PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Firdaus
    Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
    • dan bertentangan dengan seluruh jalan pikiran Kristus dan penjahat itu. . . . [Kristus] pasti tidak memahami Firdaus sebagai suatu bagian dari wilayah orang-orang mati, melainkan sebaliknya, dipulihkannya suatu firdaus di bumi.”

      Bilamana Yesus akan ’masuk ke dalam kerajaannya’ dan memenuhi maksud-tujuan Bapaknya untuk menjadikan bumi ini suatu firdaus? Buku Penyingkapan yang ditulis kira-kira 63 tahun setelah pernyataan-pernyataan yang dicatat di Lukas 23:42, 43 diucapkan, menunjukkan bahwa kejadian ini masih akan terjadi di masa depan. (Lihat halaman 379-381, di bawah ”Tanggal-Tanggal”, dan juga judul utama ”Hari-Hari Terakhir”.)

  • Hari-Hari Raya
    Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
    • Hari-Hari Raya

      Definisi: Hari-hari yang biasanya ditandai dengan libur dari pekerjaan sekuler dan sekolah guna merayakan suatu peristiwa. Hari-hari tersebut bisa juga berupa kesempatan untuk pesta-pesta keluarga atau masyarakat. Orang-orang yang ambil bagian di dalamnya dapat menganggapnya bersifat agama atau sebagian besar bersifat ramah-tamah atau duniawi.

      Apakah Hari Natal perayaan yang didasarkan atas Alkitab?

      Tanggal Perayaan

      Cyclopœdia karya M’Clintock dan Strong mengatakan, ”Perayaan Hari Natal bukan suatu ketetapan ilahi, juga tidak berasal dari P[erjanjian] B[aru]. Hari kelahiran Kristus tidak dapat dipastikan dari P[erjanjian] B[aru], atau, malah, dari sumber lain mana pun.”​—(New York, 1871), Jil. II, hlm. 276.

      Luk. 2:​8-11 menunjukkan bahwa gembala-gembala berada di padang pada malam hari sewaktu Yesus dilahirkan. Buku Daily Life in the Time of Jesus menyatakan, ”Kawanan ternak . . . melewati musim dingin di dalam kandang; dan dari sini saja nyata bahwa tanggal tradisional untuk Hari Natal, yaitu pada musim dingin, tidak mungkin benar, karena Injil mengatakan bahwa gembala-gembala berada di padang.”​—(New York, 1962), Henri Daniel-Rops, hlm. 228.

      The Encyclopedia Americana memberi tahu kita, ”Alasan untuk menetapkan tanggal 25 Desember sebagai Hari Natal agak kabur, tetapi biasanya dianggap bahwa hari itu dipilih agar sesuai dengan perayaan-perayaan kafir yang diadakan sekitar waktu musim dingin ketika matahari berada pada titik yang paling jauh dari khatulistiwa, ketika hari-hari mulai lebih panjang, untuk merayakan ’kelahiran kembali matahari’. . . . Saturnalia Romawi (suatu perayaan yang dibaktikan untuk Saturnus, dewa pertanian, dan kepada tenaga matahari yang diperbarui), juga diadakan pada waktu itu, dan ada kebiasaan-kebiasaan Hari Natal yang diperkirakan berasal dari perayaan kafir kuno ini.”​—(1977), Jil. 6, hlm. 666.

      The New Catholic Encyclopedia mengakui, ”Tanggal lahirnya Kristus tidak diketahui. Kitab-kitab Injil tidak mengatakan hari ataupun bulannya . . . Menurut hipotesa yang dinyatakan oleh H. Usener . . . dan diterima oleh kebanyakan pakar dewasa ini, kelahiran Kristus ditetapkan sama dengan tanggal pada musim dingin sewaktu matahari berada pada titik yang paling jauh dari khatulistiwa (25 Desember dalam kalender Yulian, 6 Januari dalam kalender Mesir), karena pada hari tersebut, pada waktu matahari memulai perjalanan kembalinya ke sebelah utara, orang-orang kafir yang menyembah Mitra merayakan dies natalis Solis Invicti (hari lahir matahari yang tidak terkalahkan). Pada tanggal 25 Des. 274, Aurelian telah menyatakan dewa matahari sebagai pelindung utama kekaisaran dan membaktikan sebuah kuil kepadanya dalam Kampus Martius. Hari Natal berasal dari suatu waktu ketika pemujaan matahari kuat sekali di Roma.”​—(1967), Jil. III, hlm. 656.

      Orang-orang bijaksana, atau Majus, dibimbing oleh sebuah bintang

      Orang-orang Majus tersebut sebenarnya adalah astrolog-astrolog dari timur. (Mat. 2:​1, 2, BIS; NW) Meskipun astrologi memang populer di kalangan orang-orang dewasa ini, praktek tersebut sangat ditentang dalam Alkitab. (Lihat halaman 376, di bawah judul utama ”Takdir”.) Apakah Allah akan membimbing orang-orang yang praktek-prakteknya Ia kutuk kepada Yesus yang baru dilahirkan?

      Matius 2:1-16 menunjukkan bahwa bintang itu membimbing para astrolog mula-mula ke Raja Herodes dan kemudian kepada Yesus dan bahwa Herodes kemudian berusaha membunuh Yesus. Sama sekali tidak disebutkan bahwa orang-orang lain di samping para astrolog itu melihat ”bintang” tersebut. Setelah mereka pergi, malaikat Yehuwa memperingatkan Yusuf agar lari ke Mesir untuk melindungi anak itu. Apakah ”bintang” itu suatu tanda dari Allah atau dari suatu pribadi yang berusaha membinasakan Putra Allah?

      Perhatikan, kisah Alkitab tidak mengatakan bahwa mereka menemukan bayi Yesus dalam sebuah palungan, sebagaimana biasa dilukiskan dalam karya seni Hari Natal. Pada waktu para astrolog itu tiba, Yesus dan orang tuanya tinggal dalam sebuah rumah. Berkenaan dengan usia Yesus pada waktu itu, ingatlah bahwa, berdasarkan apa yang diketahui Herodes dari para astrolog tersebut, ia memerintahkan agar semua anak laki-laki di distrik Betlehem yang berumur 2 tahun ke bawah dibunuh.—Mat. 2:1, 11, 16.

      Pemberian hadiah sebagai bagian dari perayaan; cerita tentang Sinterklas, Bapak Natal, dsb.

      Kebiasaan memberikan hadiah Natal tidak didasarkan pada apa yang dilakukan oleh orang-orang Majus. Seperti ditunjukkan di atas, mereka tidak datang pada waktu Yesus lahir. Selanjutnya, mereka memberikan hadiah-hadiah, bukan kepada satu sama lain, tetapi kepada Yesus sang anak, sesuai dengan apa yang pada waktu itu menjadi kebiasaan jika mengunjungi orang-orang penting.

      The Encyclopedia Americana menyatakan, ”Selama Saturnalia . . . perayaan diadakan di mana-mana, dan hadiah-hadiah dipertukarkan.” (1977, Jil. 24, hlm. 299) Dalam banyak hal, ini menggambarkan semangat memberi pada Hari Natal—tukar-menukar hadiah. Semangat yang tercermin dalam pemberian hadiah-hadiah demikian tidak mendatangkan kebahagiaan sejati, karena hal itu melanggar prinsip-prinsip Kristen seperti yang terdapat dalam Matius 6:3, 4 dan 2 Korintus 9:7. Tentu seorang Kristen dapat memberikan hadiah kepada orang-orang lain sebagai pernyataan kasih pada waktu-waktu lain sepanjang tahun, dan berbuat demikian sesering yang ia inginkan.

      Bergantung di mana mereka tinggal, anak-anak diberi tahu bahwa hadiah-hadiah dibawa oleh Sinterklas, Santo Nikolas, Bapak Natal, Père Noël, Knecht Ruprecht, orang-orang Majus, jin Jultomten (atau Julenissen), atau seorang tukang sihir wanita yang dikenal sebagai La Befana. (The World Book Encyclopedia, 1984, Jil. 3, hlm. 414) Tentu, tidak satu pun dari cerita-cerita tersebut benar. Apakah menceritakan hal-hal demikian akan membina respek kepada kebenaran dalam diri anak-anak, dan apakah kebiasaan demikian menghormati Yesus Kristus, yang mengajar bahwa Allah harus disembah dengan kebenaran?—Yoh. 4:23, 24.

      Apakah kita boleh ikut dalam perayaan-perayaan yang mungkin tidak berasal dari Kekristenan asalkan hal itu tidak dilakukan untuk alasan-alasan agama?

      Ef. 5:10, 11: ”Teruslah pastikan apa yang diperkenan Tuan; dan berhentilah mengambil bagian bersama mereka dalam

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan