PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • jt hlm. 22-24
  • Nilai Praktis Kabar Baik bagi Masyarakat

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Nilai Praktis Kabar Baik bagi Masyarakat
  • Saksi-Saksi Yehuwa—Siapakah Mereka? Apa yang Mereka Percayai?
  • Bahan Terkait
  • Nilai Praktis dari Kabar Baik untuk Masyarakat Anda
    Saksi-Saksi Yehuwa pada Abad Kedua Puluh
  • Arahkanlah Langkah Saudara menurut Prinsip-Prinsip Ilahi
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
  • Saksi-Saksi Yehuwa
    Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
  • Apa Kata Alkitab tentang Perkawinan Antarsuku?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
Lihat Lebih Banyak
Saksi-Saksi Yehuwa—Siapakah Mereka? Apa yang Mereka Percayai?
jt hlm. 22-24

Nilai Praktis Kabar Baik bagi Masyarakat

DI DUNIA dewasa ini, kita sering mendengar pendapat yang mengatakan, ”Prinsip-prinsip Kekristenan tidak praktis. Prinsip-prinsip itu tidak efektif di masyarakat yang kompleks dewasa ini.” Akan tetapi, dalam suatu liputan percakapan antara pemimpin agama Hindu, Mohandas K. Gandhi, dengan mantan Gubernur India asal Inggris, Lord Irwin, terdapat pendapat yang bertolak belakang. Dilaporkan bahwa Lord Irwin menanyakan pandangan Gandhi tentang solusi permasalahan antara Inggris Raya dan India. Gandhi mengambil sebuah Alkitab dan membuka Matius pasal yang kelima dan berkata, ”Bila negara Anda dan negara saya bersatu menjalankan ajaran yang ditetapkan oleh Kristus dalam Khotbah di Gunung ini, kita tentu sudah dapat memecahkan bukan hanya problem-problem di negara kita saja, melainkan juga problem-problem di seluruh dunia.”

Khotbah tersebut menyatakan perlunya mengupayakan sifat-sifat rohani dan perlunya kita berwatak lemah lembut, pendamai, berbelaskasihan, dan cinta akan keadilbenaran. Khotbah itu bukan hanya mengecam pembunuhan, melainkan juga murka terhadap orang lain, bukan hanya mengecam perzinaan melainkan juga pikiran-pikiran yang mesum. Khotbah itu pun menentang perceraian yang tidak bertanggung jawab, yang mengakibatkan rumah tangga berantakan dan menjadikan anak-anak sebagai korbannya. Khotbah itu menasihati kita, ’Kasihilah bahkan orang-orang yang tidak menyukaimu, berikan bantuan kepada yang berkekurangan, berhentilah menghakimi orang lain dengan semena-mena, perlakukanlah orang lain seperti engkau ingin diperlakukan’. Semua nasihat ini, jika diterapkan, akan menghasilkan manfaat yang besar. Semakin banyak anggota lingkungan masyarakat yang mempraktekkannya, semakin baiklah lingkungan masyarakat itu!

Saksi-Saksi Yehuwa berhasrat membagikan pengaruh positif semacam itu. Mereka telah diajar Alkitab untuk merespek perkawinan. Anak-anak mereka dilatih menurut prinsip-prinsip yang benar. Pentingnya nilai-nilai keluarga ditandaskan. Keluarga-keluarga yang rukun merupakan suatu berkat bagi masyarakat, bahkan bagi negara. Sejarah memuat begitu banyak contoh tentang kuasa-kuasa dunia yang runtuh akibat ikatan keluarga terpecah-belah dan perbuatan amoral yang meningkat. Jika semakin banyak individu dan keluarga di lingkungan Saudara menerapkan anjuran Saksi-Saksi Yehuwa untuk mempraktekkan prinsip-prinsip Kristen, maka semakin sedikitlah kasus kenakalan remaja, perbuatan amoral, dan kejahatan di lingkungan masyarakat Saudara.

Salah satu masalah besar yang merongrong masyarakat dan negara adalah prasangka ras. Namun sebaliknya, rasul Petrus mengatakan, ”Aku menyadari bahwa Allah tidak berat sebelah, tetapi orang dari bangsa mana pun yang takut kepadanya dan mengerjakan keadilbenaran diperkenan olehnya.” Dan, Paulus menulis, ”Tidak ada orang Yahudi ataupun orang Yunani, tidak ada budak ataupun orang merdeka, tidak ada laki-laki ataupun perempuan; sebab kamu semua adalah satu dalam persatuan dengan Kristus Yesus.” (Kisah 10:34, 35; Galatia 3:28) Saksi-Saksi Yehuwa menerima pandangan ini. Orang-orang dari segala macam ras dan warna kulit hidup berdampingan dan bekerja sama di kantor pusat sedunia, di kantor-kantor cabang, dan di sidang-sidang mereka.

Di Afrika, suku-suku tertentu tidak dapat berbaur karena selalu dilanda pertikaian. Akan tetapi, dalam kebaktian Saksi-Saksi Yehuwa di sana, orang-orang dari berbagai macam suku bisa makan, tidur, dan beribadat bersama-sama dalam suasana persaudaraan yang rukun dan hangat. Para pejabat pemerintah takjub melihat hal ini. Salah satu bukti pengaruh Kekristenan sejati yang mempersatukan dikomentari oleh surat kabar New York Amsterdam News tertanggal 2 Agustus 1958. Komentar ini dinyatakan setelah mengamati kebaktian internasional yang telah disebutkan di pasal sebelumnya, yang bertempat di New York City dan dihadiri oleh lebih dari seperempat juta Saksi.

”Di mana-mana orang Negro, orang kulit putih dan orang Asia, dari segala latar belakang kehidupan dan segala penjuru dunia, bergaul dengan riang dan leluasa. . . . Saksi-Saksi yang sedang beribadat dari 120 negeri bisa bertetangga dan berhimpun bersama dengan damai, dan hal ini menunjukkan kepada masyarakat Amerika alangkah mudahnya ini dilakukan. . . . Kebaktian tersebut merupakan contoh nyata bagaimana masyarakat dapat bekerja sama dan hidup berdampingan.”

Banyak orang boleh saja mengatakan bahwa prinsip-prinsip Kekristenan tidak praktis bagi dunia modern ini. Akan tetapi, prinsip-prinsip mana lagi yang telah terbukti efektif atau yang akan terbukti efektif? Prinsip-prinsip Kristen akan sangat bermanfaat jika diterapkan di lingkungan masyarakat Saudara sekarang, dan prinsip-prinsip tersebut akan menjadi dasar untuk mempersatukan segala ’bangsa, suku, dan umat’ di seluas bumi di bawah pemerintahan Kerajaan Allah atas umat manusia.—Penyingkapan 7:9, 10.

[Blurb di hlm. 23]

Orang-orang dari segala ras dan warna kulit bekerja bersama-sama

[Blurb di hlm. 24]

Prinsip-prinsip Kekristenan memang praktis. Prinsip mana lagi yang telah terbukti efektif?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan