PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • jy bab 19 hlm. 48-hlm. 51 par. 4
  • Yesus Mengajar Seorang Wanita Samaria

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Yesus Mengajar Seorang Wanita Samaria
  • Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • BANYAK ORANG SAMARIA MENJADI BERIMAN
  • Mengajar Seorang Wanita Samaria
    Tokoh Terbesar Sepanjang Masa
  • Mengajar Seorang Wanita Samaria
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-39)
  • Banyak Orang Samaria Percaya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1987 (s-42)
  • Wanita di Sumur
    Belajarlah dari Cerita-Cerita di Alkitab
Lihat Lebih Banyak
Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
jy bab 19 hlm. 48-hlm. 51 par. 4
Yesus mengajak bicara wanita Samaria di sumur

BAB 19

Yesus Mengajar Seorang Wanita Samaria

YOHANES 4:3-43

  • YESUS MENGAJAR SEORANG WANITA SAMARIA DAN ORANG-ORANG LAIN

  • IBADAH YANG ALLAH TERIMA

Yesus dan para muridnya melewati Samaria untuk pergi dari Yudea ke Galilea yang terletak di utara. Mereka lelah karena sudah berjalan jauh. Saat hari mulai siang, mereka berhenti dekat kota Sikhar untuk beristirahat di dekat sebuah sumur. Sumur ini mungkin digali oleh Yakub atau orang upahannya berabad-abad sebelumnya. Sampai sekarang, sumur itu masih ada di dekat kota Nablus.

Ketika Yesus beristirahat di dekat sumur, murid-muridnya pergi ke kota untuk membeli makanan. Setelah mereka pergi, seorang wanita Samaria datang untuk menimba air. Yesus bertanya kepadanya, ”Boleh saya minta minum?”​—Yohanes 4:7.

Yesus beristirahat di sumur, murid-muridnya pergi membeli makan, lalu seorang wanita Samaria datang untuk menimba air

Kala itu, orang Yahudi dan Samaria sudah lama saling berprasangka, jadi mereka biasanya tidak mau berurusan dengan satu sama lain. Wanita itu pun kaget dan bertanya, ”Kamu kan orang Yahudi, dan saya wanita Samaria. Kenapa kamu minta minum dari saya?” Yesus menjawab, ”Kalau saja kamu tahu karunia dari Allah dan siapa yang minta minum kepadamu, kamu pasti akan minta air kepadanya, dan dia akan memberimu air kehidupan.” Wanita itu menjawab, ”Bapak kan tidak punya timba, dan sumur ini dalam. Jadi dari mana Bapak bisa mendapatkan air kehidupan itu? Yakub leluhur kami memberi kami sumur ini. Dia, anak-anaknya, dan ternaknya juga minum dari sini. Bapak tidak lebih besar daripada dia, kan?”​—Yohanes 4:9-12.

”Setiap orang yang minum air ini akan haus lagi,” kata Yesus. ”Tapi siapa pun yang minum air yang akan saya berikan tidak akan pernah haus lagi. Air yang akan saya berikan itu akan menjadi sumber air di dalam dirinya yang menghasilkan kehidupan abadi.” (Yohanes 4:13, 14) Meski lelah, Yesus mau memberitahukan kebenaran yang dapat memberikan kehidupan abadi bagi wanita Samaria itu.

Wanita itu kemudian berkata, ”Pak, berilah saya air itu, supaya saya tidak haus lagi dan tidak usah bolak-balik ke sini untuk ambil air.” Yesus berkata kepadanya, ”Pergilah, panggil suamimu ke sini.” Dia menjawab, ”Saya tidak punya suami.” Yesus berkata, ”Kata-katamu benar. Kamu tidak punya suami. Kamu sudah punya lima suami, dan laki-laki yang sekarang bersamamu bukan suamimu.” (Yohanes 4:15-18) Wanita itu kaget sekali!

Dia langsung menyadari bahwa Yesus bukan orang biasa. Dia berkata, ”Bapak pasti nabi.” Setelah itu, dia mengatakan, ”Leluhur kami [orang Samaria] beribadah di gunung ini [Gunung Gerizim di dekat situ], tapi kalian [orang Yahudi] bilang orang harus beribadah di Yerusalem.” Dari kata-katanya itu, kita tahu bahwa wanita itu menyukai hal-hal rohani.​—Yohanes 4:19, 20.

Yesus lalu menjelaskan bahwa lokasi beribadah tidaklah penting. Dia memberi tahu wanita itu, ”Suatu saat nanti, kalian tidak akan menyembah Allah di gunung ini maupun di Yerusalem.” Dia kemudian mengatakan, ”Suatu saat nanti, dan bahkan sekarang, para penyembah yang sejati akan menyembah Bapak dengan bimbingan kuasa kudus dan sesuai dengan kebenaran, karena Bapak memang mencari orang-orang yang ingin menyembah-Nya seperti itu.”​—Yohanes 4:21, 23, 24.

Yang penting bagi Allah adalah cara beribadah, bukan tempatnya. Wanita itu merasa kagum. ”Saya tahu bahwa Mesias, yang disebut Kristus, akan datang,” katanya. ”Kalau dia datang, dia akan memberi tahu kami segalanya.”​—Yohanes 4:25.

Yesus lalu memberitahukan sesuatu yang sangat penting: ”Sayalah orangnya, yang sedang bicara dengan kamu.” (Yohanes 4:26) Coba bayangkan! Wanita itu datang hanya untuk menimba air. Saat bertemu Yesus, dia tidak menyangka bahwa Yesus, seorang pria Yahudi, mau mengajaknya bicara. Sekarang, Yesus bahkan memberitahukan sesuatu yang belum pernah dia katakan kepada orang lain, yaitu bahwa dialah sang Mesias!

BANYAK ORANG SAMARIA MENJADI BERIMAN

Murid-murid Yesus kembali dari Sikhar dan membawa makanan. Mereka melihat Yesus masih duduk di sumur Yakub dan sedang mengobrol dengan seorang wanita Samaria. Ketika mereka sampai, wanita itu meninggalkan tempayan airnya dan pergi ke kota.

Murid-murid Yesus kembali ke sumur dan wanita Samaria pergi

Sesampainya di Sikhar, wanita itu menceritakan kepada orang-orang apa yang Yesus katakan kepadanya. Dengan yakin, dia berkata, ”Ayo, lihatlah orang yang memberi tahu saya semua yang pernah saya lakukan.” Lalu, bisa jadi untuk membuat orang-orang penasaran, dia berkata, ”Mungkin dialah Kristus!” (Yohanes 4:29) Itu adalah topik penting yang sering dibicarakan sejak zaman Musa. (Ulangan 18:18) Orang-orang di kota itu pun pergi untuk bertemu langsung dengan Yesus.

Di Sikhar, wanita Samaria memberi tahu orang-orang apa yang Yesus katakan kepadanya

Sementara itu, murid-murid menyuruh Yesus makan. Namun Yesus berkata, ”Aku sudah punya makanan, tapi kalian tidak tahu apa itu.” Murid-murid bingung, jadi mereka berkata satu sama lain, ”Memangnya tadi ada yang bawakan dia makanan?” Yesus menjelaskan, ”Makananku adalah melakukan kehendak Dia yang mengutus aku dan menyelesaikan pekerjaan dari-Nya.”​—Yohanes 4:32-34.

Pekerjaan yang Yesus maksudkan bukanlah memanen biji-bijian, yang baru akan dilakukan empat bulan lagi. Tapi, Yesus membicarakan panen rohani. Dia menjelaskan, ”Lihat, ladang-ladang sudah putih dan siap dipanen. Para penuai sudah menerima upah dan sedang mengumpulkan buah-buah untuk kehidupan abadi, sehingga yang menabur dan yang menuai bergembira bersama.”​—Yohanes 4:35, 36.

Sementara itu, Yesus tahu bahwa percakapannya dengan wanita tadi bermanfaat bagi banyak orang di Sikhar. Mereka menjadi beriman kepada Yesus karena mendengar wanita itu bersaksi, ”Dia memberi tahu saya semua yang pernah saya lakukan.” (Yohanes 4:39) Mereka pun datang ke sumur itu dan meminta Yesus tinggal bersama mereka untuk mengajarkan lebih banyak hal. Jadi, Yesus tinggal di sana selama dua hari.

Setelah mendengarkan Yesus, semakin banyak orang Samaria beriman kepadanya. Mereka berkata kepada wanita itu, ”Sekarang kami percaya, bukan karena kata-katamu saja. Kami sudah dengar sendiri, dan kami tahu bahwa orang ini memang penyelamat dunia.” (Yohanes 4:42) Kita bisa meniru wanita ini saat memberikan kesaksian tentang Yesus. Kita perlu memancing rasa ingin tahu pendengar kita sehingga mereka mau terus mendengarkan.

Ingatlah bahwa ini empat bulan sebelum panen, kemungkinan besar panen barli, yang dilakukan pada musim semi. Jadi, ini sekitar bulan November atau Desember. Artinya, setelah Perayaan Paskah tahun 30 M, Yesus dan murid-muridnya sudah berada di Yudea selama sekitar delapan bulan untuk mengajar dan membaptis orang-orang. Mereka sekarang akan kembali ke Galilea, tempat asal mereka. Apa yang akan terjadi di sana?

SIAPA ORANG SAMARIA ITU?

Setelah Raja Salomo meninggal, sepuluh suku Israel di utara memisahkan diri dari suku Yehuda dan Benyamin. Mereka menempati daerah Samaria, yang diapit oleh Yudea di selatan dan Galilea di utara.

Rakyat kesepuluh suku itu menyembah patung anak sapi. Jadi, pada tahun 740 SM, Yehuwa membiarkan Asiria mengalahkan Samaria. Pasukan Asiria membawa pergi sebagian besar rakyat Samaria. Lalu, mereka memindahkan orang-orang dari berbagai daerah kekuasaan Asiria ke Samaria. Para penyembah allah-allah asing ini menikah dengan orang Israel yang masih tinggal di sana. Lama-lama, penduduk di daerah ini membuat agama sendiri. Dalam agama itu, masih ada kepercayaan dan kebiasaan yang berasal dari Hukum Allah, seperti sunat. Namun, ini tetap saja bukan ibadah yang Allah terima.​—2 Raja 17:9-33; Yesaya 9:9.

Pada zaman Yesus, orang Samaria memercayai kitab-kitab yang ditulis Musa, tapi mereka tidak beribadah di bait di Yerusalem. Selama bertahun-tahun, mereka beribadah di bait yang ada di Gunung Gerizim, tidak jauh dari Sikhar. Bahkan setelah bait itu dihancurkan, mereka tetap beribadah di gunung tersebut. Selama Yesus melayani di bumi, permusuhan antara orang Samaria dan Yahudi terlihat jelas.​—Yohanes 8:48.

  • Mengapa wanita Samaria itu kaget saat Yesus mengajaknya bicara?

  • Apa yang Yesus ajarkan kepada wanita itu tentang air kehidupan dan tempat untuk beribadah kepada Allah?

  • Bagaimana Yesus menunjukkan siapa dirinya kepada wanita Samaria itu, dan apa yang Yesus katakan tentang cara yang benar untuk menyembah Allah?

  • Apa kesimpulan wanita Samaria itu tentang Yesus, dan apa yang kemudian dia lakukan?

  • Setelah Paskah 30 M, apa yang dilakukan Yesus dan murid-muridnya selama beberapa bulan?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan