PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 5/91 hlm. 30-31
  • Mengamati Dunia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengamati Dunia
  • Sedarlah!—1991
  • Subjudul
  • Kebaktian di Mozambique
  • Merokok di Kalangan Politikus
  • Anak-Anak yang Pasif
  • AIDS di Asia
  • Suku Penangkap Tikus
  • Rekor Suhu Terpanas
  • Proses Menjadi Seorang Ibu yang Penuh Risiko
  • Gangguan atas para Pendeta Wanita
  • Gaya Hidup yang Mematikan
  • Kelaparan, namun Tidak Kekurangan Makanan
Sedarlah!—1991
g 5/91 hlm. 30-31

Mengamati Dunia

Kebaktian di Mozambique

Setelah dibekukan selama bertahun-tahun, Saksi-Saksi Yehuwa di Mozambique menghargai diberikannya kebebasan yang lebih besar untuk beribadat, oleh pemerintah. Baru-baru ini, Pesta Distrik ”Bahasa yang Murni” diselenggarakan selama empat hari di stadion olahraga Costa do Sol di Maputo, ibu kota Mozambique. Melaporkan tentang kebaktian itu, majalah Tempo yang diterbitkan di Maputo menulis bahwa kira-kira enam ribu orang menghadiri acara pembukaan kebaktian. Khotbah-khotbah disampaikan dalam bahasa Portugis dan Tsonga. Tempo menambahkan bahwa tujuan diselenggarakannya kebaktian tersebut adalah untuk ”memperkukuh persatuan Kristen meskipun ada perbedaan bahasa yang menjadi faktor pemecah di antara umat manusia”. Artikel itu menjelaskan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa berupaya mencapai hal ini secara internasional tidak soal ”kebangsaan, ras, pendidikan, dan status sosial”.

Merokok di Kalangan Politikus

Pemerintah Meksiko baru-baru ini mengambil langkah untuk melindungi orang-orang yang tidak merokok. Menurut Visiòn, sebuah majalah Amerika Latin, merokok sekarang dilarang di perpustakaan, pusat-pusat kesehatan, gedung-gedung bioskop, kendaraan-kendaraan untuk transportasi umum, dan kantor-kantor pemerintah yang melayani kepentingan umum. Restoran dan kafetaria diminta untuk menyediakan tempat khusus bagi orang-orang yang tidak merokok. Mereka yang melanggar peraturan akan didenda sampai Rp 60.000. Namun, Visiòn menyatakan bahwa ”di kalangan Chamber of Deputies dan Dewan Perwakilan Rakyat (lembaga lembaga legislatif yang menyetujui peraturan itu) peraturan tersebut tidak berlaku karena politikus-politikus Meksiko tidak sanggup menahan diri untuk tidak merokok selama jam kerja”.

Anak-Anak yang Pasif

Lebih dari separuh anak-anak Jepang antara umur 10 sampai 15 tahun memiliki pesawat televisi dan TV computer games sendiri, dan sepertiga dari mereka memiliki pesawat telepon pribadi, demikian menurut laporan pemerintah Jepang tahun 1990 mengenai Kaum Remaja Jepang. Sebagian besar remaja menghabiskan waktu senggang mereka di rumah, menonton televisi, membaca komik atau main video games, daripada di luar rumah. Laporan pemerintah tersebut menghubungkan kegiatan pasif anak-anak di dalam rumah dengan terbatasnya kemampuan mereka untuk bergaul dengan orang lain, termasuk keluarga mereka sendiri, dan kurangnya partisipasi mereka dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Menurut penelitian itu, sekitar 90 persen anak-anak Jepang berkata bahwa mereka tidak dapat mengutarakan pikiran dan perasaan mereka yang paling dalam.

AIDS di Asia

Kembali di tahun 1990, sejumlah 2.000 orang dilaporkan menjadi korban AIDS di Asia. Namun, laporan terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa menegaskan bahwa WHO (Badan Kesehatan Sedunia) memperkirakan sejumlah 500.000 orang di Asia sekarang terkena infeksi virus HIV. Menurut majalah Asiaweek, ”PBB baru saja melaporkan bahwa jumlah kasus AIDS di Asia akan melonjak secara dramatis”. Untuk mengatasi masalah ini, WHO merekomendasi pendidikan yang lebih baik dan kampanye penyuluhan.

Suku Penangkap Tikus

Petani-petani di Tamil Nadu, India, sudah mencoba menggunakan bahan-bahan kimia, pestisida, dan umpan untuk mengatasi masalah binatang pengerat. Berhubung gagal, petani-petani itu mengupah orang-orang dari suku Irula untuk mengerjakannya, demikian laporan India Today. Dalam tahun pertama, orang-orang Irula menangkap sekitar 140.000 tikus di lahan seluas 40.000 are. Orang-orang Irula ”tidak menggunakan pestisida melainkan metode mereka didasarkan atas pengetahuan tentang perilaku binatang pengerat”. Mereka menjebak tikus-tikus besar itu di liang mereka sendiri dengan menutup jalan keluar. Karena mampu menangkap begitu banyak tikus, orang-orang Irula sekarang menjajaki kemungkinan memanfaatkan daging tikus sebagai makanan ayam atau ikan dan mengubah kulit tikus menjadi kulit yang serba guna. India Today berkata bahwa ”percobaan itu jelas telah membuktikan bahwa teknik orang-orang Irula adalah yang paling dapat diandalkan” dan yang paling murah biayanya untuk mengatasi masalah tikus.

Rekor Suhu Terpanas

James Hansen, pakar ilmu cuaca, merasa begitu yakin bahwa efek rumah kaca telah mulai memanaskan atmosfer bumi sehingga ia bertaruh dengan rekan-rekan klimatolognya bahwa sedikitnya satu di antara tiga tahun pertama era 1990-an akan mencapai rekor suhu. Ia ternyata memenangkan taruhannya lebih awal. Menurut tiga sistem pengukur suhu yang berbeda, 1990 adalah tahun terpanas dalam sejarah. Meskipun begitu, kebanyakan klimatolog merasa masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa rekor suhu itu disebabkan oleh efek rumah kaca. Satu tahun, kata mereka, belum cukup untuk membuktikan sesuatu. Hansen setuju namun berkukuh bahwa ada suatu kecenderungan dasar yang membuat taruhannya aman. Menurut majalah Science, ia menyatakan bahwa atmosfer sangat sulit menurunkan panas ”karena ditekan habis-habisan oleh gas-gas rumah kaca sehingga menghasilkan suhu yang lebih panas”.

Proses Menjadi Seorang Ibu yang Penuh Risiko

Setiap tahun lebih dari setengah juta wanita meninggal akibat komplikasi kehamilan dan melahirkan bayi, demikian laporan Badan Kesehatan Sedunia. Namun, majalah World Watch memperlihatkan bahwa para ahli yakin angka sesungguhnya paling sedikit dua kali lipat angka itu. Di negara-negara yang kurang berkembang, bencana ini sangat parah. Tahun ini, yang jadi korbannya adalah 1 dari 73 wanita yang hamil di Amerika Selatan, 1 dari 38 di Asia Selatan, dan 1 dari 21 di Afrika—dibandingkan dengan 1 dari 10.000 di Eropa Utara. World Watch menunjuk beberapa faktor seperti kurang gizi dan fasilitas perawatan kesehatan yang primitif sebagai penyebab dari begitu riskannya proses menjadi ibu. Pengguguran kandungan saja telah menyebabkan 200.000 kasus kematian ibu setiap tahun. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang ditinggalkan ibunya memiliki risiko lebih besar akan menderita kurang gizi dan kematian, dengan demikian merupakan persentase yang besar dari 15.000.000 anak balita yang meninggal setiap tahun di negara-negara berkembang.

Gangguan atas para Pendeta Wanita

Dalam suatu survai yang diselenggarakan oleh United Methodist Church di Amerika Serikat, lebih dari tiga perempat pendeta wanita gereja itu melaporkan bahwa mereka kerap kali diganggu secara seksual. Menurut Ecumenical Press Service (media berita dari Dewan Gereja-Gereja Sedunia), survei yang sama juga melaporkan bahwa 41 persen dari pendeta wanita gereja itu mengaku bahwa gangguan secara seksual ”berasal dari rekan-rekan sejawat atau para pastor lainnya”.

Gaya Hidup yang Mematikan

Dr. Ivan Gyarfas, kepala unit penyakit jantung dan pembuluh darah untuk Organisasi Kesehatan Dunia, menyatakan bahwa separuh dari kematian dapat dicegah dengan mengubah gaya hidup. Kanker paru-paru, tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan stroke [gangguan pada pembuluh darah otak] adalah penyebab 70 sampai 80 persen semua kematian di negara-negara industri. Penyakit-penyakit ini sering kali berkaitan dengan kebiasaan merokok yang tidak sehat, diet yang tidak bijaksana, dan kurangnya gerak badan—gaya hidup orang-orang yang disebut kaya. Akan tetapi, International Herald Tribune dari Paris melaporkan bahwa ”penyakit gaya hidup” ini sekarang juga menyebabkan 40 sampai 50 persen dari semua kematian di negara-negara berkembang. Seolah-olah suatu paradoksal, tampaknya gaya hidup yang umum dinyatakan sebagai ciri khas kemajuan ekonomi secara langsung berkaitan dengan penyebab utama kematian seluas dunia.

Kelaparan, namun Tidak Kekurangan Makanan

”Penelitian Bank Dunia memperlihatkan bahwa pada tahun-tahun belakangan, kelaparan bertambah, khususnya di Amerika Latin,” demikian kata ahli ekonomi Perancis Jacques Chonchol pada suatu seminar yang diadakan di São Paulo, Brasil. Meskipun temanya adalah ”Kelaparan—Tantangan pada Tahun 90-an”, tidak banyak harapan diberikan bagi 1.116.000.000 orang di seluruh dunia yang kekurangan gizi. ”Para ahli menjamin bahwa problemnya bukan karena kekurangan makanan,” demikian laporan O Estado de S. Paulo. ”Dunia ini menghasilkan cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan 5,3 miliar penduduknya. Akan tetapi, orang tidak mempunyai cara untuk membeli makanan.” Mengapa? Menurut dugaan, kelaparan bertambah karena berkurangnya program sosial akibat perundingan utang internasional. Alasan lain, menurut Chonchol, adalah, ”Kelaparan semakin memburuk karena urbanisasi.”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2026)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan