PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yp psl. 22 hlm. 174-179
  • Karier Apa yang Sepatutnya Saya Pilih?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Karier Apa yang Sepatutnya Saya Pilih?
  • Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ‘Hal Itu Sama Sekali Tidak Berarti’
  • Karier yang Memuaskan
  • Pendidikan Perguruan Tinggi—Ada Gunanya?
  • Fakta-Fakta Lain untuk Diingat
  • Pilihan Lain Selain Pendidikan di Perguruan Tinggi
  • Orang Tua​—Masa Depan Apa yang Kalian Inginkan bagi Anak Kalian?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
  • Apa Pandangan Saksi-Saksi Yehuwa tentang Pendidikan?
    Pertanyaan Umum Mengenai Saksi-Saksi Yehuwa
  • Pendidikan yang Bertujuan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Sekolah Lagi—Mengapa?
    Sedarlah!—1994
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
yp psl. 22 hlm. 174-179

Pasal 22

Karier Apa yang Sepatutnya Saya Pilih?

‘APA yang harus saya lakukan dengan kehidupan saya selanjutnya?’ Cepat atau lambat anda akan dihadapkan dengan pertanyaan yang menantang ini. Ada sejumlah pilihan yang membingungkan—kedokteran, bisnis, kesenian, pendidikan, ilmu komputer, teknik, perdagangan. Dan anda mungkin merasa seperti remaja yang mengatakan: “Apa yang saya anggap berhasil . . . adalah mempertahankan tingkat kenyamanan yang sudah biasa kita nikmati sejak kecil sampai dewasa.” Atau seperti orang-orang lain, anda mungkin bercita-cita untuk memperbaiki keadaan ekonomi anda.

Namun apakah sukses hanya berarti keuntungan secara materi? Dapatkah karir duniawi memberi kepuasan sejati bagi anda?

‘Hal Itu Sama Sekali Tidak Berarti’

Mempesonakan, mengasyikkan, mendatangkan banyak uang! Demikianlah film-film, TV, dan buku-buku menggambarkan karir duniawi. Namun untuk memperoleh apa yang disebut sukses, para pengejar karir sering kali harus bersaing satu sama lain dalam suatu perjuangan hidup dan mati untuk mendapatkan penghargaan. Dr. Douglas LaBier menceritakan mengenai bagaimana orang-orang dewasa yang masih muda, yang banyak dari antaranya “memiliki karir kilat dalam teknologi tinggi, melaporkan perasaan-perasaan ketidakpuasan, kegelisahan, depresi, kekosongan, paranoia, juga sejumlah keluhan-keluhan fisik.”

Lama berselang, Raja Salomo mengemukakan betapa sia-sia sukses duniawi itu. Didukung oleh sumber-sumber yang praktis tidak ada habisnya, Salomo telah menghasilkan luar biasa banyak prestasi profesional. (Baca Pengkhotbah 2:4-10.) Namun, Salomo menyimpulkan: “Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan [“sadarlah aku bahwa semuanya itu tak ada artinya,” BIS] dan usaha menjaring angin.”—Pengkhotbah 2:11.

Suatu pekerjaan mungkin saja menghasilkan kekayaan dan kedudukan, namun tidak dapat memuaskan ‘kebutuhan rohani.’ (Matius 5:3, NW) Jadi kepuasan tidak akan dialami oleh mereka yang hanya hidup mengejar kesuksesan duniawi.

Karier yang Memuaskan

Raja Salomo menasihati: “Akhir kata dari segala yang didengar ialah: takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintahNya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.” (Pengkhotbah 12:13) Kewajiban utama bagi orang Kristen dewasa ini ialah mengabarkan berita Kerajaan. (Matius 24:14) Dan remaja-remaja yang menganggap serius kewajiban mereka terhadap Allah merasa didesak untuk sedapat mungkin ambil bagian sepenuhnya dalam pekerjaan ini—sekalipun mereka secara alamiah tidak merasa tertarik kepada pekerjaan pengabaran. (Bandingkan 2 Korintus 5:14.) Sebaliknya dari mengejar pekerjaan duniawi sepenuh waktu, ribuan telah memilih untuk melayani sebagai penginjil-penginjil perintis sepenuh waktu. Yang lain-lain melayani sebagai utusan injil di negeri asing atau di kantor-kantor cabang Lembaga Menara Pengawal.

Emily, yang meninggalkan karir sebagai sekretaris eksekutif untuk menjadi seorang perintis, mengatakan: “Saya telah memperkembangkan kasih yang sungguh-sungguh untuk pekerjaan ini.” Ya, dinas sepenuh waktu adalah karir yang paling memuaskan dan menarik yang dapat dibayangkan! Dan tidak ada hak istimewa yang lebih besar yang dapat dimiliki seseorang daripada menjadi salah seorang “kawan sekerja Allah.”—1 Korintus 3:9.

Pendidikan Perguruan Tinggi—Ada Gunanya?

Bagian terbesar dari rohaniwan-rohaniwan perintis membiayai diri dengan bekerja penggal waktu. Tetapi bagaimana jika di kemudian hari anda perlu membiayai keluarga? Tentu seseorang tidak akan pernah menyesal telah mengabdikan masa mudanya untuk melayani Allah! Namun, tidakkah masuk akal jika seorang remaja mendapat gelar perguruan tinggi dulu dan mungkin mengejar pelayanan di kemudian hari?

Memang, Alkitab tidak menjelaskan secara terinci berapa tahun pendidikan yang harus ditempuh seorang remaja Kristen. Alkitab juga tidak mengutuk pendidikan. Yehuwa, Sang ‘guru [“Instruktur Agung,” NW]’ menganjurkan agar umat-Nya dapat membaca dengan baik dan menyatakan diri dengan jelas. (Yesaya 30:20, Klinkert; Mazmur 1:2; Ibrani 5:12) Lagi pula, pendidikan dapat memperluas pengertian kita mengenai orang-orang dan dunia tempat kita tinggal.

Namun, apakah gelar perguruan tinggi selalu senilai dengan tuntutan yang begitu banyak atas waktu dan uang kita?a Memang statistik memperlihatkan bahwa lulusan perguruan tinggi mendapat gaji lebih tinggi dan lebih kecil kemungkinannya untuk menganggur daripada lulusan sekolah menengah, namun buku Planning Your College Education (Merencanakan Pendidikan Anda di Perguruan Tinggi) mengingatkan kita bahwa angka-angka statistik ini hanya menunjukkan rata-rata. Hanya sebagian kecil dari lulusan perguruan tinggi yang benar-benar mendapat gaji tinggi, yang lain mendapat gaji yang jauh lebih rendah. Selain itu, penghasilan besar yang diperoleh lulusan perguruan tinggi mungkin juga disebabkan oleh faktor-faktor seperti “kecakapan khusus, motivasi, bidang kesempatan kerja tertentu, . . . bakat khusus”—bukan semata-mata tingginya pendidikan mereka.

“Gelar [perguruan tinggi] tidak lagi menjamin kesuksesan dalam lapangan kerja,” demikian menurut Departemen Tenaga Kerja A.S. “Perbandingan antara [lulusan perguruan tinggi] yang mendapat pekerjaan di bidang profesional, teknik, dan manajemen . . . menurun karena bidang pekerjaan ini tidak berkembang cukup cepat untuk menyerap para lulusan [perguruan tinggi] yang jumlahnya terus bertambah. Akibatnya, kira-kira 1 dari 5 lulusan [perguruan tinggi] yang memasuki lapangan kerja antara tahun 1970 dan 1984 menerima pekerjaan yang sebenarnya tidak membutuhkan gelar. Surplus dalam lulusan [perguruan tinggi] ini rupanya akan terus berlangsung sampai pertengahan tahun 1990-an.”

Fakta-Fakta Lain untuk Diingat

Gelar perguruan tinggi mungkin atau mungkin juga tidak akan meningkatkan prospek pekerjaan anda. Namun satu fakta tak dapat disangkal: “Waktu telah singkat”! (1 Korintus 7:29) Meskipun semua manfaat yang diperkirakan akan diperoleh, apakah empat tahun atau lebih di perguruan tinggi merupakan cara terbaik dalam menggunakan waktu singkat yang masih tersisa tersebut?—Efesus 5:16.

Apakah pendidikan perguruan tinggi akan membawa anda lebih dekat atau lebih jauh dari cita-cita rohani anda? Ingat, pendapatan yang besar bukan suatu prioritas bagi seorang Kristen. (1 Timotius 6:7, 8) Namun, sebuah penelitian oleh para pengelola perguruan-perguruan tinggi di A.S. menggambarkan mahasiswa-mahasiswa sekarang ‘berorientasi karir, mementingkan kesuksesan materi, mementingkan diri sendiri.’ Sekelompok mahasiswa mengatakan: “Uang. Seolah-olah yang kami bicarakan selalu uang.” Bagaimana suasana persaingan yang ketat dan materialisme yang mementingkan diri akan mempengaruhi anda?

Perguruan tinggi mungkin tidak lagi diwarnai dengan kerusuhan-kerusuhan mahasiswa dari tahun 1960-an. Namun berkurangnya kericuhan di perguruan tinggi tidak berarti bahwa sekarang suasana kampus sehat. Sebuah penelitian mengenai kehidupan kampus menyimpulkan: “Para mahasiswa masih memiliki kebebasan yang hampir tidak terbatas dalam masalah-masalah pribadi dan sosial.” Narkotika dan alkohol digunakan dengan bebas, dan kebebasan seks merupakan hal yang umum—bukan kekecualian. Jikalau halnya demikian di perguruan-perguruan tinggi di negeri anda, tidakkah keadaan seperti itu akan merintangi upaya anda untuk memelihara moral yang bersih?—1 Korintus 6:18.

Hal lain yang memprihatinkan adalah hubungan antara perguruan tinggi dengan berkurangnya hasrat untuk “berpaut kepada prinsip-prinsip dasar keagamaan.” (The Sacred in a Secular Age atau Kekudusan dalam Zaman Sekuler) Tekanan untuk mempertahankan nilai-nilai yang tinggi menyebabkan beberapa remaja Kristen mengabaikan kegiatan-kegiatan rohani sehingga menjadi sasaran empuk dari serangan gencar pikiran duniawi yang ditonjolkan di perguruan tinggi. Dengan demikian, iman dari beberapa orang telah kandas.—Kolose 2:8.

Pilihan Lain Selain Pendidikan di Perguruan Tinggi

Mengingat fakta-fakta ini, banyak remaja Kristen memutuskan untuk tidak menempuh pendidikan perguruan tinggi. Banyak yang mendapati bahwa pelatihan yang diberikan di sidang-sidang dari Saksi-Saksi Yehuwa—khususnya Sekolah Pelayanan Teokratis setiap minggu—telah mendatangkan manfaat bagi mereka dalam memperoleh pekerjaan. Sekalipun tidak memiliki gelar perguruan tinggi, remaja-remaja seperti ini belajar untuk bersikap tenang, cakap dalam menyatakan pendapat mereka, dan sangat bertanggung jawab. Selain itu, sewaktu di sekolah menengah, beberapa telah mengambil kursus mengetik, memprogram komputer, memperbaiki mobil, montir, dan sebagainya. Keahlian-keahlian seperti itu dapat membantu dalam memperoleh pekerjaan penggal waktu dan sering kali sangat dibutuhkan. Dan sekalipun banyak remaja meremehkan ‘pekerjaan dengan tangan mereka,’ Alkitab menghargai mereka yang “bekerja keras.” (Efesus 4:28; bandingkan Amsal 22:29.) Bahkan Yesus Kristus sendiri belajar suatu ketrampilan dengan sedemikian baik sehingga ia dikenal sebagai “tukang kayu”!—Markus 6:3.

Memang, di beberapa negeri lulusan perguruan tinggi telah begitu membanjiri lapangan kerja sehingga sukar untuk memperoleh bahkan pekerjaan yang biasa tanpa pelatihan kerja tambahan. Tetapi sering kali ada program-program untuk belajar keahlian pada suatu perusahaan sekolah-sekolah kejuruan atau teknik, dan kursus-kursus perguruan tinggi jangka pendek yang mengajarkan ketrampilan-ketrampilan yang dibutuhkan untuk bekerja dengan waktu dan biaya yang minimum. Juga, jangan lupa bahwa ada faktor yang tidak diperhitungkan oleh statistik tenaga kerja: Janji Allah untuk memelihara mereka yang mendahulukan kepentingan rohani.—Matius 6:33.

Prospek pekerjaan dan sistem pendidikan berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Remaja-remaja memiliki kecakapan dan kecenderungan yang berbeda. Dan walaupun karir dalam pelayanan Kristen dianjurkan sebagai hal yang bermanfaat, ini tetap merupakan pilihan pribadi. Maka anda dan orang-tua anda perlu dengan saksama mempertimbangkan semua faktor yang tersangkut dalam memutuskan seberapa banyak pendidikan yang tepat bagi anda. Dalam membuat keputusan seperti itu, ‘setiap orang harus memikul tanggungannya sendiri.’—Galatia 6:5.

Namun, jika orang-tua anda berkeras agar anda masuk ke perguruan tinggi, tidak ada pilihan lain selain menaati mereka selama anda masih berada di bawah pengawasan mereka.b (Efesus 6:1-3) Mungkin sementara kuliah anda tidak perlu pindah rumah dan tidak terlibat dalam kegiatan-kegiatan universitas. Hendaklah selektif dalam memilih jurusan, misalnya, dengan memusatkan perhatian kepada pelajaran ketrampilan kerja sebaliknya dari belajar filsafat-filsafat dunia. Jagalah pergaulan anda. (1 Korintus 15:33) Jagalah agar anda tetap kuat secara rohani dengan menghadiri perhimpunan, berdinas, dan melakukan pelajaran pribadi. Beberapa remaja yang diharuskan masuk perguruan tinggi bahkan dapat merintis dengan mengatur jadwal kuliah mereka.

Pilihlah karir anda dengan hati-hati dan sungguh-sungguh, sehingga itu tidak hanya akan membawa kebahagiaan pribadi namun memungkinkan anda ‘mengumpulkan harta di surga.’—Matius 6:20.

[Catatan Kaki]

a Di Amerika Serikat, biaya rata-rata untuk perguruan tinggi lebih dari 10.000 dollar setahun! Sering kali dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi para mahasiswa untuk membayar utang ini.

b Untuk memenuhi keinginan orang-tua anda mungkin anda tidak perlu menempuh pendidikan lanjutan selama empat tahun. Program diploma, misalnya, dapat diterima oleh para majikan dalam banyak bidang profesional dan jasa dan ini dapat ditempuh dalam waktu lebih singkat.

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Diskusi

◻ Mengapa karir duniawi sering kali tidak dapat menghasilkan kebahagiaan pribadi?

◻ Mengapa semua remaja yang takut akan Allah hendaknya mempertimbangkan karir dalam dinas sepenuh waktu?

◻ Apa yang dinyatakan sebagai manfaat dari pendidikan tinggi, dan apakah pernyataan itu selalu benar?

◻ Bahaya-bahaya apa yang mungkin berhubungan dengan pendidikan di perguruan tinggi?

◻ Pilihan lain apa selain pendidikan perguruan tinggi yang dapat dipertimbangkan seorang remaja?

[Blurb di hlm. 175]

Suatu pekerjaan mungkin saja menghasilkan kekayaan dan kedudukan, namun tidak dapat memuaskan ‘kebutuhan rohani’

[Blurb di hlm. 177]

“Gelar [perguruan tinggi] tidak lagi menjamin kesuksesan dalam lapangan kerja”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan