PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g83_No9 hlm. 4-5
  • Uang—Bagaimana Diciptakan?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Uang—Bagaimana Diciptakan?
  • Sedarlah!—1983 (No. 9)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Dari Sesuatu yang Tidak Ada
  • Mengapa Bank Pailit
    Sedarlah!—1987 (No. 20)
  • Pandangan yang Benar tentang Uang
    Sadarlah!—2015
  • Pernahkah Anda Bertengkar Gara-Gara Uang?
    Sedarlah!—1980 (No. 2)
  • Uang
    Sedarlah!—2014
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1983 (No. 9)
g83_No9 hlm. 4-5

Uang—Bagaimana Diciptakan?

”UNTUK tertawa orang menghidangkan makanan; anggur meriangkan hidup,” kata seorang yang bijaksana pada suatu waktu, ”uang memungkinkan semuanya itu.” (Pengkhotbah 10:19) Tetapi apa sebenarnya benda yang misterius—uang ini? Dari mana asal-usulnya?

Dahulu kala, orang-orang menyadari bahwa tukar-menukar barang (barter) atau membawa logam ke mana-mana bukanlah cara yang praktis untuk berdagang. Maka orang Cina yang cerdik membuat uang kertas. Dan lambat-laun bangsa-bangsa lain, juga, menyetujui praktisnya mencetak uang kertas yang, setidak-tidaknya secara teori, dapat ditukar kembali dengan logam berharga—biasanya emas.

Tetapi, standar emas mempunyai kekurangan yang tetap ada. Dikatakan bahwa jumlah nilai dari semua emas yang pernah ditambang hanya sekitar 85 milyar dollar Amerika (menggunakan harga lama dari emas $35/ons emas). Benda yang berkilauan itu sama sekali tidak cukup banyak untuk mengimbangi pertambahan penduduk dan perdagangan yang menggila.

Sebagai gambaran, setelah Perang Dunia II, dollar Amerika Serikat menjadi mata uang yang diakui dalam perdagangan internasional. Maka, bermilyar-milyar dollar A.S. berada di tangan pemerintahan-pemerintahan asing. Seorang penulis menyatakan: ”Menjelang tahun 1965, sudah ada lebih banyak uang dollar di tangan bank asing dari pada nilai emas di Fort Knox.” (Huruf miring redaksi.) Bagaimana jika negara-negara tersebut tiba-tiba menuntut emas mereka? Maka pada tahun 1971 Amerika Serikat menghentikan penjualan emasnya. Negara-negara asing tidak dapat menukarkan kembali dollar mereka dengan emas, walaupun Amerika Serikat masih memiliki persediaan emas yang berlimpah. Maka, untuk semua tujuan yang praktis, uang kertas hanya didukung oleh kejujuran dari pemerintah Amerika Serikat. Hal ini membuat sistem keuangan internasional kacau-balau.

Karena itu, uang hanya bernilai sebanyak yang diperkirakan orang. Lebih banyak uang dicetak oleh pemerintah, lebih kecil nilai yang diberikan orang. Namun, mesin pencetak uang bukanlah satu-satunya sumber uang.

Dari Sesuatu yang Tidak Ada

”Seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang [pemilik bank, NW],” kata seseorang dalam perumpamaan Yesus, ”supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.” (Matius 25:27) Bahkan di jaman Alkitab, pemilik bank tahu seni meminjamkan uang dengan keuntungan lumayan serta membagikan keuntungan ini dalam bentuk ”bunga” kepada orang yang menyimpan uang. Akan tetapi, dengan melakukan hal ini pemilik bank secara cerdik menciptakan uang.

Untuk menjelaskan hal ini, bayangkan anda sendiri menyimpan uang Rp. 100.000.000,- di sebuah bank. Lalu ada seorang nasabah yang meminjam uang Rp. 10.000.000,- untuk membuka usaha baru. Anda mungkin menghitung bahwa uang simpanan anda, dikurangi pinjaman nasabah ini hanya akan menambah modal bank sebanyak Rp. 90.000.000,- Tetapi tidak demikian cara berpikir pemilik bank. Dari pada memberikan pinjaman Rp. 10.000.000,- dalam bentuk tunai, uang itu biasanya dikreditkan ke dalam rekening bank nasabah tersebut, sehingga ia dapat mengambilnya sedikit demi sedikit. Maka modal bank itu bukannya menurun, malahan buku kas induk bank menunjukkan jumlah Rp. 110.000.000,-—Rp. 10.000.000,- diciptakan dari sesuatu yang tidak ada.

Permainan sulap dalam angka-angka ini mungkin memusingkan kepala, tetapi hal tersebut membuat pemilik bank tersenyum. Dengan cara ini bank dapat meminjamkan lebih banyak uang dari pada yang mereka benar-benar miliki. ’Namun bukankah hal tersebut berbahaya?’ anda bertanya. Boleh jadi demikian. Terutama jika bank tersebut meminjamkan uang tanpa tanggung jawab. Walaupun demikian, jarang sekali semua orang yang menyimpan uang di bank dan yang meminjam uang datang pada waktu yang sama untuk menuntut uang mereka. Maka bank menyediakan uang tunai secukupnya untuk menjalankan usaha mereka sehari-hari.

Pemerintah, juga, menciptakan dana yang luar biasa jumlahnya tanpa harus mencetak uang. Misalnya menurut buku The Money Baloon (Perkembangan Uang), Bank Cadangan Federal di Amerika Serikat ”mengerjakan rangkaian catatan tata buku yang rumit dan memuakkan—memindahkan angka-angka, membeli serta menjual obligasi-obligasi Pemerintah, membuat pinjaman, membeli obligasi serta setuju untuk menjualnya kembali dengan segera, menjual obligasi serta setuju untuk membelinya kembali . . . namun jika semua kegiatan ini dianalisa, Sistem Cadangan Federal menciptakan uang dari sesuatu yang tidak ada.”

Anda, juga, mungkin tanpa disadari menciptakan uang. Anda dapat sewaktu-waktu meminjam uang dengan menggunakan kartu kredit. Membuka rekening di bank sering kali memungkinkan anda membuka cek untuk jumlah yang lebih bear dari uang yang sesungguhnya anda setor. Dengan cara ini, persediaan uang bertambah—dan terjadilah inflasi.

Karena itu, sistem keuangan ibarat sebuah gelembung yang dapat dengan mudah pecah jika orang kehilangan kepercayaan pada sistem tersebut. Tetapi jika uang begitu mudah diciptakan, ke mana larinya?

[Gambar di halaman 5]

Mata uang dunia tidak lagi didukung oleh emas

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan