PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w94 15/11 hlm. 21-25
  • Lemparkanlah Semua Kekhawatiran Saudara kepada Yehuwa

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Lemparkanlah Semua Kekhawatiran Saudara kepada Yehuwa
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Apa Kekhawatiran Sebenarnya
  • Bantuan Tersedia
  • Bagaimana Kerendahan Hati Dapat Membantu
  • Peranan Kesabaran
  • Percaya kepada Yehuwa
  • Teruslah Melemparkan Kekhawatiran Saudara kepada Yehuwa
  • Lemparkan Kekhawatiran Saudara kepada Yehuwa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2016
  • Bagaimana Aku Bisa Mengatasi Rasa Khawatir?
    Pertanyaan Anak Muda
  • Kekhawatiran
    Sadarlah!—2016
  • Apa Kata Alkitab?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2017
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
w94 15/11 hlm. 21-25

Lemparkanlah Semua Kekhawatiran Saudara kepada Yehuwa

”Rendahkanlah dirimu, di bawah tangan Allah yang perkasa, agar ia meninggikan kamu pada waktunya; seraya kamu melemparkan semua kekhawatiranmu kepadanya, karena ia memperhatikan kamu.”—1 PETRUS 5:6, 7, ”NW”.

1. Bagaimana kekhawatiran dapat mempengaruhi kita, dan bagaimana ini dapat diilustrasikan?

KEKHAWATIRAN dapat sangat mempengaruhi kehidupan kita. Itu dapat diibaratkan seperti statika (gangguan udara pada radio) yang kadang-kadang mengacaukan lagu yang indah yang terdengar di radio. Seandainya tidak terdapat gangguan pada gelombang radio, alunan yang merdu dapat dinikmati dan dapat menimbulkan keadaan yang menenangkan. Akan tetapi, suara bising yang menusuk telinga dari statika dapat merusak irama yang paling indah sekalipun, membuat kita merasa terganggu dan frustrasi. Kekhawatiran dapat mendatangkan pengaruh serupa pada ketenteraman kita. Itu dapat sedemikian membebani kita sampai-sampai kita tidak dapat melakukan perkara-perkara yang penting. Memang, ”kekuatiran dalam hati membungkukkan orang”.—Amsal 12:25.

2. Apa yang Yesus Kristus katakan tentang ”kekhawatiran dalam kehidupan”?

2 Yesus Kristus berbicara tentang bahaya disimpangkan oleh kekhawatiran yang berlebihan. Dalam nubuatnya sehubungan hari-hari terakhir, ia mendesak, ”Perhatikanlah dirimu sendiri agar hatimu jangan sekali-kali menjadi sarat dengan makan berlebihan dan minum berlebihan dan kekhawatiran dalam kehidupan, dan dengan mendadak hari itu dalam sekejap menimpa kamu seperti suatu jerat. Karena hal itu akan datang ke atas mereka semua yang tinggal di atas segenap muka bumi. Jadi, tetaplah sadar setiap waktu seraya membuat permohonan agar kamu berhasil luput dari semua hal ini yang ditentukan untuk terjadi, dan berdiri di hadapan Putra manusia.” (Lukas 21:34-36, NW) Sebagaimana makan berlebihan dan minum berlebihan dapat mengakibatkan keadaan mental yang lamban, demikian pula bila dibebani oleh ”kekhawatiran dalam kehidupan” kita dapat kehilangan perspektif mental, dengan akibat-akibat yang tragis.

Apa Kekhawatiran Sebenarnya

3. Bagaimana ”kekhawatiran” telah didefinisikan, dan apa beberapa penyebabnya?

3 ”Kekhawatiran” didefinisikan sebagai ”keresahan pikiran yang menyakitkan atau mencekam biasanya atas ketidak-beruntungan yang akan datang atau yang diantisipasi”. Itu adalah ”keprihatinan atau kecurigaan yang menakutkan” serta ”suatu perasaan yang abnormal dan berlebihan dari perasaan tercekam dan takut yang sering dicirikan oleh gejala-gejala psikologis (seperti berkeringat, tegang, dan meningkatnya denyutan jantung), oleh keraguan sehubungan dengan kenyataan dan sifat dari ancaman itu, dan oleh keraguan pribadi akan kesanggupan seseorang untuk mengatasi hal itu”. (Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary) Jadi kekhawatiran dapat menjadi problem yang rumit. Penyebabnya banyak, antara lain penyakit, usia tua, takut akan tindak kejahatan, kehilangan pekerjaan, dan perasaan khawatir akan kesejahteraan keluarga.

4. (a) Apa yang bagus untuk diingat sehubungan orang-orang dan kekhawatiran mereka? (b) Jika kita mengalami kekhawatiran, apa yang dapat dilakukan?

4 Jelaslah, ada berbagai tingkat kekhawatiran, sebagaimana ada bermacam-macam kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan timbulnya kekhawatiran. Tidak semua orang bereaksi terhadap suatu situasi dengan cara yang serupa. Oleh karena itu, kita perlu menyadari bahwa bahkan jika sesuatu hal tidak menyebabkan kita merasa terganggu, hal itu dapat menyebabkan kekhawatiran yang hebat bagi beberapa rekan kita, sesama penyembah Yehuwa. Apa yang dapat dilakukan apabila kekhawatiran mencapai suatu titik sehingga kita tidak dapat berkonsentrasi pada kebenaran yang serasi dan menyenangkan dari Firman Allah? Bagaimana jika kita menjadi begitu terpukul oleh kekhawatiran sehingga kita tidak dapat tetap berfokus pada sengketa kedaulatan Yehuwa dan integritas Kristen? Kita mungkin tidak dapat mengubah keadaan kita. Sebaliknya, kita perlu mencari pokok-pokok Alkitab yang akan membantu kita mengatasi kekhawatiran yang tidak masuk akal yang disebabkan oleh problem-problem kehidupan yang menyakitkan.

Bantuan Tersedia

5. Bagaimana kita dapat bertindak selaras dengan Mazmur 55:23?

5 Sewaktu orang-orang Kristen membutuhkan bantuan rohani dan dibebani dengan kekhawatiran, mereka dapat memperoleh penghiburan dari Firman Allah. Kitab itu menyediakan bimbingan yang dapat diandalkan dan memberi kita banyak jaminan bahwa kita tidak seorang diri sebagai hamba Yehuwa yang loyal. Misalnya, pemazmur Daud bernyanyi, ”Serahkanlah [”lemparkanlah”, NW] kuatirmu kepada [Yehuwa], maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” (Mazmur 55:23) Bagaimana kita dapat bertindak selaras dengan kata-kata ini? Dengan melemparkan seluruh kekhawatiran, kecemasan, rasa takut, dan kekecewaan kita kepada Bapa surgawi kita yang pengasih. Hal ini akan membantu memberi perasaan aman dan ketenangan hati.

6. Menurut Filipi 4:6, 7, apa yang dapat dilakukan doa bagi kita?

6 Doa sepenuh hati secara teratur perlu apabila kita ingin melemparkan beban kita, termasuk seluruh kekhawatiran kita, kepada Yehuwa. Hal ini akan mendatangkan kedamaian batin atas kita, seperti ditulis rasul Paulus, ”Jangan khawatir tentang apa pun, melainkan dalam segala sesuatu dengan doa dan permohonan disertai ucapan syukur hendaklah permohonanmu diberitahukan kepada Allah; dan kedamaian Allah yang lebih unggul daripada segala akal akan menjaga hatimu dan kekuatan mentalmu dengan perantaraan Kristus Yesus.” (Filipi 4:6, 7, NW) ”Kedamaian Allah” yang tak terbandingkan merupakan ketenangan yang luar biasa yang dinikmati hamba-hamba Yehuwa yang berbakti bahkan pada keadaan-keadaan yang paling sarat ujian. Hal ini merupakan hasil hubungan pribadi kita yang akrab dengan Allah. Seraya kita berdoa meminta roh kudus-Nya dan membiarkan hal itu memotivasi kita, kita tidak akan dibebaskan dari semua problem kehidupan, namun kita menikmati buah roh damai sejahtera. (Lukas 11:13; Galatia 5:22, 23) Kita tidak kewalahan oleh kekhawatiran, karena kita tahu bahwa Yehuwa membuat seluruh umat-Nya yang setia ”diam dengan aman” dan tidak akan membiarkan sesuatu terjadi yang akan menyebabkan kita mengalami kerugian permanen.—Mazmur 4:9.

7. Peranan apa dapat dimainkan para penatua Kristen dalam membantu kita mengatasi kekhawatiran?

7 Akan tetapi, bagaimana jika kekhawatiran itu terus ada, meskipun kita merenungkan ayat-ayat Alkitab dan bertekun dalam doa? (Roma 12:12) Para penatua yang terlantik di sidang juga merupakan persediaan Yehuwa untuk membantu kita secara rohani. Mereka dapat menghibur dan membantu kita dengan menggunakan Firman Allah dan dengan berdoa bersama kita dan untuk kita. (Yakobus 5:13-16) Rasul Petrus mendesak rekan-rekan penatuanya untuk menggembalakan kawanan Allah dengan sukarela, dengan penuh semangat, dan dengan cara yang patut menjadi teladan. (1 Petrus 5:1-4) Pria-pria ini dengan tulus berminat akan kesejahteraan kita dan ingin membantu. Tentu saja, agar dapat mengambil manfaat sepenuhnya dari bantuan para penatua dan untuk menghargai sepenuhnya kerohanian di dalam sidang, kita semua perlu menerapkan nasihat Petrus, ”Kamu pria-pria yang lebih muda, hendaklah tunduk kepada para tua-tua. Namun kamu semua kenakanlah ikat pinggang kerendahan pikiran terhadap satu sama lain, karena Allah menentang orang yang angkuh, tetapi ia memberikan kebaikan hati yang tidak layak diterima kepada orang yang rendah hati.”—1 Petrus 5:5, NW.

8, 9. Penghiburan apa dapat diperoleh dari 1 Petrus 5:6-11?

8 Petrus menambahkan, ”Karena itu, rendahkanlah dirimu, di bawah tangan Allah yang perkasa, agar ia meninggikan kamu pada waktunya; seraya kamu melemparkan semua kekhawatiranmu kepadanya, karena ia memperhatikan kamu. Peliharalah kesadaranmu, waspadalah. Musuhmu, si Iblis, berjalan keliling seperti singa yang mengaum, berupaya melahap seseorang. Tetapi ambillah sikap menentang dia, kokoh dalam iman, karena mengetahui bahwa hal yang sama dalam hal penderitaan sedang terlaksana dalam seluruh persekutuan saudara-saudaramu di dunia. Tetapi, setelah kamu menderita sedikit waktu, Allah segala kebaikan hati yang tidak layak diterima, yang memanggilmu kepada kemuliaannya yang abadi dalam persatuan dengan Kristus, ia sendiri akan menyelesaikan pelatihanmu, ia akan membuatmu teguh, ia akan membuatmu kuat. Bagi dia keperkasaan selama-lamanya. Amin.”—1 Petrus 5:6-11, NW.

9 Betapa menghibur untuk menyadari bahwa kita dapat ’melemparkan semua kekhawatiran kita kepada Allah karena ia memperhatikan kita’! Dan jika beberapa dari kekhawatiran kita diakibatkan oleh upaya si Iblis untuk merusak hubungan kita dengan Yehuwa mendatangkan ke atas kita penganiayaan dan penderitaan lain, bukankah merupakan hal yang indah untuk mengetahui bahwa segala sesuatu akan membaik bagi para pemelihara integritas? Ya, setelah kita menderita sesaat lamanya, Allah dari kebaikan hati yang tidak layak diterima akan mengakhiri pelatihan kita dan akan menjadikan kita kokoh dan kuat.

10. Satu Petrus 5:6, 7 mengacu kepada tiga sifat apa yang dapat membantu kita mengurangi kekhawatiran?

10 Satu Petrus 5:6, 7 (NW) mengacu kepada tiga sifat yang dapat membantu kita mengatasi kekhawatiran. Salah satunya adalah kerendahan hati, atau ”kerendahan pikiran”. Ayat 6 diakhiri dengan pernyataan ”pada waktunya”, menyiratkan perlunya kesabaran. Ayat 7 memperlihatkan bahwa kita dapat dengan yakin melemparkan semua kekhawatiran kepada Allah ’karena ia memperhatikan kita’, dan kata-kata itu menganjurkan kepercayaan penuh kepada Yehuwa. Jadi marilah kita melihat sekarang bagaimana kerendahan hati, kesabaran, dan kepercayaan penuh kepada Yehuwa dapat membantu untuk mengurangi kekhawatiran.

Bagaimana Kerendahan Hati Dapat Membantu

11. Bagaimana kerendahan hati membantu kita mengatasi kekhawatiran?

11 Jika kita rendah hati, kita akan mengakui bahwa pikiran Allah jauh lebih unggul daripada pikiran kita. (Yesaya 55:9, 10) Kerendahan hati membantu kita untuk menyadari keterbatasan jangkauan kesanggupan berpikir kita dibandingkan dengan seluruh perspektif lengkap dari Yehuwa. Ia melihat segala sesuatu yang kita tidak pahami, sebagaimana terlihat dalam kasus pria adil-benar bernama Ayub. (Ayub 1:7-12; 2:1-6) Dengan merendahkan hati kita ”di bawah tangan Allah yang perkasa” kita mengakui kedudukan kita yang rendah dalam hubungan dengan sang Maha Berdaulat. Hasilnya, ini membantu kita menghadapi keadaan yang diizinkan-Nya. Hati kita mungkin mendambakan kelepasan seketika, namun mengingat sifat-sifat Yehuwa berimbang secara sempurna, Ia tahu persis kapan dan bagaimana bertindak demi kepentingan kita. Jadi, seperti halnya anak kecil, marilah kita dengan rendah hati memegang tangan Yehuwa yang perkasa, yakin bahwa ia akan membantu kita menghadapi kekhawatiran kita.—Yesaya 41:8-13.

12. Bagaimana kekhawatiran akan keamanan materi dapat dipengaruhi jika kita dengan rendah hati menerapkan kata-kata di Ibrani 13:5?

12 Kerendahan hati termasuk kesediaan untuk menerapkan nasihat dari Firman Allah, yang sering kali dapat mengurangi kekhawatiran. Misalnya, jika kekhawatiran timbul akibat kita sangat terlibat dalam pengejaran materi, ada baiknya kita memikirkan nasihat Paulus, ”Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: ’Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.’” (Ibrani 13:5) Dengan rendah hati menerapkan nasihat demikian, banyak orang telah membebaskan diri dari kekhawatiran yang besar berkenaan keamanan materi. Meskipun keadaan keuangan mereka mungkin tidak membaik, hal itu tidak mendominasi pikiran mereka hingga mengakibatkan kerugian rohani.

Peranan Kesabaran

13, 14. (a) Sehubungan bertekun dengan sabar, teladan apa diberikan pria bernama Ayub? (b) Sabar menanti Yehuwa dapat menghasilkan apa bagi kita?

13 Pernyataan ”pada waktunya” di 1 Petrus 5:6 menyiratkan pentingnya bertekun dengan sabar. Kadang-kadang, suatu problem terus ada selama jangka waktu yang panjang, dan dapat menambah kekhawatiran. Khususnya pada situasi seperti itu, kita benar-benar perlu melimpahkan masalahnya dalam tangan Yehuwa. Sang murid Yakobus menulis, ”Kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.” (Yakobus 5:11) Ayub mengalami kehancuran ekonomi, kehilangan sepuluh anak dalam kematian, menderita penyakit yang menjijikkan, dan dengan keliru dikutuk oleh para penghibur palsu. Setidaknya, kekhawatiran pada taraf tertentu adalah normal di bawah keadaan demikian.

14 Dalam hal tertentu, Ayub merupakan teladan dalam bertekun dengan sabar. Jika kita mengalami ujian iman yang berat, kita mungkin harus menantikan kelegaan, sama seperti yang dilakukan Ayub. Namun Allah memang bertindak demi kepentingannya, pada akhirnya membebaskan Ayub dari penderitaan dan memberi upah secara limpah. (Ayub 42:10-17) Dengan sabar menanti Yehuwa, membina ketekunan dan menyingkapkan dalamnya pengabdian kita kepada-Nya.—Yakobus 1:2-4.

Percaya kepada Yehuwa

15. Mengapa kita hendaknya percaya penuh kepada Yehuwa?

15 Petrus mendesak rekan-rekannya seiman untuk ’melemparkan semua kekhawatiran mereka kepada Allah karena ia memperhatikan mereka’. (1 Petrus 5:7, NW) Maka kita dapat dan hendaknya memiliki kepercayaan penuh kepada Yehuwa. Amsal 3:5, 6 mengatakan, ”Percayalah kepada [Yehuwa] dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.” Karena pengalaman di masa lalu, beberapa orang yang dipenuhi dengan kekhawatiran merasa sulit untuk percaya kepada orang lain. Namun kita memiliki alasan kuat untuk percaya kepada Pencipta kita, Sumber dan Penunjang kehidupan. Bahkan jika kita tidak yakin akan reaksi kita sendiri dalam perkara-perkara tertentu, kita dapat selalu bersandar kepada Yehuwa agar membawa kita ke luar dari malapetaka kita.—Mazmur 34:19, 20; 36:10; 56:4, 5.

16. Apa yang dikatakan Yesus Kristus sehubungan kekhawatiran terhadap perkara-perkara materi?

16 Percaya kepada Allah mencakup menaati Putra-Nya, Yesus Kristus, yang mengajarkan apa yang ia pelajari dari Bapanya. (Yohanes 7:16) Yesus mendesak murid-muridnya untuk ’menimbun harta di surga’ dengan melayani Yehuwa. Namun bagaimana dengan kebutuhan materi sehubungan dengan makanan, pakaian, dan tempat berteduh? ”Janganlah kuatir,” nasihat Yesus. Ia menunjukkan bahwa Allah memberi makan burung-burung. Ia membajui bunga-bunga dengan indahnya. Tidakkah manusia, hamba-hamba Allah, lebih berharga daripada semua ini? Tentu saja demikian. Oleh karena itu, Yesus mendesak, ”Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran [Allah], maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Yesus melanjutkan, ”Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri.” (Matius 6:20, 25-34) Memang, kita membutuhkan makanan, minuman, pakaian, dan tempat berteduh, namun jika kita percaya kepada Yehuwa, kita tidak akan terlalu khawatir akan perkara-perkara ini.

17. Bagaimana kita dapat mengilustrasikan kebutuhan untuk mencari dahulu Kerajaan?

17 Untuk mencari dahulu Kerajaan, kita harus percaya kepada Allah dan menjaga prioritas kita pada urutan yang sepatutnya. Seorang penyelam yang tidak menggunakan tabung udara mungkin menyelam ke dalam air untuk mencari tiram yang di dalamnya terdapat mutiara. Ini adalah mata pencahariannya untuk memberi nafkah keluarganya. Benar-benar harus diprioritaskan! Namun apa yang terlebih penting? Udara! Secara teratur ia harus muncul ke permukaan air untuk mengisi paru-parunya. Udara adalah prioritas yang lebih utama. Demikian pula, kita mungkin sedikit banyak terlibat dengan sistem perkara ini agar dapat memperoleh kebutuhan hidup. Akan tetapi, perkara-perkara rohani harus didahulukan karena seluruh kehidupan rumah tangga kita bergantung kepada perkara-perkara ini. Untuk menghindari kekhawatiran yang tidak semestinya akan kebutuhan materi, kita harus memiliki keyakinan penuh kepada Allah. Terlebih lagi, ’memiliki banyak untuk dilakukan dalam pekerjaan Tuan’ dapat membantu menghalau kekhawatiran sebab ”sukacita karena [Yehuwa]” terbukti sebagai kubu pertahanan kita.—1 Korintus 15:58, NW; Nehemia 8:11.

Teruslah Melemparkan Kekhawatiran Saudara kepada Yehuwa

18. Apa buktinya bahwa melemparkan semua kekhawatiran kita kepada Yehuwa dapat benar-benar membantu kita?

18 Agar selalu dapat berkonsentrasi pada perkara-perkara rohani, kita harus terus melemparkan seluruh kekhawatiran kita kepada Yehuwa. Ingatlah selalu bahwa Ia benar-benar memperhatikan hamba-hamba-Nya. Sebagai ilustrasi: Karena ketidaksetiaan sang suami kepadanya, seorang wanita Kristen merasa sangat khawatir sampai kepada taraf ia sama sekali tidak bisa tidur. (Bandingkan Mazmur 119:28.) Akan tetapi, di tempat tidur ia melemparkan semua kekhawatirannya kepada Yehuwa. Ia mencurahkan isi hatinya kepada Allah, menumpahkan kepada-Nya sakit hati yang dirasakan oleh dia dan kedua putrinya yang masih kecil. Setelah ia berseru minta tolong dalam doa yang sungguh-sungguh, ia selalu dapat tidur, karena percaya bahwa Yehuwa akan memelihara dia dan anak-anaknya. Sekarang, wanita yang telah bercerai menurut aturan Alkitab ini menikah dengan seorang penatua dan berbahagia.

19, 20. (a) Dengan cara-cara apa saja kita dapat mengatasi kekhawatiran? (b) Apa yang hendaknya kita terus lakukan sehubungan dengan semua kekhawatiran kita?

19 Sebagai umat Yehuwa, kita memiliki berbagai cara untuk mengatasi kekhawatiran. Menerapkan Firman Allah khususnya membantu. Kita memiliki makanan rohani yang limpah yang disediakan Allah melalui ”hamba yang setia dan bijaksana”, termasuk artikel yang membantu dan menyegarkan yang diterbitkan dalam Menara Pengawal dan Sedarlah! (Matius 24:45-47) Kita mendapat bantuan dari roh kudus Allah. Doa yang tetap tentu dan sungguh-sungguh mendatangkan manfaat yang besar bagi kita. Para penatua Kristen yang terlantik siap dan bersedia untuk memberikan bantuan dan penghiburan rohani.

20 Kerendahan hati dan kesabaran kita sangat bermanfaat dalam menghadapi kekhawatiran yang mengimpit kita. Yang terutama penting adalah kepercayaan penuh kepada Yehuwa, karena iman kita dibina seraya kita merasakan bantuan dan petunjuk-Nya. Selanjutnya, iman kepada Allah dapat mencegah kita agar tidak menjadi resah secara berlebihan. (Yohanes 14:1) Iman menggerakkan kita untuk mencari dahulu Kerajaan dan untuk tetap sibuk dalam pekerjaan Tuhan yang penuh sukacita, yang dapat membantu kita mengatasi kekhawatiran. Kegiatan demikian membuat kita merasa aman di antara orang-orang yang akan menyanyikan pujian kepada Allah untuk selama-lamanya. (Mazmur 104:33) Oleh karena itu, marilah kita terus melemparkan semua kekhawatiran kita kepada Yehuwa.

Bagaimana Tanggapan Saudara?

◻ Bagaimana kekhawatiran dapat didefinisikan?

◻ Dengan beberapa cara apa kita dapat mengatasi kekhawatiran?

◻ Bagaimana kerendahan hati dan kesabaran membantu mengurangi kekhawatiran?

◻ Dalam mengatasi kekhawatiran, mengapa penting untuk memiliki kepercayaan penuh kepada Yehuwa?

◻ Mengapa kita hendaknya terus melemparkan semua kekhawatiran kita kepada Yehuwa?

[Gambar di hlm. 24]

Apakah saudara tahu mengapa Yesus mengatakan, ”Janganlah kuatir”?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan