PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w96 15/3 hlm. 15-20
  • Menghadapi Tantangan Loyalitas

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Menghadapi Tantangan Loyalitas
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Membela Yehuwa
  • Loyalitas kepada Organisasi Yehuwa
  • Loyalitas kepada para Penatua yang Loyal
  • Loyalitas Dalam Perkawinan
  • Bantuan untuk Tetap Loyal
  • Perhatikanlah Orang yang Loyal!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • ”Hanya Engkau yang Setia”
    Mendekatlah kepada Yehuwa
  • Loyalitas—Seberapa Besarkah Harganya?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Kepada Siapa Kita Seharusnya Loyal?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2002
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
w96 15/3 hlm. 15-20

Menghadapi Tantangan Loyalitas

’Kenakan kepribadian baru yang diciptakan menurut kehendak Allah dalam keadilbenaran yang benar dan loyalitas.’—EFESUS 4:24.

1. Mengapa kita berutang loyalitas kepada Allah Yehuwa?

MENGHADAPI tantangan loyalitas memiliki banyak segi. Yang paling penting adalah menghadapi tantangan loyalitas kepada Allah Yehuwa. Memang, mengingat siapa Yehuwa itu dan apa yang Ia telah lakukan bagi kita, dan karena pembaktian kita kepada-Nya, kita berutang loyalitas kepada-Nya. Bagaimana kita menyatakan loyalitas kepada Allah Yehuwa? Cara utama adalah dengan berlaku loyal kepada prinsip-prinsip Yehuwa yang adil-benar.

2, 3. Apa hubungan antara loyalitas dan keadilbenaran?

2 Untuk menghadapi tantangan ini, kita harus mengindahkan kata-kata yang terdapat di 1 Petrus 1:15, 16, ”Sesuai dengan Pribadi Kudus yang memanggilmu, hendaklah kamu sendiri juga menjadi kudus dalam seluruh tingkah lakumu, karena ada tertulis, ’Kamu harus kudus, karena aku kudus.’” Loyalitas kepada Allah Yehuwa akan menyebabkan kita menaati Dia setiap waktu, menyelaraskan pikiran, tutur kata, dan tindakan kita dengan kehendak-Nya yang kudus. Ini berarti memelihara hati nurani yang baik, sebagaimana diperintahkan di 1 Timotius 1:3-5, ”Sesungguhnya tujuan mandat ini [bukan untuk mengajarkan doktrin yang berbeda atau memperhatikan cerita-cerita bohong] adalah kasih yang keluar dari hati yang bersih dan dari hati nurani yang baik dan dari iman tanpa kemunafikan.” Memang, tidak seorang pun di antara kita sempurna, namun kita hendaknya berupaya sebisa-bisanya, bukan?

3 Loyalitas kepada Yehuwa akan mencegah kita secara mementingkan diri mengkompromikan prinsip-prinsip yang adil-benar. Sesungguhnya, loyalitas akan mencegah kita menjadi orang yang lain di luar lain di dalam. Loyalitas adalah apa yang dimaksud sang pemazmur sewaktu ia bernyanyi, ”Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya [Yehuwa], supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.” (Mazmur 86:11) Loyalitas menuntut apa yang dengan baik digambarkan sebagai ”taat kepada hal-hal yang tidak dapat ditegakkan”.

4, 5. Loyalitas akan membuat kita berhati-hati, jangan sampai kita melakukan apa?

4 Loyalitas kepada Allah Yehuwa juga akan mencegah kita melakukan apa pun yang akan mendatangkan cela atas nama dan Kerajaan-Nya. Misalnya, dua orang Kristen pernah saling berselisih dengan tajam sehingga dengan tidak semestinya mereka meminta bantuan pengadilan duniawi. Sang hakim bertanya, ’Apakah kalian berdua Saksi-Saksi Yehuwa?’ Rupanya ia tidak dapat mengerti mengapa mereka berada di pengadilan. Hal itu benar-benar mendatangkan cela! Loyalitas kepada Allah Yehuwa semestinya mendorong saudara-saudara tersebut untuk menaati nasihat rasul Paulus, ”Maka, sebenarnya, ini secara keseluruhan berarti kekalahan bagimu bahwa kamu mempunyai perkara hukum dengan satu sama lain. Mengapa tidak sebaiknya kamu membiarkan dirimu dirugikan? Mengapa tidak sebaiknya kamu membiarkan dirimu diperlakukan dengan curang?” (1 Korintus 6:7) Tentu, haluan loyalitas kepada Allah Yehuwa berarti menderita kerugian pribadi sebaliknya daripada mendatangkan cela atas Yehuwa dan organisasi-Nya.

5 Loyalitas kepada Allah Yehuwa juga mencakup tidak menyerah terhadap perasaan takut kepada manusia. ”Takut kepada orang mendatangkan jerat, tetapi siapa percaya kepada [Yehuwa], dilindungi.” (Amsal 29:25) Maka, kita tidak berkompromi bila dihadapkan kepada penganiayaan, tetapi kita meniru teladan yang disediakan oleh Saksi-Saksi Yehuwa di negara bekas Uni Soviet, di Malawi, di Etiopia, dan di banyak sekali negeri lain.

6. Loyalitas akan mencegah kita bergaul dengan siapa?

6 Jika kita loyal kepada Allah Yehuwa, kita akan menghindari menjalin persahabatan dengan semua yang adalah musuh-musuh-Nya. Itulah sebabnya sang murid Yakobus menulis, ”Wanita-wanita pezina, tidak tahukah kamu bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Karena itu, barangsiapa ingin menjadi sahabat dunia menjadikan dirinya sendiri musuh Allah.” (Yakobus 4:4) Kita ingin memiliki loyalitas yang dibuktikan Raja Daud sewaktu ia mengatakan, ”Masakan aku tidak membenci orang-orang yang membenci Engkau, ya [Yehuwa], dan tidak merasa jemu kepada orang-orang yang bangkit melawan Engkau? Aku sama sekali membenci mereka, mereka menjadi musuhku.” (Mazmur 139:21, 22) Kita tidak ingin bergaul dengan para pedosa yang sengaja, karena kita tidak memiliki kesamaan apa pun dengan mereka. Bukankah loyalitas kepada Allah akan mencegah kita bergaul dengan siapa pun yang adalah musuh Yehuwa, secara langsung maupun melalui media televisi?

Membela Yehuwa

7. Loyalitas akan membantu kita melakukan apa sehubungan dengan Yehuwa, dan bagaimana Elihu melakukan hal ini?

7 Loyalitas akan menggerakkan kita untuk membela Allah Yehuwa. Sungguh contoh yang baik kita dapati dalam diri Elihu! Ayub 32:2, 3 memberi tahu kita, ”Marahlah Elihu . . . ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah, dan ia juga marah terhadap ketiga orang sahabat itu, karena mereka mempersalahkan Ayub, meskipun tidak dapat memberikan sanggahan.” Di Ayub pasal 32 sampai 37, Elihu membela Yehuwa. Misalnya, ia mengatakan, ”Bersabarlah sebentar, aku akan mengajar engkau, karena masih ada yang hendak kukatakan demi Allah. Aku akan . . . membenarkan Pembuatku; . . . Ia tidak mengalihkan pandangan mata-Nya dari orang benar.”—Ayub 36:2-7.

8. Mengapa kita perlu membela Yehuwa?

8 Mengapa perlu membela Yehuwa? Dewasa ini, Allah kita Yehuwa dihujah dengan begitu banyak cara. Dikatakan bahwa Ia tidak ada, bahwa Ia adalah bagian dari suatu Tritunggal, bahwa Ia menyiksa orang selama-lamanya dalam neraka yang bernyala-nyala, bahwa Ia membuat upaya yang lemah untuk menobatkan dunia ini, bahwa Ia tidak peduli terhadap umat manusia, dan seterusnya. Kita mempertunjukkan loyalitas kita kepada-Nya dengan membela-Nya dan membuktikan bahwa Yehuwa ada; bahwa Ia adalah Allah yang bijaksana, adil, mahakuasa, dan penuh kasih; bahwa Ia memiliki jadwal untuk segala sesuatu; dan bahwa bila saat yang Ia tetapkan tiba, Ia akan mengakhiri semua kejahatan dan membuat seluruh bumi menjadi suatu firdaus. (Pengkhotbah 3:1) Ini menuntut agar kita memanfaatkan setiap kesempatan untuk memberi kesaksian tentang nama dan Kerajaan Yehuwa.

Loyalitas kepada Organisasi Yehuwa

9. Atas soal-soal apa banyak orang memperlihatkan kurangnya loyalitas mereka?

9 Kita kini sampai kepada soal berlaku loyal kepada organisasi Yehuwa yang kelihatan. Tentu, kita berutang loyalitas kepada organisasi tersebut, termasuk ”budak yang setia dan bijaksana”, yang melaluinya sidang Kristen diberi makan secara rohani. (Matius 24:45-47) Misalkan ada sesuatu yang muncul dalam publikasi Menara Pengawal yang tidak kita pahami atau setujui saat ini. Apa yang akan kita lakukan? Merasa tersinggung dan meninggalkan organisasi? Itulah yang dilakukan beberapa orang sewaktu The Watch Tower, bertahun-tahun yang lalu, menerapkan perjanjian baru atas Milenium. Yang lain-lain merasa tersinggung atas apa yang pernah dikatakan oleh The Watchtower tentang masalah kenetralan. Seandainya orang-orang yang tersandung oleh hal-hal ini loyal kepada organisasi dan kepada saudara-saudara mereka, mereka akan menunggu Yehuwa untuk menjernihkan hal-hal ini, yang memang Ia lakukan pada waktu yang Ia tetapkan. Maka, loyalitas mencakup menanti dengan sabar sampai pemahaman lebih lanjut diterbitkan oleh budak yang setia dan bijaksana.

10. Loyalitas akan mencegah kita ingin tahu akan hal apa?

10 Loyalitas kepada organisasi Yehuwa yang kelihatan juga berarti menolak orang-orang yang murtad. Orang-orang Kristen yang loyal tidak akan ingin tahu mengenai apa yang mau dikatakan orang-orang tersebut. Memang, orang-orang yang digunakan oleh Allah Yehuwa untuk mengatur pekerjaan-Nya di bumi tidak sempurna. Namun apa yang Firman Allah katakan kepada kita untuk dilakukan? Meninggalkan organisasi Allah? Tidak. Kasih sayang persaudaraan hendaknya membuat kita terus loyal kepada organisasi, dan kita hendaknya terus ’mengasihi satu sama lain dengan bersungguh-sungguh dari hati’.—1 Petrus 1:22.

Loyalitas kepada para Penatua yang Loyal

11. Loyalitas akan membantu kita berjaga terhadap cara berpikir apa yang bersifat negatif?

11 Bila sesuatu yang dikatakan atau dilakukan di dalam sidang sulit kita pahami, loyalitas akan mencegah kita menghakimi motif-motif dan akan membantu kita untuk berpandangan bahwa mungkin ini adalah masalah daya pengamatan. Bukankah jauh lebih baik untuk terus memikirkan sifat-sifat yang baik dari para penatua yang terlantik dan rekan-rekan seiman lain sebaliknya daripada kelemahan mereka? Ya, kita ingin berjaga terhadap segala pemikiran negatif demikian, karena ini berhubungan dengan sikap tidak loyal! Loyalitas juga akan membantu kita untuk menaati petunjuk Paulus untuk ”tidak berbicara secara merugikan tentang siapa pun”.—Titus 3:1, 2.

12, 13. Tantangan-tantangan tertentu apa harus dihadapi para penatua?

12 Loyalitas mendatangkan tantangan-tantangan khusus kepada para penatua. Salah satu tantangan adalah dalam hal kerahasiaan. Seorang anggota sidang mungkin mempercayakan sesuatu kepada seorang penatua. Loyalitas kepada orang tersebut akan mencegah sang penatua melanggar prinsip kerahasiaan. Ia akan menaati nasihat di Amsal 25:9, ”Jangan buka rahasia [”pembicaraan konfidensial”, NW] orang lain.” Hal ini berarti bahkan tidak kepada istri sendiri!

13 Para penatua juga menghadapi ujian-ujian loyalitas lain. Apakah mereka akan menjadi orang yang suka menyenangkan manusia, atau akan dengan berani dan lembut membantu orang-orang yang membutuhkan koreksi, bahkan jika mereka adalah sanak saudara atau sahabat karib? Loyalitas kepada organisasi Yehuwa akan menyebabkan mereka di antara kita yang menjadi penatua berupaya membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan rohani. (Galatia 6:1, 2) Meskipun kita akan baik hati, loyalitas akan membuat kita terus terang dengan sesama rekan penatua kita, sebagaimana Paulus berbicara kepada rasul Petrus dengan terus terang. (Galatia 2:11-14) Di lain pihak, para pengawas ingin berhati-hati, jangan sampai mereka bertindak dengan tidak bijaksana atau memperlihatkan sikap berat sebelah atau dengan cara lain menyalahgunakan wewenang mereka, sehingga mereka mempersulit orang-orang yang berada di bawah pemeliharaan mereka untuk loyal kepada organisasi Allah.—Filipi 4:5.

14, 15. Hal-hal apa yang mungkin menguji loyalitas dari anggota-anggota sidang?

14 Ada segi-segi lain sehubungan dengan masalah menghadapi tantangan loyalitas kepada sidang dan para penatuanya. Jika ada keadaan-keadaan yang agak sulit dalam sidang, ini memberi kita kesempatan untuk mempertunjukkan loyalitas kepada Yehuwa dan kepada mereka yang mewakili Dia. (Lihat Menara Pengawal, s37, hlm. 17-19.) Jika ada pemecatan, loyalitas menuntut agar kita mendukung para penatua, tidak berupaya mengira-ngira apakah mungkin ada cukup alasan untuk tindakan yang diambil.

15 Loyalitas kepada sidang juga menuntut agar kita mendukung kelima perhimpunan mingguan sesuai dengan keadaan dan kesanggupan kita. Loyalitas menuntut agar kita tidak hanya menghadirinya dengan tetap tentu namun juga mempersiapkannya dan membuat komentar yang membina sesuai dengan kesempatan yang ada.—Ibrani 10:24, 25.

Loyalitas Dalam Perkawinan

16, 17. Tantangan apa sehubungan dengan loyalitas harus dihadapi oleh orang-orang Kristen yang telah menikah?

16 Kepada siapa lagi kita berutang loyalitas? Jika kita telah menikah, mengingat ikrar perkawinan kita, kita harus menghadapi tantangan untuk berlaku loyal kepada teman hidup kita. Loyalitas kepada teman hidup kita akan mencegah kita membuat kesalahan berupa berlaku lebih baik kepada wanita atau pria lain dibandingkan kepada istri atau suami sendiri. Loyalitas kepada teman hidup kita juga menuntut agar kita tidak menyingkapkan kepada orang-orang lain kelemahan atau kekurangan teman hidup kita. Lebih mudah untuk mengeluh kepada orang-orang lain daripada berupaya keras membuat jalur komunikasi tetap terbuka dengan teman hidup kita, yang harus kita lakukan selaras dengan Aturan Emas. (Matius 7:12) Sebenarnya, keadaan perkawinan benar-benar mendatangkan tantangan atas loyalitas Kristen kita.

17 Untuk menghadapi tantangan loyalitas ini, kita tidak hanya harus menghindari menjadi bersalah karena tingkah laku yang sangat tidak senonoh tetapi kita juga harus waspada terhadap pikiran dan perasaan kita. (Mazmur 19:15) Misalnya, jika hati kita yang suka menipu menjadi serakah akan kesenangan, sangat mudah bagi kita untuk dengan mementingkan diri beralih dari mengagumi sesuatu menjadi ingin memilikinya. Mendesak kesetiaan dalam perkawinan, Raja Salomo menasihati para suami untuk secara kiasan ’minum air dari kulah mereka sendiri’. (Amsal 5:15) Dan Yesus mengatakan, ”Setiap orang yang terus memandang seorang wanita sehingga mempunyai nafsu terhadapnya sudah berbuat zina dengan dia dalam hatinya.” (Matius 5:28) Para suami yang memperturutkan hati dalam membaca pornografi mengambil risiko didorong untuk melakukan perzinaan, dengan demikian menipu istri mereka dan menjadi tidak loyal terhadap mereka. Untuk alasan yang sama, seorang istri yang begitu gandrung menyaksikan opera sabun yang berkaitan dengan episode-episode yang penuh perzinaan, dapat menjadi tergoda untuk menjadi tidak loyal kepada suaminya. Akan tetapi, dengan benar-benar loyal kepada pasangan kita, kita menguatkan ikatan perkawinan, dan kita membantu satu sama lain dalam upaya kita untuk menyenangkan Allah Yehuwa.

Bantuan untuk Tetap Loyal

18. Penghargaan akan hal apa akan membantu kita untuk loyal?

18 Apa yang akan membantu kita menghadapi tantangan loyalitas dalam empat bidang ini: loyalitas kepada Yehuwa, kepada organisasi-Nya, kepada sidang, dan kepada teman hidup kita? Satu bantuan adalah dengan menghargai bahwa menghadapi tantangan loyalitas berkaitan erat dengan pembenaran kedaulatan Yehuwa. Ya, dengan tetap loyal kita memperlihatkan bahwa kita memandang Yehuwa sebagai Penguasa Universal. Dengan demikian kita juga dapat memiliki harga diri dan harapan kehidupan abadi dalam dunia baru Yehuwa. Kita dapat membantu diri kita untuk tetap loyal dengan merenungkan teladan-teladan loyalitas, mulai dari Yehuwa sampai kepada orang-orang yang disebutkan di dalam Alkitab dan dalam publikasi-publikasi Menara Pengawal kita, termasuk kisah-kisah dalam Buku Kegiatan.

19. Peranan apa yang dimainkan iman dalam kita berlaku loyal?

19 Iman yang kuat kepada Allah Yehuwa dan rasa takut untuk tidak menyenangkan Dia akan membantu kita untuk menghadapi tantangan loyalitas. Kita menguatkan iman kita kepada Yehuwa dan rasa takut kepada-Nya dengan secara rajin mempelajari Firman Allah dan dengan ikut serta dalam pelayanan Kristen. Ini akan membantu kita bertindak selaras dengan nasihat Paulus yang dicatat di Efesus 4:23, 24, ”Kamu hendaknya dijadikan baru dalam kekuatan yang menggerakkan pikiranmu, dan hendaknya mengenakan kepribadian baru yang diciptakan menurut kehendak Allah dalam keadilbenaran yang benar dan loyalitas.”

20. Yang terutama, sifat apa akan membantu kita untuk loyal kepada Yehuwa dan kepada semua orang lain kepada siapa kita berutang loyalitas?

20 Penghargaan akan sifat-sifat Yehuwa akan membantu kita untuk loyal. Yang terutama, kasih yang tidak mementingkan diri kepada Bapak surgawi kita dan rasa syukur atas semua yang telah Ia lakukan bagi kita, mengasihi Dia dengan segenap hati dan jiwa dan pikiran serta kekuatan kita akan membantu kita untuk loyal kepada Dia. Selain itu, memiliki kasih yang Yesus katakan akan mengidentifikasi para pengikutnya, akan membantu kita untuk loyal kepada semua orang Kristen di dalam sidang dan dalam keluarga kita. Dengan kata lain, ini sebenarnya adalah soal mementingkan diri atau tidak mementingkan diri. Ketidakloyalan berarti mementingkan diri. Loyalitas berarti tidak mementingkan diri.—Markus 12:30, 31; Yohanes 13:34, 35.

21. Bagaimana soal menghadapi tantangan loyalitas dapat diringkaskan?

21 Sebagai ringkasan: Loyalitas adalah sifat unggul yang dimanifestasikan oleh Allah Yehuwa, oleh Yesus Kristus, dan oleh semua hamba Yehuwa yang sejati. Untuk memiliki hubungan yang baik dengan Allah Yehuwa, kita harus menghadapi tantangan loyalitas kepada-Nya dengan hidup selaras dengan tuntutan-tuntutan-Nya yang adil-benar, dengan tidak bergaul dengan musuh-musuh-Nya, dan dengan membela Yehuwa dengan memberi kesaksian secara resmi dan tidak resmi. Kita juga harus menghadapi tantangan untuk loyal kepada organisasi Yehuwa yang kelihatan. Kita harus loyal kepada sidang kita dan loyal kepada teman hidup kita. Dengan berhasil menghadapi tantangan loyalitas, kita akan ambil bagian dalam pembenaran kedaulatan Yehuwa, dan akan berpihak kepada-Nya dalam sengketa ini. Dengan demikian, kita akan memperoleh perkenan-Nya dan menerima pahala berupa kehidupan abadi. Apa yang rasul Paulus katakan tentang pengabdian yang saleh dapat juga berlaku atas kita dalam menghadapi tantangan loyalitas. Ini bermanfaat bagi kehidupan sekarang maupun yang akan datang.—Mazmur 18:26; 1 Timotius 4:8.

Bagaimana Saudara Menjawab?

◻ Dengan cara-cara apa kita dapat menghadapi tantangan loyalitas kepada Allah?

◻ Loyalitas kepada organisasi Yehuwa menuntut apa dari kita?

◻ Bagaimana para penatua dapat menghadapi tantangan loyalitas?

◻ Tantangan apa yang menyangkut loyalitas harus dihadapi oleh orang-orang Kristen yang telah menikah?

◻ Sifat-sifat apa akan membantu kita menghadapi tantangan loyalitas?

[Gambar di hlm. 17]

Loyalitas kepada anggota-anggota sidang akan mencegah para penatua membocorkan hal yang bersifat konfidensial

[Gambar di hlm. 18]

Loyalitas kepada teman hidup menguatkan ikatan perkawinan

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan