PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w86_s-22 hlm. 21-22
  • Ibadat Sejati Menang

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Ibadat Sejati Menang
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-22)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Keadaan Yerusalem yang Menyedihkan
  • Tembok Dibangun Meskipun Adanya Komplotan
  • Ibadat Sejati Dihidupkan Kembali
  • Penahbisan yang Penuh Sukacita
  • Kenajisan Dibersihkan
  • Pokok-Pokok Penting Buku Nehemia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2006
  • Buku Alkitab Nomor 16​—Nehemia
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • Yerusalem​—Apakah Kota Itu ’Melebihi Alasan Utama Saudara untuk Bersukacita’?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • Nehemia
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1986 (s-22)
w86_s-22 hlm. 21-22

Pokok-Pokok Penting Alkitab Nehemia 1:1–13:31

Ibadat Sejati Menang

Ibadat sejati menang melalui tindakan tegas dan kepercayaan teguh kepada Yehuwa. Itulah inti buku Nehemia. Inilah kisah yang hidup tentang pembangunan kembali tembok Yerusalem di bawah kepemimpinan yang gagah berani dari Nehemia.

Buku ini meliputi suatu masa yang genting, masa di mana ke-70 minggu tahun yang menuju kepada munculnya Mesias akan dimulai. (Daniel 9:24-27) Ayat pembukaan dan kisah dalam bentuk orang pertama dengan jelas menunjukkan bahwa Nehemia-lah penulisnya. Buku ini adalah lanjutan dari Ezra, menyambung kisah itu kira-kira 12 tahun setelah peristiwa-peristiwa yang dicatat Ezra.

Pada waktu membaca kisah ini, kita akan melihat betapa dengan menakjubkan Yehuwa mengatur peristiwa-peristiwa sehingga kehendakNya terjadi. Kita juga melihat bagaimana Ia menguatkan dan menghibur hamba-hambaNya yang loyal

Keadaan Yerusalem yang Menyedihkan

Silakan baca Nehemia 1:1-2:20. Nehemia, juru minuman raja Persia, mendengar bahwa tembok Yerusalem masih berupa puing-puing dan bahwa orang-orang di sana ”dalam kesukaran besar”. Karena sangat sedih, Nehemia mencurahkan isi hatinya kepada Yehuwa dalam doa yang sungguh-sungguh. Kesedihannya diperhatikan oleh raja, maka jalan terbuka bagi Nehemia untuk pergi ke Yerusalem dan mengusahakan pembangunan kembali tembok kota.

◆ 1:1—Tahun berapakah itu?

Ini adalah tahun ke-20 dari Raja Artahsasta (Longimanus). (2:1) Karena bulan Kislew (Nopember-Desember) ditaruh sebelum bulan Nisan (Maret-April) dalam kisah ini, jelas bahwa raja-raja Persia menghitung tiap tahun pemerintahan mereka dari musim gugur sampai musim gugur, atau dari saat mereka benar-benar naik takhta. Bukti-bukti sejarah yang dapat dipercaya dan nubuat-nubuat Alkitab yang digenapi menunjukkan bahwa bulan Nisan dari tahun ke-20 raja Artahsasta, jatuh pada tahun 455 S.M. Jadi, kisah Nehemia mulai pada musim gugur tahun 456 S.M., dan dekrit untuk membangun kembali tembok Yerusalem dikeluarkan pada musim semi tahun 455 S.M.

◆ 2:4—Apakah ini doa seorang yang putus asa pada saat-saat terakhir?

Tidak, karena keadaan Yerusalem yang rusak ini telah menjadi pokok dari doa-doa Nehemia ”siang dan malam” selama beberapa waktu. (1:4, 6) Ketika diberi kesempatan untuk memberitahu Raja Artahsasta tentang keinginannya membangun kembali tembok Yerusalem, Nehemia berdoa lagi, jadi ia melakukan apa yang sudah dilakukannya berulang kali. Sebagai perkenan Yehuwa atas doanya, Nehemia ditugaskan membangun kembali tembok kota.

Pelajaran bagi Kita: Nehemia mengharapkan petunjuk dari Yehuwa. Pada waktu menghadapi keputusan penting, kita juga harus ”bertekun dalam doa” dan bertindak selaras dengan bimbingan Yehuwa.—Roma 12:12.

Tembok Dibangun Meskipun Adanya Komplotan

Bacalah 3:1-6:19. Sewaktu tembok mulai dibangun, musuh mengejek dan mencemoohkan. Belakangan, mereka mengancam akan menyerang. Tanpa takut, Nehemia menasihati para pekerja, ”Ingatlah kepada [Yehuwa] yang maha besar dan dahsyat.” Separuh dari antara mereka menjadi pengawal dengan tombak dan busur, dan yang lain-lain bekerja siap dengan senjata masing-masing. Meskipun adanya ancaman dan komplotan lain, orang-orang Yahudi menyelesaikan tembok itu dalam 52 hari!

◆ 3:5—Siapakah ”pemuka-pemuka” itu?

Mereka adalah orang-orang Yahudi yang terkemuka di antara penduduk atau bekas penduduk Tekoa, sebuah kota kecil kira-kira 16 kilometer di sebelah selatan Yerusalem. ”Pemuka-pemuka” ini rupanya terlalu sombong untuk merendahkan diri dan bekerja di bawah wewenang dari para pengawas yang diangkat Nehemia.—Bandingkan Yeremia 27:11.

◆ 4:17—Bagaimana mereka bekerja dengan satu tangan?

Tukang-tukang batu memang harus menggunakan dua tangan dalam pekerjaan mereka. Senjata mereka diikatkan pada pinggang. (4:18) Para pengangkut beban dengan mudah dapat memegang senjata di satu tangan dan memikul beban sisa-sisa bangunan atau puing-puing di bahu atau kepala mereka.—Kejadian 24:15, 45.

◆ 5:7—Mengapa makan riba (membungakan uang) itu salah?

Ini secara langsung melanggar hukum Yehuwa. (Imamat 25:36; Ulangan 23:19) ”Seperseratus”, (NW) jika dipungut tiap bulan, akan berjumlah 12 persen tiap tahun. (5:11) Masyarakat berada dalam keadaan ekonomi yang sulit karena bela kelaparan dan pajak pemerintah Persia yang tinggi. (5:3, 4) Meskipun begitu orang-orang kaya tanpa belas kasihan memungut bunga yang tinggi dari saudara-saudara mereka yang miskin.

◆ 6:5—Mengapa ”surat yang terbuka”?

Surat-surat yang bersifat rahasia sering ditaruh dalam kantung-kantung yang dimeterai dengan baik. Jadi Sanbalat mengirim ”surat yang terbuka” mungkin dimaksudkan sebagai penghinaan. Atau, karena tuduhan dalam ”surat yang terbuka” itu dapat dibaca orang lain, ia mungkin berharap Nehemia akan marah sekali sehingga meninggalkan Yerusalem untuk datang dan membersihkan diri dari tuduhan-tuduhan itu. Sanbalat mungkin juga berharap surat itu akan menimbulkan rasa takut sehingga orang-orang Yahudi akan menghentikan pekerjaan mereka.

Pelajaran bagi Kita: Kita tidak boleh memandang kerja keras sebagai sesuatu yang merendahkan wibawa kita dan menahan diri seperti ”pemuka-pemuka” dari Tekoa itu. Sebaliknya, kita harus merelakan diri seperti rakyat Tekoa yang melakukan pekerjaan dua kali lipat.—Nehemia 3:5, 27.

Ibadat Sejati Dihidupkan Kembali

Bacalah 7:1-10: 39. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan satu tujuan: memulihkan ibadat sejati. Setelah diadakan sensus, orang-orang berhimpun untuk mendengarkan Ezra dan orang-orang Lewi membaca dan menjelaskan hukum Taurat. Setelah ’mendapatkan pengertian’, (NW) dengan sukacita mereka merayakan Hari Raya Pondok Daun. Orang-orang berpuasa dan mengakui dosa mereka, dan mengambil langkah-langkah memperbaiki kesalahan-kesalahan ini.

◆ 7:6—Mengapa daftar ini berbeda dari daftar Ezra?

Kedua kisah itu sama dalam hal, bahwa selain golongan budak dan penyanyi, ada 42.360 orang yang kembali. (Ezra 2:64, 65; Nehemia 7:66, 67) Tetapi ada perbedaan dalam jumlah orang yang kembali dalam keluarga-keluarga tertentu. Kemungkinan besar, Ezra dan Nehemia menggunakan cara yang berbeda dalam menyusun daftar. Misalnya, ada yang menyebutkan orang yang mendaftarkan diri untuk kembali, sedangkan yang lain menyebutkan mereka yang benar-benar kembali. Beberapa imam, dan kemungkinan orang-orang lain, tidak dapat menentukan silsilah mereka. (7:64) Mungkin inilah alasannya mengapa jumlah daftar pribadi tidak menambah jumlah yang sudah disebutkan yaitu 42.360.

◆ 8:8—Bagaimana Taurat ”diberi keterangan-keterangan”?

Rupanya, selain menggunakan ucapan yang baik dan tekanan lisan, Ezra dan pembantu-pembantunya menjelaskan hukum Taurat dan menerapkan prinsip-prinsip Taurat itu sehingga orang-orang dapat memahaminya dengan lebih baik. Publikasi-publikasi berdasarkan Alkitab dan perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa juga dimaksudkan untuk ’memberi keterangan’ pada Firman Allah.

◆ 9:1—Mengapa orang-orang Israel mengenakan kain kabung dan menaruh tanah di kepala?

Mengenakan kain kabung—pakaian berwarna gelap yang dibuat dari bulu kambing—adalah tanda berdukacita. Demikian pula, menaruh tanah atau abu di atas kepala atau pada badan menandakan dukacita yang besar atau merendahkan diri. (1 Samuel 4:12; 2 Samuel 13:19) Orang-orang Yahudi melakukannya untuk menyatakan bahwa mereka sedih dan dengan rendah hati mengakui dosa mereka. Hal ini diikuti dengan membuat ”perjanjian” pengakuan, ”perjanjian yang teguh”. (9:38) Kita juga harus dengan rendah hati menyadari dan mengakui dosa kita jika kita ingin melindungi hubungan kita dengan Allah.—1 Yohanes 1:6-9.

◆ 10:34—Apakah persembahan kayu diperintahkan dalam hukum Taurat?

Tidak, tetapi dibutuhkan banyak sekali kayu untuk api di atas mezbah. Rupanya, tidak ada banyak orang Netinim—budak-budak bukan Israel di bait yang menjadi ”tukang belah kayu”—di antara orang-orang yang kembali. (Yosua 9:23, 27) Jadi untuk memastikan agar tetap ada persediaan kayu, undian dilemparkan untuk menentukan bagian suku mana yang harus menyediakannya pada suatu waktu tertentu.

Pelajaran bagi Kita: ”Sukacita karena [Yehuwa]” diperoleh dengan mendapatkan pengertian dari Firman Allah, menerapkannya secara pribadi, dan menyambut petunjuk teokratis. (8:11) Demikian pula, Saksi-Saksi Yehuwa menghargai pentingnya pelajaran pribadi, menghadiri perhimpunan dengan tetap tentu, dan dinas pengabaran untuk memelihara sukacita.

Penahbisan yang Penuh Sukacita

Bacalah 11:1–12:47. Agar Yerusalem dapat tetap menjadi pusat ibadat sejati, dibutuhkan lebih banyak penduduk. Selain sukarelawan, undian dilemparkan bagi satu dari tiap sepuluh orang yang tinggal di luar agar pindah ke kota. Kemudian tembok kota ditahbiskan dengan arak-arakan yang penuh sukacita. Korban-korban yang besar dipersembahkan, dan sukacita umat itu dapat terdengar sampai jauh.

◆ 11:2—Mengapa sukarelawan-sukarelawan itu ’dipuji’?

Meninggalkan harta warisan dan pindah ke Yerusalem berarti biaya dan kerugian tertentu. Mereka yang tinggal di kota juga terancam berbagai macam bahaya. Dalam keadaan sedemikian, orang-orang menganggap para sukarelawan patut dipuji dan pasti mendoakan semoga Yehuwa memberkati mereka.

◆ 12:27—Bilamana tembok itu ditahbiskan?

Tembok itu selesai pada hari ke-25 dari bulan keenam, Elul, tahun 455 S.M., dan pertemuan-pertemuan penting diadakan bulan berikutnya. (6:15; 8:3; 9:1) Pentahbisan mungkin diadakan tidak lama kemudian sebagai puncak dari peristiwa yang penuh sukacita itu.

Pelajaran bagi Kita: Semangat suka rela dan pernyataan terima kasih kepada Yehuwa dalam nyanyian dan musik benar-benar membesarkan hati. Dewasa ini, di kebaktian dan peristiwa lain, Saksi-Saksi Yehuwa berdinas suka rela untuk melayani orang lain dan dengan sepenuh hati menyanyikan pujian kepada Allah.

Kenajisan Dibersihkan

Bacalah 13:1-31. Setelah kembali dari perjalanan ke istana Persia, Nehemia terkejut melihat apa yang terjadi selama kepergiannya. Ia segera mengambil tindakan untuk mengoreksi problem-problem itu.

◆ 13:3—Siapa yang membentuk ”peranakan” itu?

”Peranakan” rupanya termasuk orang-orang asing seperti bani Moab, Amon, dan putra-putra Israel keturunan orang-orang asing. (13:1, 2) Hal ini ditunjukkan oleh kenyataan bahwa sebelumnya orang-orang Yahudi telah meninggalkan istri-istri asing dan putra-putra mereka. (Ezra 10:44) Orang-orang Yahudi sekali lagi mengambil istri-istri asing, sehingga wanita-wanita ini dan anak-anak mereka harus disingkirkan dari masyarakat, negeri itu sendiri, dan juga dari hak-hak istimewa dalam ibadat bersama umat Yehuwa.—Nehemia 13:23-31.

Pelajaran bagi Kita: Orang Yahudi yang kembali melakukan perbuatan-perbuatan tercela merupakan contoh peringatan bagi kita. Kita harus selalu waspada terhadap serangan materialisme, kebejatan, dan kemurtadan.

Berulang kali, buku Nehemia menandaskan prinsip bahwa ”jikalau bukan [Yehuwa] yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya”. (Mazmur 127:1) Pelajaran utama bagi kita ialah bahwa dalam semua pekerjaan, kita hanya akan berhasil jika kita mendapat berkat Yehuwa. Dan berkat itu akan diperoleh jika kita mendahulukan ibadat yang sejati dalam kehidupan kita.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan