Mengamati Dunia
Kolera di Amerika Selatan
Lembaga kesehatan yang berwenang di Peru dalam bulan Maret 1991 memperkirakan bahwa rata-rata dua ribu orang terjangkit penyakit kolera di negara itu setiap hari. Sebuah majalah Amerika Latin, Visión, melaporkan bahwa epidemi kolera di Peru telah merenggut kehidupan sekitar 200 orang dan lebih dari 40.000 orang ketularan, semuanya hanya dalam periode dua bulan. Menurut Kementerian Kesehatan Peru, angka kematian dapat meningkat mencapai kira-kira sepuluh ribu. Carlos Ferreira, presiden Epidemiology Society of Argentina, menyatakan bahwa jumlah kasus di Peru lebih besar daripada jumlah total kasus seluas dunia yang dilaporkan selama tahun 1990. Di negara-negara tetangga, seperti Bolivia, Brasil, Chili, Kolombia, Ekuador, dan bahkan jauh ke utara yaitu Meksiko, pemerintah menerapkan tindakan preventif terhadap penyakit ini. Mr. Ferreira menambahkan bahwa ”Kolera ada dan menetap di sini, di Amerika Selatan, untuk jangka waktu yang lama”.
Agama di Amerika
Suatu pemungutan pendapat tentang kerja sama religius di Amerika Serikat menemukan bahwa 86,5 persen dari populasi, atau 214 juta orang, menyatakan diri Kristen. Mengherankan bagi negara yang berteknologi tinggi dan kaya, 90 persen mengaku religius. ”Jika pemungutan pendapat demikian dilakukan di Eropa Barat, tanah leluhur banyak orang Amerika, hasilnya akan sepertiga atau kurang untuk setiap indikasi,” kata Dr. Martin Marty, seorang berpendidikan agama di University of Chicago. Penganut Katolik Roma menduduki tempat pertama yaitu 26 persen dari orang Amerika, diikuti Baptis, Metodis, kemudian Lutheran. Kepercayaan non-Kristen terbesar adalah agama Yahudi, mencakup 1,8 persen dari populasi; Muslim mencapai setengah dari 1 persen.
Hidup Berdampingan dengan Damai
Dalam perang antara burung gagak dengan manusia, burung gagak telah menang—setidak-tidaknya di Ota City, Jepang. Selama bertahun-tahun burung gagak menggunakan potongan-potongan besi dan kawat tembaga yang telah dibuang untuk membangun sarang pada menara-menara transmisi listrik. Tak dipikirkan oleh gagak-gagak itu kemungkinan gangguan listrik yang dapat diakibatkan oleh sarang metalik mereka. Karena sudah bosan untuk terus menyingkirkan sarang-sarang itu, Perusahaan Pembangkit Listrik Tokyo akhirnya memutuskan untuk sebaliknya membantu membangun sarang mereka. Asahi Evening News di Tokyo melaporkan bahwa dalam tahun pertama kebijaksanaan baru perusahaan listrik itu, ratusan sarang serupa keranjang dipasang di atas menara transmisi dengan begitu rupa untuk menghindari problem-problem elektris. Tampaknya burung-burung gagak itu senang dengan keranjang baru tersebut. Sekarang, akhirnya, burung gagak dan perusahaan pembangkit listrik di Ota hidup berdampingan dengan damai.
Iklan Rokok Dilarang
Perusahaan-perusahaan produk tembakau di Perancis telah mengelak suatu hukum yang menentang iklan rokok dengan cara memakai merek dagang ataupun logo mereka untuk mengiklankan produk-produk non-tembakau. Iklan-iklan sedemikian secara terus-menerus menghubungkan rokok dengan latar belakang yang menggambarkan petualangan, olahraga, dan kenikmatan. Pemerintah Perancis telah mengeluarkan undang-undang baru yang melarang segala bentuk iklan rokok mulai 1 Januari 1993. Undang-undang baru tersebut akan melarang semua bentuk iklan rokok tidak langsung, serta pertandingan-pertandingan olahraga yang disponsori oleh perusahaan-perusahaan rokok. Pejabat pemerintah mengutip angka statistik yang menunjukkan bahwa merokok menyebabkan lebih dari 60.000 kasus kematian sebelum waktunya setiap tahun di Perancis. Di seluruh dunia, kira-kira tiga juta orang mati setiap tahun akibat penyakit yang berhubungan dengan merokok.
Sampah di Luar Angkasa
Para ilmuwan prihatin terhadap meningkatnya jumlah puing-puing buatan manusia yang mengorbit bumi. Suatu tabrakan antara pesawat ruang angkasa dengan puing-puing tersebut dapat menyebabkan kematian para astronaut atau setidak-tidaknya membahayakan misi-misi ke ruang angkasa. Para peneliti memperkirakan bahwa ada kira-kira 7.000 benda yang lebih besar daripada bola tenis dan kurang lebih 3,5 juta benda yang lebih kecil mengapung di luar angkasa. ”Bahkan serpihan cat dapat mengakibatkan kerusakan seraya mereka melintas di ruang angkasa dengan kecepatan sampai dengan 60.000 km/jam,” ungkap the German Tribune dalam sebuah terjemahan artikel yang muncul di surat kabar Munich, Süddeutsche Zeitung. Jumlah yang bertambah dari puing-puing buatan manusia yang mengorbit Bumi dan bertabrakan satu sama lain dapat menyebabkan terbentuknya ”sebuah cincin debu kosmik yang mengelilingi bumi seperti cincin planet Saturnus”.
Manusia Pemakan Hiu
Ikan hiu ada dalam bahaya, terutama di perairan Australia, Jepang, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat. Populasi ikan hiu di daerah ini berkurang karena bertambah populernya daging dan sirip hiu di meja makan. Menurut majalah Time ”penangkapan hiu yang bersifat komersial di A.S. melonjak dari angka di bawah 500 ton pada tahun 1980 menjadi 7.144 ton pada tahun 1989”. Sirip ikan hiu digunakan untuk membuat sup yang merupakan makanan lezat di Asia. Beberapa restoran menetapkan harga Rp 100.000 untuk semangkuk sup kental ini. Time menjelaskan bahwa dalam usaha mendapatkan sirip ikan hiu, para nelayan ”menangkap hiu menggunakan praktik yang kejam, dengan menyayat sirip-siripnya dan menceburkan kembali makhluk-makhluk yang luka parah tersebut ke laut untuk mati”.