PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • wt psl. 5 hlm. 41-49
  • Kebebasan yang Dinikmati para Penyembah Yehuwa

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kebebasan yang Dinikmati para Penyembah Yehuwa
  • Sembahlah Satu-satunya Allah yang Benar
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Di Mana Kebebasan Dapat Diperoleh
  • Ada yang Menginginkan Kebebasan Jenis Lain
  • Asal Mula Problem
  • Kebebasan yang Dinikmati Para Penyembah Yehuwa
    Bersatu dalam Ibadat dari Satu-Satunya Allah yang Benar
  • Cara agar Benar-Benar Bebas
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2018
  • Umat yang Merdeka tetapi Bertanggung Jawab
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Jangan Sia-siakan Kemerdekaan yang Diberikan Allah
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
Lihat Lebih Banyak
Sembahlah Satu-satunya Allah yang Benar
wt psl. 5 hlm. 41-49

Pasal Lima

Kebebasan yang Dinikmati para Penyembah Yehuwa

1, 2. (a) Kebebasan macam apa yang Allah berikan kepada pasangan manusia pertama? (b) Sebutkan beberapa hukum yang mengendalikan aktivitas Adam dan Hawa.

KETIKA Yehuwa menciptakan pria dan wanita yang pertama, mereka menikmati kebebasan yang jauh lebih unggul daripada kebebasan yang dimiliki umat manusia dewasa ini. Rumah mereka adalah Firdaus, Taman Eden yang indah. Tidak ada penyakit yang merusak kenikmatan hidup mereka, karena mereka memiliki pikiran dan tubuh yang sempurna. Tidak seperti yang dialami keturunan mereka, maut tidak menanti mereka. Selain itu, mereka bukanlah robot karena mereka memiliki karunia yang menakjubkan berupa kebebasan berkehendak, kesanggupan untuk membuat keputusan mereka sendiri. Akan tetapi, agar dapat terus menikmati kebebasan yang luar biasa demikian, mereka harus merespek hukum-hukum Allah.

2 Misalnya, pikirkan hukum-hukum fisik yang ditetapkan Allah. Tentu saja, hukum-hukum ini mungkin tidak dinyatakan dalam bentuk tertulis, tetapi Adam dan Hawa diciptakan sedemikian rupa sehingga mereka memiliki kecenderungan alami untuk menaati hukum-hukum itu. Rasa lapar mereka mengisyaratkan perlunya makan; rasa haus mereka, perlunya minum; terbenamnya matahari, perlunya tidur. Yehuwa juga memberi mereka tugas untuk dikerjakan. Sebenarnya, tugas itu sendiri merupakan suatu hukum karena tugas itu akan mengendalikan haluan tindakan mereka. Mereka harus melahirkan anak-anak, menjalankan kekuasaan atas banyak bentuk kehidupan di bumi, serta memperluas batas-batas Firdaus hingga meliputi seluruh bumi. (Kejadian 1:28; 2:15) Alangkah menyenangkan dan bermanfaatnya hukum itu! Karena ada hukum itu, mereka mempunyai pekerjaan yang begitu memuaskan, yang memungkinkan mereka untuk menggunakan sepenuhnya kesanggupan terbaik mereka dengan cara yang bermanfaat. Selain itu, mereka memiliki keleluasaan yang besar untuk membuat keputusan sehubungan dengan bagaimana mereka akan melaksanakan tugas mereka. Jadi, masih kurang apa lagi?

3. Bagaimana Adam dan Hawa dapat belajar menggunakan dengan bijaksana kebebasan mereka untuk membuat keputusan?

3 Tentu saja, sewaktu Adam dan Hawa diberi hak istimewa untuk membuat keputusan, tidak berarti keputusan apa pun yang mereka buat akan membuahkan hasil-hasil yang baik. Kebebasan mereka untuk membuat keputusan harus dijalankan dalam batas-batas hukum serta prinsip Allah. Bagaimana mereka dapat mempelajari semua hal itu? Dengan mendengarkan Pembuat mereka dan dengan mengamati karya-karya-Nya. Allah memberi Adam dan Hawa kecerdasan yang dibutuhkan untuk menerapkan apa yang mereka pelajari. Karena mereka diciptakan sempurna, kecenderungan alami mereka adalah mencerminkan sifat-sifat Allah sewaktu membuat keputusan. Ya, mereka akan sungguh-sungguh berupaya melakukan hal itu jika mereka benar-benar menghargai apa yang telah Allah lakukan bagi mereka dan ingin menyenangkan Dia.​—Kejadian 1:26, 27; Yohanes 8:29.

4. (a) Apakah perintah yang diberikan kepada Adam dan Hawa agar tidak memakan buah dari satu pohon merenggut kebebasan mereka? (b) Mengapa tuntutan itu patut?

4 Oleh karena itu, patutlah jika Allah, sebagai Pemberi Kehidupan mereka, memutuskan untuk menguji pengabdian mereka kepada-Nya dan kesediaan mereka untuk tetap berada dalam batas-batas yang telah ditentukan oleh-Nya. Yehuwa memberi Adam perintah ini, ”Setiap pohon di taman ini boleh kaumakan buahnya sampai puas. Tetapi mengenai pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, engkau tidak boleh memakan buahnya, karena pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.” (Kejadian 2:16, 17) Setelah Hawa tercipta, ia pun diberi tahu tentang hukum itu. (Kejadian 3:2, 3) Apakah pembatasan tersebut merenggut kebebasan mereka? Tentu tidak. Mereka bisa menikmati berbagai jenis makanan yang menyenangkan dan berlimpah tanpa harus memakan buah dari pohon yang satu itu. (Kejadian 2:8, 9) Mereka memang patut mengakui bahwa bumi adalah milik Allah, karena Dialah yang menciptakannya. Jadi, Ia punya hak untuk membuat hukum-hukum yang selaras dengan maksud-tujuan-Nya dan yang bermanfaat bagi umat manusia.​—Mazmur 24:1, 10.

5. (a) Bagaimana Adam dan Hawa sampai kehilangan kebebasan mulia mereka? (b) Apa yang menggantikan kebebasan yang Adam dan Hawa pernah nikmati, dan apa pengaruhnya atas kita?

5 Namun, apa yang terjadi? Dimotivasi oleh ambisi yang mementingkan diri, seorang malaikat menyalahgunakan kebebasan berkehendaknya dan menjadi Setan, yang berarti ”Penentang”. Ia menipu Hawa dengan meyakinkan dia akan sesuatu yang bertentangan dengan kehendak Allah. (Kejadian 3:4, 5) Adam mengikuti jejak Hawa dalam melanggar hukum Allah. Dengan mengambil apa yang bukan milik mereka, mereka kehilangan kebebasan mereka yang mulia. Dosa menjadi majikan mereka, dan seperti yang telah Allah peringatkan, kematian pun menyusul. Warisan yang mereka teruskan kepada keturunan mereka adalah dosa​—yang nyata dari kecenderungan bawaan untuk melakukan hal yang salah. Dosa juga mendatangkan kelemahan yang mengakibatkan penyakit, penuaan, dan kematian. Kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang salah, yang diperburuk oleh pengaruh Setan, menghasilkan suatu masyarakat manusia yang sejarahnya dipenuhi kebencian, kejahatan, penindasan, dan peperangan yang telah merenggut jutaan nyawa. Benar-benar kontras dengan kebebasan yang Allah berikan kepada manusia pada mulanya!​—Ulangan 32:4, 5; Ayub 14:1, 2; Roma 5:12; Penyingkapan 12:9.

Di Mana Kebebasan Dapat Diperoleh

6. (a) Di mana kebebasan sejati dapat diperoleh? (b) Kemerdekaan macam apa yang Yesus bicarakan?

6 Melihat kondisi buruk yang ada di mana-mana dewasa ini, tidaklah mengherankan jika orang-orang mendambakan kebebasan yang lebih besar. Tetapi, di mana kebebasan sejati dapat diperoleh? Yesus berkata, ”Jika kamu tetap ada dalam perkataanku, kamu benar-benar muridku, dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:31, 32) Kemerdekaan atau kebebasan ini bukanlah kemerdekaan seperti yang diharapkan manusia sewaktu mereka menolak seorang penguasa atau satu bentuk pemerintahan karena mendukung yang lain. Sebaliknya, kemerdekaan ini berkaitan langsung dengan inti problem manusia. Yang sedang Yesus bahas adalah kemerdekaan dari belenggu dosa. (Yohanes 8:24, 34-36) Jadi, jika seseorang menjadi murid sejati Yesus Kristus, ia mengalami perubahan yang mencolok dalam kehidupannya, suatu pembebasan!

7. (a) Dalam arti apa kita sekarang dapat bebas dari dosa? (b) Untuk memiliki kebebasan itu, apa yang harus kita lakukan?

7 Bukan berarti orang-orang Kristen sejati sekarang tidak lagi merasakan dampak kecenderungan bawaan terhadap tingkah laku yang berdosa. Mengingat mereka telah mewarisi dosa, mereka masih harus berjuang karenanya. (Roma 7:21-25) Akan tetapi, jika seseorang benar-benar hidup selaras dengan ajaran Yesus, ia tidak lagi menjadi budak dosa. Dosa tidak lagi bertindak bagaikan diktator yang memberinya perintah yang harus serta-merta ia taati. Ia tidak akan terperangkap dalam jalan hidup yang tanpa tujuan dan yang membuat hati nuraninya merasa bersalah. Ia akan menikmati hati nurani yang bersih di hadapan Allah karena dosa-dosanya di masa lalu telah diampuni atas dasar imannya akan korban Kristus. Kecenderungan berdosa mungkin akan muncul dan mencoba mengendalikannya, tetapi jika ia menolak untuk menyerah karena mengingat ajaran-ajaran Kristus yang bersih, orang itu memperlihatkan bahwa dosa bukan lagi majikannya.​—Roma 6:12-17.

8. (a) Kebebasan apa yang kita nikmati dalam Kekristenan sejati? (b) Bagaimana seharusnya sikap kita terhadap para penguasa duniawi?

8 Pikirkan kebebasan yang kita nikmati sebagai orang Kristen. Kita telah dibebaskan dari dampak ajaran-ajaran palsu, dari belenggu takhayul, dan dari perbudakan dosa. Kebenaran yang menakjubkan tentang keadaan orang mati serta kebangkitan telah membebaskan kita dari rasa takut yang tidak beralasan terhadap kematian. Pengetahuan bahwa pemerintahan manusia yang tidak sempurna akan segera digantikan oleh Kerajaan Allah yang adil-benar membebaskan kita dari keputusasaan. (Daniel 2:44; Matius 6:10) Akan tetapi, kebebasan demikian tidak membenarkan sikap tidak respek terhadap kalangan berwenang pemerintah dan hukum-hukum mereka.​—Titus 3:1, 2; 1 Petrus 2:16, 17.

9. (a) Bagaimana Yehuwa dengan pengasih membantu kita menikmati kebebasan terbesar yang sekarang tersedia bagi umat manusia? (b) Bagaimana kita dapat membuat keputusan-keputusan yang bijaksana?

9 Yehuwa tidak mengharuskan kita mencari-cari sendiri, dengan mencoba-coba, cara terbaik untuk hidup. Ia mengetahui diri kita, apa yang memberi kita kepuasan sejati, dan apa yang mendatangkan manfaat kekal bagi kita. Ia menyadari adanya pikiran dan tingkah laku yang dapat merusak hubungan seseorang dengan-Nya dan dengan sesama manusia, mungkin bahkan menghalanginya masuk ke dalam dunia baru. Dengan pengasih, Yehuwa memberitahukan semua hal ini kepada kita melalui Alkitab dan organisasi-Nya yang kelihatan. (Markus 13:10; Galatia 5:19-23; 1 Timotius 1:12, 13) Selanjutnya, terserah kepada kita bagaimana kita akan menggunakan kebebasan berkehendak yang Allah berikan untuk memutuskan tanggapan kita terhadap semua hal itu. Tidak seperti Adam, jika kita telah mencamkan apa yang Alkitab katakan, kita akan membuat keputusan-keputusan yang bijaksana. Kita akan memperlihatkan bahwa hubungan baik dengan Yehuwa adalah perhatian utama kita dalam kehidupan.

Ada yang Menginginkan Kebebasan Jenis Lain

10. Kebebasan jenis apa yang diinginkan oleh beberapa orang Saksi-Saksi Yehuwa?

10 Kadang-kadang, beberapa anak muda Saksi-Saksi Yehuwa​—begitu juga beberapa orang yang sudah dewasa—​bisa jadi menginginkan kebebasan jenis lain. Dunia ini mungkin tampak menarik, dan semakin mereka memikirkannya, semakin kuat hasrat mereka untuk melakukan hal-hal yang tidak bersifat Kristen yang populer di dunia ini. Orang-orang demikian mungkin tidak bermaksud menyalahgunakan narkoba, bermabuk-mabukan, atau melakukan percabulan. Tetapi, mereka mulai bergaul dengan orang-orang yang bukan orang Kristen sejati dan ingin diterima oleh orang-orang ini. Mereka bahkan mungkin mulai meniru tutur kata dan tingkah laku orang-orang tersebut.​—3 Yohanes 11.

11. Kadang-kadang, dari mana datangnya godaan untuk berbuat salah?

11 Kadang-kadang, godaan untuk terlibat dalam tingkah laku yang tidak bersifat Kristen datang dari seseorang yang mengaku melayani Yehuwa. Itulah yang terjadi pada beberapa orang Kristen masa awal, dan hal yang sama bisa terjadi pada zaman kita. Orang-orang seperti itu sering kali ingin melakukan hal-hal yang mereka rasa akan mendatangkan kesenangan, sekalipun bertentangan dengan hukum-hukum Allah. Mereka mendesak orang lain untuk sedikit ”bersenang-senang”. Mereka ’menjanjikan kemerdekaan, padahal mereka sendiri adalah budak kebejatan’.​—2 Petrus 2:19.

12. Apa saja akibat menyedihkan dari tingkah laku yang bertentangan dengan hukum dan prinsip Allah?

12 Buah dari apa yang dianggap sebagai kebebasan itu selalu buruk, mengingat hal itu berarti tidak menaati hukum-hukum Allah. Misalnya, hubungan seks yang tidak sah dapat mengakibatkan kekalutan, penyakit, kematian, kehamilan yang tidak diinginkan, dan mungkin retaknya perkawinan. (1 Korintus 6:18; 1 Tesalonika 4:3-8) Penyalahgunaan narkoba bisa membuat seseorang cepat marah, ujarannya tidak jelas, penglihatannya kabur, pusing, kesanggupan bernapasnya rusak, halusinasi, dan kematian. Hal itu dapat mengakibatkan kecanduan, yang dapat mengarah ke kejahatan demi menunjang kebiasaan itu. Penyalahgunaan alkohol pun menimbulkan konsekuensi serupa. (Amsal 23:29-35) Orang-orang yang melakukan hal-hal itu mungkin berpikir bahwa mereka bebas, tetapi belakangan mereka mendapati bahwa mereka sudah menjadi budak dosa. Dan, dosa adalah majikan yang sangat kejam! Memikirkan soal itu sekarang juga dapat turut melindungi kita terhadap pengalaman demikian.​—Galatia 6:7, 8.

Asal Mula Problem

13. (a) Sering kali, bagaimana keinginan yang mengarah ke problem bisa timbul? (b) Untuk memahami apa ”pergaulan yang buruk” itu, pandangan siapa yang kita butuhkan? (c) Seraya Saudara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tercantum di paragraf 13, tandaskan sudut pandangan Yehuwa.

13 Pikirkan dari mana problem sering kali muncul. Alkitab menjelaskan, ”Masing-masing dicobai dengan ditarik dan dipikat oleh keinginannya sendiri. Kemudian apabila keinginan itu telah menjadi subur, ia akan melahirkan dosa; selanjutnya apabila dosa telah terlaksana, ia akan menghasilkan kematian.” (Yakobus 1:14, 15) Bagaimana keinginan itu bisa timbul? Melalui apa yang masuk ke dalam pikiran. Sering kali, hal itu adalah akibat pergaulan dengan orang-orang yang tidak menerapkan prinsip-prinsip Alkitab. Tentu saja, kita semua tahu bahwa kita hendaknya menghindari ”pergaulan yang buruk”. (1 Korintus 15:33) Tetapi, pergaulan mana yang dikatakan buruk? Bagaimana Yehuwa memandang persoalan itu? Mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan berikut serta membuka ayat-ayat yang tercantum seharusnya membantu kita menarik kesimpulan yang tepat.

Apabila orang-orang tertentu tampak terhormat, apakah hal itu menunjukkan bahwa mereka adalah teman bergaul yang baik? (Kejadian 34:1, 2, 18, 19)

Bisakah percakapan mereka, mungkin lelucon mereka, menentukan apakah kita dapat menjadi teman akrab mereka? (Efesus 5:3, 4)

Bagaimana perasaan Yehuwa jika kita memilih untuk bergaul erat dengan orang-orang yang tidak mengasihi Dia? (2 Tawarikh 19:1, 2)

Meskipun kita mungkin bekerja atau bersekolah bersama orang yang tidak seiman, mengapa kita perlu berhati-hati? (1 Petrus 4:3, 4)

Menonton televisi dan film, menggunakan Internet, dan membaca buku, majalah, serta surat kabar adalah cara-cara untuk bergaul dengan orang lain. Dari sumber-sumber demikian, bahan seperti apa yang perlu kita waspadai? (Amsal 3:31; Yesaya 8:19; Efesus 4:17-19)

Teman bergaul yang kita pilih menyingkapkan kita sebagai orang macam apa di mata Yehuwa? (Mazmur 26:1, 4, 5; 97:10)

14. Kemerdekaan mulia apa yang terbentang di hadapan orang-orang yang dengan setia menerapkan nasihat Firman Allah sekarang?

14 Dunia baru Allah sudah di ambang pintu. Melalui pemerintahan Kerajaan surgawi Allah, umat manusia akan dibebaskan dari pengaruh Setan dan seluruh sistemnya yang fasik. Secara bertahap, semua dampak dosa akan disingkirkan dari umat manusia yang taat, dengan demikian menghasilkan kesempurnaan pikiran dan tubuh, sehingga kita dapat menikmati kehidupan abadi di Firdaus. Kebebasan yang selaras sepenuhnya dengan ”roh Yehuwa” pada akhirnya akan dinikmati oleh semua ciptaan. (2 Korintus 3:17) Apakah masuk akal untuk mengambil risiko kehilangan semua itu karena mengabaikan nasihat Firman Allah sekarang? Dengan menjalankan kebebasan Kristen kita secara bijaksana sekarang, semoga kita semua memperlihatkan dengan jelas bahwa apa yang sungguh-sungguh kita inginkan adalah ”kemerdekaan yang mulia sebagai anak-anak Allah”.​—Roma 8:21.

Pembahasan Tinjauan

• Kebebasan macam apa yang dinikmati pasangan manusia pertama? Bagaimanakah kebebasan itu jika dibandingkan dengan apa yang dialami umat manusia sekarang?

• Kebebasan apa yang dimiliki orang Kristen sejati? Bagaimana hal ini kontras dengan apa yang dipandang dunia sebagai kebebasan?

• Mengapa begitu penting untuk menghindari pergaulan yang buruk? Tidak seperti Adam, keputusan siapa yang kita terima berkenaan dengan apa yang buruk?

[Gambar di hlm. 46]

Firman Allah memperingatkan, ”Janganlah disesatkan. Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang berguna”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan