’Yehuwa Telah Berbuat Baik Kepadaku’
Diceritakan oleh Karl F. Klein
BETAPA beruntungnya untuk mengenal dan melayani Yehuwa! Mengenang masa lalu, saya merasa seperti Daud, yang berkata, ”Aku mau menyanyi untuk [Yehuwa], karena Ia telah berbuat baik kepadaku.” (Mazmur 13:6) Memang, Ia sungguh baik! Misalnya, sungguh suatu hak kehormatan bagi saya untuk menjadi bagian dari staf kantor pusat Saksi-Saksi Yehuwa dan melihat keluarga itu bertambah dari sekitar 150 sampai lebih dari 3.000. Benar-benar suatu berkat!
Namun, bahkan sebelum belajar kebenaran, Allah telah berbuat baik kepada saya. Ibu saya tidak hanya seorang yang sangat tunduk serta rela berkorban, tetapi juga selalu mengutip ayat-ayat bila menegur atau mengoreksi kami anak-anak. Saya akan menceritakan kepada saudara kejadian-kejadian di masa lampau.
Kami Mulai Berjalan dalam Kebenaran
Perkenalan saya yang pertama dengan kebenaran Alkitab terjadi pada musim semi tahun 1917, ketika saya menemukan surat sebaran yang mengumumkan tentang sebuah khotbah mengenai neraka. Ini benar-benar menarik perhatian saya, karena rasanya saya selalu berbuat salah dan karena itu merasa sangat kuatir akan dikirim ke neraka yang berapi-api pada waktu mati. Ketika saya menunjukkan surat sebaran tersebut kepada ibu saya, ia menganjurkan saya untuk pergi, dan berkata, ”Tidak ada salahnya dan malah mungkin akan berguna bagimu.”
Ted, salah seorang adik saya, pergi bersama saya untuk mendengarkan khotbah yang disponsori oleh Siswa-Siswa Alkitab, nama untuk Saksi-Saksi Yehuwa pada waktu itu. Dengan menggunakan ayat-ayat dan logika, pembicara dengan sangat efektif menunjukkan bahwa Alkitab tidak mengajarkan tentang neraka yang bernyala-nyala. Semua kedengarannya begitu masuk akal bagi saya sehingga setelah sampai di rumah saya berseru, ”Bu, neraka tidak ada dan bagi saya sudah jelas!” Ia setuju dan menambahkan bahwa satu-satunya ”neraka” adalah di bumi ini, karena ia sendiri telah mengalami banyak penderitaan.
Suatu khotbah lain diumumkan untuk Minggu siang berikutnya, tetapi tidak ada yang berbicara kepada kami, anak-anak kecil umur 11 dan 10 tahun. Setelah menghadiri Sekolah Minggu dan gereja pagi itu, kami bermain-main dengan anak-anak lain di sekitar rumah kami. Tetapi segala sesuatu rasanya tidak beres siang itu. Sambil mengenang pengalaman yang menyenangkan minggu yang lalu, saya berkata kepada diri sendiri, ”Karl, Allah berusaha memberitahumu bahwa seharusnya kamu jangan menginginkan kesenangan tetapi pergi mendengarkan ceramah Alkitab lain yang bagus itu.” Maka Ted dan saya pergi lagi. Kali ini Siswa-Siswa Alkitab tersebut berbicara dengan kami dan menganjurkan kami untuk kembali Minggu berikutnya. Kami setuju, dan mulai menghadiri perhimpunan-perhimpunan Kristen sejak saat itu. Mengenang kembali sekarang, adalah mudah untuk menyadari bagaimana, sering kali, Yehuwa seolah-olah menegur saya dengan keras, bila saya melakukan sesuatu yang tidak seharusnya dilakukan. Saya harus belajar bahwa ’hidup ini bukan ini DAN itu, tetapi ini ATAU itu’.
Semua itu terjadi di Blue Island, sebuah kota pinggiran di Chicago, Illinois. (Saya dilahirkan sebagai seorang anak yang sakit-sakitan di Jerman barat daya dan ketika saya berusia lima tahun keluarga kami berimigrasi ke Amerika Serikat dan akhirnya menetap di kota itu.) Di sana juga Siswa-Siswa Alkitab mengadakan pelajaran-pelajaran pada pertengahan minggu menggunakan buku Tabernacle Shadows (Bayangan Kemah Suci). Segera, saya mulai menghadiri pelajaran-pelajaran ini dan ternyata sangat menarik, terutama karena yang memimpin menggunakan sebuah model dari Kemah Suci untuk menjelaskan semua yang dibahas. Namun, beberapa waktu berlalu baru saya melihat perlunya untuk memilih antara perhimpunan-perhimpunan ini dan Gereja Metodis, di mana saya baru saja diteguhkan (disidi).
Karena saya masih sangat muda dan orangtua saya miskin, Siswa-Siswa Alkitab dengan murah hati memberikan kepada saya semua buku pelajaran yang diperlukan. Betapa senangnya saya karena dapat belajar kebenaran tentang jiwa, Tritunggal, Pemerintahan Seribu Tahun (Milenium) dari Kristus, dan sebagainya! Tak lama kemudian, saya dengan gembira ikut ambil bagian dalam menyiarkan Bible Students Monthly and Kingdom News (Majalah Bulanan Siswa-Siswa Alkitab dan Berita Kerajaan). Menjelang musim semi tahun 1918, saya menyadari hak kehormatan untuk ditahbiskan, istilah untuk membaktikan diri pada waktu itu, dan dibaptis. Di rumah hal ini tidak menimbulkan persoalan, karena ibu saya mulai tertarik kepada apa yang sedang saya pelajari dan ayah saya, seorang penginjil Metodis selama 20 tahun, pada waktu itu sering bepergian. Ia pulang ke rumah hanya beberapa hari saja tiga atau empat kali setahun.
Ujian atas Kasih Persaudaraan
Pada masa itu, dikatakan kepada kami, ’Jika engkau ingin tetap dalam kebenaran, bacalah ketujuh Studies in the Scriptures (Pelajaran-Pelajaran Alkitab) semuanya setiap tahun.’ Tentu, saya ingin tetap dalam kebenaran maka saya dengan patuh membaca buku-buku ini semuanya setiap tahun sampai saya masuk Betel. Ini berarti membaca sepuluh halaman setiap hari, sesuatu yang sangat menyenangkan karena saya memiliki rasa haus yang tak pernah puas akan pengetahuan.
Tidak lama setelah saya dibaptis pada tahun 1918, loyalitas saya kepada sesama Siswa Alkitab diuji. Perang Dunia I sedang berkecamuk dan, walaupun saudara-saudara yang paling terkemuka telah dipenjarakan dengan tidak adil karena persoalan perang, perlunya kenetralan Kristen tidak sepenuhnya disadari oleh orang-orang yang mengambil pimpinan pada waktu itu. Beberapa yang menyadari dengan jelas persoalan itu merasa sakit hati, dan memisahkan diri dari Siswa-Siswa Alkitab, lalu menyebut diri mereka sebagai ”Standfasters” (Orang-orang yang teguh pendiriannya). Mereka memperingatkan saya, kalau saya tetap bersama-sama dengan Siswa-Siswa Alkitab, saya akan kehilangan hak untuk menjadi ”kawanan kecil” pengikut-pengikut terurap dari Yesus. (Lukas 12:32) Ibu, walaupun belum membaktikan diri, membantu saya mengambil keputusan yang benar. Saya tidak tega meninggalkan orang-orang yang telah banyak mengajar saya, maka saya memutuskan untuk mengambil risiko tetap bersama saudara-saudara saya, Siswa-Siswa Alkitab. Ini benar-benar ujian loyalitas. Sejak saat itu, saya melihat banyak ujian loyalitas yang sama. Jika kekeliruan dibuat, orang-orang yang tidak benar-benar loyal dalam hati kelihatannya menyerang kekeliruan tersebut sebagai dalih untuk keluar.—Bandingkan Mazmur 119:165.
Anjuran yang paling besar bagi saya dalam usaha untuk melayani Yehuwa adalah kebaktian-kebaktian Siswa-Siswa Alkitab di Cedar Point tahun 1922. Di sana kami mendengarkan J. F. Rutherford (pada waktu itu presiden Lembaga Menara Pengawal) menyerukan undangan yang membangkitkan semangat, ”Beritakanlah, beritakanlah, beritakanlah, Raja dan kerajaannya.” Walaupun sejak semula saya sudah ambil bagian dalam berbagai bentuk kesaksian, tetapi pada kebaktian itulah saya untuk pertama kalinya pergi dari rumah ke rumah, menawarkan bacaan-bacaan Alkitab dengan sumbangan. Hal itu kelihatannya begitu sukar bagi saya!
Karena itu saya tidak lagi ikut dalam kesaksian dari rumah ke rumah sampai kebaktian di Columbus, Ohio, tahun 1924. Setelah itu, paling sedikit ada satu orang yang ambil bagian dalam kegiatan ini secara tetap tentu dalam sidang setempat. Sejak saat itu, saya mulai menghargai betapa pentingnya pelayanan itu, tidak hanya untuk memberitakan kabar baik tentang Kerajaan, tetapi juga untuk menguatkan iman kita sendiri dan mengusahakan semua buah-buah roh yang lain. (Galatia 5:22, 23) Tidak dapat disangkal lagi: ikut serta dengan tetap tentu dalam dinas pengabaran mendatangkan berkat dalam banyak hal.
”Di Tanah Betel Saya Akan Berdiri Teguh!”
Penyelenggaraan dalam sidang agak berbeda pada masa itu. Meskipun masih remaja, saya dipilih menjadi penatua, memimpin pelajaran buku sidang, mengatur pembicara-pembicara khotbah umum yang diundang dari Chicago dan mengusahakan agar khotbah-khotbah ini diumumkan dalam surat kabar setempat maupun surat-surat sebaran. Setelah Kebaktian di Columbus, Ohio, tahun 1924 saya melihat jalan terbuka lebar untuk melamar dinas di kantor pusat sedunia dari umat Yehuwa. Saya sudah lama ingin melayani di Betel, tetapi perubahan keadaan yang tiba-tiba di rumah membuat seolah-olah ini bukan kehendak Yehuwa untuk saya. Namun, itu hanya sementara, karena saya memang masuk Betel pada tanggal 23 Maret 1925.
Sukacita saya begitu besar sehingga, ketika menulis surat ke rumah, saya menyadur lagu ”Dixie” dengan kata-kata ini: ”Di tanah Betel saya akan berdiri teguh, untuk hidup dan mati di tanah Betel!” Setelah 59 tahun, perasaan saya masih tetap sama tentang Betel. Sepintas lalu, sedikit komentar rasanya cocok dibuat tentang bagaimana Yehuwa telah berulang kali memperlakukan saya. Baru setelah saya menyerah untuk tidak berusaha mendapatkan sesuatu yang sangat saya inginkan jika itu nampaknya bukan kehendak Allah, hal itu saya peroleh juga. Ini mengingatkan saya akan Abraham yang diuji kerelaannya untuk menyerahkan anaknya ’yang ia kasihi’.—Kejadian 22:2.
Dalam dinas Betel, tugas saya yang pertama adalah dalam ruang penyusunan huruf di percetakan Lembaga di Concord Street No. 18, Brooklyn, New York. Tak lama kemudian, saya dipindahkan ke ruang bawah tanah untuk membantu menjalankan ”The Old Battleship”, (”Kapal Perang Tua”), begitulah julukan sayang yang diberikan kepada sebuah mesin cetak rotary milik Lembaga pada jaman itu. Kami menggunakannya untuk mencetak jutaan risalat. Pada waktu itu, untuk setiap penerbitan, kedua majalah kita masing-masing dicetak sebanyak 30.000 buah. Sekarang, untuk setiap penerbitan Menara Pengawal rata-rata dicetak 10.200.000 dan Sedarlah! 8.900.000 buah.
Pada waktu masih anak-anak, saya telah belajar main biola selama dua tahun. Maka, ketika memasuki dinas Betel, saya menawarkan diri untuk ikut main dalam orkes yang berlatih dua kali setiap minggu dan mengadakan siaran setiap Minggu pagi melalui stasiun radio Lembaga WBBR. Karena mengetahui bahwa seorang pemain selo diperlukan, saya membeli sebuah selo dan mulai belajar musik.a Sampai tahun 1927, sepuluh dari antara kami diundang untuk main sepenuh waktu di stasiun radio Lembaga di Staten Island. Itu adalah awal dari hak kehormatan saya dalam bidang musik yang terus berlangsung sampai bertahun-tahun.
”Hati-Hati, Karl!”
Saya benar-benar senang dengan musik! Benar-benar beruntung dapat mencurahkan seluruh waktu untuk musik. Selama melayani di Staten Island, saya juga mendapat hak kehormatan yang istimewa yaitu berkenalan lebih erat dengan J. F. Rutherford, yang menjadi presiden Lembaga Menara Pengawal pada waktu itu. Selama berapa hari tiap minggu ia datang ke sana, karena lingkungannya yang tenang sangat baik untuk menulis—dan betapa banyak yang ia tulis!
Saudara Rutherford seperti seorang ayah yang penuh pengertian dan pengasih bagi saya, meskipun berulang kali menegur saya karena melanggar peraturan. Saya khususnya ingat suatu waktu ketika ia memberi saya teguran yang keras. Di lain kesempatan sewaktu bertemu dengan saya, ia berkata dengan riang, ”Hallo, Karl!” Tetapi karena masih merasa sakit hati, saya hanya membalasnya dengan menggumam. Ia menjawab, ”Karl, hati-hati! Iblis sedang mengintaimu!” Saya menjawab dengan malu, ”Oh, tidak apa-apa, Saudara Rutherford.” Tetapi ia lebih mengetahuinya, maka ia mengulangi peringatannya, ”Tidak apa-apa. Hanya, hati-hatilah. Iblis sedang mengintaimu.” Betapa benarnya dia! Bila kita mendendam terhadap seorang saudara, terutama, karena ia mengatakan sesuatu yang memang haknya berkata demikian sesuai dengan kewajibannya, kita membiarkan diri dijerat Iblis dengan mudah.—Efesus 4:25-27.
Pernah sekali karena kesalahpahaman, laporan yang tidak benar disampaikan kepada Saudara Rutherford bahwa saya telah memberikan komentar yang sangat tajam mengenai dia. Namun, ia bukannya marah, tetapi menjawab, ”Ah, Karl memang banyak bicara, tapi ia tidak bermaksud apa-apa.” Benar-benar suatu contoh yang bagus bagi kita semua, seandainya kita mendengar seseorang mengatakan sesuatu yang tidak baik tentang kita! Ya, Saudara Rutherford adalah orang yang baik hati dan penuh pengertian. Di satu pihak ia menunjukkan hal ini dengan berulang kali memberikan perkecualian untuk saya bila keadaan-keadaan yang luar biasa pantas membuat dia bersikap demikian, di lain pihak, meminta maaf lebih dari satu kali bila ia telah menyakitkan hati saya dengan tidak sengaja.b Dapat ditambahkan bahwa doa Saudara Rutherford dalam ibadat pagi hari juga membuat saya sangat menyayangi dia. Walaupun suaranya berwibawa, bila berbicara kepada Allah ia kedengarannya seperti seorang anak kecil yang berbicara kepada ayahnya. Hal ini menyingkapkan betapa baik hubungannya dengan Yehuwa! Seorang pria yang memimpin dengan tingkat kerohanian yang demikian, benar-benar menguatkan iman saya, dan saya merasa bahwa begitulah seharusnya dalam organisasi Yehuwa.
Kembali ke Brooklyn
Orkes tersebut berada di Staten Island hanya dua setengah tahun, kemudian kami dipindahkan ke Brooklyn, di mana sebuah studio penyiaran radio yang baru didirikan. Setelah saya bermain dalam orkes tersebut selama lebih dari sepuluh tahun, orkes itu dibubarkan dan saya mulai bekerja lagi di percetakan, pertama-tama di tempat penjilidan dan kemudian di bagian mesin cetak. Tetapi tak lama kemudian saya dipindahkan ke Bagian Dinas, di mana selama beberapa tahun, saya mendapat hak kehormatan untuk mengurus kira-kira 1.250 perintis istimewa—menetapkan daerah untuk mereka, menjawab korespondensi mereka, dan sebaiknya. Setiap bulan saya juga mendapat hak kehormatan untuk mengumpulkan laporan dinas pengabaran Amerika Serikat dan daerah-daerah yang terpencil. Benar-benar suatu berkat! Belum lagi sukacita karena hubungan saya yang baik dengan Saudara T. J. Sullivan, yang pada waktu itu adalah pengawas Bagian Dinas. Selama saya bekerja di bagian ini, angka penyiar Kerajaan meningkat dari 100.000 sampai hampir 375.000 di seluruh dunia. Betapa senangnya melihat bahwa sejak saat itu Saksi-Saksi Yehuwa telah bertambah tujuh kali lipat, sampai lebih dari dua setengah juta.
Sejak N. H. Knorr menjadi presiden, saya senang melihat lebih banyak perhatian diarahkan untuk menjadikan setiap Saksi rohaniwan yang memenuhi syarat yang dapat memberikan khotbah di rumah-rumah orang. Juga pada waktu itu saudara-saudara dilatih untuk memberikan khotbah-khotbah umum. Awal dari Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal terutama berkesan bagi saya, karena adik saya Ted (yang telah menemani saya menghadiri khotbah pertama dari Siswa-Siswa Alkitab dan yang telah merintis sejak tahun 1931) mengikuti kelas yang pertama.c
Perubahan Penugasan
Pada suatu hari di musim semi tahun 1950, Saudara Knorr memanggil saya dan seorang saudara lain ke kantornya, dan menanyakan apakah kami mau melayani di Bagian Penulisan (Writing Department). Ketika saya mengatakan kepadanya bahwa tidak jadi soal di mana saya melayani, ia menegur saya, dan mengatakan jika suatu hak kehormatan dinas tambahan diulurkan kepada seseorang, ia seharusnya bersemangat untuk menerimanya. Tapi, sebenarnya, sikap saya ini disebabkan oleh kesehatan saya yang tidak baik, yang selalu menjadi masalah bagi saya sehingga saya perlu memikirkan gizi dan gerak badan dengan serius. Sebenarnya, tidak ada yang lebih cocok bagi saya dari pada memberikan seluruh waktu saya mengadakan penelitian dan menulis artikel-artikel, terutama tentang pokok-pokok Alkitab. Tetapi saya tahu pekerjaan itu tidak mudah. Sebenarnya, berkenaan Bagian Penulisan, Saudara Knorr pernah mengatakan kepada saya, ”Di sinilah pekerjaan yang paling penting dan sulit dikerjakan.”
Pada tahun 1951, beberapa dari kami di Betel Brooklyn menikmati pesta rohani yang besar pada kebaktian ”Ibadat yang Bersih” di London. Setelah juga menghadiri kebaktian di Paris, beberapa dari kami mengunjungi beberapa kantor cabang Lembaga yang lain, termasuk yang di Wiesbaden. Di sana saya pertama kali bertemu dengan Gretel Naggert yang 12 tahun kemudian, menerima lamaran saya untuk menjadi Saudari Klein. Setelah melayani di Betel selama 38 tahun sebagai lajang, saya merasa bahwa saya dapat bekerja lebih baik bersama dia sebagai teman hidup saya. Setelah menikah saya harus menyetujui Salomo, yang berkata, ”Siapa mendapat isteri, mendapat sesuatu yang baik, dan ia dikenan [Yehuwa].” (Amsal 18:22) Ya, di sini sekali lagi Yehuwa telah berbuat baik kepada saya, karena Gretel banyak membantu saya dalam begitu banyak hal.d
Saudara Knorr—Seorang Kakak
Hubungan saya dengan Saudara Rutherford adalah seperti seorang ayah yang pengasih dengan putranya. Tetapi sekarang, karena Saudara Knorr hanya beberapa bulan lebih tua dari saya, hubungan kami seperti kakak-adik—dan seorang kakak cenderung tidak sabar dengan kesalahan-kesalahan adiknya. Gretel pandai mengilustrasikan perbedaan ini, ’Bagaimanapun juga,’ katanya, ’tidak dapat diharapkan bahwa seorang direktur yang efisien dan seorang pemusik yang romantis akan selalu sepakat sepenuhnya!’ Namun, agar kata-kata tersebut tidak disalahartikan, saya seharusnya menambahkan bahwa Saudara Knorr adalah pembicara kesayangan saya. Ia pernah menyebut saya sebagai bayangannya, karena saya selalu ada di mana saja dia memberikan khotbah. Apa lagi, ia juga senang dengan musik seperti saya dan memperkenalkan kembali nyanyian pada perhimpunan-perhimpunan sidang kita. Sebenarnya, ia menaruh perhatian yang sungguh-sungguh terhadap penerbitan buku nyanyian.—Efesus 5:18-20.
Di sini saya sekali lagi dapat melihat bahwa Yehuwa memilih orang yang tepat untuk memimpin pekerjaanNya di bumi, karena Saudara Knorr adalah seorang organisator yang sangat baik. Ia terutama menghargai pentingnya pendidikan, seperti dapat dilihat sewaktu ia mengatur Sekolah Pelayanan Teokratis, Sekolah Utusan Injil Gilead, Sekolah Pelayanan Kerajaan dan Sekolah untuk mereka yang akan masuk Betel.
Semua ini mengingatkan saya akan komentar yang pernah dibuat oleh koordinator kantor cabang Britania kepada saya. Ia memperhatikan bahwa Saudara Knorr memiliki sifat yang baik yaitu tidak membiarkan kepribadian orang lain mempengaruhi dia untuk membuat penugasan dalam organisasi. Itu terbukti benar, karena andai kata sebaliknya, saya tidak akan pernah menerima semua hak kehormatan yang dia berikan kepada saya sehubungan dengan kebaktian-kebaktian, musik, penulisan dan sebagainya. Dalam hal ini, Saudara Knorr adalah seorang peniru Yesus Kristus. Mengapa demikian? Nah, kepada siapa Yesus terutama sayang? Yohanes. Tetapi kepada siapa dia mempercayakan ”kunci Kerajaan”? Kepada Petrus, walaupun ia seorang rasul yang tidak sabar.—Matius 16:18, 19; Yohanes 21:20.
Sesungguhnya, betapa baik perbuatan Yehuwa kepada saya meskipun saya mempunyai kelemahan-kelemahan dan kekurangan-kekurangan. Dan meskipun saya telah mendapat perkenan yang begitu besar selama hampir 50 tahun, hak kehormatan yang terbesar masih akan menyusul. Pada bulan Nopember 1974 saya diundang untuk menjadi anggota Badan Pimpinan dari Saksi-Saksi Yehuwa. Kegembiraan begitu mempengaruhi emosi saya sehingga saya membutuhkan anjuran untuk menerimanya. Antara lain, dijelaskan kepada saya bahwa banyak orang lain juga diundang. Sebenarnya, tujuh orang lainnya diundang, menambahkan keanggotaan dari Badan Pimpinan pada waktu itu dari 11 menjadi 18.
Orang yang memberikan anjuran untuk menerima tugas terbaru ini adalah Frederick W. Franz, yang pada tahun 1977, menggantikan Saudara Knorr sebagai presiden Lembaga. Sejak berada di Betel, saya telah merasa dekat dengan dia karena pengetahuan Alkitab dan wataknya yang ramah. Dulu, kami biasa menghadiri pertemuan-pertemuan untuk doa, puji-pujian dan kesaksian dalam bahasa Jerman bersama-sama. Sejak saat itu sejumlah perkembangan teokratis saya yang penting ada hubungannya dengan dia. Salah satunya adalah menemani dia, bersama-sama adik saya dan istrinya, mengunjungi saudara-saudara kita di Republik Dominika yang melayani di bawah larangan. Tidak pernah sebelumnya dan sesudah itu saya menerima pernyataan kasih Kristen yang begitu hangat dan sepenuh hati. Benar-benar sangat menggugah hati saudara-saudara seiman kita di sana karena kami mengambil risiko akan mendapat kesulitan dengan Trujillo untuk mengunjungi mereka!
Bertahun-tahun kemudian, Saudara Franz, istri saya dan saya, bersama-sama beberapa saudara lain, termasuk A. D. Schroeder, mengunjungi negeri-negeri yang dicatat dalam Alkitab dan sejumlah negeri di Amerika Selatan, termasuk Bolivia, di mana Gretel pernah melayani sebagai utusan injil selama lebih dari sembilan tahun. Bepergian dengan Saudara Franz selalu berarti hak kehormatan dinas tambahan, karena ia mendesak agar rekan-rekannya ikut ambil bagian di atas panggung bersama dia. Akhir-akhir ini, kami telah ikut mendapat hak kehormatan dalam kebaktian di Eropa dan Amerika Tengah. Bila dikenang kembali, rasanya Saudara Franz selalu menjadi faktor pengimbang bagi saya. Misalnya, selama kunjungan kami ke negeri-negeri yang dicatat dalam Alkitab, seorang saudara dalam rombongan kami mendapat kesulitan serius dengan polisi karena mengambil foto-foto yang dilarang, sehingga perjalanan kami tertunda. Saya menjadi sangat marah, tetapi Saudara Franz hanya tersenyum dan berkata, ”Saya kira dia mendapat pelajaran.” Dan memang benar! Tidak dapat disangkal lagi. Hubungan saya dengan Saudara Franz merupakan cara lain bagaimana Yehuwa telah berbuat baik kepada saya.
Tidak Seluruhnya Berjalan Lancar
Saya juga tidak dapat mengabaikan cara bagaimana Yehuwa berbuat baik kepada saya sehubungan dengan pekerjaan yang ditugaskan kepada saya. Begitu sering, suatu proyek hasilnya sangat memuaskan karena adanya beberapa faktor di luar kemampuan saya. (Bandingkan Mazmur 127:1; 1 Korintus 3:7.) Dan saya telah sering melihat hal ini sehubungan dengan organisasi. Misalnya, kira-kira 40 tahun yang lalu, Lembaga membeli sebuah ”rumah kereta” di Willow Street untuk digunakan sebagai garasi. Sekarang, seandainya kami tidak memiliki tanah tersebut, kami tidak akan dapat membangun terowongan yang menghubungkan gedung Towers dengan bagian lain dari kompleks Betel. Sewaktu kami membutuhkan tempat yang lebih besar, kami dapat membeli Hotel Towers Hotel. Ketika kami membutuhkan ruang kantor yang lebih luas, kami dapat membeli kompleks Squibb. Dan fasilitas ini dekat sekali dengan Betel. Banyak hal serupa telah terjadi demi kepentingan organisasi Yehuwa di negeri-negeri lain.
Karena kelemahan-kelemahan yang saya warisi dan sifat saya yang suka menuruti kata hati, dalam hidup ini saya mengalami banyak ujian dan kesukaran, termasuk gangguan ketegangan saraf (nervous breakdown) setelah saya sembilan tahun di Betel. Pada waktu itu, Mazmur 103 maupun kata-kata Paulus di Roma 7:15-25 benar-benar menghibur saya. Dapat ditambahkan bahwa saya telah mengalami cukup banyak kecelakaan, seperti patah tempurung lutut, patah tulang punggung dan sebagainya. Baik kelemahan sendiri maupun kelemahan orang-orang lain telah membuat kehidupan saya tidak seluruhnya berjalan lancar. Tetapi dengan bantuan Yehuwa saya menghargai kenyataan bahwa ’jika Ia mengijinkan, saya dapat menanggungnya’, seperti yang dinyatakan di 1 Korintus 10:13. Juga, ’makin terbatas kehidupan saya, makin banyak yang dapat saya berikan’. Di antara pelajaran-pelajaran lain yang harus saya ambil adalah perlunya memupuk sikap ”mengharapkan Allah yang menyelamatkan aku”, dan mau menganggap diri saya sebagai ”yang lebih kecil”.—Mikha 7:7; Lukas 9:48.
Kemudian, juga, berulang kali saya mempunyai alasan untuk merasa seperti Daud setelah kejadian yang menyangkut Nabal. (1 Samuel 25:2-34) Ia berterima kasih kepada Yehuwa dan Abigail karena mereka telah membuat dia terhindar dari hutang darah dengan membunuh seluruh seluruh keluarga Nabal. Ya, Yehuwa telah membuat saya terhindar dari kesalahan-kesalahan yang serius. Ia telah melakukan ini melalui malaikat-malaikatNya, pemeliharaanNya dan bantuan yang diberikan bukan saja oleh saudara-saudara yang matang tetapi juga oleh begitu banyak ”Abigail” Kristen yang baik. Dapat ditambahkan bahwa saya bersyukur kepada Yehuwa karena ketika saya lemah secara rohani, kesempatan untuk menyerah kepada godaan hampir tidak ada, dan ketika timbul godaan, kerohanian saya cukup kuat untuk tidak menyerah. Dengan kata lain, kecenderungan melakukan hal yang salah dan kesempatan melakukannya tidak pernah datang bersamaan, karena Yehuwa tahu bahwa dalam hati saya benar-benar ingin melakukan perkara yang benar. Betapa bersyukurnya saya bahwa Yehuwa tidak memandang kesalahan-kesalahan!—Mazmur 130:3.
Saya juga tidak boleh mengabaikan betapa baiknya Yehuwa kepada saya dan orang-orang lain dengan menyediakan makanan rohani yang sangat baik selama bertahun-tahun. (Matius 24:45-47) Tidak dapat disangkal lagi kenyataan bahwa terang kebenaran telah bercahaya lebih terang bagi orang-orang yang benar. (Mazmur 97:11) Sejak saya pertama kali mulai minum ’susu dari firman itu’, inilah beberapa dari banyak kebenaran rohani yang baik sekali yang dimengerti oleh umat Yehuwa: perbedaan antara organisasi Allah dan organisasi Setan; bahwa pembenaran Yehuwa lebih penting dari pada keselamatan makhluk-makhluk; bahwa nubuat-nubuat tentang pemulihan berlaku atas Israel rohani; bahwa tingkah laku Kristen maupun pengabaran sama pentingnya; dan bahwa makhluk-makhluk yang lemah dan tidak sempurna seperti kita sendiri dapat menyenangkan hati Allah kita, yang telah memberikan kita hak kehormatan untuk memakai namaNya yang tiada bandingannya, sebagai Saksi-Saksi Yehuwa.—1 Petrus 2:2; Amsal 27:11; Yesaya 43:10-12.
Apakah saya mempunyai alasan untuk bernyanyi bagi Yehuwa karena Ia telah berbuat baik kepada saya? Memang demikian!
[Catatan Kaki]
a Carey Barber memainkan biola kedua dalam orkes itu. Tidak pernah kami bayangkan bahwa 58 tahun kemudian kami masih berada dalam ’orkes’ yang sama, tetapi memainkan alat musik yang berbeda!
b Berkenaan kata-katanya yang salah mengenai apa yang dapat kita harapkan pada tahun 1925, ia pernah mengaku kepada kami di Betel, ”Saya telah berlaku bodoh.”
c Riwayat hidupnya muncul dalam Watchtower 1 Juni 1957, halaman 329-31.
d Lihat Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa tahun 1974, halaman 130-1.
[Gambar di hlm. 25]
Orkes WBBR tahun 1926, termasuk K. F. Klein dan C. W. Barber
[Gambar di hlm. 26]
J. F. Rutherford seperti seorang ayah bagi saya
[Gambar di hlm. 27]
Dengan Gretel, istri saya—Yehuwa juga telah berbuat baik kepada saya
[Gambar di hlm. 28]
N. H. Knorr seperti seorang saudara tua
[Gambar di hlm. 29]
F. W. Franz—teman sejati dan faktor pengimbang