PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/10 hlm. 30
  • Mengamati Dunia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengamati Dunia
  • Sedarlah!—1995
  • Subjudul
  • ”Abad Setan”
  • Kekurangan Makanan yang Diramalkan
  • Usia dan Diet
  • Masalah mengenai Orang Utan di Taiwan
Sedarlah!—1995
g95 8/10 hlm. 30

Mengamati Dunia

”Abad Setan”

”Mengingat begitu parahnya keadaan, abad ini telah menjadi abad Setan,” kata sebuah tajuk rencana New York Times. ”Tidak pernah sebelumnya dalam sejarah manusia orang-orang memperlihatkan kecenderungan dan nafsu yang begitu besar untuk membunuh jutaan orang lain karena alasan ras, agama, atau golongan.” Sebagai bukti, majalah itu menyebutkan tentang kamp kematian Auschwitz yang tersingkap 50 tahun lalu. Mereka yang membebaskan orang-orang dari kamp konsentrasi Jerman ini menemukan ”para pekerja paksa yang kurus bagaikan batang korek api, anak-anak yang dibuat cacat dalam eksperimen laboratorium yang gila, dan sisa-sisa dari empat kamar gas dan oven-oven krematorium yang pernah menelan 20.000 korban sehari”, demikian kata tajuk rencana itu, dan yang terpatri dalam ingatan mereka adalah ”mayat-mayat yang bertumpuk bagaikan kayu-kayu kering, 43.000 pasang sepatu, timbunan rambut manusia”. Juga ditambahkan, ”Hingga hari ini, apa yang terjadi di Auschwitz berada di luar jangkauan rasio dan pemahaman kita.”

Kekurangan Makanan yang Diramalkan

”Kecuali ada investasi besar-besaran untuk mengubah teknologi, kemungkinan kita akan mengalami problem-problem yang sangat parah,” kata Ismail Serageldin, seorang pakar pembangunan dari Mesir sekaligus wakil presiden dari Bank Dunia. Ia sedang berbicara mengenai bertambahnya kebutuhan akan makanan pokok​—kebutuhan yang sudah melampaui persediaan yang ada di beberapa bagian dari Asia dan Afrika, yang pertambahan penduduknya paling cepat. ”Tidak soal langkah-langkah pencegahan yang telah diambil, penduduk dunia akan bertambah sebanyak dua miliar [orang] dalam 20 tahun berikut, dan 95 persen dari jumlah itu akan berada di negara-negara termiskin,” katanya. Meskipun peningkatan yang dramatis dalam hasil panen pokok telah terwujud dalam 25 tahun terakhir, hasil panen yang lebih banyak semakin sulit dicapai karena keterbatasan lingkungan dan biologis. Pertambahan dalam hasil panen juga terancam oleh hama yang lebih agresif dan penyakit-penyakit tanaman dan oleh kemerosotan mutu tanah. Worldwatch Institute setuju. ”Bukti bahwa dunia ada pada jalur ekonomi yang secara lingkungan tidak dapat ditunjang dapat dilihat, antara lain, dalam menyusutnya hasil tangkapan ikan, menurunnya permukaan air bawah tanah, berkurangnya populasi burung, gelombang panas yang luar biasa dan berkurangnya stok gandum,” katanya dalam laporan State of the World 1995.

Usia dan Diet

Beberapa peneliti kini mengatakan bahwa orang di atas usia 50 tahun mungkin tidak perlu khawatir akan bertambahnya berat badan yang biasa dialami orang-orang setengah baya, demikian The Times dari London melaporkan. Misalnya, David Dickinson, editor dari majalah Consumers’ Association, mengatakan, ”Nasihat yang menyatakan bahwa setiap orang yang mempunyai berat badan melebihi perbandingannya dengan tinggi badan adalah orang yang terlalu gemuk dan perlu melangsingkan tubuh merupakan nasihat yang keliru. Melangsingkan tubuh dapat merusak kesehatan Anda tidak soal efeknya terhadap perbandingan antara tinggi dengan berat badan. Sebagian besar orang yang berusia di atas 50 tahun tidak perlu melangsingkan tubuh.” Profesor Gizi dan Diet bernama Tom Sanders menjelaskan, ”Risiko kesehatan karena obesitas sering kali dilebih-lebihkan. Memang hal ini meningkatkan risiko diabetes dan artritis, tetapi risiko kesehatan karena tubuh yang berisi dapat diabaikan. Hal itu bahkan mungkin memberikan keuntungan bagi wanita.” Dan Dr. Martin Wiseman dari Departemen Kesehatan menyarankan, ”Pada usia berapa pun, adalah penting agar tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus. Makan secukupnya dan tetap aktif adalah cara terbaik untuk mencapai hal ini tetapi seraya kita menjadi semakin tua tubuh yang berisi lebih baik daripada yang kurus.”

Masalah mengenai Orang Utan di Taiwan

Kalangan berwenang di Taiwan menghadapi problem yang tidak lazim: Apa yang harus dilakukan dengan orang utan yang menjadi mode untuk dijadikan binatang kesayangan pada tahun 1986 setelah seekor orang utan disorot dalam suatu acara televisi sebagai ”teman yang ideal”. Sebagaimana dilaporkan dalam New Scientist, kira-kira seribu orang utan yang masih kecil dibawa masuk ke negara tersebut dan dijual sebagai binatang kesayangan. Kini, seraya binatang-binatang tersebut mencapai kedewasaan seksual dan menjadi agresif serta sulit dikendalikan, ratusan orang utan ditinggalkan oleh para pemiliknya. Karena orang utan adalah hewan yang suka menyendiri dan tidak mempunyai masalah untuk membaur ke dalam suatu kelompok sosial seperti halnya simpanse dan gorila, orang utan yang jinak dapat dipulangkan kembali ke alam bebas. Akan tetapi, binatang kesayangan itu telah mengidap penyakit manusia, seperti hepatitis B dan tuberkulosis, dan dapat mengancam populasi orang utan liar yang sudah terancam punah. Banyak orang utan mungkin harus dibunuh, yang dianggap beberapa orang sebagai cara yang lebih baik daripada membiarkannya hidup dalam suaka margasatwa yang suram.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan