PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w97 1/7 hlm. 8-13
  • ’Yehuwa Tidak Akan Meninggalkan Umat-Nya’

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ’Yehuwa Tidak Akan Meninggalkan Umat-Nya’
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Orang-Orang Kristen yang Loyal Merasa Yakin akan Menderita
  • Apa yang Kita Pelajari dari Kisah-Kisah Alkitab
  • Yehuwa Memperhatikan Orang-Orang yang Menderita
  • Pemberian-Pemberian Yehuwa Menguatkan Kita
  • Bantuan Agar Dapat Menanggung Penderitaan
    Memilih Jalan Hidup yang Terbaik
  • Yehuwa, ’Benteng Kita pada Waktu Kesesakan’
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2004
  • Yehuwa Membebaskan Orang yang Menderita
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2006
  • Mengapa Orang-Orang Baik Menderita?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
w97 1/7 hlm. 8-13

’Yehuwa Tidak Akan Meninggalkan Umat-Nya’

”Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu.”​—MAZMUR 34:20.

1, 2. (a) Bagaimana Yehuwa memberkati umat-Nya dewasa ini? (b) Apa yang dihadapi banyak orang Kristen, dan pertanyaan-pertanyaan apa muncul?

SEBAGAI penggenapan nubuat Alkitab, para penyembah Yehuwa berdiam dalam suatu firdaus rohani. (2 Korintus 12:1-4) Saksi-Saksi Yehuwa tergabung dalam persaudaraan internasional yang bercirikan kasih dan persatuan. (Yohanes 13:35) Mereka menikmati pengetahuan yang dalam dan komprehensif (luas dan lengkap) dari kebenaran Alkitab. (Yesaya 54:13) Alangkah bersyukurnya mereka kepada Yehuwa karena Ia memberi mereka hak istimewa untuk menjadi tamu dalam kemah rohani-Nya!​—Mazmur 15:1.

2 Meskipun semua yang berada dalam organisasi Yehuwa menikmati kemakmuran rohani, ada yang tampaknya hidup relatif damai dan tenang, sementara ada juga yang mengalami berbagai bentuk kesukaran. Banyak orang Kristen mengalami situasi yang memprihatinkan selama jangka waktu yang lama dan tanpa harapan kelegaan dalam waktu dekat. Berkecil hati merupakan hal yang wajar di bawah keadaan demikian. (Amsal 13:12) Apakah malapetaka merupakan bukti ketidaksenangan Allah? Apakah Yehuwa menyediakan perlindungan khusus bagi beberapa orang Kristen namun meninggalkan yang lainnya?

3. (a) Apakah Yehuwa bertanggung jawab atas kesengsaraan yang dialami umat-Nya? (b) Mengapa bahkan para penyembah Yehuwa yang setia mengalami penderitaan manusia?

3 Alkitab menjawab, ”Apabila di bawah cobaan, janganlah seorang pun mengatakan, ’Aku sedang dicobai Allah.’ Karena dengan hal-hal yang jahat Allah tidak dapat dicobai dan dia sendiri juga tidak mencobai siapa pun.” (Yakobus 1:13) Yehuwa adalah Pelindung dan Pemelihara umat-Nya. (Mazmur 91:2-6) ”[Yehuwa] tidak akan membuang [”meninggalkan”, NW] umat-Nya.” (Mazmur 94:14) Ini tidak berarti bahwa para penyembah yang setia tidak akan mengalami penderitaan. Sistem perkara dunia sekarang ini dikendalikan oleh orang-orang yang pada dasarnya tidak sempurna. Banyak yang korup, dan beberapa benar-benar jahat. Tak seorang pun dari antara mereka yang berpaling kepada Yehuwa untuk memohon hikmat. Ini mengakibatkan banyak penderitaan manusia. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa umat Yehuwa tidak selalu dapat menghindari konsekuensi yang menyedihkan dari ketidaksempurnaan dan kefasikan manusia.​—Kisah 14:22.

Orang-Orang Kristen yang Loyal Merasa Yakin akan Menderita

4. Semua orang Kristen dapat merasa yakin akan apa selama mereka hidup dalam sistem perkara yang fasik ini, dan mengapa?

4 Meskipun bukan bagian dari dunia, para pengikut Yesus hidup di tengah-tengah sistem perkara ini. (Yohanes 17:15, 16) Setan disingkapkan di dalam Alkitab sebagai kekuatan yang dominan di balik dunia ini. (1 Yohanes 5:19) Oleh karena itu, semua orang Kristen dapat merasa yakin bahwa cepat atau lambat mereka akan menghadapi problem-problem yang serius. Dengan mencamkan hal itu, rasul Petrus mengatakan, ”Peliharalah kesadaranmu, waspadalah. Musuhmu, si Iblis, berjalan keliling seperti singa yang mengaum, berupaya melahap seseorang. Tetapi ambillah sikap menentang dia, kokoh dalam iman, karena mengetahui bahwa hal yang sama dalam hal penderitaan sedang terlaksana dalam seluruh persekutuan saudara-saudaramu di dunia.” (1 Petrus 5:8, 9) Ya, seluruh persekutuan orang Kristen dapat merasa yakin akan menderita.

5. Bagaimana Yesus menjelaskan bahwa orang-orang Kristen yang setia akan mengalami hal-hal yang menyedihkan dalam hidup ini?

5 Sekalipun kita sangat mengasihi Yehuwa dan loyal kepada prinsip-prinsip-Nya, kita akan mengalami hal-hal yang menyedihkan dalam hidup. Yesus membuat jelas hal ini dalam perumpamaannya yang dicatat di Matius 7:24-27, ketika ia melukiskan suatu kontras antara orang-orang yang menaati firmannya dan yang tidak. Ia membandingkan murid-murid yang taat dengan seorang pria yang bijaksana yang membangun sebuah rumah di atas batu karang yang kukuh. Orang-orang yang tidak menaati kata-katanya disamakan seperti seorang pria bodoh yang membangun rumahnya di atas pasir. Setelah badai yang keras, hanya rumah yang dibangun di atas batu karang yang bertahan. Perhatikan bahwa dalam kasus dari rumah pria yang bijaksana, ”hujan turun dengan lebat dan banjir datang dan angin bertiup dan menghantam rumah itu, tetapi tidak runtuh”. Yesus tidak menjanjikan bahwa pria yang bijaksana akan selalu menikmati kedamaian dan ketenangan. Sebaliknya, kebijaksanaan pria ini akan mempersiapkannya untuk bertahan terhadap badai. Gagasan yang serupa disampaikan dalam perumpamaan tentang penabur. Di sana Yesus menjelaskan bahwa bahkan para penyembah yang taat ”dengan hati yang bagus dan baik” akan ”menghasilkan buah dengan ketekunan”.​—Lukas 8:4-15.

6. Dalam ilustrasi Paulus tentang bahan-bahan yang tahan api, siapa yang menjalani ujian yang disamakan dengan api?

6 Sewaktu menulis kepada orang-orang Korintus, rasul Paulus menggunakan gaya bahasa metafora untuk mengilustrasikan perlunya sifat-sifat yang bertahan lama yang dapat membantu kita menghadapi cobaan. Bahan-bahan yang tahan api seperti emas, perak, dan batu-batu berharga dapat disamakan dengan sifat-sifat yang saleh. (Bandingkan Amsal 3:13-15; 1 Petrus 1:6, 7.) Di lain pihak, sifat-sifat daging disamakan seperti bahan-bahan yang mudah terbakar. Kemudian Paulus mengatakan, ”Pekerjaan masing-masing orang akan menjadi nyata, sebab hari itu akan memperlihatkannya, karena ini akan disingkapkan dengan perantaraan api; dan api itu sendiri akan membuktikan macam apa pekerjaan masing-masing orang. Jika pekerjaan seseorang yang ia bangun di atasnya tetap ada, ia akan menerima upah.” (1 Korintus 3:10-14) Di sini sekali lagi, Alkitab menjelaskan bahwa kita semua mau tidak mau menghadapi satu atau lain bentuk ujian yang disamakan dengan api.

7. Menurut Roma 15:4, bagaimana Tulisan-Tulisan Kudus membantu kita bertekun menanggung cobaan?

7 Terdapat banyak kisah di dalam Alkitab tentang hamba-hamba Allah yang loyal yang harus bertekun menanggung malapetaka, kadang-kadang untuk jangka waktu yang panjang. Namun, Yehuwa tidak meninggalkan mereka. Rasul Paulus kemungkinan memaksudkan contoh-contoh itu sewaktu ia mengatakan, ”Segala perkara yang ditulis dahulu kala ditulis untuk instruksi kita, agar melalui ketekunan kita dan melalui penghiburan dari Tulisan-Tulisan Kudus kita dapat mempunyai harapan.” (Roma 15:4) Pertimbangkan contoh-contoh dari tiga pria yang, meskipun menikmati hubungan yang erat dengan Allah, menderita banyak malapetaka.

Apa yang Kita Pelajari dari Kisah-Kisah Alkitab

8. Apa yang Yehuwa izinkan dalam kasus Yusuf, dan untuk berapa lama?

8 Yusuf putra Yakub diperkenan oleh Yehuwa semenjak usia muda. Namun, meskipun ia tidak bersalah, ia menderita serangkaian malapetaka. Ia diculik dan diperlakukan dengan kejam oleh saudara-saudaranya sendiri. Ia dijual sebagai budak di sebuah negeri asing dan di sana ia difitnah dan dimasukkan dalam ”liang tutupan”. (Kejadian 40:15) Di sana, ”mereka mengimpit kakinya dengan belenggu, lehernya masuk ke dalam besi”. (Mazmur 105:17, 18) Selama perbudakan dan pemenjaraannya, tidak diragukan Yusuf berulang-kali memohon kepada Yehuwa agar dilepaskan. Namun, selama kira-kira 13 tahun, meskipun dikuatkan oleh Yehuwa dengan berbagai cara, ia bangun setiap pagi masih sebagai seorang budak atau narapidana.​—Kejadian 37:2; 41:46.

9. Apa yang harus dialami Daud selama beberapa tahun?

9 Sebuah kasus yang serupa adalah Daud. Sewaktu Yehuwa memilih seorang pria yang memenuhi syarat untuk memerintah Israel, ia mengatakan, ”Aku telah mendapatkan Daud putra Isai, seorang pria yang berkenan di hatiku.” (Kisah 13:22) Meskipun mendapat kedudukan yang diperkenan di mata Yehuwa, Daud cukup banyak menderita. Di bawah ancaman maut, ia bersembunyi selama beberapa tahun di padang belantara, di gua-gua, dalam celah-celah, dan di tanah asing. Diburu seperti binatang liar, ia merasa kecil hati dan takut. Meskipun demikian, ia bertekun dalam kekuatan Yehuwa. Daud dapat dengan benar mengatakan menurut pengalamannya sendiri, ”Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu.”​—Mazmur 34:20.

10. Malapetaka yang luar biasa apa menimpa Nabot dan keluarganya?

10 Pada zaman nabi Elia, hanya terdapat 7.000 orang di Israel yang tidak sujud kepada allah palsu, Baal. (1 Raja 19:18; Roma 11:4) Nabot, yang tampaknya merupakan salah seorang dari mereka, menjadi korban ketidakadilan yang mengerikan. Ia menanggung penghinaan sewaktu dituduh menghujah. Setelah dinyatakan bersalah, ia dipidana dan divonis oleh dekret kerajaan untuk mati dengan dilempari batu, dan darahnya dijilati anjing. Bahkan putra-putranya dibunuh! Padahal, ia tidak bersalah atas tuduhan tersebut. Saksi-saksi yang melawannya adalah pendusta. Seluruh kejadian ini adalah suatu rencana jahat dari Ratu Izebel agar raja dapat merampas kebun anggur Nabot.​—1 Raja 21:1-19; 2 Raja 9:26.

11. Apa yang rasul Paulus katakan kepada kita tentang pria dan wanita yang setia dalam sejarah Alkitab?

11 Yusuf, Daud, dan Nabot hanyalah tiga dari antara banyak pria dan wanita setia yang disebutkan di dalam Alkitab yang menderita malapetaka. Rasul Paulus menulis suatu tinjauan sejarah dari hamba-hamba Yehuwa selama berabad-abad. Di sana, ia berbicara tentang orang-orang yang ”menerima cobaan mereka melalui cemoohan dan penyesahan, sesungguhnya, lebih daripada itu, melalui belenggu dan penjara. Mereka dirajam, mereka dicobai, mereka dipotong-potong dengan gergaji, mereka mati dibantai dengan pedang, mereka mengembara dengan kulit domba, dengan kulit kambing, sementara mereka dalam keadaan kekurangan, dalam kesengsaraan, di bawah perlakuan kejam; dan dunia tidak layak akan mereka. Mereka mengembara di gurun-gurun dan gunung-gunung dan gua-gua dan liang-liang di bumi.” (Ibrani 11:36-38) Namun Yehuwa tidak meninggalkan mereka.

Yehuwa Memperhatikan Orang-Orang yang Menderita

12. Apa saja kesukaran-kesukaran yang dialami oleh Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini?

12 Bagaimana dengan umat Yehuwa dewasa ini? Secara organisasi, kita dapat mengandalkan perlindungan ilahi dan jalan yang aman melewati hari-hari terakhir dan kesengsaraan besar. (Yesaya 54:17; Penyingkapan 7:9-17) Akan tetapi, secara individu, kita menyadari bahwa ”waktu dan kejadian yang tidak terduga” menimpa semua manusia. (Pengkhotbah 9:11, NW) Dewasa ini, terdapat banyak orang Kristen yang setia menderita malapetaka. Beberapa menanggung kemiskinan yang ekstrem. Alkitab berbicara tentang ”para yatim piatu dan janda” Kristen yang menanggung kesengsaraan. (Yakobus 1:27) Orang-orang lain menderita sebagai akibat dari bencana alam, peperangan, kejahatan, penyalahgunaan kekuasaan, penyakit, dan kematian.

13. Pengalaman-pengalaman sulit apa yang telah dilaporkan baru-baru ini ?

13 Misalnya, dalam laporan tahunan untuk tahun 1996 kepada Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa, kantor-kantor cabang Menara Pengawal menceritakan bahwa beberapa dari saudara dan saudari kita menderita pemenjaraan dalam keadaan yang sangat buruk karena mereka berpaut pada prinsip-prinsip Alkitab. Tiga sidang di sebuah negeri di Amerika Selatan dibubarkan sewaktu kelompok-kelompok gerilyawan memaksa ratusan Saksi untuk mengosongkan daerah tersebut. Di sebuah negeri di Afrika Barat, beberapa Saksi yang terjebak dalam sebuah pertikaian perang sipil terbunuh. Di sebuah negeri di Amerika Tengah, keadaan keuangan yang memang sudah kritis dari beberapa saudara menjadi lebih buruk karena serangan gencar sebuah angin puyuh. Di negeri-negeri lain, tempat kemiskinan dan kekurangan makanan mungkin tidak menjadi problem yang serius, pengaruh-pengaruh negatif mungkin mengurangi sukacita beberapa orang. Yang lain-lain dibebani oleh tekanan dari kehidupan zaman modern. Karena sikap apatis masyarakat, yang lain-lain lagi mungkin merasa kecil hati sewaktu mereka memberitakan kabar baik Kerajaan.

14. (a) Apa yang kita pelajari dari teladan Ayub? (b) Sebaliknya daripada berpikir negatif, apa yang hendaknya kita lakukan sewaktu kita mengalami penderitaan?

14 Situasi-situasi ini tidak boleh ditafsirkan sebagai bukti dari ketidaksenangan Allah. Ingatlah kasus Ayub dan banyak kesengsaraan yang ia derita. Ia ”demikian saleh dan jujur”. (Ayub 1:8) Pasti Ayub sangat kehilangan semangat sewaktu Elifas menuduhnya berbuat salah! (Ayub, pasal 4, 5, 22) Kita tidak ingin cepat-cepat menyimpulkan bahwa kita mengalami malapetaka karena kita telah mengecewakan Yehuwa dalam beberapa hal atau karena Yehuwa telah menarik berkat-berkat-Nya. Cara berpikir negatif dalam menghadapi kesengsaraan dapat melemahkan iman kita. (1 Tesalonika 3:1-3, 5) Sewaktu mengalami penderitaan, yang terbaik adalah untuk merenungkan fakta bahwa Yehuwa dan Yesus dekat dengan orang-orang yang adil-benar tidak soal apa pun yang terjadi.

15. Bagaimana kita tahu bahwa Yehuwa sangat prihatin akan malapetaka yang diderita oleh umat-Nya?

15 Rasul Paulus menganjurkan kita sewaktu ia mengatakan, ”Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Apakah kesengsaraan atau penderitaan atau penganiayaan atau kelaparan atau keadaan telanjang atau bahaya atau pedang? . . . Aku yakin bahwa baik kematian atau kehidupan atau malaikat-malaikat atau pemerintah-pemerintah atau perkara-perkara yang ada sekarang atau perkara-perkara yang akan datang atau kuasa-kuasa atau ketinggian atau kedalaman atau ciptaan lain apa pun tidak ada yang akan sanggup memisahkan kita dari kasih Allah yang ada dalam Kristus Yesus Tuan kita.” (Roma 8:35, 38, 39) Yehuwa sangat prihatin kepada kita dan tanggap akan penderitaan kita. Sewaktu masih berstatus buronan, Daud menulis, ”Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati.” (Mazmur 34:16, 19; Matius 18:6, 14) Bapak surgawi kita memperhatikan kita dan merasa kasihan terhadap orang-orang yang menderita. (1 Petrus 5:6, 7) Ia menyediakan apa yang kita butuhkan untuk bertekun, apa pun penderitaan yang mungkin kita alami.

Pemberian-Pemberian Yehuwa Menguatkan Kita

16. Persediaan apa dari Yehuwa membantu kita untuk bertekun, dan bagaimana?

16 Meskipun kita tidak dapat mengharapkan kehidupan yang bebas dari kesengsaraan dalam sistem perkara tua ini, kita ”tidak ditinggalkan begitu saja”. (2 Korintus 4:8, 9) Yesus berjanji untuk menyediakan penolong bagi para pengikutnya. Ia mengatakan, ”Aku akan memohon kepada Bapak dan ia akan memberimu penolong yang lain untuk berada bersamamu selama-lamanya, roh kebenaran.” (Yohanes 14:16, 17) Pada hari Pentakosta tahun 33 M, rasul Petrus memberi tahu para pendengarnya bahwa mereka dapat menerima ”karunia cuma-cuma berupa roh kudus”. (Kisah 2:38) Apakah roh kudus membantu kita dewasa ini? Ya! Tenaga aktif Yehuwa memberikan kepada kita buah-buah yang menakjubkan: ”Kasih, sukacita, kedamaian, panjang sabar, kebaikan hati, kebaikan, iman, kelemahlembutan, pengendalian diri.” (Galatia 5:22, 23) Semua ini adalah sifat-sifat berharga yang dapat membantu kita untuk bertekun.

17. Apa saja kebenaran-kebenaran Alkitab yang menguatkan iman dan tekad kita untuk menanti Yehuwa dengan sabar?

17 Roh kudus juga membantu kita untuk mengerti bahwa kesengsaraan sekarang ini bersifat ”sementara dan ringan” bila dibandingkan dengan upah kehidupan abadi. (2 Korintus 4:16-18) Kita diyakinkan bahwa Allah tidak akan melupakan perbuatan-perbuatan kita dan kasih yang kita perlihatkan kepada-Nya. (Ibrani 6:9-12) Membaca kata-kata Alkitab yang terilham, kita dihibur oleh teladan-teladan dari hamba-hamba yang setia pada zaman dahulu yang bertekun menahan banyak malapetaka namun dinyatakan berbahagia. Yakobus menulis, ”Saudara-saudara, jadikanlah para nabi, yang berbicara dalam nama Yehuwa, sebagai pola dalam menderita kejahatan dan menerapkan kesabaran. Lihat! Kami nyatakan bahagia mereka yang telah bertekun.” (Yakobus 5:10, 11) Alkitab menjanjikan ”kuasa yang melampaui apa yang normal” untuk membantu kita bertekun menahan cobaan. Yehuwa juga memberkati kita dengan harapan kebangkitan. (2 Korintus 1:8-10; 4:7) Dengan membaca Alkitab setiap hari dan merenungkan janji-janji ini, kita akan menguatkan iman kita dan tekad kita untuk menanti Allah dengan sabar.​—Mazmur 42:6.

18. (a) Di 2 Korintus 1:3, 4, kita dianjurkan untuk melakukan apa? (b) Bagaimana para pengawas Kristen terbukti sebagai sumber penghiburan dan penyegaran?

18 Selain itu, Yehuwa telah memberikan kepada kita firdaus rohani yang di dalamnya kita dapat menikmati kasih yang sejati dari saudara dan saudari Kristen kita. Kita semua mempunyai peranan dalam menghibur satu sama lain. (2 Korintus 1:3, 4) Para pengawas Kristen khususnya dapat menjadi sumber penghiburan dan penyegaran yang utama. (Yesaya 32:2) Sebagai ”pemberian berupa pria-pria”, mereka ditugaskan untuk membina orang-orang yang menderita, untuk ’berbicara dengan cara yang menghibur kepada jiwa-jiwa yang masygul’, dan untuk ’mendukung yang lemah’. (Efesus 4:8, 11, 12; 1 Tesalonika 5:14) Para penatua dianjurkan untuk memanfaatkan majalah Menara Pengawal dan Sedarlah!, serta publikasi-publikasi lain yang disediakan oleh ”budak yang setia dan bijaksana”. (Matius 24:45-47) Semua ini memuat nasihat yang limpah berdasarkan Alkitab yang dapat membantu kita untuk menyelesaikan​—dan bahkan mencegah​—beberapa problem yang dapat menyebabkan kekhawatiran bagi kita. Semoga kita meniru Yehuwa dengan menghibur dan menganjurkan satu sama lain selama masa-masa sulit!

19. (a) Apa yang membantu kita untuk menghindari beberapa kesengsaraan? (b) Akhirnya, kepada siapa kita harus percaya, dan apa yang akan memungkinkan kita untuk menghadapi cobaan?

19 Seraya kita berjalan semakin jauh dalam hari-hari terakhir dan keadaan-keadaan dalam sistem perkara sekarang menjadi lebih buruk, orang-orang Kristen melakukan sebisa-bisanya untuk menghindari malapetaka. (Amsal 22:3) Kemampuan yang baik untuk menilai, pikiran yang sehat, dan pengetahuan akan prinsip-prinsip Alkitab dapat membantu kita untuk membuat keputusan yang bijaksana. (Amsal 3:21, 22) Kita mendengarkan Firman Yehuwa dan menaatinya agar kita jangan sampai melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak semestinya. (Mazmur 38:5) Meskipun demikian, kita menyadari bahwa sebesar apa pun upaya di pihak kita tidak akan dapat sepenuhnya melenyapkan penderitaan dalam kehidupan kita. Dalam sistem perkara ini, banyak orang yang adil-benar menghadapi kesengsaraan yang parah. Akan tetapi, kita dapat menghadapi cobaan kita dengan keyakinan penuh bahwa ’Yehuwa tidak akan meninggalkan umat-Nya’. (Mazmur 94:14) Dan kita mengetahui bahwa sistem perkara ini serta penderitaannya akan segera lenyap. Oleh karena itu, semoga kita bertekad untuk ”tidak menyerah dalam melakukan apa yang baik, sebab pada musim yang telah ditentukan kita akan menuai jika kita tidak menjadi lelah”.​—Galatia 6:9.

Apa yang Kita Pelajari?

◻ Cobaan-cobaan apa dialami oleh segenap persekutuan orang Kristen?

◻ Contoh-contoh apa dalam Alkitab yang membantu kita untuk memahami bahwa malapetaka bukan bukti dari ketidaksenangan Yehuwa?

◻ Bagaimana perasaan Yehuwa tentang kesengsaraan yang diderita oleh umat-Nya?

◻ Apa saja pemberian-pemberian dari Yehuwa yang membantu kita bertekun menahan cobaan?

[Gambar di hlm. 10]

Daud, Nabot, dan Yusuf adalah tiga orang yang menderita malapetaka

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan