PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • tp73 psl. 9 hlm. 111-126
  • Perdamaian dan Keamanan Seluas Bumi—Suatu Harapan yang Dapat Dipercaya

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Perdamaian dan Keamanan Seluas Bumi—Suatu Harapan yang Dapat Dipercaya
  • Perdamaian dan Keamanan yang Sejati—Dari Sumber Manakah?
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • DASAR KOKOH UNTUK KEYAKINAN
  • BUMI AKAN MENJADI TAMAN TEMPAT KEDIAMAN
  • BERAKHIRNYA KEMISKINAN DAN PERBUDAKAN EKONOMI
  • KESEHATAN DAN KEHIDUPAN YANG ABADI
  • KESANGGUPAN BUMI UNTUK MENAMPUNG SEKIAN BANYAK PENDUDUK
  • DASAR YANG KOKOH UNTUK KEBAHAGIAAN KEKAL
  • Perdamaian dan Keamanan di Seluruh Bumi—Harapan yang Pasti
    Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
  • Pemerintahan yang Adil Merubah Bumi Menjadi Firdaus
    Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal
  • ”Lihatlah, Aku Menjadikan Segala Sesuatu Baru!”
    ”Lihatlah, Aku Menjadikan Segala Sesuatu Baru!”
  • Firdaus di Bumi Sudah di Ambang Pintu
    Kehidupan—Bagaimana Asal Mulanya? Melalui Evolusi atau Penciptaan?
Lihat Lebih Banyak
Perdamaian dan Keamanan yang Sejati—Dari Sumber Manakah?
tp73 psl. 9 hlm. 111-126

Pasal 9

Perdamaian dan Keamanan Seluas Bumi—Suatu Harapan yang Dapat Dipercaya

1, 2. Seperti dinubuatkan dalam Alkitab, keadaan2 apakah yang akan membuat bumi ini menjadi suatu tempat tinggal yang menyenangkan sekali?

BUMI ini sesungguhnya dapat merupakan suatu tempat kediaman yang paling menyenangkan dan menarik—seandainya keadaan2 yang benar2 tenteram dan aman terdapat di seluruh dunia. Meskipun keadaan sekarang jauh dari itu, Alkitab menubuatkan bahwa bumi ini kelak akan menjadi tempat kediaman yang ideal bagi umat manusia, suatu tempat tinggal di mana keluarga umat manusia akan dapat menikmati kehidupan se-puas2nya.

2 Bagaimana sebenarnya berkat2 yang telah dijanjikan itu, dan bagaimana kita dapat yakin bahwa semua itu akan terwujud?

DASAR KOKOH UNTUK KEYAKINAN

3, 4. (a) Apa yang dapat kita pelajari dari kemantapan yang dapat dipercayai dari hukum2 azasi yang mengatur alam semesta? (b) Siapakah yang membuat hukum2 itu, dan oleh sebab itu kita mempunyai alasan kuat untuk menaruh keyakinan kita dalam hal lain apakah?

3 Ada hukum2 azasi yang mengatur alam semesta ini. Banyak di antaranya kurang kita hargai. Terbit-terbenamnya matahari, tahap2 peredaran bulan dan pergantian musim semuanya berjalan sedemikian rupa sehingga menjamin kestabilan dari hidup manusia. Orang membuat penanggalan dan merencanakan kegiatan2 sampai ber-tahun2 di muka, karena mengetahui bahwa peredaran matahari, bulan dan planit2 dapat dipercaya. Apa yang dapat kita belajar dari sini?

4 Dia yang menciptakan hukum2 itu dapat dipercayai; apa yang ia katakan dan lakukan dapat kita andalkan. Demi namanya sebagai Pencipta langit dan bumi itulah, janji2 Alkitab mengenai suatu orde baru yang adil itu diucapkan. (Yesaya 45:18, 19) Dalam kehidupan se-hari2 sudah sewajarnya bahwa kita sedikit banyak bergantung kepada orang lain—yaitu kepada orang2 yang membawa bahan pangan untuk dijual di pasar, orang2 yang mengantar pos, dan teman2 dekat. Tidakkah kita semestinya menaruh jauh lebih banyak keyakinan kepada Allah dan akan kepastian dari penggenapan janji2Nya?—Yesaya 55:10, 11.

5. Apakah ada suatu motip yang mementingkan diri dari janji Allah sehingga kita mempunyai alasan baik untuk meragukan apa yang telah dikatakannya?

5 Memang benar bahwa manusia karena bersifat mementingkan diri seringkali kurang dapat dipercayai. Tetapi semua janji Allah yang terdapat di dalam Alkitab jelas adalah untuk kebaikan kita, bukan untuk memuaskan keinginannya sendiri. Allah tidak membutuhkan apapun juga dari kita; demikian juga tidak akan ada keuntungan loba yang akan diperoleh siapapun karena kita percaya akan Firmannya. Tetapi Allah merasa senang akan orang2 yang menaruh iman padanya oleh karena kasih mereka terhadapNya dan penghargaan mereka terhadap cara2Nya.—Mazmur 50:10-12, 14, 15.

6. Alkitab akan membantu kita untuk memiliki iman yang bagaimanakah?

6 Selain itu Alkitab terutama menarik karena menganjurkan kita untuk memakai akal; ia tidak menuntut kepercayaan yang membabi-buta. Sesungguhnya, iman yang sejati didefinisikannya sebagai ”penantian yang yakin akan perkara2 yang diharapkan, pertunjukan yang nyata dari realita2 meskipun tidak nampak.” (Ibrani 11:1, NW) Di dalam Alkitab, Allah memberi kita suatu dasar yang kuat untuk iman. Dasar itu menjadi semakin nyata seraya kita bertumbuh dalam pengetahuan mengenai Firman Allah dan melihat bagaimana tepatnya itu berlaku dalam kehidupan kita sendiri dan dalam penggenapan nubuat2nya.—Mazmur 34:8-10.

7. Seraya kita memeriksa janji2 Alkitab mengenai berkat2 yang akan datang, apa yang tidak diperlukan untuk mempercayai hal tersebut?

7 Janji2 Alkitab berkenaan berkat2 di masa depan melampaui apapun yang dapat ditawarkan oleh manusia manapun juga. Namun janji2 itu tidak meminta kita untuk percaya hal2 yang bertentangan dengan apa yang pernah dialami oleh manusia. Hal2 itu juga tidak bertentangan dengan keinginan wajar dari mahluk manusia. Pertimbangkanlah sebagian dari berkat2 yang istimewa itu dan lihatlah betapa benarnya hal ini.

BUMI AKAN MENJADI TAMAN TEMPAT KEDIAMAN

8, 9. (a) Gambaran apakah yang semestinya timbul dalam pikiran kita mendengar kata ”firdaus”? (b) Pernahkah hal demikian ada di atas bumi? (c) Apa yang menunjukkan bahwa memang merupakan kehendak Allah supaya Firdaus terdapat di seluruh bumi?

8 Bagi banyak orang, kata ”firdaus” dihubungkan dengan alam baka, atau bahkan alam khayali belaka. Tetapi kata ”firdaus” berasal dari kata2 yang serupa yang dipakai orang pada jaman dahulu (bahasa Ibrani, par·desʹ; bahasa Persia, pai·ri·daeʹza; bahasa Yunani, pa·raʹdei·sos), yaitu kata2 yang dipakai untuk menggambarkan perkara2 yang sesungguhnya terdapat di atas bumi. Semua perkataan ini mempunyai arti utama sebagai ’taman yang indah’ atau ’kebun raya.’ Seperti pada jaman dahulu, dewasa ini juga ada banyak tempat semacam itu, beberapa di antaranya merupakan taman yang meliputi daerah yang luas sekali. Dan mahluk manusia memang mempunyai keinginan yang wajar akan keindahan. Alkitab berjanji bahwa saatnya akan datang manakala seluruh planit ini akan menjadi suatu kebun raya atau firdaus.

9 Tatkala Allah menciptakan pasangan manusia yang pertama, sebagai tempat kediaman diberinya kepada mereka Taman Eden, nama mana berarti Firdaus Kesenangan. Tetapi sebenarnya tidak dimaksudkan supaya Firdaus terbatas di tempat itu saja. Sebagaimana dikisahkan Alkitab: ”Maka diberkati Allah akan keduanya serta firmannya kepadanya: Berbiaklah dan ber-tambah2lah kamu, dan penuhilah olehmu akan bumi itu dan taklukkanlah dia.” (Kejadian 1:28; 2:8, 9) Ini berarti bahwa batas2 Firdaus harus diperluas sampai ke ujung2 bumi. Haluan Adam dan Hawa yang tidak taat tidak menggagalkan maksud tujuan ilahi yang telah diumumkan itu. Untuk menunjukkan bahwa bumi Firdaus masih tetap merupakan maksud tujuan Allah, Kristus Yesus berjanji kepada seseorang yang mati di sampingnya dan yang menaruh iman akan Yesus sebagai Putera Allah bahwa ia akan memperoleh kesempatan untuk hidup dalam Firdaus demikian di atas bumi. (Lukas 23:39-43) Bagaimana hal ini akan terjadi?

10. Di Wahyu 11:18, hambatan2 apakah yang menghalangi Firdaus yang akan disingkirkan menurut janji Allah?

10 Allah telah berjanji bahwa pada ”kesusahan besar” yang akan datang ia akan menyingkirkan segala hal yang akan merintangi terciptanya suatu firdaus demikian, dengan membinasakan orang2 yang merusakkan bumi. (Wahyu 11:18) Dengan demikian ia akan melakukan apa yang belum pernah berhasil dilakukan oleh pemerintahan manusia. Ia akan menumpas semua orang yang dengan kurang menghiraukan kepentingan orang lain mencemarkan dan merusak bumi untuk memuaskan ketamakan dagang mereka, semua orang yang mengadakan peperangan karena haus kekuasaan, semua orang yang menyalahgunakan bumi sebab tidak pernah menaruh penghargaan dan respek atas karunia2 yang telah disediakan Allah dengan ber-limpah2.

11. (a) Kejadian sejarah apakah memperlihatkan bahwa pemulihan bumi kepada keadaan seperti firdaus bukanlah sesuatu yang bertentangan dengan pengalaman manusia? (b) Hal ini meneguhkan iman kita mengenai berkat mana yang dijanjikan?

11 Maka seluruh bumi kelak akan berkembang dengan penuh keindahan; kesegaran dan kebersihan akan meliputi segenap udara, air dan daratan. Pemulihan Firdaus ini bukan sesuatu yang sulit untuk dipercaya atau bertentangan dengan pengalaman manusia. Ber-abad2 yang lampau tatkala bangsa Israil terlepas dari belenggu negeri Babil, Allah Yehuwa mengembalikan mereka ke negeri asal mereka. Tatkala mereka kembali, seluruh negeri masih dalam keadaan terbengkalai. Tetapi oleh karena berkat Allah atas diri mereka dan pekerjaan mereka, maka negeri itu tak lama kemudian demikian berubahnya sehingga bangsa2 tetangga dengan dengan heran berkata: ’Negeri ini telah menjadi seperti taman Eden!’ Di mana semak2 duri dan unak tumbuh selama itu ternyata pohon sanobar dan pohon murd telah tumbuh. Negeri itu menjadi produktip sampai ber-limpah2, sehingga tak ada lagi bahaya kelaparan. (Yehezkiel 36:29, 30, 35; Yesaya 35:1, 2; 55:13) Allah berjanji bahwa apa yang dilakukannya secara kecil2an di negeri Palestina waktu itu akan dilakukannya di seluruh muka bumi kelak, sehingga semua orang nanti akan menikmati kesenangan2 hidup yang disediakan Allah di dalam Firdaus.—Mazmur 67:6, 7; Yesaya 25:6.

BERAKHIRNYA KEMISKINAN DAN PERBUDAKAN EKONOMI

12. Keadaan ekonomi dan suasana bekerja yang bagaimana mesti diperbaiki supaya kita dapat benar2 menikmati kehidupan?

12 Telah umum diketahui bahwa kemiskinan serta ketergantungan kepada sistim ekonomi sekarang terdapat di seluruh muka bumi. Tentu tak akan ada kenikmatan yang sungguh2 dalam kehidupan di susunan baru Allah jika keadaan ini tidak diatasi, yaitu jika jutaan orang masih terus melakukan pekerjaan yang sifatnya tidak lebih dari pada untuk menyambung hidup saja, atau pekerjaan yang bersifat membosankan di mana orang sekedar menjadi sebuah roda gigi kecil yang tanpa kepribadian di dalam sebuah mesin raksasa.

13-15. (a) Di manakah kita mendapati suatu contoh dalam sejarah yang memperlihatkan bagaimana kehendak Allah bagi kita dalam hal ini? (b) Bagaimana penyelenggaraan itu menghasilkan keamanan dan kenikmatan hidup bagi setiap orang dan setiap keluarga?

13 Dalam hubungan ini kehendak Allah bagi manusia jelas dari cara bagaimana ia mengatur bani Israil jaman dahulu. Pada waktu itu setiap keluarga menerima sebidang tanah warisan. (Hakim 2:6) Meskipun tanah ini boleh dijual dan meskipun orang secara pribadi boleh menjual dirinya menjadi hamba orang jika tidak sanggup membayar hutang, Yehuwa masih tetap mengatur segala sesuatu guna mencegah pencaplokan tanah yang makin luas atau perbudakan manusia untuk jangka panjang. Bagaimana caranya?

14 Dengan melalui persediaan2 di dalam Hukum Taurat yang diberikannya kepada umatnya. Tiap tahun yang ketujuh dari masa perbudakan merupakan suatu ’tahun pembebasan’ di mana setiap orang Israil yang terikat demikian harus dibebaskan. Demikian juga tiap tahun yang kelima puluh merupakan tahun ”Yobel” bagi segenap bangsa, yaitu suatu tahun selama mana ’kemerdekaan akan diproklamirkan di dalam negeri kepada segenap penduduknya.’ (Ulangan 15:1-9; Imamat 25:10) Pada waktu itu tanah warisan manapun juga yang pernah terjual dikembalikan kepada pemiliknya yang semula, dan semua orang yang berada dalam perbudakan dibebaskan, meskipun belum habis jangka waktu tujuh tahun. Benar2 satu waktu yang bahagia karena seluruh keluarga dipersatukan kembali dan orang dapat memulai ’lembaran hidup baru’ dalam segi ekonomi. Demikianlah orang yang tak mungkin menjual tanah untuk se-lama2nya, sehingga penjualan sebenarnya hanyalah merupakan ’sewa kontrak’ yang akan berakhir paling lambat pada tahun Yobel.—Imamat 25:8-24.

15 Semua ini dengan bagus menciptakan kestabilan ekonomi bangsa dan keamanan serta perdamaian dari setiap keluarga. Apabila semua ini dijalankan semestinya, bangsa tersebut akan terjamin dan tidak mengalami keadaan menyedihkan yang kita lihat dewasa ini di begitu banyak negeri di mana hanya ada dua golongan masyarakat, yaitu mereka yang kaya sekali dan mereka yang melarat sekali. Faedah2 yang diperoleh secara perseorangan menjadikan mereka suatu bangsa yang kuat, karena tidak seorangpun sampai merosot keadaannya menjadi korban keadaan ekonomi yang buruk. Sebagaimana dilaporkan selama pemerintahan Raja Solaiman yang bersandar kepada Yehuwa sebagai sumber hikmat: ”Maka segala orang Yehuda dan Israilpun duduklah dengan sentosa masing2 di bawah pokok anggurnya dan di bawah pokok aranya.” (1 Raja-Raja 4:25) Dewasa ini banyak orang yang tidak dapat benar2 mengembangkan bakat2 serta inisiatip mereka, sebab terjepit dalam suatu sistim ekonomi yang membelenggu tangan mereka, sehingga mereka terpaksa mengikuti saja kehendak dari satu orang atau beberapa gelintir orang. Di bawah hukum Allah seseorang yang rajin dibantu demikian rupa sehingga dapat menyumbangkan segenap kesanggupannya demi kesejahteraan dan kenikmatan semua orang. Ini memberikan kepada kita se-dikit2nya suatu gambaran sekilas betapa luasnya kebebasan pribadi dan perasaan kebanggaan dan kehormatan pribadi yang kelak akan dinikmati oleh orang2 yang memperoleh kehidupan di dalam susunan baru Allah.

16. Berkenaan dengan taraf hidup dan keadaan ekonomi seseorang, apa yang akan disediakan oleh kerajaan Allah bagi kita semua yang menjadi rakyatnya?

16 Di seluruh muka bumi nubuat Mikha 4:3, 4 akan menyaksikan suatu penggenapan secara besar2an. Para pencinta perdamaian yang hidup kelak di bawah pemerintahan Allah yang adil akan ”duduk masing2 di bawah pokok anggurnya dan di bawah pokok aranya, dan seorangpun tiada yang akan mengejutkan mereka; bahwa inilah firman yang terbit daripada mulut [Yehuwa] semesta alam sekalian.” Tidak seorangpun dari warga kerajaan Allah kelak akan tinggal di dalam gubuk2 yang jorok atau di dalam gedung2 yang penghuninya penuh sesak. Mereka semua akan memiliki tanah dan rumah mereka sendiri. (Yesaya 65:21, 22) Raja Yesus Kristus lama berselang telah menubuatkan bahwa ’orang2 yang lemah lembut akan mewarisi bumi,’ dan ia mempunyai ’segala wewenang di surga dan di bumi’ untuk menjalankan hal ini.—Matius 5:5; 28:18.

KESEHATAN DAN KEHIDUPAN YANG ABADI

17-19. (a) Apa yang menunjukkan bahwa kesehatan dan umur panjang sudah sewajarnya diinginkan oleh umat manusia? (b) Fakta2 apakah mengenai kehidupan manusia dan tumbuh2an yang menimbulkan pertanyaan mengenai umur manusia yang pendek itu? (c) Hal apakah sehubungan dengan otak manusia yang memperlihatkan bahwa masuk akal sekali untuk percaya bahwa sebenarnya manusia diciptakan untuk hidup se-lama2nya?

17 Akan tetapi semua keadaan ini tak mungkin menghasilkan perdamaian dan keamanan dalam hidup saudara selama penyakit, usia lanjut dan kematian masih mengancam masa depan. Apakah memang tidak masuk akal atau bertentangan dengan pengalaman manusia untuk mengharapkan kebebasan dari hal2 ini? Jelas tidak bertentangan dengan naluri manusia untuk menginginkan hal demikian, sebab ternyata banyak orang telah menghabiskan seluruh hidupnya dan biaya yang tidak terhitung besarnya guna menemukan jalan untuk mewujudkan keinginan itu.

18 Daripada mengatakan bahwa tidak masuk akal untuk mengharapkan kesehatan dan kehidupan yang abadi atau bertahan terus, bukankah sebenarnya kebalikannya yang tidak masuk akal—yaitu bahwa justru pada waktu manusia mencapai usia tertentu di mana mereka mulai memiliki hal2 yang berfaedah, mereka harus mati? Sedangkan pohon saja ada yang hidup sampai ribuan tahun. Mengapa manusia yang dikaruniai dengan akal cerdas justru hidup selama waktu yang hanya sekelumit dari umur yang dicapai oleh beberapa tumbuh2an yang tidak memiliki kesadaran ataupun kecerdasan? Bukankah lebih masuk akal untuk mengharapkan bahwa justru manusia harus hidup jauh lebih lama?

19 Buku Science Year terbitan tahun 1967 menyatakan bahwa bagi para ahli yang menyelidiki mengenai usia lanjut ”proses menjadi-tua pada umumnya masih tetap merupakan teka-teki.”32 Demikian juga masih merupakan teka-teki bagi para sarjana ilmiah mengapa otak manusia jelas mempunyai konstruksi sedemikian rupa sehingga sebenarnya mampu menampung segala macam data dalam jumlah yang tiada terbatas. Seperti dikemukakan oleh sarjana bio-kimia Isaac Asimov, ”sistim penyimpanan data” otak itu ”mampu sepenuhnya untuk menampung seberapapun banyaknya pengetahuan dan ingatan yang manusia kiranya akan memasukkan ke dalamnya—bahkan seribu juta kali jumlah itupun sanggup.”33 Itu berarti bahwa otak saudara sanggup menampung bukan saja seberapapun banyaknya bahan yang saudara akan masukkan ke dalamnya selama umur tujuh puluh atau delapan puluh tahun, tetapi bahkan selama umur yang seribu juta kali lipat sekalipun! Tidak heran mengapa manusia demikian hausnya akan pengetahuan dan mempunyai hasrat demikian kuat untuk belajar melakukan dan melaksanakan segala macam hal. Sayangnya hasratnya terhalang oleh karena umurnya demikian pendek. Masuk akalkah bahwa manusia mempunyai otak, suatu alat tubuh yang demikian menakjubkan, sedangkan kemampuannya yang dipergunakan hanya sebagian kecil saja? Tidakkah jauh lebih masuk akal untuk menerima keterangan Alkitab bahwa Allah Yehuwa telah menciptakan manusia untuk hidup kekal di atas bumi dan memberikan kepadanya sebuah otak yang memang menakjubkan dan cocok untuk maksud tersebut?

20. Apa yang dikatakan Alkitab sebenarnya mengenai janji Allah sehubungan dengan apa yang akan dilakukannya dengan akibat2 dosa, termasuk kematian?

20 Alkitab menunjukkan bahwa asal mulanya manusia mempunyai kesempatan untuk hidup se-lama2nya, tetapi kehilangan kesempatan itu oleh karena pemberontakan mereka; bahwa ”oleh sebab seorang maka dosa sudah masuk ke dalam dunia ini, dan maut oleh sebab dosa, dan atas peri demikian maut itu menimpa sekalian manusia, maka karena itulah sekalian berbuat dosa.” (Rum 5:12) Pengalaman manusia membenarkan hal ini sebab dosa dan kematian kini berlaku atas seluruh umat manusia. Tetapi Alkitab juga memuat janji Allah bahwa di dalam Firdaus yang dipulihkan ”maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita.” (Wahyu 21:3, 4; TB; Wahyu 7:16, 17) Alkitab jelas menyatakan bahwa kehidupan kekal yang bebas dari akibat2 dosa merupakan maksud tujuan Allah bagi umat manusia. (Rum 5:21; 6:23) Lebih dari itu, Alkitab menjanjikan bahwa berkat2 dari susunan baru Allah akan dinikmati pula oleh ber-juta2 orang lain yang telah mati di waktu2 yang lalu. Bagaimana caranya? Yaitu dengan melalui suatu kebangkitan dari kematian, ya, dengan dikosongkannya kuburan umum seluruh umat manusia. Mengenai hal ini Yesus Kristus dengan penuh keyakinan bernubuat: ”Saatnya akan tiba bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suaraNya lalu mereka itu akan keluar.”—Yahya 5:28, 29.

21, 22. Mengapakah harapan untuk dipulihkan pada kesehatan yang sempurna bukan sesuatu yang terlalu berlebihan?

21 Sarjana2 ilmu kedokteran modern dewasa ini berhasil membuat ”obat2 ajaib” dan melakukan pembedahan2 menakjubkan yang pada abad2 yang lampau tampaknya mustahil. Mestikah kita meragukan kesanggupan Pencipta manusia melakukan perkara2 yang jauh lebih menakjubkan guna memulihkan orang2 yang berhati tulus kepada kesehatan yang sempurna, bahkan mengatur supaya proses menjadi-tua berbalik—semua itu tanpa memerlukan rumah sakit, kamar bedah dan alat2 tubuh tiruan? Dengan murah hati Allah telah memberikan kepada kita bukti2 bahwa tidak terlalu berlebihan untuk mengharapkan berkat2 demikian.

22 Ia memberi kuasa kepada Puteranya ketika berada di atas bumi untuk melakukan penyembuhan2 yang ajaib. Mujizat2 ini menjamin bagi kita bahwa tiada kekurangan, cacad atau penyakit yang Allah tidak sanggup sembuhkan. Tatkala seseorang yang daging tubuhnya berpenyakit kusta memohon kepada Yesus untuk menyembuhkannya, dengan penuh iba hati Yesus menyentuh orang tersebut dan berkata: ”Jadilah engkau tahir (bersih).” Dan catatan sejarah selanjutnya berkata, ”seketika itu juga tahirlah orang itu daripada kustanya.” (Matius 8:2, 3, TB) Yesus tidak melakukan hal2 ini di suatu tempat yang terpencil, tersembunyi dari umum. Ahli sejarah Matius Lewi melaporkan: ”Kemudian orang banyak ber-bondong2 datang kepadaNya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Maka takjublah orang banyak itu . . . dan mereka memuliakan Allah Israil.” (Matius 15:30, 31, TB) Bacalah sendiri catatan di Yahya 9:1-21 sebagai suatu contoh bagaimana laporan sejarah mengenai penyembuhan2 demikian sesuai dengan fakta dan benar2 terjadi. Peristiwa2 ini diteguhkan oleh banyak orang saksi termasuk seorang dokter, yaitu Lukas.—Markus 7:32-37; Lukas 5:12-14, 17-25; 6:6-11; Kolose 4:14.

23, 24. Mengapakah bukannya tidak masuk akal untuk percaya bahwa orang mati benar2 dapat dan akan dihidupkan kembali di bawah kerajaan Allah?

23 Karena alasan2 yang sama kita hendaknya jangan cepat2 menganggap mustahil janji Allah yang jelas bahwa ”akan ada suatu kebangkitan” orang2 yang telah mati. (Kisah 24:15) Manusia sekarang sanggup merekam suara, bentuk-rupa dan gerak-gerik seseorang atas pita film atau videotape yang kecil, sehingga bahkan ber-tahun2 sesudah kematiannya dapat dimainkan kembali. Tidakkah Dia yang menciptakan manusia yang sudah tentu mengetahui struktur atom dan molekul yang tepat dari tubuh manusia, semestinya sanggup berbuat jauh lebih banyak? Jika komputer2 bikinan manusia dapat menyimpan dan mengolah be-ribu2 juta data, tidakkah semestinya Allah dapat mengingat dengan tepat kepribadian orang2 sehingga dapat menghidupkan mereka kembali?—Ayub 14:13.

24 Lagi2 Allah Yehuwa dengan murah hati telah memberi kita sesuatu untuk menguatkan kepercayaan kita akan harapan yang demikian menakjubkan itu. Ia telah memberikan Puteranya kuasa untuk mempertunjukkan secara kecil2an apa yang kelak akan dilakukannya secara besar2an selama pemerintahannya yang adil atas bumi. Kristus Yesus membangkitkan orang2 yang telah meninggal, seringkali dengan ditonton orang banyak. Orang bernama Lazarus yang dibangkitkannya tidak jauh dari Yerusalem malahan telah mati cukup lama sehingga tubuhnya mulai membusuk. Nyatalah bahwa harapan kebangkitan mempunyai dasar yang kuat.—Lukas 7:11-17; 8:40-42, 49-56; Yahya 11:38-44.

KESANGGUPAN BUMI UNTUK MENAMPUNG SEKIAN BANYAK PENDUDUK

25, 26. Apabila orang2 mati dibangkitkan, bagaimana akan ada cukup tempat tinggal untuk semua orang?

25 Dapatkah planit ini menyediakan tempat yang cukup luas bagi penduduk yang sekian banyak karena kebangkitan orang mati itu? Pada tahun 1960, Dr. Albert L. Elder sebagai Presiden American Chemical Society (Perhimpunan Ahli Kimia Amerika) menyatakan:

”Ternyata telah memakan waktu lebih dari 5.000 tahun dari sejarah manusia sampai kira2 tahun 1820 untuk mencapai jumlah penduduk dunia sebesar 1,1 milyar. Dalam abad berikutnya jumlah penduduk telah menjadi dua kali lipat. Sekarang jumlahnya kurang dari 2,8 milyar dan mungkin akan mencapai 3 milyar pada permulaan tahun 1960-an [ternyata demikian]. Demikianlah di dalam waktu kurang dari 50 tahun telah terjadi peningkatan jumlah penduduk yang sama banyak seperti yang terjadi selama 50 abad yang pertama.”34

26 Sebab itu orang2 yang hidup pada waktu sekarang merupakan jumlah paling besar dari yang pernah hidup di atas bumi. Sesungguhnya pada tahun 1966 dikatakan: ”Kini diperkirakan bahwa yang hidup sekarang adalah 25 persen dari semua orang yang pernah hidup (di bumi).”35 Atas dasar ini jumlah keseluruhan penduduk bumi sepanjang sejarah manusia dapat diperkirakan kurang lebih 14.000.000.000 orang. Luas tanah dari bola bumi lebih dari 14.000.000.000 hektar. Hal itu memungkinkan pembagian tanah sebanyak lebih dari satu hektar (10.000 meter persegi) untuk setiap orang. Ini bukan saja akan menyediakan daerah yang cukup luas untuk produksi bahan pangan, tetapi juga untuk hutan2, gunung2 dan lain2nya tanpa kepadatan penduduk di bumi firdaus. Hendaknya diingat pula bahwa Alkitab sama sekali tidak mengatakan bahwa semua orang yang hidup sekarang akan selamat dan hidup terus dalam susunan baru ini.

27. Sanggupkah bumi untuk menghasilkan cukup pangan untuk semua orang itu?

27 Tetapi dapatkah bumi ini menghasilkan cukup makanan untuk begitu banyak orang? Para sarjana ilmiah dewasa ini berkata bahwa hal itu mungkin saja bahkan di bawah keadaan2 sekarang. Majalah Time (tgl. 13 Juli 1970) melaporkan bahwa organisasi bahan makanan PBB (F.A.O.) ”kini berpendapat bahwa potensi pertanian dunia cukup besar untuk memberi makan 157 milyar orang.” Itu jauh lebih banyak dari pada jumlah keseluruhan manusia yang diperkirakan pernah hidup di bumi.

28. Mengapakah tidak terdapat bahaya bahwa bumi akan kepadatan penduduk pada akhirnya, karena semua orang hidup untuk se-lama2nya?

28 Kita hendaknya mengingat bahwa maksud tujuan Allah yang mula2 dinyatakan kepada pasangan manusia pertama adalah supaya mereka ”memenuhi bumi dan menaklukkannya,” dengan memperluas batas2 taman Eden sampai ke ujung2 bumi yang terjauh sekalipun. (Kejadian 1:28) Ini bukan berarti bumi menjadi penuh sesak dengan penduduk, melainkan bumi dibikin penuh sampai taraf tertentu yang cukup menyenangkan, di mana masih memungkinkan bumi yang ’ditaklukkan’ itu untuk merupakan suatu kebun raya sedunia yang persis seperti tempat tinggal firdaus manusia yang mula2. Jadi perintah ilahi ini menunjukkan bahwa pada waktu dan dengan cara Allah sendiri pada akhirnya manusia akan berhenti mendapat keturunan. Bagi Allah yang melengkapi manusia dengan kesanggupan untuk mendapat keturunan, hal ini tidak merupakan persoalan besar.

DASAR YANG KOKOH UNTUK KEBAHAGIAAN KEKAL

29, 30. (a) Bagaimanakah pengaruh dari hubungan seseorang dengan orang lain atas kebahagiaannya? (b) Bagaimanakah kita tahu bahwa orang2 yang memperoleh kehidupan kekal dalam susunan baru Allah hanyalah orang2 yang benar2 menyumbang kepada perdamaian dan keamanan sesama mereka?

29 Meskipun saudara bisa saja hidup dalam susunan lingkungan yang indah, makmur secara materi, melakukan pekerjaan yang menarik dan menikmati kesehatan yang relatip baik, ini belum menjamin bahwa kebahagiaan saudara akan berlangsung kekal se-lama2nya. Ada orang2 yang memiliki perkara2 ini sekarang, tetapi masih juga tidak bahagia. Mengapa? Karena hubungan mereka dengan orang2 yang berada di sekitar mereka, yaitu orang2 yang mungkin bersifat mementingkan diri, suka bertengkar, munafik dan penuh kebencian. Kebahagiaan kekal di dalam susunan baru Allah kelak terutama disebabkan perobahan sikap orang di seluruh muka bumi. Kasih serta respek mereka terhadap Allah dan keinginan mereka untuk melaksanakan maksud tujuannya akan menghasilkan kemakmuran rohani. Tanpa itu kemakmuran materi akan menjadi sia2, tidak memuaskan dan hampa.

30 Justru terlebih dari karena memiliki perkara2 materi, kesenangan diperoleh karena pergaulan dengan orang2 yang bersifat lembut, rendah hati, ramah, orang2 yang dapat saudara benar2 kasihi dan percayai, dan sebaliknya menaruh perasaan demikian pula terhadap saudara. (Mazmur 133:1; Amsal 15:17) Kasih akan Allahlah yang menjamin kasih akan sesama yang sejati, yang membuat kehidupan begitu menyenangkan di dalam susunan baruNya yang adil-benar. Mereka yang akan diperkenan Allah dengan kehidupan kekal kelak semuanya merupakan orang2 yang telah membuktikan kasih mereka akan Dia dan akan sesama manusia. Dengan mempunyai orang2 demikian sebagai tetangga, kawan dan rekan sekerja tentu saudara akan dapat menikmati perdamaian dan keamanan yang sejati dan kebahagiaan yang kekal.—1 Yahya 4:7, 8, 20, 21.

31. Jika kita benar2 menginginkan kehidupan dalam susunan baru Allah, apa yang harus kita lakukan sekarang?

31 Karena suatu harapan gemilang demikian kini terbuka untuk saudara, adalah hikmat yang praktis untuk mencari tahu apa yang diperlukan untuk memperoleh harapan itu. Kinilah waktunya untuk menyesuaikan kehidupan saudara dengan tuntutan2 kebenaran yang telah dipaparkan Allah di dalam FirmanNya bagi orang2 yang ingin diselamatkan melalui ”kesusahan besar” yang akan datang.—2 Petrus 3:11-13.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan