-
AbihailPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
yang paling besar, Abihail adalah ibu dari istri Rehoboam, Mahalat.
5. Ayah Ratu Ester dan seorang keturunan Benyamin. Ia adalah paman dari sepupu Ester, Mordekai. (Est 2:5, 15; 9:29) Ester 2:7 menunjukkan bahwa ia dan istrinya mati sewaktu putri mereka, Ester, masih relatif muda dan ini berarti beberapa waktu sebelum Ester menikah dengan Raja Ahasweros.
-
-
AbihuPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABIHU
[Ia Adalah Bapak].
Salah satu di antara empat putra Harun dan istrinya, Elisyeba; saudara dari Nadab, Eleazar, dan Itamar. (Kel 6:23; 1Taw 6:3; 24:1) Abihu lahir di Mesir sebagai putra kedua dari Harun, dan ia sudah dewasa sewaktu Eksodus; pada waktu itu bapaknya berusia 83 tahun.—Bil 33:39.
Sebagai putra-putra yang lebih tua, Nadab dan Abihu diizinkan oleh Yehuwa untuk menyertai bapak mereka dan ke-70 tua-tua Israel sewaktu mendaki sebagian G. Sinai dan di sana, dari kejauhan, mereka menyaksikan penglihatan yang luar biasa berkenaan dengan kemuliaan Allah. (Kel 24:1, 9-11) Yehuwa menghormati putra-putra Harun, dengan melantik mereka untuk melayani sebagai imam bersama bapak mereka, imam besar, dan menetapkan bahwa salah satu di antara mereka pasti akan menjadi penerus Harun. Mereka harus mengenakan jubah dan tutup kepala keimaman ”bagi kemuliaan dan keindahan”. Musa harus ”mengurapi mereka dan memenuhi tangan mereka dengan kuasa dan menyucikan mereka” untuk dinas mereka kepada Allah. (Kel 28:1, 40-43) Jabatan imam itu akan menjadi milik mereka ”sebagai ketetapan sampai waktu yang tidak tertentu”.—Kel 29:8, 9.
Setelah itu, mereka terus ikut melaksanakan instruksi Allah sehubungan dengan keimaman dan fungsinya. (Kel 29:10-46; 30:26-38) Selain itu, Allah dengan tegas mengesankan kepada mereka, demikian juga kepada segenap bangsa itu, betapa pentingnya merespek kesucian hal-hal yang berkaitan dengan ibadat kepada-Nya, termasuk mezbah dupa dan perlengkapan tambahan. Kehidupan mereka bergantung pada respek mereka terhadap peraturan ilahi.
Sekarang, satu tahun sejak Eksodus, tiba saatnya untuk mendirikan tabernakel dan meresmikan keimaman (1512 SM). Segenap bangsa berkumpul di depan pintu masuk kemah pertemuan untuk menghadiri upacara pelantikan dan menyaksikan Harun dan Abihu serta saudara-saudaranya, yang telah dibasuh dan diberi serban, diurapi sebagai imam-imam Allah untuk mewakili bangsa itu di hadapan-Nya. Setelah itu, imam-imam yang baru dilantik tersebut tetap tinggal di pintu masuk kemah pertemuan selama tujuh hari untuk menyelesaikan pelantikan mereka dan, sebagaimana Musa katakan, ”’untuk memenuhi tanganmu dengan kuasa’. . . . Lalu Harun dan putra-putranya melakukan segala hal yang Yehuwa perintahkan melalui Musa”.—Im 8:1-3, 13-36.
Pada hari kedelapan, Harun mulai bertugas, dibantu oleh Abihu dan saudara-saudaranya. (Im 9:1-24) Mereka menyaksikan manifestasi yang mulia dari kehadiran Allah. Tetapi, ternyata sebelum hari itu berakhir, catatan tersebut mengatakan bahwa ”Nadab dan Abihu, masing-masing mengambil dan membawa penadah bara dan membubuhkan api ke dalamnya dan menaruh dupa di atasnya, dan mereka mempersembahkan ke hadapan Yehuwa api yang tidak sah, yang tidak ia tetapkan bagi mereka. Maka keluarlah api dari hadapan Yehuwa dan memakan habis mereka, sehingga mereka mati di hadapan Yehuwa”. (Im 10:1, 2) Mayat mereka dibawa ke luar perkemahan oleh sepupu-sepupu Harun sesuai dengan perintah Musa. Bapak dan saudara-saudara mereka yang masih hidup diperintahkan oleh Allah untuk tidak memperlihatkan kepedihan hati atas dimusnahkannya mereka dari antara jemaat.—Im 10:4-7.
Segera setelah itu, Allah memberikan peringatan kepada Harun agar dia atau putra-putranya tidak menggunakan minuman yang memabukkan sewaktu melayani di tabernakel, ”agar kamu tidak mati”. Ketika mengomentari ayat 9, The Pentateuch and Haftorahs menyatakan, ”Para Rabi menghubungkan peristiwa Nadab dan Abihu dengan larangan menggunakan minuman yang memabukkan sebelum bertugas di Tempat Suci.” (Diedit oleh J. H. Hertz, London, 1972, hlm. 446) Jadi, dosa mereka yang serius bisa jadi ada kaitannya dengan penggunaan minuman keras, tetapi penyebab yang pasti dari kematian mereka adalah mereka melanggar tuntutan Allah berkenaan dengan ibadat yang murni, yaitu telah mempersembahkan ”api yang tidak sah, yang tidak ia tetapkan bagi mereka”.
Abihu menikmati kehormatan yang besar dari Allah dan kedudukan yang terkemuka di hadapan segenap bangsa untuk waktu yang singkat; tetapi, tidak soal karena ambisi, ego yang melambung, atau karena sikap meremehkan petunjuk Allah, hak istimewanya tidak berlangsung lama, dan ia mati tanpa anak.—Bil 3:2-4; 26:60, 61; 1Taw 24:1, 2.
-
-
AbihudPemahaman Alkitab, Jilid 1
-
-
ABIHUD
[mungkin, Bapak Adalah Kehormatan].
Seorang keturunan Benyamin melalui anak sulungnya, Bela.—1Taw 8:1-3.
-