PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • jv psl. 18 hlm. 283-303
  • ”Carilah Dahulu Kerajaan”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Carilah Dahulu Kerajaan”
  • Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mengorbankan Segalanya Demi Kerajaan
  • Mereka Memberikan Diri Dengan Rela
  • Memenuhi Kebutuhan Materi
  • Rela Melayani di Mana Pun Dibutuhkan
  • ’Mengandalkan Yehuwa Dengan Segenap Hati Mereka’
  • Kuasa Allah Disempurnakan Dalam Kelemahan
  • Mencapai Desa-Desa di Hutan Rimba dan Kamp-Kamp Pertambangan di Gunung
  • ”Ini Aku, Utuslah Aku!”
  • Mempelajari Apa Arti Hal Itu Sebenarnya
  • Berapa Banyak yang Memberitakan? Sampai Seberapa Jauh? Mengapa?
  • Menetapkan Prioritas Dengan Benar
  • Hak Istimewa Dinas Betel
  • Para Pengawas Keliling yang Rela Berkorban
  • Para Perintis Mengisi Kebutuhan Penting
  • Sekolah-Sekolah Dengan Tujuan Khusus
  • Melayani di Tempat yang Lebih Memerlukan Tenaga
  • Meraih Setiap Kesempatan yang Cocok untuk Bersaksi
  • Suatu Tentara Besar Penginjil Sepenuh Waktu yang Berbahagia
  • Bagian 4​—Saksi-Saksi ke Bagian yang Paling Jauh di Bumi
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
  • Mengabar kepada Umum dan dari Rumah ke Rumah
    Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
  • Cara untuk Lebih Banyak Melayani
    Diorganisasi untuk Melakukan Kehendak Yehuwa
  • Saksi-Saksi Yehuwa—Laporan Buku Kegiatan 1998
    Buku Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa 1998
Lihat Lebih Banyak
Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah
jv psl. 18 hlm. 283-303

Pasal 18

”Carilah Dahulu Kerajaan”

TEMA utama Alkitab ialah penyucian nama Yehuwa dengan perantaraan Kerajaan. Yesus Kristus mengajar para pengikutnya untuk mencari dahulu Kerajaan, mendahulukannya dari segala kepentingan lain dalam kehidupan. Mengapa?

The Watchtower berulang kali menjelaskan bahwa berdasarkan fakta bahwa Ia adalah Pencipta, maka Yehuwa adalah Penguasa Tertinggi di Alam Semesta. Ia layak dihormati setinggi-tingginya oleh makhluk-makhluk ciptaan-Nya. (Why. 4:11) Akan tetapi, pada awal sejarah umat manusia, satu putra rohani Allah yang menjadikan dirinya Setan si Iblis secara terang-terangan menantang kedaulatan Yehuwa. (Kej. 3:1-5) Selanjutnya, Setan menuduh bahwa semua yang melayani Yehuwa didorong motif mementingkan diri. (Ayb. 1:9-11; 2:4, 5; Why. 12:10) Dengan demikian damai di alam semesta terganggu.

Sudah selama puluhan tahun publikasi-publikasi dari Menara Pengawal mengemukakan bahwa Yehuwa telah membuat persediaan untuk menyelesaikan sengketa-sengketa ini dengan cara yang bukan saja menonjolkan kemahakuasaan-Nya melainkan juga kebesaran hikmat-Nya, keadilan-Nya, dan kasih-Nya. Bagian utama dari persediaan tersebut adalah Kerajaan Mesias Allah. Dengan perantaraan Kerajaan itu, umat manusia diberi cukup kesempatan untuk mempelajari jalan keadilbenaran. Dengan perantaraan Kerajaan tersebut, orang-orang jahat akan dibinasakan, kedaulatan Yehuwa akan dibenarkan, dan maksud-tujuan-Nya akan tercapai untuk membuat bumi suatu firdaus yang dihuni oleh orang-orang yang sungguh-sungguh mengasihi Allah dan satu sama lain dan yang diberkati dengan kesempurnaan hidup.

Karena pentingnya hal itu, Yesus menasihati para pengikutnya, ”Maka, teruslah cari dahulu kerajaan.” (Mat. 6:10, 33, NW) Saksi-Saksi Yehuwa di zaman modern telah memberikan banyak sekali bukti bahwa mereka berupaya mengindahkan nasihat tersebut.

Mengorbankan Segalanya Demi Kerajaan

Sejak semula, Siswa-Siswa Alkitab menaruh perhatian kepada makna dari mencari dahulu Kerajaan. Mereka membahas perumpamaan Yesus ketika ia membandingkan Kerajaan itu dengan sebuah mutiara yang begitu tinggi nilainya sehingga seseorang ”menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu”. (Mat. 13:45, 46) Mereka dengan sungguh-sungguh memikirkan makna nasihat Yesus kepada seorang penguasa muda dan kaya untuk menjual segala sesuatu, membagikan kepada orang miskin, dan mengikuti dia. (Mrk. 10:17-30)a Mereka menyadari bahwa agar terbukti layak untuk ambil bagian dalam Kerajaan Allah, mereka harus menjadikan Kerajaan itu sebagai perhatian mereka yang pertama, dengan senang hati menggunakan kehidupan mereka, kemampuan mereka, sumber daya mereka, di dalam dinasnya. Segala sesuatu yang lain dalam kehidupan harus berada di tempat kedua.

Charles Taze Russell secara pribadi mengikuti nasihat tersebut. Ia menjual bisnis toko perlengkapan pakaian pria miliknya yang sedang berkembang baik, secara bertahap mengurangi minat bisnis lainnya, dan kemudian menggunakan semua harta duniawinya untuk menolong orang secara rohani. (Bandingkan Matius 6:19-21.) Ini bukan sesuatu yang ia lakukan hanya untuk beberapa tahun. Terus sampai kematiannya, ia menggunakan seluruh sumber dayanya—kesanggupan mentalnya, kesehatan fisiknya, harta miliknya—untuk mengajarkan berita penting tentang Kerajaan Mesias kepada orang lain. Pada pemakaman Russell seorang rekan, Joseph F. Rutherford, menyatakan, ”Charles Taze Russell loyal kepada Allah, loyal kepada Yesus Kristus, loyal kepada kepentingan Kerajaan Mesias.”

Pada bulan April 1881 (ketika baru beberapa ratus orang menghadiri perhimpunan Siswa-Siswa Alkitab), Watch Tower menerbitkan sebuah artikel berjudul ”Dicari 1.000 Pengabar”. Di dalamnya termasuk undangan kepada para pria dan wanita yang tidak mempunyai keluarga yang menjadi tanggungan mereka untuk menerima pekerjaan sebagai penginjil kolportir. Dengan menerapkan bahasa perumpamaan Yesus di Matius 20:1-16, Watch Tower bertanya, ”Siapa yang mempunyai keinginan berapi-api untuk pergi dan bekerja dalam Kebun Anggur, dan telah berdoa agar Tuhan berkenan membuka jalan”? Mereka yang sedikitnya dapat memberikan setengah dari waktu mereka secara eksklusif kepada pekerjaan Tuhan dianjurkan untuk melamar. Sebagai bantuan biaya perjalanan, makanan, pakaian, dan penginapan bagi mereka, Zion’s Watch Tower Tract Society menyediakan lektur Alkitab bagi para kolportir masa permulaan untuk disebarkan, menyatakan harga sumbangan sekadarnya yang dapat diminta untuk lektur tersebut, dan mempersilakan para kolportir untuk mengambil sebagian uang yang diterima. Siapa yang menanggapi penyelenggaraan ini dan memulai dinas kolportir?

Menjelang tahun 1885, terdapat sekitar 300 kolportir yang tergabung dengan Lembaga. Pada tahun 1914, jumlah tersebut akhirnya melampaui 1.000. Pekerjaan ini tidak mudah. Sesudah berkunjung ke rumah-rumah di empat kota kecil dan menjumpai hanya tiga atau empat orang yang menunjukkan minat sampai taraf tertentu, salah seorang kolportir menulis, ”Terus-terang saya merasa agak kesepian setelah sejauh ini berkeliling, menjumpai begitu banyak orang, dan menemukan begitu sedikit perhatian yang nyata kepada rencana Allah dan Gereja-Nya. Bantulah saya dengan doa-doa saudara, agar saya dengan patut dan tanpa takut dapat menyampaikan kebenaran, dan tidak menjadi jemu berbuat baik.”

Mereka Memberikan Diri Dengan Rela

Para kolportir tersebut benar-benar merintis jalan. Mereka menembus pelosok-pelosok pedalaman yang paling sulit dilalui sewaktu sarana transportasi sangat primitif dan jalan-jalan di kebanyakan daerah tidak lebih daripada jejak roda kereta. Saudari Early, di Selandia Baru, adalah salah seorang yang melakukan hal itu. Ia mulai beberapa waktu sebelum Perang Dunia I, dan membaktikan 34 tahun dalam dinas sepenuh waktu demikian sebelum ia meninggal pada tahun 1943. Ia mengerjakan banyak bagian dari negeri itu dengan bersepeda. Bahkan ketika ia menjadi lumpuh karena arthritis (radang persendian) dan tidak bisa mengayuh sepedanya, ia menggunakan sepeda itu sebagai alat penopang dan untuk mengangkut buku-bukunya mengelilingi kawasan bisnis di Christchurch. Ia dapat menaiki tangga, tetapi pada waktu turun tangga ia harus melangkah mundur karena cacatnya. Meskipun demikian, selama ia masih memiliki cukup tenaga, ia menggunakannya dalam dinas Yehuwa.

Orang-orang yang menerima pekerjaan ini bukan karena mereka merasa yakin akan diri mereka sendiri. Beberapa berwatak sangat pemalu, namun mereka mengasihi Yehuwa. Sebelum memberi kesaksian di kawasan bisnis, salah seorang saudari yang berwatak demikian meminta setiap orang dari Siswa-Siswa Alkitab di daerahnya untuk berdoa baginya. Pada waktunya, seraya ia memperoleh pengalaman, ia menjadi sangat antusias akan kegiatan itu.

Sewaktu Malinda Keefer berbicara kepada Saudara Russell pada tahun 1907 tentang hasratnya untuk memasuki dinas sepenuh waktu, ia mengatakan bahwa ia merasa perlu untuk mendapat lebih banyak pengetahuan terlebih dahulu. Sesungguhnya, baru pada tahun sebelumnya ia pertama kali mengadakan kontak dengan lektur dari Siswa-Siswa Alkitab. Jawaban Saudara Russell adalah, ”Jika Saudari mau menunggu sampai Saudari mengetahui semuanya, Saudari tidak akan pernah mulai, tetapi Saudari akan belajar seraya Saudari melakukannya.” Tanpa menahan diri ia segera mulai di Ohio, di Amerika Serikat. Ia sering mengingat Mazmur 110:3, yang berbunyi, ”Bangsamu merelakan diri untuk maju.” Selama 76 tahun berikutnya, hanya itulah yang terus dilakukannya.b Ia mulai sewaktu masih lajang. Selama 15 tahun ia menikmati pelayanan dengan status menikah. Namun setelah suaminya meninggal, ia tetap bertahan, dengan bantuan Yehuwa. Seraya mengenang kembali tahun-tahun yang berlalu, ia berkata, ”Betapa saya bersyukur bahwa saya telah memberi diri dengan rela sebagai perintis sewaktu masih muda dan senantiasa mendahulukan kepentingan Kerajaan!”

Sewaktu kebaktian-kebaktian umum diadakan pada masa-masa permulaan, sering kali dibuat penyelenggaraan untuk pertemuan khusus dengan para kolportir. Pertanyaan-pertanyaan dijawab, pelatihan disediakan bagi mereka yang baru, dan anjuran diberikan.

Sejak tahun 1919 dan seterusnya terdapat lebih banyak lagi hamba-hamba Yehuwa yang menghargai Kerajaan Allah begitu tinggi sehingga mereka juga benar-benar membangun kehidupan mereka di sekitar Kerajaan tersebut. Beberapa di antara mereka berhasil menyingkirkan ambisi-ambisi duniawi dan membaktikan diri sepenuhnya kepada pelayanan.

Memenuhi Kebutuhan Materi

Bagaimana mereka memenuhi kebutuhan materi mereka? Anna Petersen (belakangan Rømer), seorang penginjil sepenuh waktu di Denmark, mengenang kembali, ”Untuk biaya sehari-hari kami dibantu oleh penempatan lektur, dan kebutuhan kami tidaklah banyak. Jika ada pengeluaran yang lebih besar, dengan satu atau lain cara selalu saja dapat ditutupi. Saudari-saudari suka memberikan kepada kami pakaian, gaun atau mantel, dan kami dapat langsung mengenakannya dan memakainya, sehingga kami berbusana layak. Pada musim-musim dingin tertentu saya melakukan pekerjaan kantor selama beberapa bulan. . . . Dengan membeli bila ada penjualan obral, saya dapat membeli pakaian yang saya perlukan untuk setahun penuh. Semuanya berjalan baik. Kami tidak pernah kekurangan.” Perkara-perkara materi bukanlah yang terutama mereka pikirkan. Kasih mereka akan Yehuwa dan jalan-jalan-Nya bagaikan kobaran api dalam diri mereka, dan mereka benar-benar harus menyatakannya.

Untuk penginapan mereka bisa saja menyewa sebuah kamar yang sederhana sementara mengunjungi orang-orang di daerah itu. Beberapa di antara mereka menggunakan sebuah trailer—sederhana saja, sekadar tempat untuk tidur dan makan. Yang lain tidur di tenda-tenda seraya mereka pindah dari satu tempat ke tempat lain. Di beberapa tempat saudara-saudara mengatur ”kamp-kamp perintis”. Saksi-Saksi di daerah itu bisa jadi menyediakan sebuah rumah, dan satu orang ditugaskan untuk mengawasinya. Para perintis yang melayani di kawasan tersebut dapat menggunakan akomodasi itu, dan mereka menanggung bersama biaya-biaya yang tersangkut.

Para pekerja sepenuh waktu ini tidak membiarkan kurangnya uang menghalangi orang-orang yang bersifat domba memperoleh lektur Alkitab. Para perintis sering menukarnya dengan hasil bumi seperti kentang, mentega, telur, buah segar dan buah kaleng, ayam, sabun, dan hampir apa saja. Mereka tidak menjadi kaya; melainkan, hal itu merupakan sarana untuk membantu orang-orang yang tulus mendapatkan berita Kerajaan, seraya pada saat yang sama memperoleh keperluan jasmani untuk hidup sehingga para perintis dapat meneruskan dinas mereka. Mereka yakin akan janji Yesus bahwa jika mereka ”terus mencari dahulu kerajaan dan kebenaran [Allah]”, maka makanan dan pakaian yang dibutuhkan akan disediakan.—Mat. 6:33, NW.

Rela Melayani di Mana Pun Dibutuhkan

Hasrat mereka yang tulus untuk melakukan pekerjaan yang ditugaskan oleh Yesus kepada murid-muridnya, membawa para pekerja sepenuh waktu ke daerah-daerah baru, bahkan ke negeri-negeri baru. Ketika Frank Rice diundang untuk meninggalkan Australia guna membuka pemberitaan kabar baik di Jawa (sekarang bagian dari Indonesia) pada tahun 1931, ia telah berpengalaman sepuluh tahun dalam pelayanan sepenuh waktu sebelumnya. Namun, kini ada kebiasaan-kebiasaan baru, seperti bahasa-bahasa baru yang harus dipelajari. Ia dapat menggunakan bahasa Inggris untuk memberi kesaksian kepada beberapa orang di toko-toko dan kantor-kantor, tetapi ia ingin memberi kesaksian kepada orang-orang lain juga. Ia belajar dengan giat, dan dalam tiga bulan ia mengetahui cukup banyak bahasa Belanda untuk mulai pergi dari rumah ke rumah. Kemudian ia belajar bahasa Melayu.

Frank baru berusia 26 tahun ketika ia pergi ke Jawa, dan selama sebagian besar dari enam tahun masa penugasannya di sana dan di Sumatra, ia bekerja seorang diri. (Menjelang akhir tahun 1931, Clem Deschamp dan Bill Hunter datang dari Australia untuk membantu pekerjaan itu. Sebagai satu tim, mereka mengadakan suatu tur pemberitaan ke pedalaman, sementara Frank bekerja di dan sekitar ibu kota Jawa. Belakangan, Clem dan Bill juga menerima penugasan yang membawa mereka ke daerah-daerah yang terpisah.) Tidak ada perhimpunan sidang yang dapat dihadiri oleh Frank. Kadang-kadang ia merasa sangat kesepian, dan lebih dari satu kali ia bergumul dengan pikiran-pikiran untuk menyerah dan pulang kembali ke Australia. Tetapi ia tetap bertahan. Bagaimana caranya? Makanan rohani yang terdapat dalam The Watch Tower membantu menguatkannya. Pada tahun 1937, ia pindah ke penugasan di Indocina, dan di sana ia nyaris kehilangan nyawanya selama pergolakan-pergolakan berdarah yang terjadi setelah Perang Dunia II. Semangat rela melayani masih tetap hidup pada tahun 1970-an ketika ia menulis untuk menyatakan sukacitanya atas kenyataan bahwa seluruh keluarganya melayani Yehuwa dan untuk mengatakan bahwa ia dan istrinya sekali lagi bersiap-siap untuk pindah ke suatu tempat di Australia yang lebih memerlukan tenaga pengabar.

’Mengandalkan Yehuwa Dengan Segenap Hati Mereka’

Claude Goodman bertekad untuk ’mengandalkan Yehuwa dengan segenap hatinya dan tidak bersandar pada pengertiannya sendiri’, maka ia memilih dinas kolportir sebagai penginjil Kristen, sebaliknya daripada peluang bisnis duniawi. (Ams. 3:5, 6) Bersama Ronald Tippin, yang telah membantunya belajar kebenaran, ia melayani sebagai kolportir di Inggris selama lebih dari setahun. Kemudian, pada tahun 1929 keduanya mempersiapkan diri untuk pergi ke India.c Betapa besar tantangan yang mereka hadapi!

Pada tahun-tahun berikutnya, mereka melakukan perjalanan bukan saja dengan berjalan kaki dan dengan kereta api dan bus penumpang melainkan juga dengan kereta api barang, pedati yang ditarik oleh lembu, unta, sampan, ricksha (kereta beroda dua yang dihela oleh orang), dan bahkan dengan pesawat terbang dan kereta api pribadi. Kadang-kadang mereka menggelar kasur lipat mereka di ruang tunggu stasiun kereta api, di kandang ternak, di atas rumput hutan belantara, atau di atas hamparan kotoran sapi dalam sebuah pondok, tetapi ada kalanya pula mereka tidur di hotel mewah dan di istana seorang raja. Seperti rasul Paulus, mereka belajar rahasia untuk merasa puas pada saat tidak mempunyai apa-apa atau pada saat berkelimpahan. (Flp. 4:12, 13) Biasanya mereka memiliki sedikit sekali barang berharga, tetapi mereka tidak pernah tanpa barang-barang yang benar-benar mereka butuhkan. Mereka secara pribadi mengalami penggenapan janji Yesus bahwa jika mereka mencari dahulu Kerajaan dan kebenaran Allah, kebutuhan materi dalam kehidupan akan tersedia.

Sewaktu-waktu mereka terjangkit penyakit yang cukup parah seperti demam berdarah, malaria, dan tifus, tetapi perawatan yang pengasih diberikan oleh rekan-rekan Saksi. Ada dinas yang harus dilaksanakan di tengah-tengah kemelaratan kota seperti Kalkuta, dan ada pekerjaan kesaksian yang harus dilakukan di perkebunan teh di pegunungan Sailan (sekarang dikenal sebagai Sri Lanka). Untuk memenuhi kebutuhan rohani dari orang-orang, lektur ditawarkan, rekaman-rekaman diperdengarkan dalam bahasa-bahasa setempat, dan khotbah-khotbah disampaikan. Seraya pekerjaan bertambah, Claude juga belajar cara mengoperasikan sebuah mesin cetak dan menangani pekerjaan di kantor cabang Lembaga.

Pada usianya yang ke-87, ia dapat mengenang kembali kehidupan yang kaya akan pengalaman dalam dinas Yehuwa di Inggris, India, Pakistan, Sri Lanka, Birma (kini Myanmar), Malaya, Thailand, dan Australia. Baik sebagai pemuda lajang maupun sebagai suami dan ayah, ia terus mendahulukan Kerajaan dalam kehidupannya. Kurang dari dua tahun setelah pembaptisannya ia terjun dalam dinas sepenuh waktu, dan ia memandangnya sebagai kariernya selama sisa hidupnya.

Kuasa Allah Disempurnakan Dalam Kelemahan

Ben Brickell, satu lagi di antara Saksi-Saksi yang bergairah tersebut—sama halnya dengan orang-orang lain, dalam hal mempunyai kebutuhan dan kelemahan yang sama. Ia menonjol dalam iman. Pada tahun 1930 ia memasuki pekerjaan kolportir di Selandia Baru, tempat ia memberi kesaksian di daerah-daerah yang baru dikerjakan kembali beberapa dekade setelahnya. Dua tahun kemudian, di Australia, ia melakukan suatu perjalanan pemberitaan selama lima bulan menjelajah daerah gurun tempat kesaksian pernah diberikan. Sepedanya sarat dimuati selimut, pakaian, makanan, dan buku-buku besar yang akan ditempatkan. Walaupun pria-pria lain tewas sewaktu berusaha menempuh daerah ini, ia maju terus, yakin kepada Yehuwa. Kemudian, ia melayani di Malaysia, di sana jantungnya mengalami gangguan serius. Ia pantang mundur. Sesudah melewati masa pemulihan kesehatan, ia memulai lagi kegiatan pemberitaan sepenuh waktu di Australia. Kira-kira satu dekade kemudian ia harus masuk rumah sakit karena sakit parah, dan sewaktu keluar dari rumah sakit, dokter mengatakan kepadanya bahwa ia ”tidak mampu bekerja 85 persen”. Ia bahkan tidak dapat berjalan kaki untuk berbelanja di dekat rumahnya tanpa beberapa kali beristirahat.

Namun Ben Brickell bertekad untuk mulai aktif lagi, dan itulah yang dilakukannya, berhenti untuk beristirahat bilamana perlu. Segera ia kembali memberi kesaksian di wilayah yang keras dan masih terbelakang di Australia. Ia sedapat mungkin memelihara kesehatannya, tetapi dinasnya kepada Yehuwa merupakan perkara utama dalam kehidupannya sampai ia meninggal 30 tahun kemudian pada usia sekitar 65 tahun.d Ia mengakui bahwa kekurangan yang ada akibat kelemahannya dapat diimbangi oleh kekuatan Yehuwa. Pada suatu kebaktian di Melbourne pada tahun 1969, ia melayani di meja perintis dengan lencana besar di dada jasnya, yang bertuliskan, ”Jika Saudara ingin tahu mengenai soal merintis, tanyalah kepada saya.”—Bandingkan 2 Korintus 12:7-10.

Mencapai Desa-Desa di Hutan Rimba dan Kamp-Kamp Pertambangan di Gunung

Gairah untuk dinas Yehuwa bukan saja menggerakkan para pria melainkan juga para wanita untuk terjun dalam pekerjaan di ladang yang belum terjamah. Freida Johnson adalah salah seorang dari kaum terurap, berperawakan agak kecil dan berusia 50-an ketika ia bekerja seorang diri menjelajah bagian-bagian dari Amerika Tengah, mengerjakan daerah-daerah seperti pantai utara Honduras dengan menunggang kuda. Iman dituntut darinya agar dapat bekerja seorang diri di daerah ini, mengunjungi perkebunan-perkebunan pisang yang bertebaran, kota La Ceiba, Tela, dan Trujillo, dan bahkan desa-desa Karibia yang terpencil di seberang. Ia memberi kesaksian di sana pada tahun 1930 dan 1931, dan kembali pada tahun 1934, dan pada tahun 1940 dan 1941, dengan menempatkan ribuan lektur yang berisikan kebenaran Alkitab.

Selama tahun-tahun tersebut seorang pekerja lain yang bergairah memulai kariernya dalam dinas sepenuh waktu. Ia adalah Kathe Palm, yang lahir di Jerman. Yang menggerakkannya untuk bertindak ialah karena menghadiri kebaktian di Columbus, Ohio, pada tahun 1931, ketika Siswa-Siswa Alkitab mulai menyandang nama Saksi-Saksi Yehuwa. Pada waktu itulah ia bertekad untuk mencari dahulu Kerajaan, dan pada tahun 1992, pada usia 89 tahun, ia masih terus melakukannya.

Dinas perintisnya mulai di New York City. Belakangan, di South Dakota ia mempunyai partner selama beberapa bulan tetapi kemudian ia melanjutkannya seorang diri, melakukan perjalanan dengan menunggang kuda. Ketika diundang untuk melayani di Kolombia, Amerika Selatan, ia segera menerimanya, dan tiba di sana menjelang akhir tahun 1934. Sekali lagi, ia mendapat partner untuk beberapa waktu namun kemudian sendiri lagi. Hal ini tidak membuatnya merasa bahwa ia harus berhenti.

Sepasang suami-istri mengundangnya untuk bergabung bersama mereka di Cile. Ini juga merupakan daerah yang luas sekali, daerah yang terbentang 4.265 kilometer di sepanjang pantai barat benua Amerika Selatan. Sesudah menginjil di gedung-gedung kantor di ibu kota, ia dengan penuh gairah mulai menuju ke bagian utara yang terpencil. Di setiap kamp pertambangan, setiap kompleks pemukiman perusahaan, besar atau kecil, ia memberi kesaksian dari pintu ke pintu. Para pekerja di dataran tinggi Andes heran melihat seorang wanita sendirian mengunjungi mereka, tetapi ia bertekad untuk tidak melewati seorang pun di daerah yang ditugaskan kepadanya. Belakangan, ia pindah ke selatan, dan di sana ada sejumlah estancias (peternakan domba) meliputi daerah seluas 100.000 hektare. Orang-orang di situ ramah dan suka memberi tumpangan dan mengundang dia makan. Dengan cara ini dan cara-cara lain Yehuwa memeliharanya, sehingga ia mendapatkan kebutuhan jasmani untuk hidup.

Memberitakan kabar baik tentang Kerajaan Allah telah mengisi kehidupannya.e Mengenang kembali tahun-tahun dinasnya, ia berkata, ”Aku merasa sangat diperkaya dalam hidupku. Setiap tahun apabila aku menghadiri kebaktian umat Yehuwa, aku diliputi perasaan yang hangat dan puas karena melihat begitu banyak orang yang pernah belajar Alkitab denganku memberitakan kabar baik, membantu orang-orang lain untuk datang ke air kehidupan.” Ia telah bersukacita karena dapat melihat jumlah pemuji Yehuwa di Cile meningkat dari kira-kira 50 menjadi lebih dari 44.000.

”Ini Aku, Utuslah Aku!”

Sesudah mendengar sebuah khotbah berdasarkan undangan Yehuwa untuk berdinas seperti tercatat di Yesaya 6:8 dan tanggapan positif dari sang nabi, ”Ini aku, utuslah aku!”, Martin Poetzinger, di Jerman, dibaptis. Dua tahun kemudian, pada tahun 1930, ia terjun dalam dinas sepenuh waktu di Bavaria.f Tidak lama kemudian, para pejabat di situ melarang pemberitaan oleh Saksi-Saksi, tempat-tempat berhimpun ditutup, dan lektur disita. Gestapo mengancam. Tetapi perkembangan-perkembangan yang terjadi pada tahun 1933 tersebut tidak mengakhiri pelayanan Saudara Poetzinger.

Ia diundang untuk melayani di Bulgaria. Kartu-kartu kesaksian dalam bahasa Bulgaria digunakan untuk memperkenalkan lektur Alkitab. Tetapi banyak orang masih buta huruf. Jadi, Saudara Poetzinger mengikuti kursus untuk belajar bahasa mereka, yang menggunakan abjad Cyrillic. Apabila lektur ditinggalkan di suatu keluarga, sering kali anak-anak kecil harus membacakannya untuk orang-tua mereka.

Selama sebagian besar dari tahun pertama, Saudara Poetzinger sendirian, dan ia menulis, ”Pada malam Peringatan (Perjamuan Malam), saya menyampaikan khotbah sendirian, saya berdoa sendirian, dan saya menutup perhimpunan semuanya sendirian.” Selama tahun 1934, orang-orang asing dideportasi, maka ia pergi ke Hongaria. Di sini bahasa baru lain harus dipelajari agar ia dapat membagikan kabar baik. Dari Hongaria ia pergi ke negara-negara yang belakangan dikenal sebagai Cekoslowakia dan Yugoslavia.

Ia menikmati banyak pengalaman yang menyenangkan—menemukan pencinta-pencinta kebenaran seraya ia berjalan kaki menempuh daerah pedalaman dan pedesaan, membawa banyak lektur di punggungnya; merasakan pemeliharaan Yehuwa sewaktu orang-orang yang murah tangan menawarkan makanan dan bahkan tempat tidur untuk bermalam; berbicara sampai larut malam kepada mereka yang datang ke tempat ia menginap untuk mendengarkan lebih banyak mengenai berita Kerajaan yang menghibur.

Ada juga ujian-ujian iman yang berat. Sewaktu melayani di luar tanah airnya, dan tanpa uang, ia mengalami penyakit yang parah. Tidak ada dokter yang bersedia memeriksanya. Tetapi Yehuwa besertanya. Bagaimana? Akhirnya, konsultan senior dari rumah sakit setempat dihubungi. Pria ini, seorang yang teguh percaya kepada Alkitab, merawat Saudara Poetzinger seperti yang akan dilakukannya kepada putranya, tanpa bayaran. Dokter ini terkesan oleh semangat rela berkorban pemuda ini, yang nyata dari pekerjaan yang dilakukannya, dan ia menerima satu set buku Lembaga sebagai hadiah.

Ujian berat lainnya datang empat bulan sesudah pernikahan. Saudara Poetzinger ditangkap pada bulan Desember 1936 dan pada mulanya ditahan di satu kamp konsentrasi dan kemudian di kamp lain, sementara istrinya ditahan di kamp lain lagi. Mereka tidak pernah bertemu satu sama lain selama sembilan tahun. Yehuwa tidak mencegah penindasan yang kejam demikian, tetapi Ia menguatkan Martin, Gertrud istrinya, dan ribuan lain untuk bertekun.

Sesudah ia dan istrinya dibebaskan, Saudara Poetzinger menikmati dinas selama bertahun-tahun sebagai pengawas keliling di Jerman. Ia hadir di kebaktian-kebaktian yang menggetarkan hati yang diadakan pada masa pascaperang di lapangan bekas tentara Hitler dulu berbaris di Nuremberg. Tetapi kini lapangan tersebut penuh dengan sejumlah besar pendukung Kerajaan Allah yang loyal. Ia menghadiri berbagai kebaktian yang tak terlupakan di Yankee Stadium New York. Ia menikmati sepenuhnya pelatihan di Sekolah Alkitab Gilead Menara Pengawal. Dan pada tahun 1977, ia menjadi anggota Badan Pimpinan dari Saksi-Saksi Yehuwa. Pandangannya, sampai saat ia mengakhiri pelayanannya di bumi pada tahun 1988, dapat dilukiskan paling baik dengan kata-kata, ’Satu hal ini saya lakukan—mencari dahulu Kerajaan.’

Mempelajari Apa Arti Hal Itu Sebenarnya

Semangat rela berkorban jelas bukan sesuatu yang baru di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa. Ketika jilid yang pertama sekali dari Millennial Dawn diterbitkan pada tahun 1886, soal pengabdian (atau, sebagaimana kita sebut sekarang, pembaktian) dibahas secara terus terang. Berdasarkan Alkitab dikemukakan bahwa umat Kristen sejati ”mengabdikan” segala sesuatu kepada Allah; hal itu termasuk kesanggupan mereka, harta milik mereka, bahkan kehidupan mereka. Maka umat Kristen menjadi pengurus dari apa yang telah ”diabdikan” kepada Allah, dan sebagai pengurus, mereka harus memberi pertanggungjawaban—bukan kepada manusia melainkan kepada Allah.

Sekelompok Siswa-Siswa Alkitab yang makin meningkat jumlahnya dengan sungguh-sungguh menyerahkan diri mereka dalam dinas Allah. Mereka menggunakan kesanggupan mereka, milik mereka, kekuatan vital mereka sepenuhnya untuk melakukan kehendak-Nya. Di lain pihak, ada di antara mereka yang merasa bahwa yang paling penting adalah memperkembangkan apa yang mereka sebut kepribadian Kristen supaya mereka dapat memenuhi syarat untuk ambil bagian dalam Kerajaan bersama Kristus.

Walaupun tanggung jawab setiap orang Kristen sejati untuk bersaksi kepada orang-orang lain tentang Kerajaan Allah telah sering dinyatakan oleh Saudara Russell, hal ini bahkan lebih ditekankan sesudah Perang Dunia I. Artikel ”Karakter Atau Perjanjian—yang Mana?”, dalam The Watch Tower 1 Mei 1926, merupakan contoh yang mencolok. Dengan terus terang disinggung di situ mengenai dampak merugikan dari apa yang disebut perkembangan karakter dan kemudian ditegaskan pentingnya memenuhi kewajiban seseorang kepada Allah dengan tindakan.

Sebelumnya, The Watch Tower 1 Juli 1920, telah meneliti nubuat utama Yesus tentang ’tanda kehadirannya dan akhir dunia’. (Mat. 24:3, KJ) Perhatian difokuskan kepada pekerjaan pemberitaan yang harus dilakukan sebagai penggenapan Matius 24:14 dan memperkenalkan kabar yang harus diberitakan, dengan mengatakan, ”Kabar baik di sini adalah mengenai akhir dari susunan segala perkara tua ini dan berdirinya kerajaan Mesias.” The Watch Tower menjelaskan bahwa atas dasar di mana Yesus menyatakan hal ini dalam pasal tersebut sehubungan dengan corak-corak lain dari tanda itu, pekerjaan ini harus dilaksanakan ”di antara waktu perang sedunia yang besar [Perang Dunia I] dan waktu dari ’siksaan dahsyat’ [’sengsara besar’, Bode] yang disebut oleh sang Majikan di Matius 24:21, 22.” Pekerjaan tersebut sangat mendesak. Siapa gerangan yang akan melakukannya?

Tanggung jawab ini jelas terletak pada anggota-anggota ”gereja itu”, yakni sidang Kristen yang sejati. Akan tetapi, pada tahun 1932, melalui The Watchtower terbitan 1 Agustus, mereka ini dinasihati agar menganjurkan ”kaum Yonadab” untuk ikut bersama mereka dalam pekerjaan tersebut, selaras dengan semangat Wahyu 22:17. Kaum Yonadab—yang memiliki harapan hidup kekal di bumi Firdaus—menyambut, dan banyak di antara mereka menyambut dengan penuh gairah.

Betapa pentingnya pekerjaan ini telah dengan tegas ditekankan, ”Adalah sama pentingnya untuk berpartisipasi dalam dinas Tuhan sebagaimana halnya menghadiri perhimpunan,” kata The Watch Tower pada tahun 1921. ”Setiap orang harus menjadi pemberita injil,” demikian dikemukakan pada tahun 1922. ”Yehuwa telah membuat pemberitaan sebagai pekerjaan yang paling penting yang dapat dilakukan di dunia ini oleh siapa pun di antara kita,” demikian dinyatakan pada tahun 1949. Pernyataan rasul Paulus di 1 Korintus 9:16 telah sering dikutip, ”Itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.” Ayat ini telah diterapkan kepada setiap Saksi-Saksi Yehuwa.

Berapa Banyak yang Memberitakan? Sampai Seberapa Jauh? Mengapa?

Apakah ada yang dipaksa untuk ikut serta dalam pekerjaan ini padahal bertentangan dengan kehendaknya? ”Tidak,” jawab The Watch Tower dalam terbitan 1 Agustus 1919, ”tidak ada yang dipaksa untuk melakukan apa pun. Ini merupakan dinas yang benar-benar sukarela, yang dilakukan karena kasih akan Tuhan dan demi kepentingan keadilbenaran-Nya. Yehuwa tidak pernah mewajibkan siapa pun.” Mengenai motivasi yang mendorong dinas ini, The Watch Tower 1 September 1922 selanjutnya menyatakan, ”Seorang yang sungguh-sungguh bersyukur dalam hatinya dan menghargai apa yang telah dilakukan Allah bagi dirinya tentu ingin berbuat sesuatu sebagai balasan; dan makin besar penghargaannya akan kemurahan Allah baginya, makin besar pula kasihnya; dan makin besar kasihnya, makin besar pula keinginannya untuk melayani Dia.” Majalah itu menjelaskan bahwa kasih akan Allah diperlihatkan dengan memelihara hukum-hukum-Nya, dan salah satu dari hukum-hukum tersebut adalah memberitakan kabar baik tentang kedatangan Kerajaan Allah.—Yes. 61:1, 2; 1 Yoh. 5:3.

Mereka yang telah terjun dalam kegiatan ini tidaklah tergoda oleh gagasan ambisi duniawi apa pun. Mereka telah diberi tahu secara terus terang bahwa apabila mereka pergi dari rumah ke rumah atau menawarkan bacaan di sudut jalan, mereka akan dipandang ”bodoh, lemah, hina”, bahwa mereka akan ”dipandang rendah, dianiaya”, dan bahwa mereka akan digolongkan sebagai ”tidak terpandang dari pendirian duniawi”. Tetapi mereka tahu bahwa Yesus dan murid-muridnya masa awal telah diperlakukan dengan cara yang sama.—Yoh. 15:18-20; 1 Kor. 1:18-31, NW.

Apakah Saksi-Saksi Yehuwa berpendapat bahwa bagaimanapun mereka akan memperoleh keselamatan karena kegiatan pemberitaan mereka? Sama sekali tidak! Buku Bersatu Dalam Ibadat dari Satu-Satunya Allah yang Benar, yang telah digunakan sejak 1983 untuk membantu siswa-siswa agar maju ke kematangan Kristen, membahas hal ini. Dinyatakan di situ, ”Korban Yesus juga membuka kesempatan bagi kita untuk hidup kekal . . . Ini bukanlah upah yang layak kita peroleh. Tidak soal betapa banyak yang kita lakukan dalam dinas Yehuwa, kita tidak pernah akan dapat menghasilkan jasa sedemikian sehingga Allah berhutang kehidupan kepada kita. Hidup kekal adalah ”karunia Allah . . . dalam Kristus Yesus, Tuhan kita”. (Rm. 6:23; Ef. 2:8-10) Meskipun demikian, jika kita memiliki iman kepada karunia tersebut dan menghargai caranya hal itu diwujudkan, kita akan membuatnya nyata. Karena menyadari betapa menakjubkan Yehuwa telah menggunakan Yesus untuk melaksanakan kehendakNya dan betapa penting agar kita semua mengikuti jejak Yesus dengan saksama, kita akan menjadikan pelayanan Kristen salah satu perkara yang paling penting dalam kehidupan kita.”

Dapatkah dikatakan bahwa semua Saksi Yehuwa adalah pemberita Kerajaan Allah? Ya! Itulah artinya menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa. Lebih dari setengah abad yang lampau, ada beberapa yang berpendapat bahwa mereka tidak perlu ambil bagian dalam dinas pengabaran, pergi kepada umum dan dari rumah ke rumah. Namun, dewasa ini tidak ada di antara Saksi-Saksi Yehuwa yang dapat meminta pengecualian dari dinas ini karena kedudukan dalam sidang setempat atau dalam organisasi seluas dunia. Pria dan wanita maupun tua dan muda berpartisipasi. Mereka menganggapnya sebagai suatu hak istimewa yang sangat berharga, suatu dinas suci. Tidak sedikit yang melakukannya walaupun menderita kelemahan yang serius. Dan kalaupun ada yang memang secara fisik tidak sanggup pergi dari rumah ke rumah, mereka menemukan cara-cara lain untuk mencapai orang-orang dan memberikan kesaksian kepada mereka secara pribadi.

Dahulu, kadang-kadang ada kecenderungan untuk terlalu cepat mengizinkan orang-orang baru berpartisipasi dalam dinas pengabaran. Namun dalam beberapa dekade belakangan ini lebih ditekankan bahwa mereka harus memenuhi syarat sebelum diundang. Apa artinya itu? Bukan berarti bahwa mereka harus bisa menjelaskan segala sesuatu dalam Alkitab. Tetapi, sebagaimana diterangkan oleh buku Diorganisir Untuk Melaksanakan Pelayanan Kita, mereka harus mengetahui dan mempercayai ajaran-ajaran dasar Alkitab. Mereka juga harus menempuh kehidupan yang bersih, selaras dengan standar-standar Alkitab. Setiap orang harus benar-benar ingin menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa.

Tidak diharapkan bahwa semua Saksi-Saksi Yehuwa akan melakukan pengabaran dalam jumlah yang sama banyak. Keadaan mereka secara perorangan berbeda-beda. Usia, kesehatan, tanggung jawab keluarga, dan dalamnya penghargaan merupakan faktor-faktor penentu. Ini senantiasa diakui. Hal tersebut ditandaskan oleh The Watchtower dalam terbitan 1 Desember 1950 ketika membahas ”tanah yang baik” dalam perumpamaan Yesus mengenai sang penabur, di Lukas 8:4-15. Kursus Sekolah Pelayanan Kerajaan yang dipersiapkan bagi para penatua pada tahun 1972 menganalisis tuntutan untuk ’mengasihi Yehuwa dengan segenap jiwa’ dan menjelaskan bahwa ”apa yang penting bukanlah kuantitas yang dilakukan seseorang dibandingkan apa yang dilakukan orang lain, melainkan melakukannya sebisanya.” (Mrk. 14:6-8) Namun dengan menganjurkan analisis pribadi secara bijaksana, diperlihatkan juga bahwa kasih demikian berarti ”bahwa setiap segi kehidupan kita terlibat dalam hal melayani Allah dengan kasih; tidak ada fungsi, kemampuan atau keinginan dalam kehidupan yang terkecuali.” Segenap kemampuan kita, seluruh jiwa kita harus dikerahkan untuk melakukan kehendak Allah. Buku pelajaran itu menegaskan bahwa ”Allah menuntut bukan sekadar partisipasi, melainkan dinas sepenuh jiwa.”—Mrk. 12:30.

Sayangnya, kecenderungan manusia yang tidak sempurna ialah berlaku ekstrem, menekankan satu hal seraya melalaikan hal lain. Maka, kembali ke tahun 1906, Saudara Russell menganggap perlu untuk mengingatkan bahwa kerelaan berkorban bukanlah berarti mengorbankan orang lain. Hal itu tidaklah berarti lalai untuk mencari nafkah yang wajar bagi istri, anak-anak yang menjadi tanggungan, atau orang-tua yang lanjut usia agar dapat bebas mengabar kepada orang lain. Dari waktu ke waktu semenjak itu, pengingat-pengingat serupa telah terbit dalam publikasi-publikasi Menara Pengawal.

Tahap demi tahap, dengan bantuan Firman Allah, seluruh organisasi telah berupaya untuk mencapai keseimbangan Kristen—menunjukkan gairah dinas Allah, seraya memberikan perhatian yang sepatutnya kepada semua segi yang tercakup dalam hal menjadi seorang Kristen sejati. Walaupun ”perkembangan karakter” dibentuk atas pengertian yang salah, The Watchtower telah menunjukkan bahwa buah-buah roh dan tingkah laku Kristen tidak boleh diremehkan. Pada tahun 1942, The Watchtower dengan cukup tegas mengatakan, ”Beberapa orang secara tidak bijaksana berkesimpulan bahwa jika mereka ikut dalam pekerjaan kesaksian dari rumah ke rumah maka mereka dapat mengejar haluan apa pun menurut kemauan mereka dan bebas dari hukuman. Hendaknya diingat bahwa sekadar ikut serta dalam pekerjaan kesaksian tidaklah berarti telah memenuhi semua tuntutan.”—1 Kor. 9:27.

Menetapkan Prioritas Dengan Benar

Saksi-Saksi Yehuwa telah menyadari bahwa ’mencari dahulu Kerajaan dan kebenaran Allah’ merupakan soal menetapkan prioritas mereka dengan benar. Hal itu mencakup memberi tempat yang patut dalam kehidupan kepada pelajaran pribadi mengenai Firman Allah dan secara tetap tentu menghadiri perhimpunan-perhimpunan sidang dan tidak membiarkan usaha-usaha lain didahulukan. Ini menyangkut, mengambil keputusan yang mencerminkan keinginan yang tulus untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan Kerajaan Allah sebagaimana digariskan dalam Alkitab. Hal itu mencakup penggunaan prinsip-prinsip Alkitab sebagai dasar untuk keputusan-keputusan yang menyangkut kehidupan keluarga, rekreasi, pendidikan duniawi, pekerjaan, berbagai praktek bisnis, dan hubungan dengan sesama.

Mencari dahulu Kerajaan berarti lebih daripada sekadar ambil bagian setiap bulan berbicara kepada orang lain tentang maksud-tujuan Allah. Itu berarti mengutamakan kepentingan Kerajaan dalam seluruh kehidupan seseorang, seraya sepatutnya memelihara kewajiban-kewajiban lain yang sesuai dengan Alkitab.

Ada banyak cara yang ditempuh Saksi-Saksi Yehuwa yang berbakti untuk memajukan kepentingan Kerajaan.

Hak Istimewa Dinas Betel

Ada yang melayani sebagai anggota keluarga Betel sedunia. Ini adalah staf rohaniwan sepenuh waktu yang telah merelakan diri untuk melakukan tugas apa pun yang diberikan kepada mereka dalam menyiapkan dan menerbitkan lektur Alkitab, dalam mengurus pekerjaan kantor yang perlu, dan dalam menyediakan pelayanan penunjang untuk berbagai kegiatan. Ini bukanlah pekerjaan yang akan memberi mereka kedudukan terkemuka secara pribadi atau harta materi. Keinginan mereka adalah untuk menghormati Yehuwa, dan mereka puas dengan persediaan yang diadakan bagi mereka berupa makanan, penginapan, dan penggantian ongkos sekadarnya untuk pengeluaran pribadi. Oleh karena cara hidup keluarga Betel, maka kalangan berwenang duniawi di Amerika Serikat misalnya, memandang mereka sebagai anggota suatu ordo keagamaan yang telah mengambil ikrar untuk hidup bersahaja. Mereka yang hidup di Betel menemukan sukacita karena dapat menggunakan kehidupan mereka sepenuhnya dalam dinas Yehuwa dan karena melakukan pekerjaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar saudara Kristen mereka dan orang-orang yang baru berminat, kadang-kadang secara internasional. Seperti Saksi-Saksi Yehuwa lainnya, mereka juga ambil bagian secara tetap tentu dalam dinas pengabaran.

Keluarga Betel yang pertama (atau keluarga Rumah Alkitab, sebagaimana mereka dikenal waktu itu) berlokasi di Allegheny, Pennsylvania. Mulai tahun 1896, stafnya berjumlah 12 orang. Pada tahun 1992 terdapat lebih dari 12.900 anggota keluarga Betel, yang melayani di 99 negeri. Selain itu, apabila tidak tersedia cukup tempat tinggal di kompleks milik Lembaga, ratusan sukarelawan lainnya pulang pergi dari rumah ke percetakan-percetakan Betel setiap hari agar dapat ambil bagian dalam pekerjaan. Mereka menganggapnya suatu hak istimewa untuk berperan dalam pekerjaan yang sedang dilakukan. Seraya ada kebutuhan, ribuan Saksi lainnya menawarkan diri dengan meninggalkan pekerjaan duniawi dan kegiatan lainnya selama berbagai jangka waktu untuk membantu pembangunan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan oleh Lembaga untuk penggunaan yang berkaitan dengan pemberitaan kabar baik tentang Kerajaan Allah seluas dunia.

Banyak di antara para anggota keluarga Betel sedunia telah menjadikannya sebagai pekerjaan mereka seumur hidup. Frederick W. Franz yang pada tahun 1977 menjadi presiden keempat dari Lembaga Menara Pengawal, pada waktu itu sudah menjadi anggota keluarga Betel di New York selama 57 tahun dan ia terus melayani di Betel selama 15 tahun berikutnya, sampai ia wafat pada tahun 1992. Heinrich Dwenger memulai dinas Betelnya di Jerman pada tahun 1911, dan semenjak itu dengan bersahaja melayani di mana saja ia ditugaskan; dan pada tahun 1983, tahun kematiannya, ia masih sempat menikmati dinasnya sebagai anggota keluarga Betel di Thun, Swiss. George Phillips, dari Skotlandia, menerima penugasan ke kantor cabang di Afrika Selatan pada tahun 1924 (ketika kantor cabang tersebut mengawasi kegiatan pemberitaan dari Cape Town hingga Kenya) dan terus melayani di Afrika Selatan hingga kematiannya pada tahun 1982 (pada waktu ada tujuh kantor Cabang Lembaga dan kira-kira 160.000 Saksi-Saksi yang aktif di daerah tersebut). Saudari-saudari Kristen, seperti Kathryn Bogard, Grace DeCecca, Irma Friend, Alice Berner, dan Mary Hannan, juga membaktikan masa dewasa dari kehidupan mereka dalam dinas Betel, dan melakukannya sampai akhir hayat. Banyak anggota keluarga Betel lainnya juga melayani selama 10, 30, 50, 70 tahun dan lebih lama lagi.g

Para Pengawas Keliling yang Rela Berkorban

Di seluruh dunia, ada kurang lebih 3.900 pengawas wilayah dan distrik yang, bersama istri mereka, juga melaksanakan penugasan ke mana pun mereka dibutuhkan, biasanya di negara asal mereka. Banyak di antara mereka telah meninggalkan rumah mereka dan sekarang berpindah setiap minggu atau beberapa minggu sekali untuk melayani sidang-sidang yang ditugaskan. Mereka tidak menerima gaji tetapi mereka bersyukur untuk makanan dan penginapan di tempat mereka melayani, beserta persediaan untuk pengeluaran pribadi yang bersahaja. Di Amerika Serikat, tempat 499 pengawas wilayah dan distrik melayani pada tahun 1992, para penatua yang bertugas keliling ini rata-rata berusia 54 tahun, dan beberapa di antara mereka telah melayani dalam penugasan ini selama lebih dari 30, 40 tahun atau lebih. Di sejumlah negeri, pengawas-pengawas ini melakukan perjalanan dengan mobil. Daerah di kawasan Pasifik sering kali menuntut penggunaan pesawat terbang dan kapal laut komersial. Di banyak tempat para pengawas wilayah mencapai sidang yang terpencil dengan menunggang kuda atau berjalan kaki.

Para Perintis Mengisi Kebutuhan Penting

Agar dapat memulai pemberitaan kabar baik di tempat-tempat yang belum ada Saksi-Saksi, atau untuk menyediakan bantuan yang bisa jadi secara khusus dibutuhkan di suatu daerah, Badan Pimpinan dapat mengatur untuk mengirimkan perintis-perintis istimewa. Mereka adalah penginjil-penginjil sepenuh waktu yang membaktikan sedikitnya 140 jam setiap bulan untuk dinas pemberitaan. Mereka mempersiapkan diri untuk melayani di mana saja mereka diperlukan di negeri mereka sendiri atau, dalam beberapa hal, di negeri yang berdekatan. Karena tuntutan dinas itu menyisakan sedikit atau sama sekali hampir tidak ada waktu bagi mereka untuk melakukan pekerjaan duniawi guna menyediakan kebutuhan materi, maka mereka diberi penggantian ongkos sekadarnya untuk tempat tinggal dan kebutuhan-kebutuhan lain. Pada tahun 1992 ada lebih dari 14.500 perintis istimewa di berbagai bagian di bumi.

Ketika perintis-perintis istimewa yang pertama diutus pada tahun 1937, mereka memelopori pekerjaan memperdengarkan rekaman-rekaman khotbah Alkitab bagi penghuni rumah langsung di depan pintu-pintu rumah mereka dan menggunakan rekaman-rekaman sebagai dasar pembahasan Alkitab pada kunjungan-kunjungan kembali. Hal ini dilakukan di kota-kota besar yang sudah mempunyai sidang-sidang. Sesudah beberapa tahun, perintis-perintis istimewa mulai diarahkan teristimewa ke daerah-daerah yang tidak ada sidang atau yang sidang-sidangnya sangat perlu dibantu. Sebagai hasil pekerjaan mereka yang efektif, ratusan sidang baru dibentuk.

Sebaliknya daripada mengerjakan suatu daerah dan terus berpindah ke daerah berikut, mereka akan mengerjakan berkali-kali suatu daerah yang ditugaskan, mengunjungi kembali semua peminat dan memimpin pengajaran Alkitab. Perhimpunan diselenggarakan bagi mereka yang berminat. Maka, di Lesotho, Afrika bagian selatan, pada minggu pertama di tempat penugasannya yang baru, seorang perintis istimewa mengundang semua orang yang ditemuinya untuk datang melihat bagaimana caranya Saksi-Saksi Yehuwa memimpin Sekolah Pelayanan Teokratis. Ia dan keluarganya menyelenggarakan seluruh acara. Kemudian ia mengundang semuanya ke Pelajaran Menara Pengawal. Sesudah rasa ingin tahu yang mula-mula terpuaskan, 30 orang terus menghadiri Pelajaran Menara Pengawal, dan rata-rata hadirin pada acara Sekolah adalah 20 orang. Di negeri-negeri tempat para utusan injil keluaran sekolah Gilead berbuat banyak untuk memulai pemberitaan kabar baik, kadang-kadang terjadi perkembangan yang lebih cepat ketika Saksi-Saksi pribumi mulai memenuhi syarat untuk dinas perintis istimewa, karena mereka sering kali bahkan dapat bekerja lebih efektif di kalangan penduduk setempat.

Selain pekerja-pekerja yang bergairah ini, ada lagi ratusan ribu Saksi-Saksi Yehuwa yang juga dengan penuh semangat memajukan kepentingan Kerajaan. Mereka termasuk tua dan muda, pria dan wanita, sudah menikah dan masih lajang. Perintis-perintis biasa membaktikan setidaknya 90 jam setiap bulan untuk dinas pengabaran; para perintis ekstra, sedikitnya 60 jam. Mereka menentukan tempat mereka akan mengabar. Sebagian besar dari mereka bekerja dengan sidang-sidang yang sudah berdiri; beberapa pindah ke daerah terpencil. Mereka memenuhi kebutuhan fisik mereka sendiri dengan melakukan suatu pekerjaan duniawi, atau anggota keluarga mereka mungkin membantu menyediakan kebutuhan mereka. Selama tahun 1992, lebih dari 914.500 orang ambil bagian dalam dinas semacam ini sebagai perintis biasa atau perintis ekstra sedikitnya dalam sebagian dari tahun itu.

Sekolah-Sekolah Dengan Tujuan Khusus

Untuk memperlengkapi para sukarelawan dalam jenis pelayanan tertentu, pendidikan khusus disediakan. Misalnya, sejak tahun 1943, Sekolah Gilead telah melatih ribuan rohaniwan yang berpengalaman untuk pekerjaan utusan injil, dan lulusan-lulusannya telah diutus ke segala penjuru bumi. Pada tahun 1987, Sekolah Pelatihan Pelayanan dimulai untuk membantu memenuhi kebutuhan khusus, termasuk memelihara sidang dan tanggung jawab lain. Pengaturan agar sekolah ini diadakan di berbagai tempat membuat para siswa tidak perlu lagi mengadakan perjalanan ke suatu lokasi sentral dan juga mengurangi kebutuhan untuk belajar bahasa lain guna mendapat manfaat dari sekolah tersebut. Semua yang diundang untuk menghadiri sekolah ini adalah penatua-penatua atau pelayan-pelayan sidang yang telah membuktikan bahwa mereka benar-benar mencari dahulu Kerajaan. Banyak dari mereka merelakan diri untuk melayani di negeri-negeri lain. Semangat mereka sama seperti semangat nabi Yesaya, yang berkata, ”Ini aku, utuslah aku!”—Yes. 6:8.

Untuk meningkatkan keefektifan mereka yang sudah melayani sebagai perintis biasa dan istimewa, Sekolah Dinas Perintis dimulai sejak tahun 1977. Di tempat yang memungkinkan, sekolah itu diselenggarakan di setiap wilayah di seluruh dunia. Semua perintis diundang untuk mendapat manfaat dari kursus dua minggu ini. Sejak itu secara progresif, para perintis yang telah menyelesaikan tahun pertama dinas mereka, telah diberi pelatihan yang sama. Hingga tahun 1992, lebih dari 100.000 perintis telah dilatih di sekolah ini di Amerika Serikat saja, dan lebih dari 10.000 sedang dilatih setiap tahun. Ada 55.000 lagi yang telah dilatih di Jepang, 38.000 di Meksiko, dan 25.000 di Brasil, dan 25.000 di Italia. Sebagai tambahan dari kursus ini, secara tetap tentu para perintis menikmati suatu pertemuan khusus dengan pengawas wilayah selama kunjungan tengah tahunnya ke setiap sidang dan suatu acara pelatihan khusus dengan pengawas wilayah maupun pengawas distrik pada waktu kebaktian wilayah tahunan. Dengan demikian, mereka yang membentuk tentara besar pemberita Kerajaan yang melayani sebagai perintis bukan saja merupakan pekerja yang rela melainkan juga rohaniwan yang terlatih dengan baik.

Melayani di Tempat yang Lebih Memerlukan Tenaga

Ribuan Saksi-Saksi Yehuwa—beberapa di antaranya perintis, yang lainnya bukan—telah merelakan diri untuk melayani bukan saja dalam lingkungan masyarakat sekitar mereka sendiri melainkan juga di daerah-daerah lain yang lebih memerlukan tenaga pemberita kabar baik. Setiap tahun, ribuan meluangkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan, sesuai dengan apa yang dapat mereka atur secara pribadi, di daerah yang sering kali cukup jauh dari rumah mereka agar dapat memberi kesaksian kepada orang-orang yang tidak dikunjungi oleh Saksi-Saksi Yehuwa secara tetap tentu. Ada ribuan lagi yang telah meninggalkan tempat tinggal mereka dan pindah tempat agar dapat menyediakan bantuan demikian selama jangka waktu yang lebih lama. Banyak di antara mereka adalah pasangan suami-istri atau keluarga dengan anak-anak. Kepindahan mereka sering kali relatif berjarak dekat, tetapi beberapa telah berkali-kali pindah selama bertahun-tahun. Banyak Saksi-Saksi yang bergairah ini bahkan telah melakukan dinas di negeri asing—ada yang selama beberapa tahun, yang lain secara permanen. Mereka melakukan pekerjaan duniawi apa saja untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan mereka pindah dengan biaya sendiri. Keinginan mereka satu-satunya adalah untuk ikut serta sepenuhnya, sejauh keadaan mengizinkan, dalam menyebarkan berita Kerajaan.

Jika kepala keluarga bukan seorang Saksi, ia mungkin pindah bersama keluarganya karena pekerjaan. Akan tetapi para anggota keluarga yang adalah Saksi-Saksi dapat melihat hal ini sebagai kesempatan untuk memperluas berita Kerajaan. Demikianlah halnya dengan dua orang Saksi dari Amerika Serikat yang suatu waktu berada di sebuah kamp pembangunan di hutan rimba di Suriname pada akhir tahun 1970-an. Dua kali seminggu mereka bangun pukul 4.00 dini hari, menaiki bus perusahaan untuk perjalanan yang berat selama satu jam ke sebuah desa, dan mereka mengabar seharian. Tidak berapa lama kemudian mereka memimpin 30 pengajaran Alkitab setiap minggu dengan orang-orang yang lapar akan kebenaran. Sekarang, ada sebuah sidang di daerah hutan tropis tersebut yang tadinya tidak terjamah.

Meraih Setiap Kesempatan yang Cocok untuk Bersaksi

Memang, tidak semua Saksi-Saksi Yehuwa pindah ke negeri-negeri lain, atau bahkan ke kota-kota lain, untuk melaksanakan pelayanan mereka. Keadaan mereka mungkin tidak mengizinkan mereka untuk merintis. Meskipun demikian mereka betul-betul menyadari anjuran Alkitab untuk mengerahkan ”semua upaya yang sungguh-sungguh” dan untuk ’giat selalu dalam pekerjaan Tuhan’. (2 Ptr. 1:5-8, NW; 1 Kor. 15:58) Mereka menunjukkan bahwa mereka mencari dahulu Kerajaan sewaktu mereka mendahulukan kepentingannya dibanding pekerjaan duniawi dan rekreasi. Mereka yang hatinya dipenuhi dengan penghargaan akan Kerajaan dengan tetap tentu mengambil bagian dalam pelayanan pemberitaan sejauh keadaan mengizinkan, dan banyak di antara mereka mengubah keadaan mereka supaya dapat ikut serta dengan lebih sepenuhnya. Mereka juga senantiasa waspada untuk menggunakan peluang-peluang yang cocok untuk bersaksi kepada orang lain tentang Kerajaan.

Sebagai contoh, John Furgala, yang memiliki sebuah usaha toko besi di Guayaquil, Ekuador, memamerkan lektur Alkitab dengan cara yang menarik di tokonya. Seraya pembantunya melayani pesanan, John memberi kesaksian kepada pelanggan.

Di Nigeria seorang Saksi yang bergairah yang memberi nafkah keluarganya dengan bekerja sebagai kontraktor listrik juga bertekad untuk memanfaatkan hubungan dengan para relasinya guna memberikan kesaksian. Karena bisnis itu miliknya, ia menentukan jadwal kegiatan. Setiap pagi, sebelum memulai pekerjaan sehari-hari, ia bersama istri dan anak-anaknya, para pegawainya, dan mereka yang kerja praktek padanya, berkumpul untuk membahas ayat harian dari Alkitab, disertai pengalaman-pengalaman dari Yearbook of Jehovah’s Witnesses (Buku Kegiatan). Pada tiap awal tahun, ia juga memberikan kepada para pelanggannya sebuah kalender dari Lembaga Menara Pengawal, bersama dua majalah. Sebagai hasilnya, beberapa orang pegawainya dan beberapa pelanggan telah bergabung dengan dia dalam ibadat kepada Yehuwa.

Ada banyak di antara Saksi-Saksi Yehuwa yang memiliki semangat yang sama seperti itu. Tidak soal apa pun yang mereka lakukan, mereka senantiasa mencari kesempatan untuk membagikan kabar baik itu kepada orang lain.

Suatu Tentara Besar Penginjil Sepenuh Waktu yang Berbahagia

Dengan berlalunya waktu, gairah Saksi-Saksi Yehuwa untuk memberitakan kabar baik tidak kendur. Meskipun banyak penghuni rumah dengan cukup tegas telah memberi tahu Saksi-Saksi bahwa mereka tidak berminat, ada sejumlah besar yang bersyukur bahwa Saksi-Saksi telah membantu mereka mengerti Alkitab. Tekad Saksi-Saksi Yehuwa adalah untuk terus mengabar sampai Yehuwa sendiri memberikan petunjuk yang jelas bahwa pekerjaan ini selesai.

Sebaliknya daripada mengendur, persekutuan Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia sesungguhnya telah makin meningkatkan kegiatan pemberitaannya. Pada tahun 1982 laporan tahunan di seluruh bola bumi menunjukkan bahwa 384.856.662 jam telah dibaktikan untuk pelayanan pemberitaan. Sepuluh tahun kemudian (pada tahun 1992) 1.024.910.434 jam dibaktikan kepada pekerjaan ini. Apa yang menyebabkan peningkatan kegiatan yang demikian besar?

Memang benar bahwa jumlah Saksi-Saksi Yehuwa telah bertumbuh. Tetapi tidak sejauh itu. Selama jangka waktu tersebut, seraya jumlah Saksi bertambah sebanyak 80 persen, jumlah perintis melonjak 250 persen. Rata-rata setiap bulan, hampir 1 di antara setiap 7 dari Saksi-Saksi Yehuwa sedunia berada di salah satu cabang dari pekerjaan pemberitaan sepenuh waktu.

Siapakah gerangan mereka yang ikut dalam dinas perintis demikian? Sebagai contoh, di Republik Korea, banyak Saksi yang adalah ibu rumah tangga. Tanggung jawab keluarga mungkin tidak mengizinkan mereka semua untuk merintis secara tetap tentu, tetapi sejumlah besar telah menggunakan liburan sekolah yang panjang pada musim dingin sebagai kesempatan untuk dinas perintis ekstra. Sebagai hasilnya 53 persen dari jumlah Saksi-Saksi di Republik Korea berada di salah satu corak dinas sepenuh waktu pada bulan Januari 1990.

Pada tahun-tahun permulaan, semangat merintis yang bergairah dari Saksi-Saksi di Filipina telah memungkinkan mereka mencapai ratusan pulau yang berpenduduk di Filipina dengan berita Kerajaan. Gairah itu bahkan makin jelas sejak itu. Pada tahun 1992, setiap bulan rata-rata 22.205 penyiar ikut serta dalam pelayanan pemberitaan sebagai perintis di Filipina. Di antara mereka ada banyak orang muda yang memilih untuk ’mengingat Pencipta mereka’ dan menggunakan tenaga muda mereka dalam dinas-Nya. (Pkh. 12:1) Sesudah satu dekade dalam dinas perintis, seorang di antara orang-orang muda demikian berkata, ”Saya telah belajar untuk bersabar, menempuh kehidupan yang sederhana, mengandalkan Yehuwa, dan rendah hati. Memang benar bahwa saya juga telah mengalami kesukaran dan kekecewaan, tetapi semua ini tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan berkat-berkat yang dihasilkan oleh dinas perintis.”

Selama bulan April dan Mei 1989, The Watchtower memuat artikel-artikel yang menelanjangi Babel Besar, yakni agama palsu dalam banyak bentuknya di seluruh dunia. Artikel-artikel itu diterbitkan secara serentak dalam 39 bahasa dan disebarkan secara intensif. Di Jepang, yang jumlah Saksi-Saksi yang merintis sering melebihi 40 persen, suatu puncak baru 41.055 perintis ekstra mendaftar untuk membantu dalam pekerjaan selama bulan April itu. Di Sidang Otsuka, Kota Takatsuki, Distrik Osaka, 73 dari 77 penyiar terbaptis ada dalam salah satu corak dinas perintis pada bulan tersebut. Pada tanggal 8 April, sewaktu semua penyiar di Jepang didesak untuk ikut ambil bagian dalam menyebarkan berita yang sangat penting ini, ratusan sidang, seperti Sidang Ushioda, di Kota Yokohama, menyelenggarakan dinas di jalan-jalan dan dari rumah ke rumah sepanjang hari, dari pukul 7.00 pagi hingga 8.00 malam, agar sedapat mungkin mencapai setiap orang di kawasan itu.

Seperti halnya di mana-mana, Saksi-Saksi Yehuwa di Meksiko bekerja untuk memelihara kebutuhan jasmani mereka. Walaupun demikian, setiap bulan selama tahun 1992, rata-rata 50.095 Saksi-Saksi Yehuwa di sana juga menyediakan waktu dalam kehidupan mereka untuk dinas perintis guna membantu orang-orang yang lapar akan kebenaran, belajar tentang Kerajaan Allah. Di beberapa keluarga, seluruh anggota keluarga bekerja sama agar memungkinkan seluruh keluarga, atau sedikitnya beberapa di antara mereka, merintis. Mereka menikmati pelayanan yang produktif. Selama tahun 1992 Saksi-Saksi Yehuwa di Meksiko secara tetap tentu memimpin lebih dari 502.017 pengajaran Alkitab di rumah dengan orang perseorangan dan kelompok-kelompok keluarga.

Para penatua yang melayani kebutuhan sidang Saksi-Saksi Yehuwa mempunyai tanggung jawab berat. Kebanyakan penatua di Nigeria adalah pria-pria berkeluarga dan memang demikian halnya penatua-penatua di banyak tempat lain juga. Namun, selain membuat persiapan untuk memimpin atau ambil bagian dalam perhimpunan sidang, maupun melakukan penggembalaan yang perlu untuk kawanan domba Allah, beberapa di antara pria-pria ini juga merintis. Bagaimana mungkin? Jadwal waktu yang cermat dan kerja sama yang baik dalam keluarga sering kali merupakan faktor-faktor yang penting.

Jelaslah, bahwa di seluruh dunia, Saksi-Saksi Yehuwa telah mencamkan nasihat Yesus untuk ’terus mencari dahulu kerajaan’. (Mat. 6:33, NW) Apa yang mereka lakukan merupakan ungkapan yang keluar dari hati karena kasih mereka akan Yehuwa dan penghargaan mereka akan kedaulatan-Nya. Seperti pemazmur Daud, mereka berkata, ”Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji namaMu untuk seterusnya dan selamanya.”—Mzm. 145:1.

[Catatan Kaki]

a Watch Tower, 15 Agustus 1906, hlm. 267-71.

b Lihat The Watchtower, 1 Februari 1967, hlm. 92-5.

c Lihat The Watchtower, 15 Desember 1973, hlm. 760-5.

d Lihat The Watchtower, 1 September 1972, hlm. 533-6.

e The Watchtower, 15 Desember 1963, hlm. 764-6.

f Lihat The Watchtower, 1 Desember 1969, hlm. 729-32; 15 September 1988, hlm. 31.

g Lihat The Watchtower, 1 Mei 1987, hlm. 22-30 (wIN S-37 hlm. 23-31); 1 April 1964, hlm. 212-15; 1 Desember 1956, hlm. 712-19; 15 Agustus 1970, hlm. 507-10; 1 Oktober 1960, hlm. 601-5; 15 Juni 1968, hlm. 378-81; 1 April 1968, hlm. 217-21; 1 April 1959, hlm. 220-3.

[Blurb di hlm. 292]

Semakin ditandaskan mengenai tanggung jawab untuk bersaksi

[Blurb di hlm. 293]

Mereka memandang kesaksian dari rumah ke rumah sebagai hak istimewa yang berharga

[Blurb di hlm. 294]

Mengerti apa artinya dinas sepenuh jiwa

[Blurb di hlm. 295]

Apa sesungguhnya arti dari ’mencari dahulu Kerajaan’

[Blurb di hlm. 301]

Saksi-Saksi yang bergairah mendahulukan kepentingan Kerajaan daripada pekerjaan duniawi dan rekreasi

[Kotak/Gambar di hlm. 288]

”Di Manakah yang Sembilan Itu?”

Pada Peringatan kematian Kristus, pada tahun 1928, satu risalah diberikan kepada semua yang hadir berjudul ”Di Manakah yang Sembilan Itu?” Pembahasannya mengenai Lukas 17:11-19 menyentuh hati Claude Goodman dan menggerakkan dia untuk terjun menjadi kolportir, atau perintis, bekerja dan bertahan dalam dinas tersebut.

[Kotak/Gambar di hlm. 296, 297]

Dinas Betel

Sampai tahun 1992, ada 12.974 yang ikut dalam dinas Betel di 99 negeri

[Gambar]

Pelajaran pribadi penting bagi para anggota keluarga Betel

Spanyol

Di setiap Rumah Betel, hari dimulai dengan pembahasan suatu ayat Alkitab

Finlandia

Sebagaimana halnya Saksi-Saksi Yehuwa di mana-mana, anggota keluarga Betel ikut serta dalam dinas pengabaran

Swiss

Setiap hari Senin malam keluarga Betel mempelajari ”Menara Pengawal” bersama-sama

Italia

Pekerjaan beraneka ragam, tetapi semuanya dilakukan untuk mendukung pemberitaan Kerajaan Allah

Prancis

Papua Nugini

Amerika Serikat

Jerman

Filipina

Meksiko

Inggris

Nigeria

Belanda

Brasil

Jepang

Afrika Selatan

[Kotak/Gambar di hlm. 298]

Beberapa Orang yang Sudah Lama Dalam Dinas Betel

F. W. Franz—Amerika Serikat (1920—92)

Heinrich Dwenger—Jerman (kira-kira 15 tahun dari tahun 1911-33), Hongaria (1933-35), Cekoslowakia (1936-39), kemudian Swiss (1939-83)

George Phillips—Afrika Selatan (1924-66, 1976-82)

Kakak beradik (Kathryn Bogard dan Grace DeCecca) yang bersama-sama membaktikan sejumlah 136 tahun dalam dinas Betel—Amerika Serikat

[Grafik di hlm. 303]

(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

Para Perintis Bertambah!

Perintis

Penyiar

Pertambahan Persentase Sejak tahun 1982

250%

200%

150%

100%

50%

1982 1984 1986 1988 1990 1992

[Gambar di hlm. 284]

Saudari Early menjelajahi banyak bagian dari Selandia Baru dengan bersepeda untuk membagikan berita Kerajaan

[Gambar di hlm. 285]

Selama 76 tahun—dalam keadaan lajang, menikah, dan kemudian sebagai seorang janda—Malinda Keefer mengabdikan dirinya kepada pelayanan sepenuh waktu

[Gambar di hlm. 286]

Mobil-rumah yang sederhana menjadi penginapan untuk beberapa perintis masa permulaan seraya mereka pindah dari satu tempat ke tempat lain

Kanada

India

[Gambar di hlm. 287]

Frank Rice (berdiri di kanan), Clem Deschamp (duduk di depan Frank dengan istri Clem, Jean, di sebelah mereka), dan suatu kelompok di Jawa bersama rekan-rekan Saksi-Saksi dan para peminat baru

[Gambar di hlm. 288]

Kehidupan Claude Goodman dalam pelayanan sepenuh waktu membawa dia kepada dinas di India dan tujuh negeri lain

[Gambar di hlm. 289]

Sewaktu Ben Brickell masih sehat, ia senang menggunakannya dalam dinas Yehuwa; problem kesehatan yang parah pada tahun-tahun berikutnya tidak menghentikannya

[Gambar di hlm. 290]

Kathe Palm bersaksi di segala macam daerah, dari gedung-gedung kantor di kota besar sampai ke kamp pertambangan dan peternakan domba yang paling terpencil di Cile

[Gambar di hlm. 291]

Tekad Martin maupun Gertrud Poetzinger dilukiskan dalam kata-kata, ’Satu hal ini saya lakukan—mencari dahulu Kerajaan’

[Gambar di hlm. 300]

Sekolah Dinas Perintis (seperti ditunjukkan di sini di Jepang) telah menyediakan pelatihan khusus bagi puluhan ribu pekerja yang bergairah

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan