-
EvolusiBertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
-
-
spesimen yang dianggap lebih tua, dibuat semakin menyerupai kera.”—Science Digest, April 1981, hlm. 41.
”Sama seperti lambat-laun kita mengetahui bahwa manusia primitif tidak selalu terbelakang, demikian pula kita harus belajar menyadari manusia purba dari Abad Es bukanlah binatang-binatang buas ataupun setengah kera ataupun orang-orang yang cacat dan secara mental tidak berkembang (cretins). Jadi, itulah kebodohan yang tidak terkatakan dari semua upaya untuk menyusun kembali manusia Neanderthal atau bahkan manusia Peking.”—Man, God and Magic (New York, 1961), Ivar Lissner, hlm. 304.
Bukankah buku-buku pelajaran menyatakan evolusi sebagai fakta?
”Banyak ilmuwan menyerah pada godaan untuk bersikap dogmatis, . . . berkali-kali keraguan tentang asal mula spesies dinyatakan seolah-olah hal itu akhirnya sudah ditetapkan. Tidak ada sesuatu pun yang lebih jauh dari kebenaran. . . . Tetapi, kecenderungan untuk bersikap dogmatis tetap ada, dan hal itu tidak bermanfaat bagi tujuan ilmu pengetahuan.”—The Guardian, London, Inggris, 4 Desember 1980, hlm. 15.
Namun, apakah masuk akal untuk percaya bahwa segala sesuatu di bumi ini diciptakan dalam enam hari?
Ada kelompok-kelompok agama yang mengajarkan bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dalam enam hari yang masing-masing lamanya 24 jam. Namun, Alkitab tidak mengatakan hal itu.
Kejadian 1:3-31 menceritakan bagaimana Allah mempersiapkan bumi yang sudah ada untuk didiami manusia. Dikatakan bahwa ini dilakukan selama suatu jangka waktu enam hari, tetapi tidak dikatakan bahwa ini adalah hari yang panjangnya 24 jam. Seseorang dapat menunjuk kepada ”hari tua”-nya, berarti suatu masa ketika ia tua. Demikian pula, Alkitab sering menggunakan istilah ”hari” untuk menggambarkan suatu jangka waktu yang lebih panjang. (Bandingkan 2 Petrus 3:8.) Jadi, ’hari-hari’ di Kejadian pasal 1 secara masuk akal bisa saja ribuan tahun lamanya.
Untuk perincian selanjutnya, lihat halaman 267, 268.
Jika Seseorang Mengatakan—
’Saya percaya kepada evolusi’
Saudara dapat menjawab, ’Apakah Anda percaya bahwa Allah campur tangan dalam masalah-masalah itu, atau apakah Anda percaya bahwa sejak semula perkembangan kehidupan benar-benar merupakan soal kebetulan? (Kemudian lanjutkan berdasarkan apa yang dikatakan orang itu.)’
Atau Saudara dapat mengatakan, ’Tentu tidak realistis untuk menolak sesuatu yang telah dibuktikan sepenuhnya sebagai fakta ilmiah bukan? . . . Di sini ada kutipan dari komentar-komentar para ilmuwan yang sangat menarik berkenaan dengan pokok ini. (Gunakan bahan di halaman 114, 115, di bawah subjudul ”Apakah evolusi benar-benar ilmiah?” atau pada halaman 115, di bawah ”Apakah orang-orang yang mendukung evolusi saling menyetujui? . . .”)’
Kemungkinan lain, ’Jika ada bukti yang kuat untuk membuktikan sesuatu, itulah yang kita semua harus percayai, bukan? . . . Saya ingat dalam buku pelajaran saya di sekolah, gambar-gambar fosil dicantumkan untuk mendukung evolusi. Tetapi setelah itu, saya telah membaca beberapa komentar yang sangat menarik dari para ilmuwan mengenai catatan fosil. Beberapa di antaranya saya bawa di sini. (Gunakan bahan pada halaman 116, 117, di bawah subjudul ”Apa yang sebenarnya diperlihatkan oleh catatan fosil?”)’
Saran tambahan, ’Apakah benar jika saya menyimpulkan bahwa Anda adalah orang yang ingin menghadapi kehidupan sebagaimana adanya? . . . Saya juga demikian.’ Kemudian mungkin menambahkan, ’Jika saya berjalan-jalan di suatu daerah di luar kota dan menemukan bahwa ada kayu dan batu-batu yang telah dibentuk menjadi sebuah rumah, hal itu seharusnya jelas bagi saya bahwa ada orang lain yang berada di sana sebelum saya dan membangunnya, bukan? . . . Tetapi, sekarang, apakah masuk akal jika saya menyimpulkan bahwa bunga-bunga yang tumbuh di dekat rumah saya itu hanya muncul secara kebetulan? Jika saya merasa demikian saya perlu melihatnya dengan cermat dan memperhatikan rancangannya yang rumit, karena saya tahu suatu kebenaran dasar bahwa, di mana ada rancangan pasti ada seorang perancang. Itulah yang dikatakan Alkitab kepada kita di Ibrani 3:4.’
Atau Saudara dapat menjawab (kepada seseorang yang sudah tua), ’Salah satu gagasan utama dalam evolusi adalah bahwa hal itu menjadi penyebab utama kemajuan manusia, perkembangannya sampai keadaannya dewasa ini, benarkah itu?’ Kemudian mungkin menambahkan: (1) ’Anda adalah seseorang yang sudah hidup cukup lama. Apakah Anda ingat bagaimana keadaannya pada waktu Anda masih kecil? Apakah ada begitu banyak kejahatan seperti sekarang? . . . Apakah Anda selalu harus mengunci pintu? . . . Apakah Anda akan mengatakan bahwa orang-orang pada waktu itu menunjukkan perhatian yang lebih besar kepada tetangga mereka, dan orang-orang tua, daripada yang mereka lakukan sekarang? . . . Jadi, meskipun ada kemajuan besar dalam bidang-bidang teknik, manusia sendiri tampaknya kehilangan beberapa sifat yang sangat penting. Mengapa demikian?’ (2) ’Saya mendapati bahwa kenyataan-kenyataan hidup yang kita amati bersama selaras dengan apa yang ditulis di sini dalam Alkitab di Roma 5:12. . . . Jadi, benar-benar ada suatu kecenderungan yang menurun dengan pesat.’ (3) ’Tetapi Alkitab menunjukkan bagaimana hal itu akan berubah. (Dan. 2:44; Pny. 21:3, 4)’
’Saya percaya bahwa Allah menciptakan manusia melalui evolusi’
Saudara dapat menjawab, ’Saya telah berbicara dengan orang-orang lain yang mempunyai pandangan sama seperti Anda. Apakah benar jika saya menyimpulkan bahwa Anda mempunyai iman yang kuat kepada Allah? . . . Jadi, iman Anda benar-benar ada di tempat pertama dalam kehidupan Anda; dengan iman tersebut sebagai pembimbing, Anda berupaya menilai hal-hal lain, benarkah itu? . . . Itulah caranya saya memandang persoalan juga.’ Kemudian mungkin menambahkan: (1) ’Saya tahu bahwa jika apa yang saya percayai benar-benar adalah kebenaran, hal itu tidak akan bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah yang sudah terbukti. Pada waktu yang sama, saya tahu bahwa adalah bodoh jika saya mengabaikan apa yang dikatakan Firman Allah, karena Allah tahu jauh lebih banyak mengenai karya-Nya daripada siapa pun di antara kita. Saya terkesan dengan apa yang Alkitab, Firman Allah yang terilham, katakan di sini di Kejadian 1:21 (Tandaskan ”menurut jenisnya”).’ (2) ’Kemudian di Kejadian 2:7 kita belajar bahwa Allah membentuk manusia, bukan dari hewan-hewan yang sudah ada, tetapi dari debu tanah.’ (3) ’Dan dalam ayat 21, 22 kita lihat bahwa Hawa diciptakan, bukan dari seekor binatang, tetapi dari salah satu tulang rusuk Adam sebagai bahan awal.’
Atau saudara dapat mengatakan, ’(Setelah menetapkan suatu dasar yang sama, seperti di atas . . .) Ada yang mengatakan bahwa disebutnya Adam dalam Alkitab hanyalah suatu kiasan saja. Namun jika itu benar, kesimpulan apa yang kita dapatkan darinya?’ (1) ’Nah, perhatikan apa yang dikatakan di sini di Roma 5:19, ”Sebagaimana melalui ketidaktaatan satu pria [Adam], banyak orang menjadi orang berdosa, demikian pula melalui ketaatan satu orang [Yesus Kristus], banyak orang akan dibawa kepada keadaan adil-benar.” Demikian pula, 1 Korintus 15:22 bunyinya, ”Karena sebagaimana semua manusia mati sehubungan dengan Adam, demikian juga semua manusia akan dihidupkan sehubungan dengan Kristus.” Jika benar-benar tidak ada ”satu orang” yang bernama Adam, orang tersebut tidak pernah berdosa. Jika ia tidak berdosa dan mewariskan dosa kepada keturunannya, Kristus tidak perlu menyerahkan kehidupannya bagi kepentingan umat manusia. Jika Kristus benar-benar tidak menyerahkan kehidupannya demi kepentingan kita, tidak ada harapan untuk hidup setelah kehidupan kita sekarang yang hanya beberapa tahun ini. Hal itu berarti bahwa sebenarnya tidak ada apa pun yang tersisa bagi Kekristenan.’ (2) ’Namun, yang terkandung dalam Kekristenan adalah prinsip-prinsip moral yang paling tinggi yang dapat ditemukan di mana pun. Apakah mungkin bahwa ajaran-ajaran yang terbaik berkenaan dengan kebenaran dan kejujuran berasal dari sesuatu yang pada dasarnya palsu?’ (Lihat juga halaman 27-29, di bawah judul utama ”Adam dan Hawa”.)
’Tetapi orang-orang yang berpendidikan tinggi mempercayainya’
Saudara dapat menjawab, ’Memang, tetapi akhirnya saya sadar bahwa bahkan orang-orang yang mengatakan mereka mempercayainya mungkin secara tegas tidak setuju dengan orang-orang lain yang percaya kepada evolusi. (Kutip contoh-contoh dari bahan pada halaman 115, 116.) Jadi, secara pribadi kita harus memeriksa bukti-buktinya untuk melihat yang mana yang harus kita percayai—evolusi atau penciptaan.’
Atau Saudara dapat mengatakan, ’Hal itu benar. Meskipun demikian saya akhirnya sadar bahwa ada orang-orang lain yang berpendidikan tinggi yang tidak mempercayainya.’ Kemudian mungkin menambahkan: (1) ’Mengapa ada perbedaan? Mereka semua mengetahui bukti-bukti yang sama. Mungkinkah motif tersangkut di sini? Mungkin.’ (2) ’Bagaimana Anda dapat memutuskan yang mana yang harus dipercayai? Nah, dengan menilai kelompok itu secara keseluruhan (dan bukan pribadi-pribadi yang mengkritik), kelompok manakah menurut Anda yang lebih jujur—mereka yang percaya bahwa manusia diciptakan oleh Allah dan dengan demikian merasa bertanggung jawab kepada-Nya, atau mereka yang mengatakan bahwa mereka adalah hasil dari suatu kebetulan dan karena itu bertanggung jawab hanya kepada diri mereka sendiri?’ (3) ’Oleh karena itu, kita secara pribadi harus memeriksa buktinya untuk melihat apakah penciptaan atau evolusi memberikan jawaban yang paling memuaskan untuk kehidupan ini.’
-
-
FilsafatBertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
-
-
Filsafat
Definisi: Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani yang berarti ”kasih akan hikmat”. Seperti digunakan di sini, filsafat tidak berdasarkan kepercayaan kepada Allah, tetapi filsafat berupaya memberi orang-orang suatu pandangan yang utuh mengenai alam semesta dan berupaya menjadikan mereka pemikir-pemikir yang kritis. Filsafat terutama menggunakan cara-cara yang bersifat spekulasi dan bukan pengamatan dalam pencarian akan kebenaran.
-