Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen
1-7 JUNI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 44-45
”Yusuf Memaafkan Kakak-kakaknya”
(Kejadian 44:1, 2) Kemudian, Yusuf memerintahkan pengurus rumahnya, ”Isi karung orang-orang ini dengan makanan sebanyak yang bisa mereka bawa dan taruh uang mereka di karungnya masing-masing. 2 Tapi di karung anak yang bungsu, selain uangnya, taruh juga gelas perak saya.” Dia pun melakukan perintah Yusuf.
”Apakah Aku Ini Pengganti Allah?”
Yusuf kembali menjebak mereka. Saudara-saudara Yusuf ditangkap dan dituduh mencuri cangkir. Sewaktu cangkir itu ditemukan dalam tas Benyamin, mereka semua dibawa kembali. Sekarang, Yusuf punya kesempatan untuk mengetahui orang seperti apa mereka. Yehuda bertindak sebagai juru bicara mereka. Dia memohon pengampunan dan bahkan menawarkan agar mereka semua dijadikan budak di Mesir. Tapi menurut Yusuf, hanya Benyamin yang harus jadi budak, sedangkan yang lainnya ia suruh pulang.—Kejadian 44:2-17.
Mendengar itu, Yehuda langsung memohon kepada Yusuf, ”Dia saja yang masih tinggal dari ibunya, dan bapaknya memang mengasihi dia.” Sebagai anak sulung Rakhel, kata-kata ini pasti membuatnya tersentuh. Rakhel meninggal saat melahirkan Benyamin. Seperti ayahnya, Yusuf punya banyak kenangan indah tentang ibunya. Mungkin inilah yang membuat Yusuf sangat menyayangi Benyamin.—Kejadian 35:18-20; 44:20.
Yehuda memohon dengan sangat agar Benyamin tidak dijadikan budak. Ia bahkan menawarkan diri untuk menggantikan Benyamin. Ia akhirnya mengucapkan kata-kata yang menyentuh hati ini, ”Bagaimana mungkin aku kembali kepada bapakku tanpa anak ini bersamaku, sehingga aku melihat malapetaka yang akan menimpa bapakku?” (Kejadian 44:18-34) Jelaslah, Yehuda sudah berubah. Ia bukan hanya bertobat, tapi bahkan menunjukkan sifat empati, tidak mementingkan diri, dan iba hati.
Yusuf tidak sanggup lagi menahan perasaannya. Ia menyuruh semua pelayannya keluar. Lalu, ia menangis dengan keras hingga terdengar sampai ke istana Firaun. Akhirnya ia pun berkata, ”Aku Yusuf, saudaramu.” Dia memeluk semua saudaranya dan mengampuni mereka. (Kejadian 45:1-15) Ia meniru sifat Yehuwa yang suka mengampuni. (Mazmur 86:5) Apakah kita juga suka mengampuni?
(Kejadian 44:33, 34) Jadi sekarang, saya mohon, biarkan saya tinggal menggantikan anak ini sebagai budak Tuanku, supaya dia bisa pulang bersama kakak-kakaknya. 34 Bagaimana mungkin saya pulang kepada ayah saya tanpa anak ini? Saya tidak sanggup melihat penderitaan yang akan menimpa ayah saya!”
(Kejadian 45:4, 5) Maka Yusuf berkata, ”Mendekatlah padaku.” Mereka pun datang mendekat. Lalu dia berkata, ”Aku Yusuf adik kalian, yang kalian jual ke Mesir. 5 Tapi sekarang, jangan khawatir dan jangan saling menyalahkan karena sudah menjualku ke sini. Allah-lah yang sudah mengirim aku lebih dulu ke sini demi menyelamatkan hidup kalian.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 44:13) Melihat itu, mereka merobek baju mereka. Lalu mereka menaikkan kembali karung mereka ke atas keledai dan kembali ke kota.
Koyak, Mengoyak Pakaian
Suatu tanda kesedihan yang umum diperlihatkan di kalangan orang Yahudi, dan juga masyarakat Timur lainnya, terutama sewaktu mendengar berita kematian kerabat dekat. Hal ini biasanya dilakukan dengan merobek pakaian bagian depan, hanya sampai bagian dada terbuka, bukan mengoyaknya sampai tidak pantas lagi dipakai.
Pertama kalinya kebiasaan ini dicatat dalam Alkitab adalah sewaktu Ruben, putra tertua Yakub, kembali dan tidak mendapati Yusuf di dalam lubang air; ia mengoyak pakaiannya, seraya mengatakan, ”Anak itu tidak ada lagi! Dan aku—ke mana sesungguhnya aku harus pergi?” Sebagai putra sulung, Ruben khususnya bertanggung jawab atas adiknya. Pada waktu Yakub, bapaknya, diberi tahu tentang putranya yang diperkirakan sudah mati, ia pun mengoyak mantelnya lalu mengenakan kain goni sebagai tanda berkabung (Kej 37:29, 30, 34), dan di Mesir, saudara-saudara tiri Yusuf memperlihatkan kesedihan dengan mengoyak pakaian mereka, ketika Benyamin kedapatan seolah-olah telah mencuri.—Kej 44:13.
(Kejadian 45:5-8) Tapi sekarang, jangan khawatir dan jangan saling menyalahkan karena sudah menjualku ke sini. Allah-lah yang sudah mengirim aku lebih dulu ke sini demi menyelamatkan hidup kalian. 6 Ini baru tahun kedua dari kelaparan di negeri ini, dan sampai lima tahun lagi, tidak akan ada yang membajak atau memanen. 7 Karena itu, Allah mengirim aku pergi lebih dulu untuk menyelamatkan kalian dengan cara yang luar biasa, supaya kalian tetap hidup dan keturunan kalian tetap ada di bumi. 8 Jadi bukan kalian yang mengirim aku ke sini, tapi Allah yang benar, supaya aku bisa jadi penasihat utama bagi Firaun dan penguasa atas seluruh rumahnya dan atas seluruh Mesir.
Dibenci tanpa Sebab
Apa yang dapat membantu kita agar tidak sakit hati terhadap orang-orang yang membenci kita tanpa sebab? Ingatlah bahwa musuh utama kita adalah Setan dan hantu-hantu. (Efesus 6:12) Meskipun ada orang yang memang sengaja menganiaya kita, kebanyakan orang menentang umat Allah karena kurang pengetahuan atau karena dimanipulasi orang lain. (Daniel 6:4-16; 1 Timotius 1:12, 13) Yehuwa menghendaki agar ”segala macam orang” mendapat kesempatan untuk ”diselamatkan dan memperoleh pengetahuan yang saksama tentang kebenaran”. (1 Timotius 2:4) Sesungguhnya, beberapa bekas penentang kini adalah saudara-saudara Kristen kita karena telah mengamati tingkah laku kita yang tidak bercela. (1 Petrus 2:12) Selain itu, kita dapat menarik pelajaran dari teladan putra Yakub, Yusuf. Meskipun Yusuf sangat menderita gara-gara saudara-saudara tirinya, ia tidak memendam kebencian yang hebat terhadap mereka. Mengapa tidak? Karena ia memahami campur tangan Yehuwa dalam hal ini, yang mengarahkan segala sesuatu guna menggenapi maksud-tujuan-Nya. (Kejadian 45:4-8) Demikian pula, apa pun penderitaan yang mungkin kita alami secara tidak adil, Yehuwa dapat membuat hal itu menghasilkan kemuliaan bagi nama-Nya.—1 Petrus 4:16.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 45:1-15) Mendengar itu, Yusuf tidak sanggup lagi menahan perasaannya, maka dia menyuruh semua pelayannya keluar. Ketika tinggal dia dan saudara-saudaranya di situ, dia pun memberi tahu mereka siapa dia sebenarnya. 2 Dia menangis dengan suara keras, sehingga orang-orang Mesir dan seisi rumah Firaun mendengarnya. 3 Akhirnya, Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya, ”Aku Yusuf. Apa Ayah masih hidup?” Tapi karena sangat terkejut, mereka tidak bisa berkata apa-apa. 4 Maka Yusuf berkata, ”Mendekatlah padaku.” Mereka pun datang mendekat. Lalu dia berkata, ”Aku Yusuf adik kalian, yang kalian jual ke Mesir. 5 Tapi sekarang, jangan khawatir dan jangan saling menyalahkan karena sudah menjualku ke sini. Allah-lah yang sudah mengirim aku lebih dulu ke sini demi menyelamatkan hidup kalian. 6 Ini baru tahun kedua dari kelaparan di negeri ini, dan sampai lima tahun lagi, tidak akan ada yang membajak atau memanen. 7 Karena itu, Allah mengirim aku pergi lebih dulu untuk menyelamatkan kalian dengan cara yang luar biasa, supaya kalian tetap hidup dan keturunan kalian tetap ada di bumi. 8 Jadi bukan kalian yang mengirim aku ke sini, tapi Allah yang benar, supaya aku bisa jadi penasihat utama bagi Firaun dan penguasa atas seluruh rumahnya dan atas seluruh Mesir. 9 ”Cepatlah pulang dan sampaikan kepada ayah pesanku ini, ’Allah sudah mengangkat anak Ayah ini menjadi penguasa atas seluruh Mesir. Datanglah ke sini secepatnya. 10 Tinggallah di tanah Gosyen supaya Ayah dekat denganku, bersama anak dan cucu Ayah, juga semua ternak dan semua milik Ayah. 11 Aku akan menyediakan makanan bagi Ayah dan rumah tangga Ayah supaya kalian tidak jatuh miskin dan semua milik Ayah tidak habis, karena kelaparan ini masih lima tahun lagi.’ 12 Kalian dan adikku Benyamin sudah lihat sendiri bahwa memang akulah yang berbicara. 13 Jadi ceritakan kepada Ayah tentang kekuasaanku di Mesir dan semua yang kalian lihat. Segeralah bawa Ayah ke sini.” 14 Lalu dia memeluk Benyamin adiknya dan menangis, dan Benyamin menangis sambil merangkul lehernya. 15 Dia mencium semua kakaknya, menangis sambil memeluk mereka, dan setelah itu mereka mulai mengobrol.
8-14 JUNI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 46-47
”Bebas dari Kelaparan”
(Kejadian 47:13) Kelaparan itu sangat parah sehingga sama sekali tidak ada makanan di semua negeri. Akibatnya, penduduk di Mesir dan Kanaan menjadi lemah tak berdaya.
Memelihara Kehidupan dalam Masa Kelaparan
Ketujuh tahun kelimpahan berakhir, dan bala kelaparan mulai seperti telah dinubuatkan Yehuwa—kelaparan bukan hanya di Mesir saja tetapi ”di seluruh bumi”. Ketika orang-orang di Mesir yang kelaparan itu mulai berseru meminta makanan kepada Firaun, Firaun memberitahu mereka, ”Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu.” Yusuf menjual gandum kepada orang-orang Mesir itu sampai uang mereka habis. Kemudian ia menerima ternak mereka sebagai pembayaran. Akhirnya, rakyat datang kepada Yusuf, mengatakan, ”Belilah kami dan tanah kami sebagai ganti makanan, maka kami dengan tanah kami akan menjadi hamba kepada Firaun.” Demikianlah Yusuf membeli semua tanah orang Mesir untuk Firaun.—Kejadian 41:53-57; 47:13-20.
(Kejadian 47:16) Yusuf menjawab, ”Kalau kalian tidak punya uang lagi, berikan ternak kalian, dan saya akan beri kalian makanan.”
(Kejadian 47:19, 20) Apa Tuan akan biarkan kami mati dan tanah kami telantar? Belilah diri kami dan tanah kami, dan beri kami makanan. Kami akan jadi budak Firaun dan tanah kami akan jadi miliknya. Beri kami benih supaya kami tidak mati dan tanah kami tidak telantar.” 20 Yusuf pun membeli semua tanah orang Mesir. Semua orang Mesir menjual ladangnya karena kelaparan itu sangat parah. Semua tanah di Mesir menjadi milik Firaun.
(Kejadian 47:23-25) Lalu Yusuf berkata kepada orang-orang itu, ”Hari ini saya sudah membeli kalian dan tanah kalian untuk Firaun. Ambil benih ini, dan tanamlah di ladang. 24 Kalau ada hasilnya, berikan seperlimanya kepada Firaun, tapi sisanya adalah milik kalian. Gunakan itu untuk ditanam lagi dan untuk menjadi makanan kalian, anak-anak kalian, dan seisi rumah kalian.” 25 Mereka berkata, ”Tuan sudah menyelamatkan hidup kami. Semoga Tuan senang kepada kami, dan kami bisa menjadi budak Firaun.”
Kerajaan Melaksanakan Kehendak Allah di Bumi
Kelimpahan. Dunia ini menderita kelaparan secara rohani. Alkitab memperingatkan, ”’Lihat! Akan datang masanya,’ demikian ucapan Tuan Yang Berdaulat Yehuwa, ’bahwa aku akan mengirimkan bala kelaparan ke negeri itu, bala kelaparan, bukan akan roti, dan rasa haus, bukan akan air, tetapi untuk mendengar firman Yehuwa.’” (Am. 8:11) Apakah warga Kerajaan Allah juga menderita kelaparan? Yehuwa menubuatkan perbedaan besar antara umat-Nya dan musuh-musuh-Nya, ”Lihat! Hamba-hambaku akan makan, tetapi kamu akan kelaparan. Lihat! Hamba-hambaku akan minum, tetapi kamu akan kehausan. Lihat! Hamba-hambaku akan bersukacita, tetapi kamu akan menderita malu.” (Yes. 65:13) Apakah Saudara sudah melihat tergenapnya kata-kata itu?
Persediaan rohani terus mengalir bagaikan sungai yang kian lebar dan dalam. Publikasi kita yang berdasarkan Alkitab—serta rekaman audio dan video, perhimpunan dan kebaktian kita, dan bahan yang dimuat di situs Web kita—bagaikan aliran deras persediaan rohani di dunia yang kelaparan secara rohani ini. (Yeh. 47:1-12; Yl. 3:18) Tidakkah Saudara senang bisa mengalami penggenapan janji Yehuwa tentang kelimpahan? Apakah Saudara terus makan di meja Yehuwa?
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 46:4) Aku akan menyertai kamu ke Mesir dan Aku juga akan membawa kamu kembali ke sini, dan Yusuf akan menutup matamu saat kamu meninggal.”
Sikap dan Gerak-Isyarat
Meletakkan tangan di atas mata orang yang sudah meninggal. Pernyataan Yehuwa kepada Yakub, ”Yusuf akan meletakkan tangannya di atas matamu” (Kej 46:4), adalah cara untuk menyatakan bahwa Yusuf akan menutup mata Yakub setelah ia meninggal, yang biasanya menjadi tugas putra sulung. Jadi, tampaknya di ayat itu Yehuwa menunjukkan kepada Yakub bahwa hak putra sulung adalah milik Yusuf.—1Taw 5:2.
(Kejadian 46:26, 27) Keturunan Yakub yang pergi ke Mesir bersamanya, tidak termasuk para menantunya, berjumlah 66 orang. 27 Putra-putra Yusuf yang lahir di Mesir ada 2 orang. Keluarga Yakub yang datang ke Mesir seluruhnya ada 70 orang.
Keterangan tambahan nwtsty untuk Kis 7:14
semuanya 75 orang: Sewaktu Stefanus berkata bahwa jumlah anggota keluarga Yakub yang datang ke Mesir adalah 75, kelihatannya angka itu tidak dikutip dari ayat mana pun di Kitab-Kitab Ibrani. Angka itu tidak pernah disebutkan dalam teks Masoret Kitab-Kitab Ibrani. Kej 46:26 berkata, ”Keturunan Yakub yang pergi ke Mesir bersamanya, tidak termasuk para menantunya, berjumlah 66 orang.” Dan ayat 27 berkata, ”Keluarga Yakub yang datang ke Mesir seluruhnya ada 70 orang.” Jadi, ada dua cara untuk menghitungnya. Yang pertama hanya jumlah keturunan asli Yakub, dan yang kedua adalah jumlah semua orang yang datang ke Mesir. Kel 1:5 dan Ul 10:22 juga menyebutkan bahwa keturunan Yakub berjumlah ”70”. Angka yang disebutkan Stefanus berbeda, karena sepertinya beberapa anggota keluarga Yakub yang lain ikut dihitung juga. Ada yang bilang bahwa yang dihitung termasuk anak laki-laki dan cucu laki-laki dari Manasye dan Efraim (anak-anak Yusuf), yang memang disebutkan di Kej 46:20 terjemahan Septuaginta. Menurut pendapat lain, yang juga dihitung adalah para menantu Yakub, yang sengaja tidak dimasukkan dalam hitungan di Kej 46:26. Jadi, angka ”75” yang disebutkan Stefanus mungkin adalah jumlah keseluruhan. Angka ini mungkin juga diambil dari salinan Kitab-Kitab Ibrani yang digunakan pada abad pertama M. Sejak dulu, para pakar mengakui bahwa angka yang tertulis di terjemahan Septuaginta Yunani untuk Kej 46:27 dan Kel 1:5 adalah ”75”. Selain itu, dalam dua potongan Gulungan Laut Mati yang memuat Kel 1:5, yang ditemukan pada abad ke-20, angka yang tertulis juga ”75”. Bisa jadi, Stefanus mendapatkan angka itu dari teks-teks kuno tersebut. Tapi, tidak soal kemungkinan mana yang benar, angka yang disebutkan Stefanus itu berbeda karena cara menghitung jumlah keturunan Yakub memang bisa berbeda-beda.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 47:1-17) Yusuf melapor kepada Firaun, ”Ayah dan saudara-saudara saya, juga kambing, domba, sapi, dan semua milik mereka sudah datang dari Kanaan, dan sekarang mereka ada di tanah Gosyen.” 2 Yusuf membawa lima saudaranya untuk menghadap Firaun. 3 Firaun bertanya kepada mereka, ”Apa pekerjaan kalian?” Mereka menjawab, ”Hamba-hambamu ini gembala domba, seperti leluhur kami.” 4 Lalu mereka berkata, ”Kami datang untuk tinggal sebagai orang asing di sini. Di Kanaan tidak ada lagi padang rumput untuk ternak kami karena kelaparan di sana sangat parah. Jadi, izinkanlah kami tinggal di tanah Gosyen.” 5 Maka Firaun berkata kepada Yusuf, ”Ayah dan saudara-saudaramu sudah datang ke sini. 6 Mesir ada di bawah kekuasaanmu. Beri mereka daerah terbaik di negeri ini. Mereka boleh tinggal di tanah Gosyen, dan kalau ada di antara mereka yang terampil bekerja, tugaskan dia untuk menjaga ternak saya.” 7 Lalu Yusuf membawa Yakub ayahnya menghadap Firaun, dan Yakub memberkati Firaun. 8 Firaun bertanya kepada Yakub, ”Berapa umurmu?” 9 Yakub menjawab, ”Saya sudah hidup sebagai pengembara selama 130 tahun. Hidup saya susah dan umur saya tidak sepanjang umur leluhur saya yang juga pengembara.” 10 Setelah itu, Yakub memberkati Firaun dan pergi dari hadapannya. 11 Maka seperti perintah Firaun, Yusuf memberi ayah dan saudara-saudaranya tempat tinggal sekaligus tanah milik di daerah terbaik di Mesir, yaitu di tanah Rameses. 12 Yusuf terus menyediakan makanan bagi ayahnya, saudara-saudaranya, dan seluruh rumah tangga ayahnya, sesuai dengan jumlah anak di setiap keluarga. 13 Kelaparan itu sangat parah sehingga sama sekali tidak ada makanan di semua negeri. Akibatnya, penduduk di Mesir dan Kanaan menjadi lemah tak berdaya. 14 Orang-orang terus membeli biji-bijian sehingga semua uang di Mesir dan Kanaan mengalir ke tangan Yusuf, dan Yusuf terus membawa uang itu ke rumah Firaun. 15 Akhirnya, uang di Mesir dan Kanaan habis dibelanjakan. Maka semua orang Mesir datang menghadap Yusuf dan berkata, ”Berilah kami makanan! Apa Tuan akan biarkan kami mati karena tidak punya uang lagi?” 16 Yusuf menjawab, ”Kalau kalian tidak punya uang lagi, berikan ternak kalian, dan saya akan beri kalian makanan.” 17 Mereka pun mulai membawa ternak mereka kepada Yusuf, yaitu kuda, kambing, domba, sapi, dan keledai. Sebagai gantinya, Yusuf memberi mereka makanan. Maka sepanjang tahun itu, Yusuf terus memberi mereka makanan sebagai ganti ternak mereka.
15-21 JUNI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 48-50
”Para Lansia yang Kaya Pengalaman”
(Kejadian 48:21, 22) Lalu Israel berkata kepada Yusuf, ”Ayah sudah hampir mati, tapi Allah pasti akan menyertai kalian dan membawa kalian kembali ke negeri leluhur kalian. 22 Ayah memberimu satu bagian tanah lebih banyak daripada saudara-saudaramu, tanah yang Ayah rebut dari tangan orang Amori dengan pedang dan panah.”
Yakub
Tidak lama sebelum meninggal, Yakub memberkati cucu-cucunya, yaitu putra-putra Yusuf, dan dengan bimbingan ilahi, ia mengutamakan Efraim yang lebih muda di atas Manasye yang lebih tua. Lalu kepada Yusuf, yang akan menerima warisan anak sulung sebanyak dua bagian, Yakub menyatakan, ”Aku memberimu sebahu tanah lebih banyak daripada saudara-saudaramu, yang kuambil dari tangan orang Amori dengan pedangku dan busurku.” (Kej 48:1-22; 1Taw 5:1) Karena Yakub telah membeli tanah di dekat Syikhem dari putra-putra Hamor dengan damai (Kej 33:19, 20), tampaknya janji kepada Yusuf itu merupakan pernyataan iman Yakub, sebab melalui perkataannya, ia menubuatkan penaklukan Kanaan di kemudian hari oleh keturunannya seolah-olah hal itu sudah terlaksana dengan pedang dan busurnya sendiri. (Lihat AMORI, ORANG.) Dua bagian untuk Yusuf di negeri taklukan itu terdiri dari daerah-daerah yang diberikan kepada suku Efraim dan kepada suku Manasye.
(Kejadian 49:1) Kemudian, Yakub memanggil anak-anak lelakinya dan berkata, ”Berkumpullah, Ayah mau memberi tahu kalian apa yang akan terjadi pada kalian di masa depan.
Hari-Hari Terakhir
Nubuat Yakub menjelang Kematiannya. Ketika Yakub berkata kepada putra-putranya, ”Berkumpullah agar aku memberitahukan kepadamu apa yang akan terjadi atasmu pada akhir masa itu” atau ”di kemudian hari” (TB), ia memaksudkan waktu di masa depan manakala perkataannya akan mulai digenapi. (Kej 49:1) Lebih dari dua abad sebelumnya, Yehuwa menyatakan kepada kakek Yakub, Abram (Abraham), bahwa keturunannya akan mengalami penderitaan selama 400 tahun. (Kej 15:13) Maka dalam hal itu, waktu di masa depan yang dimaksudkan oleh Yakub sebagai ”akhir masa itu” tidak mungkin mulai sebelum 400 tahun penderitaan itu berakhir. (Untuk perincian tentang Kejadian 49, lihat artikel-artikel tentang putra-putra Yakub di bawah nama masing-masing.) Kita juga dapat mengharapkan nubuat itu belakangan diterapkan sehubungan dengan ”Israel [rohani] milik Allah”.—Gal 6:16; Rm 9:6.
(Kejadian 50:24, 25) Akhirnya, Yusuf berkata kepada saudara-saudaranya, ”Aku akan segera mati, tapi Allah pasti akan memperhatikan kalian, dan Dia pasti akan membawa kalian keluar dari sini ke negeri yang Dia janjikan dengan sumpah kepada Abraham, Ishak, dan Yakub.” 25 Maka Yusuf meminta anak-anak lelaki Israel bersumpah, ”Allah pasti akan memperhatikan kalian. Jadi berjanjilah bahwa kalian akan membawa tulang-tulangku dari sini.”
Saudara-Saudari Lansia—Berkat bagi Yang Muda
Saudara-saudari lansia dapat juga menjadi pengaruh baik atas rekan-rekan seiman. Pada usia tuanya, putra Yakub, Yusuf, melakukan sebuah perbuatan iman yang sederhana tetapi pengaruhnya sangat besar atas jutaan penyembah sejati yang hidup setelah dia. Sewaktu berusia 110 tahun, ”ia memberi perintah mengenai tulang-tulangnya”, yakni, agar bangsa Israel membawa serta tulang-tulangnya sewaktu mereka akhirnya meninggalkan Mesir. (Ibrani 11:22; Kejadian 50:25) Perintah itu memberikan secercah harapan bagi Israel selama tahun-tahun perbudakan yang berat setelah kematian Yusuf, meyakinkan mereka bahwa pembebasan akan tiba.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 49:19) ”Gad akan diserang gerombolan perampok, tapi dia akan menyerang mereka dari belakang.
Diberkatilah Orang-Orang yang Memuliakan Allah
Sebelum memasuki Tanah Perjanjian, orang-orang Israel dari suku Gad memohon agar mereka diperbolehkan menetap di kawasan sebelah timur Sungai Yordan yang cocok untuk penggembalaan. (Bilangan 32:1-5) Karena tinggal di daerah itu, mereka harus menghadapi tantangan yang serius. Suku-suku di sebelah barat dilindungi oleh Lembah Yordan—perintang alami terhadap serbuan militer. (Yosua 3:13-17) Akan tetapi, mengenai negeri-negeri di sebelah timur Yordan, buku The Historical Geography of the Holy Land (Sejarah Geografi Tanah Suci), karya George Adam Smith, mengatakan, ”[Negeri-negeri] itu semuanya datar dan terbentang, nyaris tanpa perintang, di plato besar Arab. Akibatnya, mereka selalu terancam serbuan para pengembara yang bengis, beberapa di antaranya menyerbu mereka dalam gerombolan besar setiap tahun untuk merebut padang rumput.”
Bagaimana suku Gad mengatasi tekanan yang tak kunjung reda itu? Berabad-abad berselang, dalam nubuat menjelang kematiannya, Yakub bapak leluhur mereka mengatakan, ”Mengenai Gad, sekawanan penyamun akan menyergapnya, tetapi ia akan menyergap yang paling belakang.” (Kejadian 49:19) Sepintas lalu, kata-kata tersebut mungkin terdengar mengecilkan hati. Namun, sebenarnya, kata-kata itu menyiratkan perintah agar orang Gad membalas serangan. Yakub meyakinkan mereka bahwa jika mereka melakukannya, para penyergap itu akan lari tunggang langgang, seraya orang Gad mengejar pasukan yang paling belakang.
(Kejadian 49:27) ”Benyamin akan terus mencabik seperti serigala. Di pagi hari, dia akan memakan mangsanya, dan di malam hari, dia akan membagikan jarahan.”
Benyamin
Kemampuan bertarung keturunan Benyamin dilukiskan dalam nubuat yang diucapkan Yakub sebelum meninggal; mengenai putra tercintanya ini, ia mengatakan, ”Benyamin akan terus mencabik seperti serigala. Pada pagi hari dia akan makan binatang yang tertangkap dan pada malam hari dia akan membagikan jarahan.” (Kej 49:27) Para pejuang Benyamin terkenal karena keahlian mereka menggunakan umban; mereka dapat mengumban batu dengan tangan kanan atau kiri dan tidak pernah meleset ”sehelai rambut pun”. (Hak 20:16; 1Taw 12:2) Hakim Ehud yang kidal, yang membunuh Raja Eglon, si penindas, adalah orang Benyamin. (Hak 3:15-21) Patut diperhatikan juga bahwa ”pada pagi hari” dari kerajaan Israel, suku Benyamin, walaupun termasuk ”yang terkecil dari antara suku-suku Israel”, memberikan raja yang pertama bagi Israel, yaitu Saul, putra Kis, yang terbukti sebagai pejuang yang gigih melawan orang Filistin. (1Sam 9:15-17, 21) Demikian pula ”pada malam hari” dari bangsa Israel, suku Benyamin memberikan Ratu Ester dan Perdana Menteri Mordekai, yang menyelamatkan orang Israel dari pemusnahan di bawah pemerintahan Imperium Persia.—Est 2:5-7.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 49:8-26) ”Sedangkan kamu, Yehuda, saudara-saudaramu akan memujimu. Kamu akan mengalahkan musuh-musuhmu. Anak-anak lelaki ayahmu akan membungkuk kepadamu. 9 Yehuda adalah anak singa. Anakku, kamu pasti memakan mangsa dan bangkit. Dia berbaring dan meregangkan tubuhnya seperti singa. Karena dia seperti singa, siapa yang berani membangunkannya? 10 Tongkat kerajaan tidak akan diambil dari Yehuda, ataupun tongkat kekuasaan dari antara kakinya, sampai Syilo datang, dan kepadanya bangsa-bangsa akan taat. 11 Dia mengikat keledainya pada tanaman anggur dan anak keledainya pada tanaman anggur terbaik. Dia akan mencuci bajunya dalam anggur dan pakaiannya dalam sari buah anggur. 12 Matanya merah padam karena anggur, dan giginya putih karena susu. 13 ”Zebulon akan tinggal di tepi laut, di pantai tempat kapal-kapal berlabuh, dan ujung batas daerahnya mengarah ke Sidon. 14 ”Isakhar adalah keledai bertulang kuat, yang berbaring dengan dua kantong pelana di punggungnya. 15 Dia akan melihat bahwa tempat tinggalnya itu baik dan negeri itu indah. Dia akan membungkukkan bahunya untuk memikul beban dan mau bekerja keras seperti budak. 16 ”Sebagai salah satu suku Israel, Dan akan menghakimi seluruh bangsanya. 17 Dia akan menjadi seperti ular di pinggir jalan, ular bertanduk di tepi jalan, yang menggigit tumit kuda sehingga penunggangnya terjatuh ke belakang. 18 Aku akan menantikan keselamatan darimu, oh Yehuwa. 19 ”Gad akan diserang gerombolan perampok, tapi dia akan menyerang mereka dari belakang. 20 ”Asyer akan memiliki banyak roti, dan dia akan menyediakan makanan raja. 21 ”Naftali adalah rusa betina yang ramping. Dia mengucapkan kata-kata yang indah. 22 ”Yusuf adalah cabang dari pohon yang subur, yang berbuah dekat sumber air, yang cabang-cabangnya tumbuh melewati dinding. 23 Tapi para pemanah terus menyerang dan memanahnya, dan terus membencinya. 24 Tapi busurnya sudah diregangkan, dan tangannya kuat dan tangkas. Itu berasal dari yang kuat yang menolong Yakub, dari gembala dan batu Israel. 25 Dia adalah hadiah dari Allah yang disembah ayahnya, dan Allah akan menolongnya. Dia ada bersama Yang Mahakuasa, dan Allah akan memberkatinya dengan berkat dari langit, berkat dari tanah, dan berkat berupa banyak anak dan ternak. 26 Berkat ayahnya lebih baik daripada hasil dari gunung-gunung yang kekal, dan lebih indah daripada bukit-bukit yang abadi. Yusuf, yang telah dipilih dari antara saudara-saudaranya, akan terus menerima semua berkat itu.
22-28 JUNI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KELUARAN 1-3
”Aku Akan Menjadi Apa Pun yang Aku Inginkan”
(Keluaran 3:13) Tapi Musa berkata kepada Allah yang benar, ”Misalnya aku menemui orang Israel dan aku bilang, ’Allah leluhur kalian mengutus aku kepada kalian.’ Kalau mereka tanya, ’Siapa nama-Nya?’ Aku harus jawab apa?”
Junjunglah Nama Besar Yehuwa
Baca Keluaran 3:10-15. Sewaktu Musa berumur 80 tahun, Allah memerintahkan dia, ’Bawalah umatku, putra-putra Israel, keluar dari Mesir.’ Sebagai tanggapan, Musa dengan penuh respek mengajukan sebuah pertanyaan yang sangat penting. Ia seolah-olah berkata, ’Siapa nama-Mu?’ Mengingat nama Allah sudah dikenal sejak dulu, mengapa Musa mengajukan pertanyaan itu? Tampaknya, ia ingin lebih mengenal pribadi yang memiliki nama itu, agar ia dapat meyakinkan umat Allah bahwa Ia benar-benar akan membebaskan mereka. Kekhawatiran Musa beralasan. Orang Israel telah lama menjadi budak. Mereka mungkin bertanya-tanya apakah Allah bapak-bapak leluhur mereka mampu membebaskan mereka. Ya, beberapa orang Israel bahkan menyembah dewa-dewi Mesir!—Yeh. 20:7, 8.
(Keluaran 3:14) Allah menjawab, ”Aku Akan Menjadi Apa Pun yang Aku Inginkan.” Lalu Allah berkata, ”Kamu harus berkata begini kepada orang Israel: ’Aku diutus oleh Allah yang nama-Nya berarti ”Aku Akan Menjadi”.’”
kr 43, kotak
ARTI NAMA ALLAH
NAMA Yehuwa berasal dari kata kerja Ibrani yang berarti ”menjadi”. Beberapa pakar berpendapat bahwa dalam hal ini kata kerja tersebut digunakan dalam bentuk kausatif (bentuk yang menunjukkan penyebab). Maka, nama Allah dipahami banyak orang sebagai ”Ia Menyebabkan Menjadi”. Definisi ini cocok dengan peranan Yehuwa sebagai Pencipta. Ia menyebabkan jagat raya dan makhluk-makhluk cerdas menjadi ada dan Ia terus menyebabkan kehendak dan tujuan-Nya menjadi kenyataan.
Nah, apa maksud jawaban Yehuwa atas pertanyaan Musa di Keluaran 3:13, 14? Musa bertanya, ”Sekiranya aku datang kepada putra-putra Israel dan aku mengatakan kepada mereka, ’Allah bapak-bapak leluhurmu telah mengutus aku kepadamu’, dan mereka mengatakan kepadaku, ’Siapa namanya?’ Apa yang akan kukatakan kepada mereka?” Yehuwa menjawab, ”Aku Akan Menjadi Apa Pun yang Aku Inginkan.”
Perhatikan bahwa Musa tidak meminta Yehuwa menyingkapkan nama-Nya. Musa dan orang Israel sudah tahu nama Allah. Musa ingin agar Yehuwa menyingkapkan sesuatu yang menguatkan iman tentang Allah seperti apakah Dia itu, sesuatu yang boleh jadi juga tercermin dari arti nama-Nya. Jadi, dengan menjawab ”Aku Akan Menjadi Apa Pun yang Aku Inginkan”, Yehuwa menyingkapkan aspek yang menakjubkan dari sifat ilahi-Nya: Dalam setiap keadaan, Ia menjadi apa pun yang perlu guna mewujudkan kehendak-Nya. Contohnya, bagi Musa dan orang Israel, Yehuwa menjadi Penolong, Pemberi Hukum, Penyedia—dan masih banyak lagi. Jadi, Yehuwa sendiri memilih untuk menjadi apa pun yang perlu guna memenuhi janji-Nya kepada umat-Nya. Namun, meski nama Yehuwa bisa mencakup gagasan ini, hal itu memiliki makna yang lebih luas lagi. Itu juga bisa berarti bahwa Yehuwa dapat menyebabkan ciptaan-Nya menjadi apa pun guna melaksanakan kehendak-Nya.
Menggali Permata Rohani
(Keluaran 2:10) Setelah anak itu besar, ibunya membawa dia kepada putri Firaun, dan putri Firaun mengangkat dia menjadi anak. Dia menamai anak itu Musa karena dia mengambil anak itu dari air.”
Musa—Tokoh Sejarah atau Mitos?
Namun, apakah tidak mengada-ada untuk percaya bahwa seorang putri Mesir akan mengasuh anak semacam itu? Tidak, karena agama orang Mesir mengajarkan bahwa perbuatan baik adalah prasyarat untuk masuk ke surga. Mengenai pengadopsian itu sendiri, arkeolog Joyce Tyldesley mengatakan, ”Wanita Mesir sederajat dengan pria Mesir. Mereka menikmati hak yang sama dalam bidang hukum dan ekonomi, setidaknya dalam teori, dan . . . para wanita dapat mengadopsi anak.” Papirus Adopsi kuno sebenarnya mencatat tentang seorang wanita Mesir yang mengadopsi budak-budaknya. Mengenai mengupah ibu Musa sebagai inang penyusu, The Anchor Bible Dictionary mengatakan, ”Diupahnya ibu kandung Musa untuk menyusui dia . . . mirip dengan pengaturan yang identik dalam kontrak-kontrak adopsi orang Mesopotamia.”
(Keluaran 3:1) Musa menjadi gembala kawanan domba milik mertuanya, yaitu Yitro imam Midian itu. Suatu hari, Musa menuntun domba-dombanya ke sebelah barat padang belantara dan sampai di Gunung Horeb, gunung yang dipilih Allah yang benar.
Pokok-Pokok Penting Buku Keluaran
3:1—Imam macam apakah Yitro itu? Pada masa patriarkat, kepala keluarga bertindak sebagai imam bagi keluarganya. Yitro tampaknya adalah kepala patriarkat dari sebuah suku orang Midian. Karena orang Midian adalah keturunan Abraham melalui Ketura, kemungkinan mereka mengetahui ibadat kepada Yehuwa.—Kejadian 25:1, 2.
Pembacaan Alkitab
(Keluaran 2:11-25) Suatu hari, sewaktu Musa sudah dewasa, dia pergi menemui saudara-saudaranya, sesama orang Ibrani. Dia melihat mereka begitu menderita karena disuruh kerja paksa. Lalu dia melihat seorang Mesir memukul seorang Ibrani. 12 Maka, dia melihat ke sekelilingnya dan memastikan tidak ada orang di situ. Setelah itu, dia membunuh orang Mesir itu dan menyembunyikannya dalam pasir. 13 Besoknya, dia pergi lagi dan melihat dua pria Ibrani sedang berkelahi. Dia pun berkata kepada yang bersalah, ”Kenapa kamu pukul temanmu?” 14 Orang itu berkata, ”Siapa yang angkat kamu jadi pemimpin dan hakim kami? Kamu sudah bunuh orang Mesir itu. Apa kamu mau bunuh saya juga?” Musa pun takut dan berkata dalam hati, ’Orang-orang sudah tahu apa yang kulakukan!’ 15 Sewaktu mendengar tentang itu, Firaun ingin membunuh Musa, tapi Musa melarikan diri dari Firaun. Dia pun pergi ke Midian untuk tinggal di sana. Ketika tiba di sana, dia duduk di dekat sebuah sumur. 16 Ada seorang imam di Midian yang punya tujuh anak perempuan, dan mereka datang ke situ untuk menimba air dan mengisi tempat minum ternak, supaya ternak milik ayah mereka bisa minum. 17 Tapi seperti biasa, ada gembala-gembala yang datang dan mengusir mereka. Sewaktu Musa melihat itu, dia menolong mereka dan memberi minum ternak mereka. 18 Sesampainya mereka di rumah, Reuel ayah mereka terkejut dan bertanya, ”Kenapa hari ini kalian pulang cepat sekali?” 19 Mereka menjawab, ”Waktu kami diusir gembala-gembala, ada orang Mesir yang menolong kami. Dia bahkan menimba air dan memberi minum ternak kita.” 20 Lalu Yitro berkata, ”Mana orangnya? Kenapa kalian tidak mengajak dia ke sini? Panggillah dia, supaya dia makan bersama kita.” 21 Setelah itu, Musa setuju untuk tinggal bersama Yitro, dan Yitro memberikan Zipora anaknya untuk menjadi istri Musa. 22 Belakangan, Zipora melahirkan anak laki-laki. Musa menamainya Gersyom karena Musa menjadi penduduk asing di negeri itu. 23 Bertahun-tahun setelah itu, raja Mesir meninggal, tapi orang Israel terus merintih dan mengeluh karena diperbudak. Mereka pun terus berseru minta tolong kepada Allah yang benar. 24 Belakangan, Allah mendengarkan jeritan mereka, dan Dia mulai bertindak sesuai dengan perjanjian yang Dia buat dengan Abraham, Ishak, dan Yakub. 25 Dia pun memperhatikan orang Israel dan melihat penderitaan mereka.
29 JUNI–5 JULI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KELUARAN 4-5
”Saat Kamu Bicara Nanti, Aku Pasti Membantumu”
(Keluaran 4:10) Lalu Musa berkata kepada Yehuwa, ”Maafkan aku, Yehuwa, tapi hamba-Mu ini tidak pintar bicara, baik dulu maupun setelah Engkau bicara kepadaku. Aku tidak lancar bicara.”
(Keluaran 4:13) Tapi dia berkata, ”Maaf Yehuwa, tolong utus orang lain saja, siapa pun yang Engkau mau.”
Alasan—Bagaimana Yehuwa Memandangnya?
”Saya kurang pandai.” Saudara mungkin merasa bahwa Saudara tidak cakap untuk menjadi rohaniwan kabar baik. Beberapa hamba Yehuwa yang setia pada zaman Alkitab merasa bahwa mereka kurang pandai menangani tugas yang Yehuwa berikan. Contohnya Musa. Tatkala menerima tugas spesifik dari Yehuwa, Musa berkata, ”Maafkanlah aku, Yehuwa, tetapi aku bukan seorang pembicara yang fasih, sejak dahulu tidak, ataupun sebelum itu, ataupun sejak engkau berbicara kepada hambamu, sebab aku berat mulut dan berat lidah.” Walau Yehuwa membesarkan hatinya, Musa berkata, ”Maafkanlah aku, Yehuwa, tetapi utuslah kiranya orang lain, siapa pun yang ingin kauutus.” (Kel. 4:10-13) Apa tanggapan Yehuwa?
(Keluaran 4:11, 12) Maka Yehuwa berkata, ”Siapa yang menciptakan mulut manusia? Siapa yang bisa membuat orang menjadi bisu, tuli, buta, atau bisa melihat? Aku, Yehuwa, yang melakukan itu. 12 Jadi pergilah. Saat kamu bicara nanti, Aku pasti membantumu. Aku akan mengajarmu supaya kamu tahu harus berkata apa.”
Apakah Saudara Melihat ”Pribadi yang Tidak Kelihatan”?
Allah mengajarkan prinsip yang penting kepada Musa sebelum ia kembali ke Mesir. Musa belakangan menulis tentang itu di buku Ayub, ”Takut akan Yehuwa—itulah hikmat.” (Ayb. 28:28) Agar Musa belajar takut akan Yehuwa dan bertindak dengan bijaksana, Yehuwa membandingkan manusia dengan diri-Nya sendiri, Allah Yang Mahakuasa. Ia bertanya, ”Siapa yang memberikan mulut kepada manusia atau yang membuat orang bisu atau orang tuli atau orang berpenglihatan terang atau orang buta? Bukankah aku, Yehuwa?”—Kel. 4:11.
Apa pelajarannya? Musa diutus oleh Allah, jadi ia tidak perlu takut. Allah akan memberi Musa kuasa untuk menyampaikan pesan Allah kepada Firaun. Dan, ini bukan pertama kalinya hamba-hamba Allah berada dalam bahaya di Mesir. Mungkin Musa ingat bagaimana Yehuwa melindungi Abraham, Yusuf, dan bahkan dirinya sendiri dari Firaun-Firaun sebelumnya. Firaun tidak berdaya menghadapi Yehuwa. (Kej. 12:17-19; 41:14, 39-41; Kel. 1:22–2:10) Karena Musa melihat ”Pribadi yang tidak kelihatan”, ia dengan berani menemui Firaun dan memberitahunya semua pesan Yehuwa.
(Keluaran 4:14, 15) Yehuwa pun marah kepada Musa dan berkata, ”Bukankah kamu punya kakak, Harun orang Lewi itu? Aku tahu dia pintar bicara. Dia sedang dalam perjalanan ke sini untuk menemui kamu. Saat dia melihatmu, hatinya pasti senang. 15 Bicaralah dengan dia dan beri tahukan semua yang Aku katakan tadi. Aku akan membantu kalian saat kalian bicara. Aku akan mengajar kalian tentang apa yang harus kalian lakukan.
Alasan—Bagaimana Yehuwa Memandangnya?
Yehuwa tidak membebastugaskan Musa. Namun, Yehuwa menunjuk Harun untuk membantu Musa menangani tugas tersebut. (Kel. 4:14-17) Selain itu, pada tahun-tahun berikutnya, Yehuwa menyertai Musa dan memberikan apa pun yang ia butuhkan agar berhasil memenuhi tugas dari Allah. Dewasa ini, Saudara dapat yakin bahwa Yehuwa akan menggerakkan rekan-rekan seiman yang berpengalaman untuk membantu Saudara juga dalam melaksanakan pelayanan. Yang terutama, Firman Allah meyakinkan kita bahwa Yehuwa akan membuat kita cakap melakukan pekerjaan yang telah Ia perintahkan kepada kita.—2 Kor. 3:5; lihat kotak ”Tahun-Tahun yang Paling Membahagiakan”.
Menggali Permata Rohani
(Keluaran 4:24-26) Di tengah jalan, di tempat menginap, Yehuwa datang kepadanya dan mencoba membunuhnya. 25 Akhirnya, Zipora mengambil batu yang tajam dan menyunat anaknya. Lalu, dia melemparkan kulit khitan anak itu ke kakinya dan berkata, ”Engkaulah pengantin darah bagiku.” 26 Maka Allah melepaskan dia. Saat itu Zipora berkata, ”Pengantin darah,” karena sunat itu.
Pertanyaan Pembaca
Pernyataan Zipora ”engkau adalah pengantin laki-laki darah bagiku” adalah ungkapan yang tidak biasa. Apa yang ditunjukkan ungkapan itu mengenai dirinya? Dengan memenuhi tuntutan perjanjian sunat, Zipora mengakui hubungan perjanjian dengan Yehuwa. Perjanjian Hukum yang belakangan dibuat dengan orang Israel memperlihatkan bahwa dalam suatu hubungan perjanjian, Yehuwa bisa dianggap sebagai seorang suami dan pihak lainnya sebagai seorang istri. (Yeremia 31:32) Maka, sewaktu menyapa Yehuwa (melalui malaikat yang mewakili-Nya) sebagai ”pengantin laki-laki darah”, Zipora tampaknya sedang mengakui ketundukannya kepada persyaratan perjanjian itu. Ia seolah-olah menerima posisi sebagai istri dalam perjanjian sunat, dengan Allah Yehuwa sebagai suami. Selain itu, karena tindakannya yang tegas untuk mematuhi tuntutan Allah, nyawa putranya tidak lagi berada dalam bahaya.
(Keluaran 5:2) Tapi Firaun menjawab, ”Memangnya Yehuwa itu siapa? Kenapa saya harus menaati kata-kata-Nya dan membiarkan orang Israel pergi? Saya sama sekali tidak tahu siapa Yehuwa itu. Malah, saya tidak akan membiarkan orang Israel pergi.”
Yehuwa
Jadi, ”mengenal” tidak selalu berarti sekadar tahu tentang sesuatu atau seseorang. Nabal yang bodoh mengetahui nama Daud tetapi masih bertanya, ”Siapakah Daud?” dalam arti, ”Memangnya dia itu apa?” (1Sam 25:9-11; bdk. 2Sam 8:13.) Demikian pula, Firaun pernah berkata kepada Musa, ”Siapakah Yehuwa itu, sehingga aku harus menaati perkataannya untuk membiarkan Israel pergi? Aku sama sekali tidak mengenal Yehuwa dan, terlebih lagi, aku tidak akan membiarkan Israel pergi.” (Kel 5:1, 2) Dengan mengatakan hal itu, Firaun jelas menyatakan bahwa ia tidak mengenal Yehuwa sebagai Allah yang benar atau yang memiliki wewenang atas raja Mesir dan segala urusannya, dan tidak memiliki kekuatan untuk melaksanakan kehendak-Nya sebagaimana diumumkan oleh Musa dan Harun. Tetapi kini Firaun dan seluruh Mesir, bersama orang-orang Israel, akan mengetahui makna penting nama itu, pribadi yang diwakili oleh nama itu. Sebagaimana yang Yehuwa perlihatkan kepada Musa, hal itu adalah hasil dilaksanakannya maksud-tujuan Allah bagi Israel, ketika Ia membebaskan mereka, memberi mereka Tanah Perjanjian, dan dengan demikian menggenapi perjanjian-Nya dengan bapak-bapak leluhur mereka. Dengan cara inilah, seperti yang Allah katakan, ”Kamu akan tahu bahwa akulah Yehuwa, Allahmu.”—Kel 6:4-8; lihat MAHAKUASA.
Pembacaan Alkitab
(Keluaran 4:1-17) Musa berkata, ”Tapi bagaimana kalau mereka tidak percaya dan tidak mau mendengarkan aku? Mereka pasti bilang, ’Mana mungkin Yehuwa datang kepadamu?’” 2 Yehuwa berkata, ”Apa yang kamu pegang itu?” Musa menjawab, ”Tongkat.” 3 Lalu Allah berkata, ”Lempar itu ke tanah.” Maka Musa melemparnya ke tanah, dan tongkat itu berubah menjadi ular. Musa pun lari menjauh dari ular itu. 4 Yehuwa berkata, ”Tangkap ular itu dan pegang ekornya.” Maka, Musa menangkapnya, dan ular itu berubah menjadi sebuah tongkat di tangannya. 5 Kemudian Allah berkata, ”Lakukan itu supaya mereka percaya bahwa Yehuwa, Allah dari leluhur mereka, Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub, telah datang kepadamu.” 6 Yehuwa berkata lagi kepadanya, ”Coba tolong masukkan tanganmu ke bajumu.” Musa pun memasukkan tangannya ke bajunya. Ketika dia menariknya keluar, tangannya terkena kusta dan menjadi putih seperti salju. 7 Lalu Allah berkata, ”Masukkan lagi tanganmu ke bajumu.” Musa pun memasukkan lagi tangannya ke bajunya. Ketika dia menariknya keluar, tangannya sudah sembuh! 8 Allah berkata, ”Kalau mereka tidak percaya kepadamu, atau tidak peduli dengan mukjizat yang pertama, mereka pasti mau mendengarkan kamu setelah mereka melihat mukjizat itu. 9 Tapi, kalau setelah memperlihatkan dua mukjizat itu mereka masih belum percaya dan tidak mau mendengarkan kamu, ambil air dari Sungai Nil dan tuangkan itu ke tanah yang kering. Air itu akan berubah menjadi darah.” 10 Lalu Musa berkata kepada Yehuwa, ”Maafkan aku, Yehuwa, tapi hamba-Mu ini tidak pintar bicara, baik dulu maupun setelah Engkau bicara kepadaku. Aku tidak lancar bicara.” 11 Maka Yehuwa berkata, ”Siapa yang menciptakan mulut manusia? Siapa yang bisa membuat orang menjadi bisu, tuli, buta, atau bisa melihat? Aku, Yehuwa, yang melakukan itu. 12 Jadi pergilah. Saat kamu bicara nanti, Aku pasti membantumu. Aku akan mengajarmu supaya kamu tahu harus berkata apa.” 13 Tapi dia berkata, ”Maaf Yehuwa, tolong utus orang lain saja, siapa pun yang Engkau mau.” 14 Yehuwa pun marah kepada Musa dan berkata, ”Bukankah kamu punya kakak, Harun orang Lewi itu? Aku tahu dia pintar bicara. Dia sedang dalam perjalanan ke sini untuk menemui kamu. Saat dia melihatmu, hatinya pasti senang. 15 Bicaralah dengan dia dan beri tahukan semua yang Aku katakan tadi. Aku akan membantu kalian saat kalian bicara. Aku akan mengajar kalian tentang apa yang harus kalian lakukan. 16 Dia yang akan bicara kepada orang Israel sebagai juru bicaramu, dan kamu seolah-olah akan menjadi Allah bagi dia. 17 Bawa tongkat itu, dan pakailah itu untuk membuat mukjizat.”