-
Pernahkah Anda Bertanya-tanya?Sedarlah!—1994 | 8 September
-
-
dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena aku telah berkata: Aku Anak Allah?”—Yohanes 10:36.
12. ”Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.”—Yohanes 14:28.
13. ”Tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri.” (Matius 24:36) ”Supaya mereka semua [para pengikut Yesus] menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka [para pengikut Yesus] juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.”—Yohanes 17:21.
14. ”Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.” (Yohanes 1:29) ”Kami telah percaya dan tahu, bahwa Engkau adalah Yang Kudus dari Allah.”—Yohanes 6:69.
15. ”Dari dalam awan itu terdengar suara: ’Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia.’”—Markus 9:7.
16. ”Kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu.” (Kisah 1:8) ”Allah mengurapi [Yesus] dengan Roh Kudus dan kuat kuasa.”—Kisah 10:38.
17. Lihat ilustrasi, di sebelah kiri, dan teks di atas serta teks pada halaman 12.
18. ”Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.”—Ibrani 12:2.
19. ”Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.”—Filipi 2:9.
20. ”Kepala dari tiap-tiap laki-laki ialah Kristus, kepala dari perempuan ialah laki-laki dan Kepala dari Kristus ialah Allah.”—1 Korintus 11:3.
21. ”Ya, [Yehuwa] Allah, . . . allah manakah di langit dan di bumi, yang dapat melakukan perbuatan perkasa seperti Engkau?” (Ulangan 3:24) ”Kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.”—1 Korintus 15:28.
-
-
Apa yang Dapat Membantu Anda Mengatasi Stres?Sedarlah!—1994 | 8 September
-
-
Pandangan Alkitab
Apa yang Dapat Membantu Anda Mengatasi Stres?
APAKAH Anda korban stres? Jika demikian, Anda tidak sendirian. Sekarang adalah ”masa kritis yang sulit dihadapi”, dan orang-orang dari segala usia serta lapisan masyarakat mengalami stres. (2 Timotius 3:1, NW) Beberapa pakar menyatakan bahwa setengah lebih dari semua orang yang datang ke dokter disebabkan oleh problem yang ada kaitannya dengan stres.
Namun, stres sendiri tidak selalu buruk. ”Sebenarnya,” kata seorang pimpinan klinik stres, ”stres memberi kita semangat, kegairahan hidup, energi untuk menyelesaikan berbagai hal. Kita menikmatinya—jika kita dapat mengendalikannya.”
Sebaliknya, stres dapat merusak, menghancurkan. Lalu, bagaimana jika stres menjadi problem bagi Anda? Berikut ini adalah beberapa saran berdasarkan hikmat Alkitab yang dapat membantu Anda meminimumkan akibatnya yang merusak.
Hindari Harapan yang Tidak Masuk Akal
”Harapan yang tertunda menyedihkan hati,” kata Alkitab. (Amsal 13:12) Jika harapan tidak pernah terpenuhi, stres dapat menjadi tak tertahankan. Ini biasanya terjadi bila kita menetapkan harapan kita secara sangat tidak realistis.
Misalnya, media iklan telah mengelabui banyak orang sehingga percaya bahwa kebahagiaan mereka bergantung pada perkara-perkara materi yang dimiliki. Jika seseorang sangat mendambakan barang-barang yang tak mampu dibelinya, akibatnya bisa jadi adalah stres dan frustrasi. Maka Alkitab memberikan nasihat ini, ”Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.” (1 Timotius 6:8) Ya, meskipun Anda mungkin tidak memiliki mobil, rumah, atau perabot yang Anda inginkan, hargailah apa yang memang Anda miliki. Jagalah agar harapan Anda berkenaan materi tetap sederhana.
Harapan yang tidak masuk akal yang melibatkan orang juga dapat menimbulkan stres. Misalnya, meskipun seorang majikan atau pengawas berhak untuk mengharapkan tingkat prestasi yang masuk akal dari para pekerja bawahannya, adalah bodoh untuk mengharapkan kesempurnaan dari mereka. Carlos, seorang pengawas pabrik di Brasil mengatakan, ”Anda harus menerima orang-orang sebagaimana adanya. Jika Anda mengharapkan lebih dari apa yang dapat mereka berikan, itu akan menaikkan tingkat stres, membuat semua orang tidak bahagia.”—Bandingkan Yeremia 17:5-8.
Kendalikan Stres Akibat Mengejar Prestasi
Latin America Daily Post menyingkapkan sumber lain dari stres, menyatakan bahwa ’perilaku yang kompetitif dan berorientasi pada prestasi merupakan faktor penting yang dapat mengakibatkan penyakit jantung’. Seorang akuntan muda mengakui, ”Di kantor, saya begitu tegang dan takut menampakkan kelemahan apa pun. Saya bekerja dengan begitu giat dan merasa frustrasi jika tidak mendapat pengakuan dari orang-orang lain.”
Berkenaan pencarian akan pengakuan dan prestasi, Salomo mengatakan, ”Aku melihat bahwa segala jerih payah dan segala kecakapan dalam pekerjaan adalah iri hati seorang terhadap yang lain. Inipun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.”—Pengkhotbah 4:4.
Kenyataannya adalah, ’kemenangan perlombaan bukan selalu untuk yang cepat’ jika itu menyangkut kemajuan atau pengakuan atas pekerjaan. (Pengkhotbah 9:11) Maria, seorang pekerja kantor berkebangsaan Brasil, mengatakan seperti ini, ”Seseorang mungkin memiliki kemampuan, namun keadaan, dan bahkan mungkin favoritisme, dapat menghalangi promosi.”—Bandingkan Pengkhotbah 2:21; 10:6.
Jagalah agar harapan Anda tetap sederhana dan akuilah keterbatasan-keterbatasan Anda. Bekerjalah untuk sukacita yang dihasilkan dari pekerjaan itu sendiri sebaliknya dari bekerja hanya untuk mencapai prestasi. (Pengkhotbah 2:24) Sesungguhnya, orang yang terobsesi oleh prestasi tidak hanya kehilangan banyak sukacita dalam kehidupan tetapi juga dapat menjadi begitu tegang sehingga ia merusak upayanya sendiri untuk sukses. Maka Dr. Arnold Fox menyarankan, ”Ingin menjadi yang terbaik di bidang Anda adalah tujuan yang mengagumkan, namun jangan biarkan pikiran yang satu itu mendominasi kehidupan Anda. Jika Anda mengabaikan pikiran-pikiran akan kasih, tawa, dan sukacita kehidupan, atau jika Anda begitu terobsesi dengan kesuksesan sehingga Anda lupa untuk menikmati kehidupan, maka Anda membuat diri Anda stres.”
Hal-Hal yang Dapat Anda Lakukan
Cara lain untuk melawan ketegangan dari tekanan sehari-hari adalah memupuk rasa humor. (Pengkhotbah 3:4) Anda tidak perlu menjadi pelawak untuk memiliki sikap yang riang. ”Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang.”—Amsal 17:22.
Apakah Anda cenderung menunda-nunda sesuatu hingga esok hari? Akhirnya, penundaan akan menambah daripada mengurangi stres. Alkitab menasihatkan, ”Jangan berlambat-lambat dalam pekerjaanmu.” (Roma 12:11, NW) Buatlah sebuah daftar, secara tertulis atau secara mental, mengenai hal-hal yang perlu Anda lakukan. (Amsal 21:5) Lalu putuskan hal-hal mana yang perlu dikerjakan terlebih dahulu—dan mulailah mengerjakannya.
Namun, bagaimana jika Anda masih merasa tegang atau stres, meskipun Anda telah benar-benar berupaya? Anda mungkin perlu membuat suatu upaya terpadu untuk mengubah pemikiran Anda. Jangan terus memikirkan kesalahan-kesalahan yang telah lalu. Ini dapat menambah stres yang sekarang. Seorang filsuf abad ke-19 menulis, ”Kehidupan hanya dapat dimengerti jika kita merenungkan masa lalu; namun itu harus dijalani dengan mengingat masa depan.” Meskipun kita dapat belajar dari kegagalan, tindakan kita sekarang menentukan masa depan kita.
Raja Daud menunjuk kepada pengobatan stres yang terbaik ketika ia berdoa kepada Yehuwa, ”Lapangkanlah hatiku yang sesak dan keluarkanlah aku dari kesulitanku!” (Mazmur 25:17) Ya, Daud berharap kepada Allah untuk melepaskan kecemasannya. Jika Anda menyediakan waktu untuk membaca dan merenungkan Firman Allah, Anda juga akan mendapati bahwa Anda akan merasa dekat dengan Allah. Seraya Anda menjadi menghargai maksud-tujuan Allah, Anda akan digerakkan untuk menaruh kepentingan-Nya di tempat pertama dalam kehidupan Anda, yang akan melepaskan Anda dari kecemasan yang tidak perlu. (Matius 6:31, 33) Belajarlah untuk tidak mengkhawatirkan hari-hari mendatang. Untuk apa menambah kecemasan esok hari kepada hari ini? Yesus mengatakan seperti ini, ”Janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”—Matius 6:34.
-