangan kaget seandainya kamu tergoda untuk melakukannya juga! (Yeremia 17:9) Edward, yang dikutip di awal, berkata, ”Banyak cewek menawari aku seks, dan menolak adalah perjuangan paling berat yang kuhadapi sebagai seorang Kristen. Susah untuk bilang tidak!” Apa saja prinsip Alkitab yang hendaknya kamu ingat jika kamu diajak melakukan hubungan seks bebas?

      Ketahuilah Mengapa Seks Bebas Itu Salah

      Percabulan adalah dosa yang sangat serius sehingga orang yang biasa melakukannya ”tidak akan mewarisi kerajaan Allah”. (1 Korintus 6:9, 10) Tentu, itu juga berlaku meski alasannya ”saling cinta” atau sekadar untuk main-main. Untuk menampik godaan dalam kedua situasi itu, kamu harus memandang praktek percabulan dari sudut pandang Yehuwa.

      ”Aku sangat yakin bahwa jalan Yehuwa adalah jalan hidup yang terbaik.”​—Karen, Kanada.

      ”Ingatlah bahwa kita punya ayah dan ibu, punya banyak teman, dan kita bagian dari sidang jemaat. Mereka semua pasti sangat kecewa kalau kita menyerah!”​—Peter, Inggris.

      Dengan memiliki pandangan seperti Yehuwa terhadap percabulan, kamu akan sanggup ’membenci apa yang jahat’, sekalipun itu memikat bagi tubuhmu.​—Mazmur 97:10.

      Silakan baca: Kejadian 39:7-9. Perhatikan keberanian Yusuf untuk menolak godaan seksual dan mengapa ia sanggup melakukannya.

      Berbanggalah dengan Kepercayaanmu

      Bukan hal yang aneh jika kaum muda dengan bangga menjunjung dan membela apa yang mereka percayai. Kamu memiliki hak istimewa untuk menjunjung standar Allah melalui tingkah lakumu. Jangan malu akan pandanganmu tentang seks pranikah.

      ”Sejak awal, tunjukkan dengan jelas bahwa kita punya prinsip moral.”​—Allen, Jerman.

      ”Cowok-cowok di sekolahku tahu siapa aku, dan mereka tahu, menggodaku hanya buang waktu saja.”​—Vicky, Amerika Serikat.

      Jika kamu menunjukkan bahwa kamu menjunjung kepercayaanmu, itu tandanya kamu telah bertumbuh menjadi orang Kristen yang matang.​—1 Korintus 14:20.

      Silakan baca: Amsal 27:11. Perhatikan bagaimana tindakanmu yang benar bisa menggugah hati Yehuwa!

      Bersikaplah Tegas!

      Menyatakan penolakan sangatlah penting. Tetapi, ada yang mungkin menyalahartikan penolakanmu sebagai sikap ”jual mahal”.

      ”Segala hal tentang diri kita​—dandanan, gaya bicara, teman ngobrol, dan cara kita berinteraksi dengan orang—hendaknya memperlihatkan penolakan kita.”​—Joy, Nigeria.

      ”Kita perlu menunjukkan dengan jelas bahwa kita tidak bakal menyerah sampai kapan pun. Jangan pernah terima hadiah dari cowok yang mengincar kita. Ia bisa memanfaatkannya untuk membuat kita merasa berutang budi kepadanya.”​—Lara, Inggris.

      Yehuwa akan membantumu jika kamu tegas. Berdasarkan pengalaman pribadi, sang pemazmur Daud dapat mengatakan mengenai Yehuwa, ”Terhadap orang yang loyal engkau akan bertindak dengan loyal.”​—Mazmur 18:25.

      Silakan baca: 2 Tawarikh 16:9. Perhatikan bahwa Yehuwa sangat ingin membantu orang-orang yang ingin melakukan apa yang benar.

      Waspadalah

      Alkitab menyatakan, ”Cerdiklah orang yang melihat malapetaka kemudian menyembunyikan diri.” (Amsal 22:3) Bagaimana kamu dapat mengikuti nasihat ini? Dengan bersikap waspada!

      ”Sebisa mungkin jauhi orang-orang yang selalu membicarakan hal tersebut.”​—Naomi, Jepang.

      ”Jangan bocorkan keterangan pribadi, seperti alamat atau nomor telepon kita.”​—Diana, Inggris.

      Periksalah tutur kata, tingkah laku, teman bergaul, dan tempat-tempat yang sering kamu kunjungi. Lalu, tanyai diri sendiri, ’Apakah aku tanpa sengaja memberi sinyal-sinyal yang membuat orang lain ingin mengajakku berhubungan seks?’

      Silakan baca: Kejadian 34:1, 2. Perhatikan bagaimana gadis bernama Dina harus merasakan akibat yang tragis gara-gara berada di tempat yang salah.

      Ingatlah bahwa bagi Allah Yehuwa, seks bebas bukan soal sepele; begitu pula seharusnya bagi kamu. Dengan berpaut pada apa yang benar, kamu dapat memelihara hati nurani yang bersih dan mempertahankan harga diri. Seperti yang dikatakan seorang gadis bernama Carly, ”buat apa membiarkan diri ’dipakai’ demi kepuasan seketika orang lain? Pertahankan apa yang selama ini sudah kita jaga mati-matian!”

      DI PASAL BERIKUT

      Gadis seperti apa yang benar-benar menarik buat anak lelaki? Kamu mungkin tidak menyangkanya!

      AYAT-AYAT KUNCI

      ”Upayakanlah sebisa-bisanya agar pada akhirnya kamu didapati oleh [Allah] tidak bernoda dan tidak bercacat dan dalam damai.”​—2 Petrus 3:14.

      TIPS

      Kembangkanlah sifat-sifat batiniahmu. (1 Petrus 3:3, 4) Kalau kepribadianmu baik, yang akan tertarik padamu juga orang baik-baik.

      TAHUKAH KAMU . . . ?

      Yehuwa ingin kamu menikmati seks sebagaimana yang Ia kehendaki​—sumber kesenangan dalam perkawinan—​tanpa rasa khawatir, waswas, dan penyesalan yang sering kali diakibatkan oleh percabulan.

      RENCANAKU!

      Aku bisa meniru tekad Yusuf untuk tetap bersih secara moral jika aku ․․․․․

      Aku akan menghindari kesalahan Dina dengan cara ․․․․․

      Yang ingin aku tanyakan ke orang tuaku tentang hal ini adalah ․․․․․

      MENURUTMU . . .

      ● Meski hubungan seks bebas mungkin menarik, mengapa hal itu salah?

      ● Apa yang akan kamu lakukan jika ada yang mengajakmu berhubungan seks?

      [Kutipan di hlm. 185]

      ”Bersikaplah tegas! Sewaktu seorang cowok mengajakku kencan sambil merangkulku, aku bilang, ’Jangan sentuh-sentuh!’ lalu aku pergi dengan wajah serius.”​—Ellen

      [Gambar di hlm. 187]

      Kalau kamu melakukan hubungan seks bebas, kamu jadi murahan

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan