Mengamati Dunia
40.000 Anak Setiap Hari
Menurut harian International Herald Tribune Paris, direktur UNICEF (Organisasi Dana Anak-Anak Sedunia) menyebutkan, ”Tidak ada kelaparan, masa paceklik, bencana alam yang pernah membunuh 40.000 anak dalam sehari saja, namun sangat disayangkan penyakit yang dapat dicegah dan kekurangan gizi kini sedang membunuh jumlah itu setiap hari.” Dalam melaporkan hasil Konferensi Puncak UNICEF untuk Anak-Anak Sedunia surat kabar itu menambahkan, masalah tersebut sebagian disebabkan oleh sikap yang umum di negara-negara berkembang bahwa penyakit dan kematian anak-anak semacam itu ”normal dan tak terelakkan”. Tujuan konferensi itu adalah untuk memperbaiki kondisi 1.500 juta anak yang diharapkan akan lahir sepuluh tahun mendatang. Menurut Tribune ini adalah ”generasi anak-anak terbesar yang pernah dipercayakan kepada umat manusia”.
Pertumbuhan yang Tidak Dikehendaki
Sekarang penduduk dunia sekitar 5.300 juta. Diperkirakan bahwa pada akhir abad ke-20 angka 6.250 juta akan dicapai. Menurut Visión, sebuah majalah Amerika Latin, negara-negara miskin akan dirugikan dengan ledakan penduduk ini. Dari antara warga-warga baru keluarga manusia ini 90 persen akan lahir di negara-negara yang miskin. Visión melaporkan bahwa dari antara 20 kota terpadat, 17 terdapat di negara-negara berkembang. Sebagai contoh, ”menurut proyeksi ilmiah, menjelang tahun 2025, penduduk Amerika Latin akan berjumlah 740 juta”. Tingkat pertambahan penduduk tertinggi di Amerika Latin terdapat di Bolivia, Costa Rica, Guatemala, Nikaragua, Paraguay, dan Venezuela sedangkan tingkat terendah di Argentina, Kuba, dan Uruguay. Majalah itu menambahkan bahwa ”antara tahun 1985 dan 1990, di Amerika Latin terdapat tingkat pertambahan penduduk sebesar 20,77 persen”.
Pembagian yang Tidak Seimbang
Menurut Mariano Grondona, yang menulis dalam Visión, sebuah majalah Amerika Latin, Bank Dunia baru-baru ini melaporkan bahwa 1.100 juta orang di seluruh dunia berada dalam keadaan miskin. Rata-rata penghasilan mereka tiap hari kurang dari satu dollar per orang. Dari antara 450 juta jiwa penduduk Amerika Latin, hampir 90 juta hidup dalam kemiskinan sedemikian yang menurut Grondona, menjadikan Amerika Latin ”suatu masyarakat yang tidak seimbang”. Laporan itu menyebutkan bahwa di Amerika Latin terdapat ”ketidakseimbangan pembagian penghasilan yang luar biasa” dan tidak ada wilayah lain di negara-negara berkembang dengan perbedaan begitu mencolok antara si kaya dengan si miskin.
Bayi-Bayi yang Tertekan
Menurut surat kabar Kolumbia El País, di Cali 29 persen dari semua anak yang dibawa ke pusat-pusat kesehatan menderita gangguan kejiwaan yang membutuhkan perawatan profesional. Menurut seorang pakar, sering kali penyebabnya adalah masalah-masalah dalam keluarga, yang membuat perasaan anak diliputi kegelisahan, depresi, ketidakmampuan dalam belajar, sulit tidur, dan sebagainya. El País menambahkan bahwa pengaruh kejiwaan terbesar mulai muncul selama usia sembilan tahun pertama. Suatu penyelidikan menyingkapkan bahwa bila hubungan orang-tua anak kurang baik, bahkan bayi pun dapat mengalami depresi.
Pemberitahuan bagi para Peminum Kopi
Baru-baru ini suatu penyelidikan selama dua tahun atas 45.589 pria memperlihatkan bahwa tidak ada hubungan antara penggunaan kopi dengan penyakit jantung, demikian laporan The New England Journal of Medicine. Walaupun penyelidikan-penyelidikan lain baru-baru ini menemukan hubungan antara minum kopi dengan risiko penyakit jantung, penyelidikan terbaru yang ekstensif ini, seperti juga yang sebelumnya, tidak menemukan apa-apa. Presiden Perkumpulan Penyakit Jantung Amerika mengatakan, ”Bertitik tolak dari penyelidikan ini saya merasa lebih yakin dalam memberi tahu pasien bahwa sebagai langkah demi kesehatan masyarakat saya tidak akan memberi nasihat supaya mereka berhenti minum kopi.” Di lain pihak, baru-baru ini penyelidikan lain menemukan adanya sedikit peningkatan risiko serangan jantung pada orang-orang yang minum lebih dari empat gelas kopi sehari.
Burung Unta sebagai ”Anjing Penjaga”
Johann Stegmann, seorang peternak burung unta, dari Cradock, Afrika Selatan, memberi tugas baru untuk burung-burungnya—sebagai ”anjing penjaga”! Menurut majalah Afrika Selatan, Farmer’s Weekly, Tn. Stegmann mengatakan, ”Mereka benar-benar dapat mencegah pencuri-pencuri, karena jika mereka melihat orang asing . . . , mereka mengejar dengan menakut-nakuti, mengepak-ngepakkan sayap sambil melotot.” Burung yang serba ingin tahu ini tingginya 2,5 meter, biasanya tidak menyerang manusia tetapi kelihatannya menikmati bentuk permainan yang lebih suka dihindari oleh si pencuri. ”Jika Anda . . . lari mereka akan mengejar Anda,” kata Tn. Stegmann, ”dan bila Anda berhenti mereka akan berdiri dengan was-was sambil membuka sayap-sayapnya, seolah-olah menantang Anda untuk berlari lagi.” Akan tetapi, selama musim berbiak, mereka menjadi lebih agresif dan ”menyerang apa pun yang nekat” masuk ke dalam sarang mereka. Buku Birds of the World (Burung-Burung Sedunia) memperingatkan bahwa burung unta ”bertarung dengan kakinya, mencengkeram dengan . . . cakar-cakarnya yang kuat yang dengan mudah dapat mencabik-cabik seekor singa atau manusia”.
Perceraian karena Penyakit Alzheimer
Sebuah sidang pengadilan di Jepang mengesahkan perceraian seorang pria yang mempunyai istri berumur 59 tahun penderita penyakit Alzheimer (penyakit pikun yang muncul terlalu dini.) Menurut surat kabar Asahi Evening News, alasan-alasannya adalah bahwa ”perkawinan itu sendiri sudah retak dan suami istri ini sudah tidak dapat lagi menempuh kehidupan perkawinan yang normal”. Sebagaimana dikatakan pengacara pihak suami, keputusan yang diambil ”adalah kasus yang tidak umum karena dalam hal ini si suami baru berumur 42 tahun dan masih memiliki tingkat kesehatan yang prima dalam hidupnya”. Akan tetapi, sosiolog bernama Chizuko Ueno menulis dalam Yomiuri Shimbun bahwa kasus ini membenarkan kesimpulan betapa dewasa ini begitu sering keutuhan keluarga dijaga hanya atas apa yang dapat diperoleh setiap anggota. Sosiolog wanita ini mengkhawatirkan keputusan sidang pengadilan tersebut akan membuka jalan untuk secara sah mengakui bahwa ”keluarga-keluarga akan tinggal bersama hanya jika tidak ada yang menyebabkan keretakan perkawinan”, dengan demikian memperbolehkan perkawinan bergantung pada faktor-faktor seperti kesehatan, pekerjaan, atau bahkan kesenangan pribadi.
Sebuah Pulau yang Mengembara
Bayangkan sebuah pulau yang sangat luas, panjangnya kira-kira 154 kilometer dengan lebar 35 kilometer dan tingginya 230 meter, yang mengapung di samudera. Pulau es ini diberi nama B-9 oleh para ilmuwan. Benda tersebut terlepas dari batas paparan Es Ross Antartik pada tahun 1987. Yang pertama mendeteksi adanya B-9 adalah satelit, dan para ilmuwan terus mengikuti gerakannya melalui menara radio yang diturunkan pada permukaannya. Sejak benda ini terlepas, yang menghapus ciri khas geografis terkenal dari Antartika, Teluk Whales, B-9 telah mengembara sejauh kira-kira 2.000 kilometer. Dalam perkembangan selanjutnya, benda ini terpecah menjadi tiga bagian raksasa dan membuka mata para ilmuwan betapa kompleks, sulit diukurnya gelombang samudera di sekitar Antartika. Pulau es ini jika dalam keadaan utuh berisi kira-kira 1.196 kilometer kubik air murni—yang menurut perkiraan cukup untuk menyediakan bagi penduduk bumi dua gelas air setiap hari selama hampir dua ribu tahun.