PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w81_No35 hlm. 8-12
  • ’Gunakan Segala Doa dan Permohonan’

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ’Gunakan Segala Doa dan Permohonan’
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 35)
  • Subjudul
  • MEMUJI ALLAH DALAM DOA
  • MENGUCAP SYUKUR KEPADA YEHUWA
  • MENYAMPAIKAN PERMINTAAN KEPADA YEHUWA
  • DENGAN PERMOHONAN
  • TINDAKAN KITA HARUS SESUAI
  • DAPATKAH KITA MENINGKATKAN MUTU DARI DOA-DOA KITA?
  • UPAH YANG LANGSUNG DAN YANG TIDAK LANGSUNG
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1981 (No. 35)
w81_No35 hlm. 8-12

’Gunakan Segala Doa dan Permohonan’

”Dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus.”—Ef. 6:18.

1. (a) Dengan cara bagaimana saja kita perlu mengingat Allah Yehuwa bila kita menghampiri Dia dalam doa? (b) Apakah empat bentuk utama dari doa?

ALLAH Yehuwa, Sang Pencipta, bukan sekedar Penyebab Pertama yang tidak berupa pribadi, melainkan suatu pribadi yang nyata. Ia sanggup untuk melihat dan mendengar. Kita selalu perlu mengingat Allah dengan cara ini sewaktu menghampiriNya dalam doa. Firman Allah menasihatkan kita agar berbuat demikian ”dalam segala doa dan permohonan”. (Ef. 6:18) Apa yang tercakup dalam nasihat ini? Ada empat bentuk dasar dari doa—pujian, ucapan syukur, permintaan dan permohonan.

MEMUJI ALLAH DALAM DOA

2, 3. Sebutkan bentuk doa yang paling mulia dan paling luhur, dan apa antara lain alasannya sehingga kita patut memberikannya kepada Allah Yehuwa?

2 Pastilah pujian merupakan bentuk doa yang mulia dan luhur. Ini layak diberikan kepada Sang Pencipta karena sifat-sifat dan perbuatan-perbuatanNya. Sebagai ”TUHAN [Tuan Yang Berdaulat, NW]”, tidak ada yang menyamainya dalam hal wewenang. (2 Sam. 7:28) Karena Ia tidak bermula dan tidak berakhir, Allah Yehuwa adalah ”Raja segala zaman” yang tiada taranya. (1 Tim. 1:17) Ia adalah Pribadi yang begitu mulia sehingga tak seorang manusia pun dapat melihatNya dan tetap hidup. (Kel. 33:20) Tak seorang pun yang dapat disamakan dengan Yang Mahatinggi, karena kuasa dan hikmatNya tak terhingga, karena Ia benar-benar adil dan perwujudan dari kasih yang tidak mementingkan diri. (Ul. 32:4; Ayb. 37:23; Rm. 11:33; 1 Yoh. 4:8) Ia menjadikan segala sesuatu dan karena itu seluruh alam semesta adalah milikNya. (Kej. 1:1, 31; Mzm. 50:10) Reputasi dan kemasyhuranNya tak dapat ditandingi. Hanya Ia yang berhak mengatakan, ”Aku akan ada.” Dia sendiri yang memiliki nama Yehuwa, yang artinya ”Ia menyebabkan.” (Kel. 3:14, Klinkert; 6:3) Hanya Dia saja yang berhak mengatakan, ”Kepada siapakah kamu hendak menyamakan Aku, hendak membandingkan dan mengumpamakan Aku, sehingga kami sama?” ”Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku.”—Yes. 46:5, 9.

3 Di atas segala yang lain, Allah seperti itu, yang tiada taranya, tak ada bandingannya, tak ada duanya dan tak ada saingannya, layak dipuji. Sesuai dengan itu, mulai dari Keluaran 15:11 sampai Wahyu 19:6, berulang kali diberikan anjuran untuk memuji Yehuwa. Selaras dengan itu, hendaknya kita jangan hanya tetap memuji Yang Mahatinggi dalam doa, tetapi hendaknya percakapan kita sehari-hari juga menarik perhatian orang kepadaNya dan bukan kepada diri kita. Karena bagaimanapun, dari segala sesuatu yang kita miliki tidak ada yang kita tidak terima dari padaNya, dan terlepas dari padaNya, sebenarnya tidak ada yang dapat kita laksanakan.—Mzm. 127:1; 1 Kor. 4:7.

MENGUCAP SYUKUR KEPADA YEHUWA

4, 5. Berbagai penulis Alkitab mengatakan apa berkenaan mengucapkan syukur kepada Yehuwa? Berikan beberapa alasan mengapa kita patut berbuat demikian.

4 Mengucap syukur kepada Yehuwa erat hubungannya dengan memberikan pujian kepadaNya. Sepatutnyalah kita mengucap syukur kepada Yehuwa atas apa yang telah Ia perbuat, yang sedang Ia perbuat dan yang akan Ia perbuat bagi kita. Para penulis mazmur sangat menyadari betapa patutnya kita mengucap syukur kepada Yehuwa. Berulang kali kita membaca pernyataan seperti ”Biarlah mereka bersyukur kepada TUHAN [Yehuwa, NW] karena kasih setiaNya, karena perbuatan-perbuatanNya yang ajaib terhadap anak-anak manusia.” (Mzm. 107:8, 15, 21, 31) Rasul Paulus juga menasihatkan kita untuk menyampaikan ”permohonan dengan ucapan syukur”. Ya, kita harus ’mengucapkan syukur senantiasa atas segala sesuatu . . . kepada Allah dan Bapa kita’.—Flp. 4:6; Ef. 5:20.

5 Alangkah banyaknya hal yang dapat kita hargai sehingga setiap hari kita patut berterima kasih kepada Bapa surgawi kita! Kita berhutang budi kepadaNya atas perkara rohani dan jasmani yang kita terima dan yang bukan saja memungkinkan adanya kehidupan tetapi juga membuatnya menyenangkan. (Yak. 1:17) Apakah kita menghargai semua berkat-berkat rohani yang Yehuwa limpahkan kepada hamba-hambaNya—faedah dari korban Kristus, Firman Allah dan roh suciNya, sidang Kristen dan karunia untuk berdoa? Apakah kita menghargai keuntungan dari pergaulan bersama rekan-rekan seiman, hak kehormatan untuk melayani kebutuhan orang-orang lain, dan harapan Kerajaan yang menakjubkan? Jika memang demikian, marilah kita nyatakan rasa syukur kita melalui doa. Memang kita mungkin tidak selalu mengingat atau menghitung semua hal yang telah Allah lakukan bagi kita. Tetapi kita hendaknya merasakan seperti penulis mazmur, ”Pujilah TUHAN [Yehuwa, NW], hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikanNya!”—Mzm. 103:2.

MENYAMPAIKAN PERMINTAAN KEPADA YEHUWA

6. Permintaan kita biasanya dibagi atas tiga bagian apa? Yesus mengajar kita untuk pertama-tama mendoakan yang mana?

6 Memang sangat menyenangkan untuk dapat menghampiri Yehuwa dengan ’kebebasan berbicara’ sewaktu menyampaikan permintaan kita. (Ibr. 4:16; 1 Yoh. 3:21) Sebagaimana Yesus jelaskan dalam Contoh Doa, permintaan kita biasanya berkaitan dengan tiga segi yang umum—kemenangan bagi kebenaran, kebutuhan rohani kita dan kebutuhan jasmani kita. Yesus dengan tepat menyuruh kita berdoa, pertama sekali agar nama Yehuwa dimuliakan, agar kerajaanNya datang dan agar kehendakNya terjadi di bumi. Yesus sendiri berdoa, ”Bapa kami yang di sorga, dikuduskanlah namaMu.” (Mat. 6:9, 10; Yoh. 12:28) Dalam permintaan-permintaan sedemikian tentu juga termasuk supaya Yehuwa memberkati pekerjaan hamba-hambaNya di bumi dan agar Ia menunjang mereka yang mengalami penderitaan dan pencobaan karena namaNya. (Mzm. 118:25) Juga, jangan kita lupakan nasihat Paulus untuk mendoakan para pejabat tinggi ”agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan”.—1 Tim. 2:2.

7, 8. Hal-hal pribadi apa selanjutnya patut kita pohonkan kepada Allah?

7 Doa kita juga harus mencerminkan keprihatinan kita yang dalam atas keadaan rohani kita. Ini mencakup permintaan kepada Bapa surgawi kita agar dosa-dosa kita diampuni. ”Jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.” (1 Yoh. 1:8–2:1) Kita juga hendaknya ingin mendoakan agar roh suci Allah ditambahkan kepada kita dan agar kita jangan sampai mendukakannya. (Luk. 11:13; Ef. 4:30) Bila menghadapi keadaan-keadaan yang menguji, kita dianjurkan oleh Alkitab untuk berdoa memohon hikmat. (Yak. 1:5-8) Tambahan pula, kita dapat dan hendaknya berdoa supaya Allah memberkati dinas suci kita, termasuk pekerjaan mengabar dan mengajar dalam dinas. Doa seperti itu menunjukkan pengakuan terhadap prinsip bahwa walaupun kita yang menanam dan menyiram, Allah sendiri yang mengadakan pertumbuhan dan memberi kelimpahan.—1 Kor. 3:7.

8 Selain itu, dalam permintaan kepada Allah, janganlah kita melupakan atau mengabaikan bila ada perselisihan apapun yang mungkin timbul antara kita dengan seorang saudara Kristen, dengan teman hidup kita atau dengan sesama anggota keluarga kita. Dalam keadaan-keadaan seperti itu, bisa timbul kecenderungan untuk tidak mau berbicara lagi satu sama lain—suatu tindakan yang mudah, namun tidak bijaksana dan hanya mementingkan diri. Sebaliknya, kita semestinya berdoa meminta bimbingan dan kekuatan untuk memecahkan kesulitan yang kita alami dengan orang lain. Kita juga hendaknya meminta bantuan untuk mengampuni dan melupakan kesalahan, supaya kita jangan sampai memiliki rasa benci dan menaruh dendam.—Mat. 6:12.

9, 10. Sebutkan dasar Alkitab yang kita miliki untuk memohon kepada Allah hal-hal materi atau jasmani?

9 Di samping perkara-perkara rohani, Yesus menunjukkan bahwa juga pantas meminta kepada Allah Yehuwa agar kita memperoleh makanan sehari-hari dan kebutuhan jasmani. (Mat. 6:11) Ya, kita boleh meminta kepada Allah Yehuwa segala hal yang kita butuhkan, keperluan untuk setiap hari. Ini sesuai dengan apa yang selanjutnya Yesus ucapkan dalam Khotbah di Bukit, ”Janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”—Mat. 6:34.

10 Apakah saudara belum mendapatkan pekerjaan, menganggur? Kita dapat meminta kepada Allah Yehuwa agar Ia memberkati dan membimbing usaha-usaha kita untuk mendapatkan pekerjaan. Apakah kita jatuh sakit? Kita dapat meminta hikmat, kekuatan dan ketabahan untuk menanggung penderitaan dengan cara yang terbaik. Memang, sungguh melegakan bahwa kita dapat mengutarakan seluruh kemasgulan kita di hadapan Yehuwa, bahkan seperti yang dapat kita baca, ”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” (Flp. 4:6) Mengenai semua hal seperti itu, sudah barang tentu, kita berdoa dengan syarat, ’Jika itu kehendak Allah’, sebagaimana Yesus berdoa di taman Getsemani.—Mat. 26:39; 1 Kor. 4:19; Yak. 4:15.

DENGAN PERMOHONAN

11-13. (a) Apa artinya menaikkan permohonan kepada Allah? Bagaimana hal ini dijelaskan oleh pengalaman seorang anak laki-laki?

11 Kita dianjurkan untuk berdoa dalam ”segala doa dan permohonan”. (Ef. 6:18) Mengapa permohonan harus ditambahkan kepada permintaan kita? Karena permohonan mempunyai arti lebih luas dari pada permintaan. Permohonan berarti doa yang sungguh-sungguh, doa yang tulus ihlas. Batasan dari permohonan adalah ”permintaan yang disampaikan dengan rendah hati dan sungguh-sungguh”. Dalam Alkitab Yunani Kristen, bahasa aslinya selalu menggunakan kata itu sehubungan dengan Allah. Karena itu, kata tersebut menekankan bahwa selain berdoa dengan tekun, perlu sikap yang benar-benar serius. Jelaslah, tidak semua permintaan kita dalam doa dapat disebut permohonan. Namun, doa kita harus mencakup hal seperti itu. Kita bahkan membaca bahwa Yesus mengajukan ”permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, . . . karena kesalehanNya Ia telah didengarkan”. (Ibr. 5:7) Demikian pula, bila kita mendengar saudara-saudara kita ditindas dengan kejam, sepatutnyalah agar kita tidak hanya meminta kepada Allah demi kepentingan mereka, tetapi juga memohon kepada Yehuwa supaya Ia memberikan kekuatan kepada mereka untuk bertekun dan mengalahkan niat dari penindasan itu.—Bandingkan dengan 2 Korintus 1:8-11.

12 Apabila kita memohon bantuan kepada Yehuwa agar Ia membantu dalam perjuangan untuk mendisiplin tubuh kita, maka dalam menghampiri Dia sudah sepantasnyalah kita bersikap sebagai pemohon. (Rm. 7:15-24; 1 Kor. 9:27) Apakah kita mengalami kesulitan dalam mengendalikan pikiran dan emosi? Maka, selain berusaha memulihkan sakit hati apapun yang mungkin kita buat, kita juga harus memohon bantuan Allah Yehuwa. Bagaimana jika persoalannya menyangkut kebiasaan makan atau minum (minuman keras)? Sekali lagi, sudah sepatutnya memohon bantuan Yehuwa dan juga meminta pertolongan dari anggota-anggota keluarga dan/atau para penatua di sidang.

13 Bahkan anak-anak kecil, bila diajar dengan baik, dapat membuat permohonan kepada Yehuwa dan akan didengar. Misalnya, seorang anak laki-laki berumur 10 tahun, menulis surat berikut kepada Perkumpulan, ”Pada bulan November, tanggal 20 jam 3 siang, dua anak laki-laki mendekati saya di halaman sekolah. Salah seorang dari mereka menaruh pisaunya ke leher saya dan mengancam akan membunuh. Saya berdoa kepada Yehuwa, dan tepat pada saat itu sebuah mobil polisi lewat dan kedua anak itu lari.”

TINDAKAN KITA HARUS SESUAI

14, 15. Bagaimana sikap konsekwen dituntut dari orang-orang yang berdoa? Berikan beberapa contoh dari Alkitab untuk menjelaskan prinsip ini.

14 Tentu saja, bila kita berdoa kepada Allah Yehuwa, kita juga harus melakukan bagian kita. Sewaktu menghadapi keadaan-keadaan yang penuh tekanan, Raja Daud tidak hanya memohon kepada Allah, tetapi juga mengambil langkah-langkah yang cocok. (2 Sam. 15:31–17:14) Hamba-hamba Yehuwa yang setia lainnya, seperti misalnya Yakub, juga bertindak demikian. (Kej. 32:9-21) Ya, tindakan-tindakan kita harus sesuai dengan hal-hal yang kita minta.

15 Apakah kita berdoa untuk mendapatkan makanan sehari-hari? Bila memang demikian, kita harus mau bekerja, sebab ”jika seorang tidak mau bekerja, janganlah ia makan”. (Mat. 6:11; 2 Tes. 3:10) Apakah kita berdoa agar jangan jatuh ke dalam pencobaan? Maka kita harus berhati-hati agar tidak dengan sengaja melibatkan diri dalam keadaan-keadaan yang membahayakan. (Mat. 6:13) Apakah kita berdoa supaya ada perdamaian di antara kita? Kalau begitu, kita harus bertindak meningkatkan suasana damai. (Mzm. 122:6-9; 1 Ptr. 3:11) Ini berarti bahwa kita harus berhati-hati agar jangan sampai menyakiti hati orang lain, atau menimbulkan perselisihan-perselisihan yang tak berguna. Perasaan terlalu mudah tersinggung harus kita buang. Apakah kita mendoakan supaya pekerjaan Allah berkembang? Jika demikian, kita harus ’selalu giat dalam pekerjaan Tuhan’. (1 Kor. 15:58) Apakah kita berdoa agar diberi hikmat? Maka kita juga harus menggunakan semua sarana yang Allah telah sediakan untuk memperoleh hikmat.—Yak. 1:5-8; Mzm. 119:105; 2 Tim. 3:16; Ibr. 10:23-25.

DAPATKAH KITA MENINGKATKAN MUTU DARI DOA-DOA KITA?

16, 17. Bagaimana kita dapat memperbaiki mutu doa kita supaya hangat dan mempunyai arti?

16 Doa-doa kita menyingkapkan apakah kita orang yang sungguh-sungguh cenderung kepada sifat rohani. Dapatkah kita memperbaiki mutu doa-doa kita? Jika dapat bagaimana caranya? Pertama sekali, kita memperlakukan doa dengan sungguh-sungguh dan mengutarakan diri dari lubuk hati. Dengan lebih merenungkan kebaikan dan kemurahan hati Allah, dengan mengingat Dia sebagai Bapa yang Pengasih yang juga teguh membela apa yang benar, doa kita dapat menjadi lebih hangat dan berperasaan. Tentunya kita ingin berbicara kepada Allah dari lubuk hati, dengan rendah hati. Karena itu, kita harus berhati-hati agar jangan tergesa-gesa mengucapkan doa. Meskipun hal-hal lain bisa jadi diabaikan, doa-doa kita jangan sekali-kali.

17 Kita juga dapat meningkatkan mutu doa-doa kita dengan berusaha untuk tidak menggunakan kata-kata dan ungkapan-ungkapan yang sama berulang-ulang. (Mat. 6:7) Pengulangan dengan cara seperti itu akan membuat permohonan kita kurang hangat dan kurang berarti. Kata-kata yang dihafal kemungkinan besar lebih cenderung berasal dari kepala, bukan dari lubuk hati. Khususnya, orang-orang Kristen yang tiap hari memimpin doa dalam keluarga harus berhati-hati sehubungan dengan hal ini. Bila kita menggunakan kata-kata yang sama hari demi hari, pikiran dari orang-orang yang mendengarkan bisa menjadi tidak terpusat. Dengan tiap-tiap hari merenungkan buah-buah pikiran Alkitab dan memupuk penghargaan kita yang makin besar akan kasih karunia yang tak terhingga dari Yehuwa kepada kita, doa-doa kita akan dapat dijaga tetap penuh arti dan hangat.

UPAH YANG LANGSUNG DAN YANG TIDAK LANGSUNG

18. Mengapa ada beberapa orang yang tidak memenuhi tuntutan Allah untuk doa yang diperkenan, percaya bahwa doa mereka dikabulkan?

18 Doa merupakan suatu bentuk ibadat yang dipraktekkan di seluruh dunia. Banyak orang percaya bahwa doa-doa mereka dikabulkan oleh Allah, sekalipun permintaan mereka tidak memenuhi tuntutan-tuntutan ilahi bagi doa. Bagaimanakah hal yang nampaknya bertentangan ini dapat diterangkan? Hal itu bisa saja oleh karena hukum-rata-rata. Misalnya, sudah lazim dikatakan bahwa semua prajurit berdoa sewaktu berada dalam lobang perlindungan. Karena sebagian besar dari mereka biasanya selamat, mereka yang selamat itu mungkin menarik kesimpulan bahwa Allah menjawab doa mereka. Atau, bisa saja karena faktor kebetulan. Kemudian, prinsip psikosomatis, yakni pengaruh pikiran atas tubuh, bisa menjadi penyebab.

19. Berikan bukti bahwa Allah Yehuwa mengabulkan doa orang-orang yang sungguh-sungguh sebagai hamba-hambaNya dan yang memenuhi tuntutanNya?

19 Akan tetapi, orang-orang yang memenuhi tuntutan-tuntutan ilahi bagi doa, memiliki bukti yang tak dapat disangkal bahwa Allah Yehuwa benar-benar mengabulkan doa-doa mereka. Mereka telah melihat bahwa Yehuwa memberkati usaha mereka masing-masing maupun usaha bersama. Akibatnya, ”yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat”. (Yes. 60:22) Sebagai jawaban atas doa-doa mereka, Yehuwa mempengaruhi jalannya peristiwa sehingga ’setiap senjata yang ditempa terhadap mereka tidak akan berhasil’.—Yes. 54:17.

20. Dengan berbagai cara apa Yehuwa mengabulkan permintaan yang sungguh-sungguh ditujukan kepadaNya?

20 Untuk mengabulkan permintaan yang tulus yang ditujukan kepadaNya, Yehuwa menggunakan baik hamba-hambaNya di surga maupun yang di bumi. Kadang-kadang seorang malaikat digunakan untuk mempengaruhi jalannya suatu kejadian sehingga seseorang yang sungguh-sungguh mencari Allah, dikunjungi di rumahnya oleh salah seorang dari hamba-hamba Yehuwa. (Bandingkan dengan Kisah 10:30-33; 17:26, 27.) Selain itu, Yehuwa menjawab banyak doa dengan perantaraan hamba-hambaNya di bumi. Mungkin Ia menggerakkan pikiran seorang hambaNya untuk mengulurkan kasih atau kemurahan kepada seorang yang layak menerima dan yang sangat memerlukannya. Atau, jawaban atas doa seseorang mungkin diperolehnya melalui pelajaran Firman Allah, dengan pembacaan publikasi yang berdasarkan Alkitab, atau mungkin dari hal-hal yang dibawa kepada perhatiannya oleh para penatua di sidang. Halnya demikian karena hamba-hamba Yehuwa sering berdoa justru untuk meminta penerangan rohani atau hikmat dalam menghadapi keadaan tertentu.

21. Sebutkan beberapa faedah tidak langsung dari doa.

21 Lagi pula, kita dapat memperoleh faedah-faedah doa secara tidak langsung. Justru karena kita telah menyerahkan beban-beban kepada Yehuwa, kita merasa lebih dekat kepadaNya. Bila kita menyatakan penghargaan kepadaNya dalam bentuk pujian dan syukur, kita dibantu untuk merasa lebih puas. Dengan sungguh-sungguh memohon kepada Yehuwa, kita dibantu untuk merendahkan diri di hadapanNya dan, bersandar padaNya bukan kepada pengertian kita sendiri. (Ams. 3:5, 6; Flp. 4:13) Dan, tentu, bila kita berdoa, kita memikirkan perkara-perkara yang membina. (Flp. 4:4-8) Misalnya, kalau kita tidak dapat tidur pada waktu malam, tentu jauh lebih baik bila kita berdoa tentang kepentingan Kerajaan dan hal-hal rohani dari pada menjadi cemas atau merasa kuatir, memikirkan hal-hal yang sedih, mengkhayalkan yang bukan-bukan atau membiarkan diri terombang-ambing oleh keinginan-keinginan daging. Ya, kita perlu berbuat apa yang dikatakan oleh rasul Petrus ’menyerahkan segala kekuatiran kita kepada Yehuwa, sebab Ia yang memelihara kita’. Jika kita tidak menyembunyikan sesuatu dari pandangan Yehuwa, kita akan dibantu untuk menguji diri dan kita pun akan lebih dekat dan intim dengan Dia.—1 Ptr. 5:7; 2 Kor. 13:5.

22. Apa artinya berdoa sungguh-sungguh, dan menghasilkan keyakinan apa?

22 Memang, doa, termasuk pujian, ucapan syukur dan permohonan, merupakan hak istimewa yang berharga, dan pasti kita akan memperoleh keuntungan yang besar jika kita memperlakukan doa kita sungguh-sungguh. Bila kita berdoa, itu menunjukkan bahwa kita memiliki iman. Sudah barang tentu, kita ingin bertindak selaras dengan doa-doa kita, jangan tergesa-gesa mengucapkannya, selalu berusaha mempertinggi mutunya, dan hendaknya kita jangan menganggapnya sebagai hafalan kata-kata yang membosankan. Dengan berbuat demikian, kita akan memetik faedahnya secara tidak langsung, dan kita dapat mempercayai bahwa Yehuwa akan memberikan berkat dengan mengabulkan doa-doa yang selaras dengan kehendakNya.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2026)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan