PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • sg pel. 10 hlm. 49-54
  • Mengembangkan Seni Mengajar

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengembangkan Seni Mengajar
  • Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Bahan Terkait
  • Perhatikanlah ”Seni Mengajar” Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
  • ’Kamu Sudah Harus Menjadi Pengajar’
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1984 (s-5)
  • Capailah Hati Siswa Alkitab Saudara
    Pelayanan Kerajaan Kita—1993
  • Bagaimana Menjadikan Murid dengan Menggunakan Buku Pengetahuan
    Pelayanan Kerajaan Kita—1996
Lihat Lebih Banyak
Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
sg pel. 10 hlm. 49-54

Pelajaran 10

Mengembangkan Seni Mengajar

1-3. Apa yang tercakup dalam pekerjaan mengajar, dan kesempatan-kesempatan apa yang kita miliki untuk mengajar?

1 Sebagai orang Kristen sejati kita memandang Allah Yehuwa dan Yesus Kristus sebagai Guru-Guru Agung kita. Bersama pemazmur kita ikut berdoa kepada Yehuwa, ”Ajarlah aku melakukan kehendakMu.” (Mzm. 143:10) Kita juga sepikiran dengan murid-murid Yesus di abad pertama yang menyapanya sebagai ”Guru”. Dan Yesus memang guru yang hebat! Setelah ia memberikan Khotbah di Bukit, ”takjublah orang banyak itu mendengar pengajaranNya [”cara mengajar”, NW], sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa”. (Mat. 7:28, 29) Kedua Pribadi ini adalah Guru-Guru Yang Paling Agung, dan kita berusaha meniru Mereka.

2 Mengajar merupakan kecakapan yang perlu dikembangkan. Hal ini mencakup menjelaskan suatu perkara, apa, bagaimana, mengapa, di mana dan bilamana. Tiap orang Kristen perlu meningkatkan kecakapan mengajarnya, terutama mengingat pesan Yesus kepada para pengikutnya, ”Jadikanlah semua bangsa muridKu . . . dan ajarlah mereka.” (Mat. 28:19, 20) Bahwa ini pekerjaan yang menuntut ketrampilan nyata dari nasihat rasul Paulus kepada Timotius, ”Nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran [”seni mengajar”, NW].”—2 Tim. 4:2.

3 Memang ada banyak kesempatan untuk mengajar orang lain. Orangtua perlu mengajar anak-anak mereka. Pemberita kabar kesukaan perlu mengajar peminat-peminat baru melalui pelajaran Alkitab rumahan. Sering kali ada kesempatan untuk mengajar penyiar-penyiar baru. Dan banyak saudara mendapat hak istimewa untuk memberikan khotbah yang membina, di perhimpunan dinas ataupun khotbah umum. Semua siswa yang mengikuti Sekolah Pelayanan Teokratis hendaknya ingin sekali memperlihatkan kemajuan mereka sebagai guru. Seraya saudara memperkembangkan kesanggupan untuk ambil bagian dalam segi mengajar dari pelayanan, saudara akan merasa benar-benar puas dan sungguh-sungguh diberkati. Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada mengajar orang lain mengenai Firman Allah, dan kemudian melihat dia membuat kemajuan rohani yang bagus.

4, 5. Kepada siapa dan apa kita harus bersandar pada waktu mengajar?

4 Bersandar kepada Yehuwa. Satu syarat yang sangat penting untuk menjadi guru yang jitu dari kabar kesukaan adalah bersandar kepada Yehuwa, memperhatikan Dia, bersandar pada bimbinganNya dan memohon bantuanNya. (Ams. 3:5, 6) Bahkan Yesus berkata, ”AjaranKu tidak berasal dari diriKu sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.” (Yoh. 7:16) Berulang kali ia menunjuk kepada Firman Allah, mengutip atau menyinggung sampai kira-kira setengah dari Alkitab Ibrani dalam percakapannya yang tercatat. Maka pada waktu mengajar orang lain, bersandarlah kepada Firman kebenaran Allah seperti yang Yesus lakukan. Carilah jawaban-jawaban saudara dari situ, karena hanya ada satu buku pelajaran utama untuk mengajar orang agar menjadi murid-murid Yesus, dan itu adalah Alkitab.—2 Tim. 3:16.

5 Jika saudara benar-benar bersandar pada Yehuwa, saudara tidak usah merasa tidak sanggup. Allah memberi kita pengertian tentang maksud-tujuanNya yang tertulis di dalam Firman kebenaranNya. Jika saudara membagikan pengetahuan saudara tentang kebenaran ini kepada orang lain, Yehuwa akan mendukung saudara. Saudara tidak perlu menahan diri dan berkata, ”Saya bukan guru.” Saudara bisa menjadi guru, jika saudara dengan sungguh-sungguh bersandar pada Yehuwa.—2 Kor. 3:5.

6-8. Apa peranan dari persiapan dalam mengajar dengan efektif?

6 Persiapan. Jelas, penting sekali untuk mengenal pokok pembicaraan saudara. Saudara harus benar-benar mengerti bahannya sebelum dapat mengajar orang lain. (Rm. 2:21) Seraya pengetahuan saudara bertambah luas, saudara pasti akan menjadi guru yang lebih cakap. Bahkan jika saudara hanya mengetahui beberapa kebenaran dasar, saudara masih tetap dapat menjadi guru. Bicarakan apa yang saudara ketahui. Bahkan anak-anak kecil dapat mengajar teman-teman di sekolah tentang kebenaran-kebenaran yang telah mereka pelajari dari orangtua mereka. Sekolah Pelayanan Teokratis akan membantu saudara memperkembangkan kecakapan mengajar.

7 Jika saudara hendak memimpin pelajaran Alkitab atau menyampaikan khotbah, pahami lebih dulu argumen-argumen yang mendukung keterangan itu. Coba pahami duduk perkara setiap hal. Perhatikan apakah saudara bisa mengutarakan buah-buah pikiran itu dengan kata-kata sendiri. Pahami dengan baik bukti-bukti Alkitabnya. Bersiaplah untuk menerapkan ayat-ayat dengan efektif.

8 Segi lain dari persiapan adalah mempertimbangkan sebelumnya pertanyaan-pertanyaan yang mungkin timbul dalam pikiran si pelajar karena latar belakang agamanya. Dengan demikian saudara akan siap dengan keterangan yang khusus cocok bagi si pelajar. Dengan mengingat pengertian yang sudah ia miliki, saudara akan dibantu dalam meletakkan dasar untuk memberikan keterangan baru dan membantu dia untuk maju. Pelajar lain mungkin memerlukan argumen yang berbeda karena latar belakangnya. Jadi dengan mengenal pelajar saudara, saudara akan dibantu mengadakan persiapan.

9. Bagaimana saudara dapat menganjurkan pelajar untuk menjawab dengan kata-kata sendiri?

9 Pertanyaan-pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan khususnya berguna untuk mengajar dengan efektif, seperti yang sering diperlihatkan oleh Yesus Kristus. (Luk. 10:36) Maka pada waktu memimpin pelajaran Alkitab, saudara dapat mengikuti metode Yesus, dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang tercetak dalam publikasi. Tetapi jika saudara seorang guru yang saksama, saudara tidak akan puas jika si pelajar hanya membacakan jawaban dari buku. Dalam hal demikian saudara perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan tambahan untuk mendorong si pelajar mengutarakan buah pikiran itu dengan kata-katanya sendiri. Kadang-kadang saudara hanya perlu mengatakan, ”Jawaban itu benar, tapi bagaimana saudara menjelaskannya dengan kata-kata sendiri?”

10. Jelaskan penggunaan pertanyaan-pertanyaan penuntun.

10 Saudara akan dapati bahwa pertanyaan-pertanyaan penuntun juga berguna dalam mengajar. Ini adalah pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu saudara mengarahkan pikiran orang tersebut atas dasar apa yang sudah ia ketahui, kepada kesimpulan yang mungkin belum pernah terpikir olehnya. (Mat. 17:25, 26; 22:41-46) Sebenarnya saudara berkata dalam hati, ’Saya tahu pelajar ini mengetahui tentang ini dan itu, jadi jika saya mengajukan beberapa pertanyaan dalam urutan yang logis, ia akan sampai kepada kesimpulan yang benar. Tetapi jika saya tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan penuntun dan langsung menuju pertanyaan utama, mungkin ia mengambil kesimpulan yang salah.’ Dengan kata lain, si pelajar memiliki keterangan yang memungkinkan dia menemukan jawaban. Namun ia perlu dibantu. Memang cara yang mudah adalah memberitahukan jawabannya kepada dia. Tetapi jika saudara menggunakan pertanyaan-pertanyaan penuntun, saudara bukan saja akan membuat jawaban itu lebih mudah diterima karena si pelajar sendiri yang mengatakannya, tetapi saudara juga membantu dia memperkembangkan kesanggupan berpikir. Pertanyaan-pertanyaan saudara akan menuntun pikirannya mengikuti proses pemikiran yang logis sehingga sampai kepada kesimpulan yang benar. Ini akan sangat berharga baginya di kemudian hari.

11. Bagaimana cara menggunakan pertanyaan-pertanyaan mengenai sudut pandangan?

11 Ada kalanya saudara merasa perlu mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai sudut pandangan. Dengan pertanyaan-pertanyaan ini saudara mencoba mengetahui apa yang dipercayai oleh pelajar itu sendiri mengenai suatu hal. Misalnya, saudara dapat menanyakan dia hukum Allah mengenai percabulan. Mungkin ia dapat mengutip satu ayat yang memperlihatkan bahwa hal itu salah. Namun apakah si pelajar benar-benar setuju dengan jawaban yang ia berikan? Apakah itu juga pandangannya sendiri? Saudara mungkin ingin mengajukan sebuah pertanyaan untuk mencari tahu bagaimana sebenarnya pendapatnya mengenai percabulan. Saudara dapat bertanya, ”Apakah ada bedanya jika kita menerima atau menolak cara hidup demikian?” Saudara kemudian dapat menentukan dalam bidang apa ia membutuhkan lebih banyak bantuan dan saudara dapat mengusahakannya. Pertanyaan-pertanyaan mengenai sudut pandangan membantu saudara mencapai hati si pelajar.

12, 13. Mengapa berfaedah untuk mengajukan pertanyaan dalam pelayanan dari rumah ke rumah, maupun pada waktu memberi khotbah dari mimbar?

12 Pertanyaan-pertanyaan juga berguna dalam pelayanan dari rumah ke rumah. Misalnya, saudara ingin mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh penghuni rumah agar saudara dapat membantu dia dengan lebih baik untuk mengerti kebenaran-kebenaran Alkitab. Saudara juga mengajukan pertanyaan dan meminta komentarnya karena saudara tahu bahwa jika ia diberi kesempatan untuk mengutarakan pandangan, ia akan lebih bersedia mendengarkan apa yang saudara katakan.

13 Bahkan sewaktu menyampaikan khotbah dari mimbar, kadang-kadang saudara dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang saudara harapkan jawabannya. Jadi saudara mengundang hadirin untuk menjawab. Namun ada kalanya saudara menggunakan pertanyaan retorik—pertanyaan yang diajukan untuk merangsang pikiran, tanpa mengharap jawaban dari hadirin. (Luk. 12:49-51) Saudara sendiri yang menjawab. Ada kalanya saudara mungkin ingin menggunakan serangkaian pertanyaan, tidak memberikan jawabannya sampai saudara tiba pada pertanyaan penutup. Jenis pertanyaan yang saudara gunakan bergantung kepada hadirin dan apa yang saudara sedang ajarkan.

14, 15. Tujuan-tujuan apa tercapai dengan perumpamaan dan ulangan?

14 Perumpamaan-perumpamaan. Ini merupakan segi yang penting dari cara mengajar Yesus. Demikian pula, guru-guru Kristen dewasa ini dapat menggunakan hal-ihwal dan pengalaman dari kehidupan sehari-hari untuk perumpamaan-perumpamaan yang dapat membantu mengesankan ajaran-ajaran yang bagus di dalam pikiran pendengar mereka. (Mat. 13:34, 35) Usahakan untuk membuat perumpamaan-perumpamaan yang sederhana, karena perumpamaan yang rumit dan berbelit sulit diikuti dan bahkan bisa mengalihkan perhatian dari argumen saudara. Surat dari Yakobus memuat banyak perumpamaan—gelombang laut, kemudi kapal, kekang kuda, cermin, dan sebagainya. Semua diambil dari hal-hal yang umum dalam kehidupan. Guru yang waspada akan berusaha untuk membuat perumpamaan itu dapat diterapkan pada keadaan dari pelajar-pelajarnya, pada usia, agama, kebudayaan, dan lain sebagainya. Tentu saja, perumpamaan dapat digunakan pada waktu menyampaikan khotbah, juga sewaktu mengajar seseorang.

15 Ulangan. Teknik ini sangat penting untuk mengajar dengan berhasil, baik dari mimbar maupun pada waktu mengajar seseorang di rumah. Berusahalah untuk mengesankan kata-kata dan kalimat-kalimat kunci, khususnya ayat-ayat, dalam pikiran pelajar saudara. Jika saudara mendapat khotbah latihan bersama seorang penghuni rumah, saudara dapat mengajukan pertanyaan ulangan, jadi menandaskan pokok-pokoknya dengan ulangan. Dengan cara ini saudara dapat yakin bahwa si pelajar sudah mengerti. Sebenarnya saudara akan bertanya seperti Yesus, ”Mengertikah kamu semuanya itu?”—Mat. 13:51.

16. Jika seorang pembicara cakap mengajar, apa yang dapat saudara ingat setelah mendengarkan khotbahnya?

16 Khotbah-khotbah yang bersifat mengajar. Saudara tentu masih mengingat dan menghargai khotbah-khotbah yang paling mengesankan bagi saudara. Maka perhatikanlah mengapa ada pengkhotbah yang cakap mengajar. Perhatikan apa yang membuat khotbah mereka mudah diingat. Mereka tidak menyampaikannya dengan tergesa-gesa. Bisa jadi mereka menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh hadirin ataupun pertanyaan-pertanyaan retorik untuk merangsang pikiran, Mereka akan meminta saudara untuk memeriksa ayat-ayat kunci dan membaca bersama-sama, mendiskusikan ayat-ayat tersebut, menguraikan dan menonjolkan gagasan-gagasan utama. Ada yang menggunakan alat-alat peraga. Namun dalam semua hal, saudara akan melihat bahwa lebih mudah untuk mengingat beberapa pokok yang diterangkan dengan baik daripada banyak pokok yang hanya disinggung sepintas lalu. Apabila seni mengajar digunakan, mereka yang mendengarkan khotbah seharusnya dapat segera menyebutkan temanya, pokok-pokok utama dan mungkin satu atau dua ayat utama yang dipakai.

17, 18. Cara bagaimana dan mengapa kita harus mengarahkan perhatian kepada Guru-Guru Agung?

17 Mengarahkan perhatian kepada Guru-Guru Agung. Sebagai guru Kristen saudara harus selalu ingat akan pentingnya mengarahkan perhatian kepada Allah Yehuwa sebagai Sumber kehidupan dan kepada Yesus Kristus sebagai saluran Allah untuk memberikan kehidupan dan berkat-berkat. (Yoh. 17:3) Usahakan untuk mengembangkan dalam diri orang lain penghargaan yang hangat kepada Guru-Guru Agung yang sejati ini.

18 Seraya saudara menguasai seni mengajar, saudara akan juga menyadari peranan yang dimainkan oleh kasih. Jika seorang pelajar benar-benar mengasihi Allah Yehuwa, maka ia akan melayaniNya dengan setia. Jadi, selama pelajaran, pada pokok-pokok yang cocok, tariklah perhatiannya kepada arti penting dari apa yang Allah sudah dan sedang lakukan bagi orang-orang yang berdosa. Tonjolkan hikmat, keadilan, kasih dan kuasa dari Allah, sifat-sifat yang selalu berpadu dengan sempurna demi kefaedahan manusia yang taat. Jika hati si pelajar tulus, lambat-laun ia juga akan mempunyai perasaan loyal yang dalam kepada Yehuwa dan keinginan untuk turut serta dalam memuliakan namaNya.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan