PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w92 15/10 hlm. 13-18
  • Berupaya Menyelamatkan Keluarga Saudara Memasuki Dunia Baru Allah

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Berupaya Menyelamatkan Keluarga Saudara Memasuki Dunia Baru Allah
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Tingkatkan Komunikasi
  • ’Pengaturan Mental dari Yehuwa’
  • Pelajaran Keluarga yang Membina
  • ”Waktu untuk Tertawa”
  • Memastikan Masa Depan yang Kekal bagi Keluarga Saudara
  • Komunikasi Keluarga—Cara Bagaimana Memperbaikinya?
    Sedarlah!—1985 (No. 12)
  • Orang Tua, Anak-Anak—Berkomunikasilah dengan Kasih
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
  • Membangun Keluarga yang Kuat secara Rohani
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2001
  • Menjaga Hubungan Komunikasi Tetap Terbuka
    Membina Keluarga Bahagia
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
w92 15/10 hlm. 13-18

Berupaya Menyelamatkan Keluarga Saudara Memasuki Dunia Baru Allah

”Ya [Yehuwa]! Engkau juga akan menunggui mereka itu dan Engkau juga akan memelihara mereka itu dari pada bangsa ini sampai selama-lamanya.”—MAZMUR 12:8, Klinkert.

1, 2. (a) Bagaimana keadaan beberapa keluarga di bawah tekanan-tekanan dari hari-hari terakhir ini? (b) Bagaimana keluarga-keluarga Kristen mungkin berupaya untuk selamat?

”HARI ini hati saya penuh dengan sukacita!” seru seorang penatua Kristen bernama John. Penyebab kegembiraannya yang meluap? ”Putra saya yang berusia 14 tahun dan putri saya yang berusia 12 tahun dibaptis,” kisahnya. Namun kegembiraannya tidak hanya sampai di situ. ”Putra saya yang berusia 17 tahun serta putri saya yang berusia 16 tahun telah merintis ekstra satu tahun terakhir ini,” katanya.

2 Banyak keluarga di antara kita mendapat hasil baik yang serupa seraya mereka menerapkan prinsip-prinsip Alkitab. Namun, beberapa mengalami problem. ”Kami memiliki lima orang anak,” tulis sepasang kristiani, ”dan secara progresif menjadi bertambah sulit bagi kami untuk menangani mereka. Kami sudah kehilangan seorang anak kepada sistem tua ini. Sekarang ini remaja-remaja muda kita tampaknya menjadi lahan utama dari serangan Setan.” Juga ada pasangan-pasangan yang mengalami perselisihan berat dalam perkawinan, kadang-kadang berakhir dengan perpisahan atau perceraian. Meskipun demikian, keluarga-keluarga Kristen yang kuat akan selamat melampaui ’sengsara besar’ dan dipelihara memasuki dunia baru Allah yang akan datang. (Matius 24:21, Bode; 2 Petrus 3:13) Namun, apa yang dapat saudara lakukan untuk meyakinkan dipeliharanya keluarga saudara?

Tingkatkan Komunikasi

3, 4. (a) Seberapa penting komunikasi dalam kehidupan keluarga, dan mengapa problem-problem dalam hal ini sering timbul? (b) Mengapa para suami hendaknya berupaya keras untuk menjadi pendengar yang baik?

3 Komunikasi yang baik merupakan sumber kehidupan suatu keluarga yang sehat; tanpa hal itu, ketegangan dan stres meningkat. ”Bahwa maksudpun batallah dengan tiada bicara,” kata Amsal 15:22 (Klinkert). Menarik, seorang penasihat perkawinan melaporkan, ”Keluhan yang paling sering saya dengar dari istri-istri yang meminta nasihat adalah ’Ia tidak mau berbicara kepada saya’, dan ’Ia tidak mau mendengarkan saya’. Dan ketika saya memberi tahu keluhan ini kepada suami-suami mereka, mereka pun tidak mau mendengarkan saya.”

4 Apa yang menyebabkan kurangnya komunikasi? Satu hal, karena pria dan wanita berbeda, dan sering kali mereka memiliki cara berkomunikasi yang tampak berbeda. Suatu artikel mencatat bahwa seorang suami ”cenderung berlaku langsung dan praktis” dalam berbicara, sedangkan ”apa yang paling diinginkan [seorang istri] adalah seorang pendengar yang empati”. Jika hal ini merupakan problem dalam perkawinan saudara, upayakan untuk memperbaikinya. Seorang suami Kristen mungkin perlu berupaya keras menjadi pendengar yang lebih baik. Yakobus berkata, ”Setiap orang [”pria”, NW] hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata.” (Yakobus 1:19) Belajarlah untuk menahan diri dari memberi perintah, menegur, atau memberi omelan ketika istri saudara sekadar menginginkan teman ”seperasaan”. (1 Petrus 3:8) ”Orang yang berpengetahuan menahan perkataannya,” kata Amsal 17:27.

5. Apa beberapa cara yang dapat ditingkatkan para suami dalam mengungkapkan pikiran serta perasaan mereka?

5 Di lain pihak, ”ada waktu untuk berbicara”, dan saudara mungkin perlu belajar untuk lebih menyatakan pikiran serta perasaan saudara. (Pengkhotbah 3:7) Misalnya, apakah saudara murah hati dalam memberikan pujian atas keberhasilan-keberhasilan istri saudara? (Amsal 31:28) Apakah saudara memperlihatkan penghargaan atas kerja keras yang ia lakukan dalam mendukung saudara dan mengurus rumah tangga? (Bandingkan Kolose 3:15.) Atau mungkin saudara perlu membuat perbaikan dengan secara lisan membuat ”pernyataan-pernyataan kasih”. (Kidung Agung 1:2, NW) Melakukan hal ini mungkin pada mulanya membuat saudara merasa canggung, tetapi itu dapat sangat membantu dalam membuat istri saudara merasa terjamin akan kasih saudara kepadanya.

6. Apa yang dapat dilakukan istri-istri untuk meningkatkan komunikasi keluarga?

6 Bagaimana dengan istri-istri Kristen? Seorang istri dikutip mengatakan bahwa suaminya tahu ia menghargainya, maka tidak penting baginya untuk menyatakan hal tersebut kepada suaminya. Namun, kaum pria juga terbina karena diberi penghargaan, kepercayaan dan pujian. (Amsal 12:8) Apakah saudari perlu lebih menyatakan perasaan lagi dalam hal ini? Di lain pihak, saudari mungkin perlu lebih memberi perhatian kepada cara saudari mendengarkan. Jika suami saudari sulit untuk secara terbuka membicarakan berbagai problem, kekhawatiran, serta kegelisahannya, apakah saudari telah mengetahui cara membuat ia terbuka dengan cara yang ramah dan bijaksana?

7. Apa yang dapat mengakibatkan pertengkaran meledak dalam perkawinan, dan bagaimana hal tersebut dapat dihindari?

7 Tentu, bahkan pasangan-pasangan yang biasanya rukun kadang-kadang mengalami kegagalan dalam berkomunikasi. Emosi mungkin menutupi akal sehat, atau suatu pembicaraan yang dilakukan dengan tenang dapat dengan cepat berubah menjadi argumentasi yang panas. (Amsal 15:1) ”Kita semua bersalah dalam banyak hal”; namun, pertengkaran dalam perkawinan bukanlah berarti akhir dari suatu perkawinan. (Yakobus 3:2) Tetapi ”gaduh dan umpat” tidak pantas dan bersifat menghancurkan hubungan apa pun. (Efesus 4:31, Bode) Segeralah mencari perdamaian bila kata-kata yang menyakitkan telah dilontarkan. (Matius 5:23, 24) Perselisihan sering kali dapat dihindari sejak awal jika saudara berdua mempraktikkan kata-kata Paulus dalam Efesus 4:26, ”Janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu.” Ya, bicarakan masalah-masalahnya ketika masih kecil dan dapat ditangani; jangan menunggu sampai emosi saudara telah mencapai titik puncaknya. Menggunakan beberapa menit setiap hari untuk membicarakan berbagai hal dapat banyak membantu mengembangkan komunikasi dan menghindari salah pengertian.

’Pengaturan Mental dari Yehuwa’

8. Mengapa beberapa remaja mungkin hanyut ke luar dari kebenaran?

8 Tampaknya beberapa orang-tua cukup puas dengan membiarkan anak-anak mereka bertumbuh dengan hanya sedikit bimbingan. Anak-anak menghadiri perhimpunan-perhimpunan dan beberapa ambil bagian dalam dinas pengabaran, tetapi sering kali mereka belum memupuk hubungan pribadi dengan Allah. Pada waktunya, ”keinginan daging dan keinginan mata” dapat membawa banyak dari remaja demikian menjauh dari kebenaran. (1 Yohanes 2:16) Betapa menyedihkan bagi para orang-tua nantinya untuk selamat melampaui Armagedon, tetapi karena kelalaian masa lalu, meninggalkan anak-anak mereka di belakang sebagai korban!

9, 10. (a) Apa yang tersangkut dalam membesarkan anak ”di dalam disiplin dan pengaturan mental dari Yehuwa”? (b) Mengapa penting untuk membiarkan anak-anak menyatakan perasaan mereka secara bebas?

9 Maka Paulus menulis, ”Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan [”disiplin dan pengaturan mental dari Yehuwa”, NW].” (Efesus 6:4) Untuk melakukan hal tersebut, saudara sendiri perlu mengenal sepenuhnya standar-standar Yehuwa. Saudara perlu memberikan teladan yang sepatutnya pada saat timbul hal-hal seperti pilihan saudara akan hiburan, pelajaran pribadi, kehadiran dalam perhimpunan, dan dinas pengabaran. Kata-kata Paulus juga secara tidak langsung menyatakan bahwa orang-tua hendaknya (1) menjadi pengamat yang saksama atas anak-anaknya dan bahwa ia (2) memelihara komunikasi yang baik dengan mereka. Hanya dengan cara demikian saudara dapat mengetahui dalam bidang-bidang apa mereka membutuhkan ”pengaturan mental”.

10 Merupakan hal yang wajar bagi para remaja untuk berupaya mendapatkan tingkat kebebasan tertentu. Namun, saudara perlu waspada untuk dapat membedakan tanda-tanda yang jelas dari pengaruh dunia dalam tutur kata, cara berpikir, berpakaian dan berdandan, serta pilihan teman bergaul mereka. Seorang ayah yang bijaksana berkata sebagaimana dicatat dalam Amsal 23:26, ”Hai anakku, berikanlah hatimu kepadaku.” Apakah anak-anak saudara merasa leluasa membagikan pandangan serta perasaan mereka kepada saudara? Jika anak-anak tidak takut bahwa mereka langsung dicela, mereka mungkin lebih mudah mengungkapkan perasaan mereka yang sesungguhnya tentang hal-hal seperti aktivitas ekstra kurikuler, berkencan, pendidikan yang lebih tinggi, atau kebenaran Alkitab sendiri.

11, 12. (a) Bagaimana saat-saat makan dapat digunakan untuk meningkatkan komunikasi keluarga? (b) Apa yang mungkin dihasilkan ketekunan orang-tua dalam upayanya meningkatkan komunikasi dengan anak-anaknya?

11 Di banyak negeri, makan bersama telah menjadi kebiasaan bagi keluarga-keluarga. Maka, makan malam dapat menyediakan kesempatan yang baik bagi seluruh anggota keluarga untuk berbagi percakapan yang membangun. Sering kali, acara makan bersama ini terdesak oleh pesawat TV maupun gangguan-gangguan lainnya. Namun, selama berjam-jam, anak-anak saudara sebenarnya telah disandera di sekolah sehingga menjadi terbuka bagi pikiran-pikiran duniawi. Saat-saat makan merupakan waktu yang baik untuk berkomunikasi dengan anak-anak saudara. ”Kami menggunakan saat makan untuk membicarakan hal-hal yang terjadi selama hari itu,” kata seorang ibu. Meskipun demikian, saat-saat makan hendaknya jangan menjadi pembahasan yang sifatnya mendisiplin atau menginterogasi yang mendatangkan malu. Jaga agar kesempatan itu tetap santai dan menyenangkan!

12 Mengupayakan agar anak-anak saudara terbuka terhadap saudara merupakan tantangan dan mungkin membutuhkan kesabaran yang tak habis-habisnya. Namun, pada waktunya, saudara mungkin akan melihat hasil-hasil yang menggembirakan hati. ”Putra kami yang berusia 14 tahun ketika itu tertekan dan suka menyendiri,” kenang seorang ibu yang prihatin. ”Melalui doa dan ketekunan kami, sekarang ia mulai terbuka dan berbicara kepada kami!”

Pelajaran Keluarga yang Membina

13. Mengapa pelatihan sejak dini bagi anak-anak begitu penting, dan bagaimana hal itu dapat dicapai?

13 ”Pengaturan mental” juga termasuk pengajaran formal dari Firman Allah. Seperti Timotius, pelatihan demikian hendaknya dimulai ”dari kecil”. (2 Timotius 3:15) Pelatihan sejak dini menguatkan anak-anak untuk menghadapi ujian iman yang mungkin timbul selama masa sekolah—perayaan-perayaan ulang tahun, upacara-upacara patriotik, atau hari-hari raya keagamaan. Tanpa persiapan menghadapi ujian-ujian demikian, iman seorang anak mungkin dihancurkan. Maka, manfaatkan alat-alat yang Lembaga Menara Pengawal telah sediakan bagi anak-anak kecil, seperti buku Mendengar kepada Guru yang Agung dan Buku Cerita Alkitab.a

14. Bagaimana pelajaran keluarga dapat dipertahankan tetap tentu, dan apa yang saudara telah lakukan agar mempunyai pelajaran keluarga yang tetap tentu?

14 Segi lain yang memerlukan perhatian adalah pelajaran keluarga, yang dengan mudah bisa menjadi kegiatan yang tidak tetap tentu atau bersifat mekanis dan membosankan. Hal ini merupakan tantangan bagi para orang-tua dan anak-anak. Bagaimana saudara dapat memperbaiki hal ini? Pertama-tama, saudara perlu ’membeli waktu’ untuk melakukan pelajaran tersebut, jangan biarkan itu didesak ke luar oleh acara-acara TV maupun gangguan lainnya. (Efesus 5:15-17) ”Ketika itu kami mengalami kesulitan mempertahankan pelajaran keluarga secara tetap tentu,” seorang kepala keluarga mengakui. ”Kami mencoba berbagai waktu yang berbeda sampai akhirnya kami menemukan waktu luang pada malam hari yang cocok bagi kami. Sekarang pelajaran keluarga kami sudah tetap tentu.”

15. Bagaimana saudara dapat menyesuaikan pelajaran keluarga sesuai dengan kebutuhan keluarga?

15 Kemudian, pertimbangkan kebutuhan-kebutuhan khusus keluarga saudara. Banyak keluarga menikmati persiapan pelajaran Menara Pengawal mingguan mereka bersama-sama. Namun, dari waktu ke waktu, keluarga saudara mungkin mempunyai topik-topik tertentu yang perlu didiskusikan, termasuk masalah-masalah yang mereka hadapi di sekolah. Buku Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis dan artikel-artikel dari Menara Pengawal dan Sedarlah! dapat memenuhi kebutuhan ini. ”Jika kami mendapati sikap apa pun yang perlu diperbaiki dari anak-anak lelaki kami,” kata seorang ayah, ”kami langsung mengarah kepada pasal tertentu dari buku Pertanyaan Kaum Muda yang membahas hal tersebut.” Istrinya menambahkan, ”Kami berupaya untuk lentuk. Jika kami telah merencanakan sesuatu untuk pelajaran keluarga kami, lalu timbul kebutuhan untuk mendiskusikan hal lain, maka kami mengubahnya sesuai dengan kebutuhan tersebut.”

16. (a) Bagaimana saudara dapat memastikan anak-anak saudara mengerti apa yang mereka pelajari? (b) Apa yang biasanya perlu dihindari dalam memimpin pelajaran keluarga?

16 Bagaimana saudara dapat memastikan anak-anak saudara sungguh-sungguh mengerti apa yang mereka pelajari? Guru yang Agung, Yesus, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pandangan, seperti, ”Apakah pendapatmu?” (Matius 17:25) Dengan melakukan hal yang sama, upayakan untuk mencari tahu bagaimana sebenarnya pandangan anak-anak saudara. Anjurkan setiap anak untuk menjawab dengan kata-kata mereka sendiri. Tentu, jika saudara memberi reaksi yang salah dengan menjadi marah atau terkejut atas pernyataan-pernyataan jujur mereka, mereka akan berpikir dua kali sebelum menjadi terbuka lagi dengan saudara. Maka, tetaplah tenang. Hindari mengubah pelajaran keluarga menjadi kesempatan untuk menghukum. Pelajaran keluarga hendaknya bersifat menyenangkan dan membina. ”Jika ternyata salah seorang anak saya mempunyai masalah,” kata seorang ayah, ”saya akan menanganinya di lain waktu.” Seorang ibu menambahkan, ”Bila seorang anak ditangani secara terpisah, anak tersebut tidak akan terlalu malu dan cenderung untuk berbicara secara lebih terbuka daripada jika dinasihati pada saat pelajaran keluarga.”

17. Apa yang dapat dilakukan untuk menjadikan pelajaran keluarga menarik, dan apa yang telah berhasil bagi keluarga saudara?

17 Berupaya agar anak-anak berpartisipasi dalam pelajaran keluarga dapat menjadi suatu tantangan, terutama bila saudara berurusan dengan anak-anak yang umurnya berbeda-beda. Anak-anak yang lebih muda cenderung gelisah, resah, atau memperlihatkan ketidakmampuan berkonsentrasi untuk waktu yang lama. Apa yang saudara dapat lakukan? Upayakan untuk memelihara suasana pelajaran tetap santai. Jika waktu berkonsentrasi anak-anak saudara singkat, coba melakukan pembahasan yang lebih singkat tetapi lebih sering. Juga membantu jika saudara bergairah. ”Siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin.” (Roma 12:8) Ajaklah semua ambil bagian. Anak-anak yang lebih kecil mungkin dapat memberi komentar atas gambar-gambar atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sederhana. Para remaja dapat diminta melakukan penelitian tambahan atau membuat penerapan praktis atas bahan yang sedang dibahas.

18. Bagaimana para orang-tua dapat menanamkan Firman Allah pada setiap kesempatan, dan dengan hasil apa?

18 Namun, jangan membatasi pengajaran rohani hanya satu jam setiap minggu. Tanamkan Firman Allah dalam diri anak-anak saudara pada setiap kesempatan. (Ulangan 6:7) Gunakan waktu untuk mendengarkan mereka. Desak dan hibur mereka bila perlu. (Bandingkan 1 Tesalonika 2:11.) Hendaklah berbelas kasihan dan bermurah hati. (Mazmur 103:13; Maleakhi 3:17) Dengan melakukan hal-hal tersebut, saudara akan ’mendapat sukacita’ dalam anak-anak saudara dan dukunglah keselamatan mereka memasuki dunia baru Allah.—Amsal 29:17, NW.

”Waktu untuk Tertawa”

19, 20. (a) Peranan apa dimainkan rekreasi dalam kehidupan keluarga? (b) Apa beberapa cara yang dapat diatur oleh para orang-tua untuk rekreasi bagi keluarga mereka?

19 ”Ada waktu untuk tertawa . . . , ada waktu untuk menari.” (Pengkhotbah 3:4) Kata Ibrani untuk ”tertawa” dapat juga diterjemahkan dengan pernyataan-pernyataan seperti ”merayakan”, ”bermain-main”, ”mengolok-olok”, atau bahkan ”bersukaria”. (2 Samuel 6:21, NW; Ayub 40:24; Hakim 16:25, NW; Keluaran 32:6; Kejadian 26:8, NW) Bermain dapat membantu mencapai tujuan yang bermanfaat, dan hal ini penting bagi anak-anak dan remaja. Pada zaman Alkitab, orang-tua mengatur hiburan dan rekreasi bagi keluarga mereka. (Bandingkan Lukas 15:25.) Apakah saudara melakukan hal yang sama?

20 ”Kami memanfaatkan taman-taman umum,” kata seorang suami Kristen. ”Kami mengundang beberapa saudara-saudara muda dan bermain bola serta berpiknik. Mereka senang dan menikmati pergaulan yang sehat.” Seorang ayah lain menambahkan, ”Kami membuat rencana untuk melakukan berbagai hal dengan anak-anak lelaki kami. Kami pergi berenang, bermain bola, berlibur. Tetapi kami menaruh hiburan pada tempatnya. Saya menekankan pentingnya berlaku seimbang.” Rekreasi yang sehat, seperti acara-acara pertemuan yang sepatutnya atau perjalanan ke kebun binatang dan museum-museum, dapat banyak membantu seorang anak terhindar dari rasa tertarik pada kesenangan-kesenangan duniawi.

21. Bagaimana para orang-tua dapat menghindarkan anak-anak mereka dari perasaan kehilangan karena tidak merayakan hari-hari raya duniawi?

21 Juga, penting agar anak-anak saudara tidak merasa kehilangan karena mereka tidak merayakan hari ulang tahun atau berbagai hari raya yang tidak bersifat Kristen. Dengan beberapa pengorganisasian di pihak saudara, mereka dapat mengharapkan banyak saat yang menyenangkan sepanjang tahun. Orang-tua yang baik tidak memerlukan berbagai hari raya untuk dijadikan alasan menyatakan rasa kasih mereka secara materi. Seperti Bapa surgawinya, ia ’tahu bagaimana memberikan pemberian-pemberian yang baik kepada anak-anak-Nya’—secara spontan.—Matius 7:11

Memastikan Masa Depan yang Kekal bagi Keluarga Saudara

22, 23. (a) Seraya kesusahan besar mendekat, terhadap hal apa keluarga-keluarga yang takut akan Allah diyakinkan? (b) Apa yang dapat dilakukan keluarga-keluarga dalam upaya terpelihara memasuki dunia baru Allah?

22 Sang pemazmur berdoa, ”Ya [Yehuwa]! Engkau juga akan menunggui mereka itu dan Engkau juga akan memelihara mereka itu dari pada bangsa [”generasi”, TB] ini sampai selama-lamanya.” (Mazmur 12:8, Klinkert) Tekanan dari Setan pasti akan bertambah—terutama terhadap keluarga-keluarga dari Saksi-Saksi Yehuwa. Namun, adalah mungkin untuk dapat bertahan menghadapi serangan yang terus bertambah ini. Dengan bantuan Yehuwa dan tekad baja serta kerja keras di pihak para suami, istri, dan anak-anak, keluarga-keluarga—termasuk keluarga saudara—dapat memiliki harapan dipelihara hidup selama sengsara besar.

23 Para suami dan istri, datangkanlah perdamaian dan keharmonisan dalam perkawinan saudara dengan memenuhi peranan yang telah Allah tetapkan bagi saudara. Para orang-tua, teruslah memberi teladan yang sepatutnya bagi anak-anak saudara, beli atau luangkan waktu untuk memberi mereka pelatihan dan disiplin yang sangat mereka butuhkan. Bicaralah kepada mereka. Dengarkan mereka. Kehidupan mereka dipertaruhkan! Anak-anak, dengarkanlah dan taatilah orang-tua kalian. Dengan bantuan Yehuwa kalian akan berhasil sehingga menjamin bagi diri kalian suatu masa depan yang kekal dalam dunia baru Allah yang mendatang.

[Catatan Kaki]

a Kaset-kaset rekaman juga tersedia dalam beberapa bahasa.

Apakah Saudara Ingat?

◻ Bagaimana para suami dan istri dapat meningkatkan komunikasi mereka?

◻ Bagaimana para orang-tua dapat membesarkan anak-anak mereka di dalam ”pengaturan mental dari Yehuwa”? (Efesus 6:4, NW)

◻ Apa beberapa cara untuk menjadikan pelajaran keluarga membangun dan lebih menarik?

◻ Apa yang dapat dilakukan para orang-tua dalam mengatur rekreasi dan hiburan bagi keluarga mereka?

[Kotak di hlm. 16]

Musik—Pengaruhnya Kuat

Seorang penulis buku tentang pendidikan anak berkata, ”Jika saya berdiri di hadapan suatu hadirin . . . dan mendukung pesta pora mabuk-mabukan, menjadi teler karena kokain, mariyuana, atau obat-obat bius lainnya yang menumpulkan pikiran, mereka akan memandang saya dengan rasa kaget dan terkejut. . . . [Namun] para orang-tua sering kali memberi uang kepada anak-anak mereka untuk membeli kaset-kaset rekaman yang secara terang-terangan mendukung hal-hal tersebut.” (Raising Positive Kids in a Negative World, oleh Zig Ziglar) Di Amerika Serikat, misalnya, lirik-lirik musik rap yang menyatakan seks secara eksplisit dinyanyikan oleh banyak remaja. Apakah saudara membantu anak-anak saudara berlaku selektif dalam memilih musik agar mereka terhindar dari jerat-jerat demonistis?

[Gambar di hlm. 15]

Saat-saat makan dapat menjadi kesempatan yang menyenangkan yang meningkatkan persatuan dan komunikasi keluarga

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan